BUDAYA NUSANTARA
BAB 9
EVALUASI KARYA SENI BUDAYA
Tulisan hasil pengamatan pertunjukan tari diantaranya berisi data-data yang terdiri atas :
Judul / nama tarian
Penciptanya / koreografernya
Sinopsis
Jumlah penarinya
Rias dan kostum yang digunakan
Iringan yang digunakan ( internal/ eksternal )
Bentuk dan setting panggung
Tata pencahayaan
Lamanya pementasan
Properti yang digunakan
Keunikan-keunikan yang dijumpai selama pertunjukan
Kritik dapat diartikan dengan ulasan, tulisan, tanggapan, penilaian, penghargaan, terhadap objek yang
dikritik, yakni; karya seni, karya Teater. Karya Teater sebagai Objek, sumber, bahan kritik, dapat
dilakukan melalui kegiatan apresiasi langsung dan tidak langsung. Apresiasi langsung, artinya
menonton, menyaksikan pergelaran Teater di gedung pertunjukan. Adapun, apresiasi karya teater
bersifat tidak langsung, dapat dilakukan dengan cara menonton, menyaksikan melalui pemutaran,
siaran ulang karya Teater dalam bentuk rekaman video dan jejaring sosial media (internet).
Kritik dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menanggapi sesuatu, yakni menilai,
menghargai, karya Teater. Kritik terhadap karya Teater merupakan proses dan produk kreatif dari
seseorang melalui kepekaan; seni dan intelektualnya. Kepekaan inilah, menjadi prasyarat untuk
seseorang menjadi Kritikus. Kritikus adalah orang yang melakukan kritik, ulasan dalam bentuk tulisan
dengan objektif, tidak memihak, bijaksana, dan bertanggujawab pada karya kritiknya.
Menurut pendapat H.B. Jassin, “untuk menjadi kritikus harus ada bakat seniman sedikit banyaknya,
sebab jiwa seniman hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga mempunyai bakat seni. Syarat kedua
ialah jiwa besar. Kritikus yang besar ialah kritikus berjiwa besar dan sudah bisa melepaskan diri dari
nafsu dengki, iri hati, benci, dan ria dalam hubungan terhadap seseorang. Syarat ketiga ialah
pengalaman. seorang kritikus harus bicara atas pengalaman, supaya pendapatnya tidak dogmatis,
tetap, tidak boleh diubah lagi, tapi seperti kehidupan penuh dengan serba kemungkinan dan tidak pula
segera menyalahkan , membenarkan tanpa lebih dahulu melihat soal dari segala sudut.”
Seorang kritikus Teater dalam melakukan kritiknya, tugasnya, ia bekerja dengan menggunakan
kepekaannya untuk mengetahui, menemukan, memaparkan, menjelaskan dan memahami karya
Teater dalam bentuk simbol dan makna, nilai yang ditawarkan Sang Kreator terhadap penonton.
Dalam melakukan kritik terhadap karya teater ada beberapa persyaratan sebagai unsur penting dalam
membangun komunikasi kritik. Persyaratan yang di maksud dalam kritik seni, khususnya karya Teater
meliputi: kreator Teater– karya Teater– Pembaca Kritik.
Kreator Teater, seniman, pembuat, pencipta teater disebut dengan Sutradara (art director).
Karya seni, adalah wujud,benda, bentuk karya seni yang mengandung nilai–nilai keindahan
dan nilai pesan, makna diciptakan kreator seni melalui medium diungkapkan dalam bentuk simbol.
Pembaca, apresiator, penikmat seni merupakan peryaratan yang tidak boleh dilupakan dalam
kegiatan kritik. Kritik tanpa melibatkan unsur penonton adalah sia-sia. Karena seni hadir untuk
dinikmati, dihayati dan dihargai oleh masyarakatnya bukan untuk diri sendiri.
2) Jenis kritik teater
Kritik dalam karya Teater tidak dapat lepas dari sifat subjektif seorang penulis kritik, sehingga tidak
mustahil kritik yang terjadi akan berkembang sikap menerima atau menolak. Kritik dalam karya seni
dapat dibedakan:
Kritik konstruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan
tentang karya Teater dengan kecenderung bersifat optimis dan positif tidak menjatuhkan seniman dan
membingungkan pembacanya.
Kritik destruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tajam
tentang karya Teater dengan kecenderung bersifat pesimis dan negative, kadangkala melemahkan
semangat kreator seni.
Saini KM. mengatakan kritik teater dapat dibagi dalam dua jenis ”kritik akademis dan kritik jurnalistik”.
Kritik akademis biasanya dilakukan oleh orang-orang akademisi perguruan tinggi bersifat ilmiah
akademik berupa hasil-hasil penelitian; skripsi, tesis, disertasi, dst.
Kritik jurnalistik yakni kritik mass media dilakukan oleh kritikus seni dan para jurnalis,
sebagaimana kita dapat temukan pada beberapa terbitan surat kabar, majalah, buletin dst.
3) Fungsi kritik teater
Kritik hadir dan diterima di tengah-tengah masyarakat, karena kritik memberikan manfaat dan memiliki
fungsi bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, antara lain; kreator seni, karya seni dan
pembaca. Fungsi kritik dalam karya Teater dapat dikemukakan sebagai berikut.
Fungsi sosial, artinya kritik yang ada dan dilakukan kritikus memberikan dampak pencitraan
terhadap kritikus sendiri, terbina, terpeliharanya budaya menulis dan sekaligus mendorong munculnya
kritikus-kritikus Teater.
Fungsi apresiatif, artinya kritik dalam bentuk ulasan yang berbobot dan komunikatif menjadi
media pembelajaran masyarakat dalam mendorong peningkatan apresiasi Karya seni sebagai objek
apresiasi sekaligus subjek bagi pelakunya.
Fungsi edukasi, artinya mengandung unsur pendidikan dan pembelajaran (dari tidak tahu
menjadi tahu) bagi pembaca, penonton maupun bagi para pelakunya teater dalam memaknai dan
mewarnai kehidupan ini agar hidup lebih optimis dan bergairah serta menempatkan manusia sebagai
subjek di dalam mengejar suatu martabat manusia dengan lingkungannya.
Fungsi prestasi, artinya sebagai ajang aktualisasi diri, eksistensi diri, penghargaaan diri melalui
aktifitas dan kreativitas seni yang dikomunikasikan kepada penontonnya. Dengan kata lain bahwa
fungsi prestasi dalam seni, yakni suatu penghargaan yang diberikan kepada seniman, kreator seni,
pelaku seni, siswa atas kemampuannya berkreasi seni sebagai aktualisasi diri, pribadi siswa termasuk
di dalamnya prestasi lembaga dan sekolah.
4) Cara menuliskan kritik teater
Menulis kritik merupakan bagian dari proses kreatif dalam membuat tulisan, ulasan terkait objek yang
dikritisi. Menulis kritik, kritik Teater merupakan hal terkait dengan kegiatan apresiasi. Apresiasi, dapat
dipahami sebagai proses menikmati, menghargai, menilai suatu tontonan karya seni. Apresiasi lebih
dalam dapat diartikan dengan melakukan kritik terhadap karya seni, karya Teater yang disajikan. Kritik
terhadap karya teater dapat dilakukan melalui pendekatan pengamatan, evaluasi kritis terhadap
beberapa aspek dan fungsi pertunjukan yang dihadirkan di atas pentas.dan unsur utama dalam seni
pertunjukan dilengkapi dengan analisis sumber bacaan naskah dan referensi yang akan dijadikan
sumber rujukan dalam menulis kritik.
Kegiatan menilai, mengkritik, mengulas, membahas, sangat erat kaitannya dengan kemampuan
seseorang dalam menelaah, menafsir, mengurai, menjelaskan dan menyimpulkan kelebihan dan
kelemahan yang nampak dari unsur penting di dalam karyanya. Menilai karya seni, seni Teater secara
ideal, harus memiliki pengetahun, pemahaman dan kepekaan seni yang tinggi. Hasil penilaian yang
dilakukan harus objektif, tidak memihak, tidak arogansi (gegabah), tidak menyinggung orang lain.
Tetapi penilaian sebagai bagian dari kritik, harus dibangun rasa tanggungjawab untuk memekarkan
seni, mendorong peningkatan kualitas seni dan mampu memperkaya pemahaman seni bagi kreator
seni dan pembaca seni