A. Pengertian Kritik Seni Rupa Kritik seni rupa adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan suatu karya seni rupa dengan memberi alasan berdasarkan analisa dan pengkajian. Kelebihan dan kekurangan itu digunakan dalam bermacam hal terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas dari sebuah karya. Tanggapan yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi presepsi apresiator terhadap kualitas sebuah karya seni sehingga mempengaruhi penilaian harga karya seni tersebut. B. Fungsi Kritik Seni 1. Menjebatani presepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa antara seniman karya dan penikmat seni. 2. Sebagai dua mata panah yang saling dibutuhkan baik oleh seniman maupun penikmat. C. Jenis Kritik Seni 1. Kritik Populer Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat pada umumnya. Tanggapan yang disampaikan bersifat pengenalan karya secara umum. Penulisan kritik popular biasanya menggunkan bahasa dan istilah sederhana yang mudah dipahami oleh masayarakat luas. 2. Kritik Jurnalis Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang tanggapannya atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik jurnalis sangat cepat mempengaruhi presepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya. 3. Kritik Keilmuan Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dan memerlukan wawasan pengetahuan kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menanggapi sebuah karya seni. Kritik ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni rupa dan seni pada umumnya. Kritik yang disampaikan mengikuti kaidah atau metodelogi kritis secara akademis. Hasil tanggapannya sering kali dijadikan referensi bagi para penulis karya ilmiah lain atau kolektor, kurator galeri dan institusi seni yang lainnya. 4. Kritik Kependidikan Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika pelajar seni. Kritik ini umumnya digunakan dilembaga-lembaga pendidikan sekolah terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni rupa yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis kependidikan biasanya digunakan oleh pengajar bidang ilmu seni dalam mata pelajaran seni budaya. D. Bentuk Kritik Seni 1. Kritik Formalistik Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik ditujukan utamanya terhadap karya seni rupa sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya, aspek bentuk atau unsur- unsur pembentukannya. Misalnya pada sebuah karya lukisan maka sasaran kritik lebih tertuju kepada penyusunan kompsisi unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur dan sebagainya. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang idgunakan dalam berkarya seni tersebut. 2. Kritik Ekspresivistik Pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus kemungkinan akan menilai dan mananggapi kualitas, gagasan dan perasaan atau ekspresi yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ekspresivistik umumnya menanggapi kesesuaian antara keterkaitan judul, tema, isi dan visualisasi objek yang ditampilkan dalam sebuah karya. 3. Kritik Instrumentalistik Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuannya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik dan psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya, baik saat ini maupun masa lalu. E. Tahapan Kritik Seni 1. Tahap Deskripsi Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan berbagai unsur terkecil dalam seni rupa, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya tanpa berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Dalam tahap ini meliputi media, ukuran, warna, tekstur, lokasi dan tanggal pembuatan karya seni tersebut. 2. Tahap Analisis Formal Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni unuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip- prinsip seni rupa. 3. Tahap Interpretasi Interpretasi adalah penafsiran makna atau isi sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simpul yang dihadirkan dan tanda-tanda lain yang dimunculkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikusnya. Semakin luas wawasan kritikus biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. 4. Tahap Evaluasi atau Penilaian Evalusi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni dan biasanya akan dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Menilai sebuah karya berarti memberi penilaian dalam kaitannya dengan karya lain dan tentu saja mempertimbangkan aspek yang sangat penting dari seni visualnya itu orisinalitasnya. 5. Tahap Berpikir kritis Landasan keilmuan dan pengetahuan yang relevan akan membantu kritikus dalam mengupas persoalan karya seni rupa. Misalnya sejarah seni rupa, ilmu sejarah akan memberikan jalan wawaasan tentang waktu dan ruang kekaryaan seni rupa. Dengan mempelajari perkembangan seni rupa disetiap pelosok dunia maka luas bahan sebagai dasar pemikiran dan acuan arah perbandingan menjadi seorang kritikus. Wawasan yang harus dipunyai oleh seorang kritikus misalnya ilmu seni, filsafat seni, unsur seni, antropologi seni, sosiologi seni, tinjauan seni modern dan kontemporer serta yang lainnya. Segala keilmuan itu akan memberikan pijakan dan memperkokoh konstruksi kritik yang objektif. Seorang kritikus seni rupa tidak selalu harus seorang perupa, namun dia harus menguasai ilmu kesenirupaan yang bagus.