Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL ATAU BUATAN

Pengertian ragam hias pada tekstil Ragam hias pada bahan tekstil adalah bentuk dasar hiasan
yang biasanya akan menjadi pola yg diulang² dalam suatu karya kerajinan pada bahan kain
tekstil. Ragam hias juga biasa disebut ornamen berasal dari bahasa Yunani "ornane" yg
artinya hiasan atau menghias, sehingga permukaan yg semula kosong menjadi tidk kosong
lagi karena terisi oleh hiasan.

Cara penerapan ragam hias pada bahan tekstil Teknik penambahan ragam hias pada media
tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam, dan
melukis.

JENIS DAN SIFAT BAHAN TEKSTIL

1. Jenis-jenis serat

Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasaldari
alam(tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan(sintetis) dan galian (asbes,logam)

a.Serat alam

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan,rayon, nenas, pisang. Serat alam
yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat
tersebut adalah bahan wol.sedangkanserat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra.

b.Serat buatan

(termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron,
polyester, nylon.

c.Serat galian

Serat galian adalah yang berasal dari dalam tanah.contoh asbes danlogam, benang
logam.bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyaktanah, untuk mengisi
aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahantekstil seperti: stoking, nylon, tula
dan bahan rajutan.

Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacammacam jenisbenang, seperti,
benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu adapula benang logam yang
dilapisi dengan plastik.

Apabila benang logam tersebut akan di tenun, sebaiknya di gabung dengan benangdari bahan
lain. Hal ini disebabkan benang logam tersebut memiliki sifat kaku dansukar dipelihara.
Benang logam ini banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti:borkat, lame,tenunan songket
yang ditemukan diseluruh daerah Indonesia antara lain: songketpandai sikek, songket
silungkang, songket kubang, songket palembang, songketKalimantan, songket jambi dll.

2. Sifat bahan tekstil

Untuk dapat melakukan pemeliharan bahan tekstil (bahan busana) dengan tepatdan benar,
terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut:

a.Katun

Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudahkusut, kenyal,
dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%,dapat disetrika dalam
temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebutmengandung lilin, oleh sebab itu tidak
perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahanchloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap,
tidak menghisap debu dankotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan
saja. Sedangkansintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya

b.wol

Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila woldipanaskan ia
akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat,panas, karena serabut wol
keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, biladipakai dapat mengantarkan panas, wol
tidak tahan akan nyengat.

c.Sutera

Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalamkeadaan basah
sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat,banyak menghisap air dan
bila dipergunakan memberi rasa sejuk

d.Dacron, polyester dan nylon

Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perludi setrika,
kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.

e.Brokat, lame dan songket

Bahan tekstil / busana yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna,
tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatursetrika yang tinggi
Pengetahuan dasar mengenai serat adalah salah satu cara memfasilitasi diri sendiri
agar menemukan tipe bahan yang cocok untuk barang tertentu. Juga, mengidentifikasi
kualitas yang tepat dalam pengaplikasiannya. Secara umum, serat tesktil dibagi menjadi dua
ketagori, yaitu serat alami yang berasal dari alam dan serat buatan yang asalnya dibuat oleh
tangan manusia. Kedua kategori tersebut dibagi lagi berdasarkan spesifikasi asal dan
kegunaannya menggunakan nama-nama tertentu.

Berbagai Jenis, Bahan, dan Fungsi dari Tekstil

a. Serat alami

1. Kapas

Kapas adalah serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian yang asalnya dari biji
tanaman kapas. Serat tunggalnya berstruktur datar, memiliki rongga, berbengkok dan mirip
seperti pita. Bahan kapas berkarakteristik kuat, lembut, daya serapnya baik, namun mudah
berkerut dan mudah rusak oleh serangga dan jamur.

Dalam pengaplikasiannya, kapas digunakan skala luas untuk produk tekstil, bahan handuk,
baju mandi, pakaian rajut, dan sprei. Biasanya, bahan ini dicampurkan dengan serat lain
seperti rayon, polyester dan spandeks.

2. Linen

Berasal dari tanaman rami, linen menjadi serat paling mahal dan dalam industri padat karya
hanya diproduksi dalam skala kecil. Terdiri dari selulosa, pektin, abu dan jaringan kayu
menjadikan bahan ini memberikan rasa sejuk dan segar ketika cuaca panas.

Linen merupakan serat yang kuat namun elastisitasnya buruk sehingga mudah kusut. Ketika
dicuci, seratnya menjadi halus. Selain itu bahan ini memiliki daya serap baik, memberikan
rasa sejuk ketika digunakan, kebal serangan ngengat, namun mudah rusak oleh jamur dan
keringat.

Bahan ini diaplikasikan untuk pakaian seperti rok, kemeja, dan setelan atau bisa juga perabot
seperti taplak meja, sprei, bahan koper dan kanvas. Dalam penggunaannya, linen biasanya
dicampur dengan serat kapas.

3. Wol

Serat wol berasal dari kulit domba yang sifatnya kasar dan berkerut. Jenis domba
mempengaruhi variasi seratnya. Biasanya, serat wol yang lembut dan hangat cenderung
memiliki sisik yang banyak di permukaannya. Tampilannya lebih kusam jika dibandingkan
kadar serat wol yang lebih sedikit.

Bahan wol bersifat higroskopis atau mudah menyerap kelembaban, tampilannya berkerut, dan
tahan terhadap listrik statis. Sehingga dalam penggunaannya, wol banyak diaplikasikan untuk
bahan jaket, sweater, topi, dan karpet.

4. Sutera

Bahan sutera terdiri dari benang halus yang berasal dari ulat ngengat atau ulat sutera yang
komposisinya berupa protein. Sutera berstruktur prisma yang dapat membiaskan cahaya dari
berbagai sudut sehingga terlihat mengkilap. Bahan ini bersifat tidak licin, lembut, ringan,
kuat, elastisitas sedang, mudah rusak karena paparan sinar matahari atau serangga.

Sutera banyak digunakan pada kemeja, dasi, blus, gaun formal, piyama, pakaian dalam
hingga pakaian untuk kalangan high-mode. Sedangkan untuk perabotan, bahan ini digunakan
untuk hiasan dinding.

b. Serat buatan

1. Rayon

Rayon terbuat dari polimer alami terbuat dari serat selulosa, sehingga bukan diketagorikan
serat sintetis maupun serat alami. Karakteristiknya lembut, halus, daya serap tinggi dan
berkilau. Dalam aplikasinya, bahan ini digunakan untuk pakaian seperti blus, gaun, jaket,
pelapis jas. Juga untuk perabotan seperti sprei, handuk, selimut dan jendela.

2. Nilon

Zat pembentuk serat nilon adalah poliamida sintetis rantai panjang yang terdiri dari unsur-
unsur seperti karbon, oksigen, nitrogen dan hidrogen. Kemudian, gabungan tersebut dibentuk
menjadi serat. Serat ini memiliki karakteristik yang tangguh, elastisitas tinggi, termoplastik,
memiliki sifat kilau hingga kusam, tahan terhadap jamur dan serangga.

Nilon digunakan untuk pakaian seperti stoking, celana dalam dan legging. Sementara aplikasi
perabot dipakai untuk parasut, tali, kantung udara, dan selang.

3. Polyester
Polyester terbentuk dari polimer sintetik rantai panjang terdiri dari unsur dasar karbon,
oksigen dan hirogen yang dipolimerisasikan. Sifatnya yang termoplastik, kuat dan tidak
menyerap, maka bahan ini digunakan untuk kemeja, jaket dan topi. Selain itu, polyester
dipakai untuk perabot rumah tangga seperti furnitur berlapis, seprai, selimut, dan sabuk
pengaman.

4. Spandeks

Spandeks terbuat dari poliuretan tersegmentasi yang unsur dasarnya terdiri dari nitrogen,
hidrogen, karbon dan oksigen yang kemudian membentuk rantai panjang. Sifatnya sangat
elastis, nyaman dan retensi yang tinggi sehingga tahan lama. Bahan spandeks banyak
digunakan untuk kaus kaki, pakaian renang, pakaian aerobik, legging, dan lainnya.

5. Akrilik

Terbentuk dari akrilonitril, akrilik memiliki rantai panjang dari proses campuran unsur karbn,
hidrogen dan nitrogen yang rumit. Karakteristiknya mirip dengan kain wol yang lembut
sehingga sering disebut imitasi wol. Bentuknya retentif dan daya elastistasnya tinggi. Akrilik
banyak digunakan sebagai pelapis sofa dan kursi karena tahan sobek dan tahan lama.

Jenis-jenis bahan pewarna tekstil yaitu terdiri atas pewarna alami dan pewarna buatan.
Pewarna alami diantaranya adalah jambu biji, teh, secang, bawang merah, dan lainnya.
Pewarna buatan diantaranya adalah zat pewarna direk, zat warna asam, zat warna basa, zat
warna napthol, dan lainnya. Berikut penjelasan lebih lengkapnya..

Pembahasan

Pewarna tekstil merupakan unsur yang digunakan dalam visualisasi produk tekstil. Baik
berupa benang, kain, pakaian, serta kerajinan tekstil lainnya.

Jenis-Jenis Pewarna Bahan Tekstil

1. Zat Pewarna Alat (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam
padaumumnya dari hasil 130% tumbuhan atau hewan.2.

2. Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan reaksi
kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang merupakanhasil
senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan antrasena.

Zat pewarna alami


A.Zat pewarna alami atau natural dye merupakan zat warna yang diperoleh dari ekstrak
tumbuhan. Berikut contohnya,

1.Jambu biji, merupakan pewarna alami warna hijau. Digunakan untuk mewarnai kain.
Bagian yang digunakan adalah daun jambu biji.

2.Tarum, merupakan pewarna alami warna biru. Digunakan untuk mewarnai kain. Bagian
yang digunakan yaitu daun.

3.Kunyit, merupakan pewarna alami warna kuning. Bagian yang digunakan adalah rimpang
atau umbi akar kunyit.

4.Teh, merupakan pewarna alami warna coklat. Bagian yang digunakan adalah daun yang
telah tua.

5.Secang, merupakan pewarna alami warna merah. Bagian yang digunakan adalah batang.

6.Bawang merah, merupakan pewarna alami warna jingga kecoklatan. Bagian yang
digunakan adalah bagian kulit.

7.Kelapa, merupakan pewarna alami warna krem kecoklatan. bagian yang digunakan yaitu
sabut kelapa.

8.Manggis, merupakan pewarna alami warna merah keunguan, merah, ungu. Bagian yang
digunakan adalah kulit buah.

9.Jalawe, merupakan pewarna alami warna hijau kecoklatan. Bagian yang digunakan adalah
kulit buah.

10.Indigofera, merupakan pewarna alami yang menghasilkan warna biru. Bagian yang
digunakan yaitu daun atau ranting.

Zat pewarna sintetis

1. Zat warna sintetis merupakan zat warna yang dibuat dari beberapa reaksi kimia
tertentu. Zat warna sintesis banyak dijumpai dan memiliki variasi warna yang lebih
banyak. Zat warna sintetik dibuat berdasarkan turunan hidrokarbon aromatik seperti
benzena, toluena, naftalena dan antrasena yang diperoleh dari batubara. Berikut jenis
pewarna sintetis,
2. Zat warna direk, merupakan jenis zat warna yang dapat mencelup serat selulosa
secara langsung tanpa memerlukan senyawa mordan.
3. Zat warna asam, merupakan jenis zat warna yang pemakaiannya memerlukan bantuan
asam mineral atau asam organik untuk membantu penyerapan warna.
4. Zat warna basa, merupakan jenis zat warna yang larut dalam air. Zat warna ini
menghasilkan warna yang cerah.
5. Zat warna belerang, merupakan zat warna untuk mewarnai kain katun agar menjadi
gelap. Zat warna ini tidak larut dalam air.
6. Zat warna pigmen, merupakan pewarna yang tidak larut dalam segala jenis pelarut.
Biasanya digunakan untuk pewarna cetak saring.
7. Zat warna dispersi, merupakan zat warna yang memiliki sifat kelarutan kecil dalam
air, dan merupakan kelarutan dispersi. Pewarna ini digunakan untuk mewarnai serat
sintetik.
8. Zat warna bejana, merupakan zat warna yang tak larut dalam air dan tidak dapat
mewarnai selulosa secara langsung, harus direduksi terlebih dahulu.
9. Zat waarna bejana larut, merupakan zat warna yang memiliki ketahanan luntur yang
baik (anti luntur). Agar wana ini dapat memberikan warna yang tepat, penggunaannya
harus   di berikan dengan natrium nitrit dan asam sulfat atau asam klorida.
10. Zat warna reaktif, merupakan zat warna yang larut air dan bereaksi dengan serat
selulosa, sehingga memiliki daya tahan warna yang sangat baik. Zat warna ini
digunakan untuk pencelupan dan printing bahan kain.

Prosedur penerapan ragam hias

1.Membatik

membuat sketsa diatas kain mori dengan pensil.Lalu tebalkan mengggunakan canting yang
berisi cairan malam.setelah itu  masukan kain ke pewarna yg diinginkan .setelah diberi
pewara kain dimasukan ke dalam air medidih agar malam yg menempel hilang (Batik Tulis)

membuat sketsa berulang diatas kain mori,kemudian ditebalkan diatas stempel besar.setelh
itu diberi warna.terakhir dijemur(batik cap)

2.Lukis

Buat sketsa pada kain,warnai sketsa dgn cat ,dan sempurnakan dengan cat

3.Membordir

buat desain pada ketas pindahkan motif yang ingin dibordir ,pasang kain yg sudah dimotif di
ring pasang benang bordir .buat bordir 

4.menenun
menyusun benang rapih berjajar,benang yg sudah ditata dikaitkan pada pangkalan ,proses
penataan motif,proses penenunan,bentuk kain tenun dapat dilihat bentuk

A.Membatik

Sejarah Batik
Kesenian batik melebar di Indonesia sejak abad ke-17M. Pada saat itu, batik dilukis di atas
papan papan rumah adat atau pada daun lotar. Batik sendiri berkaitan erat dengan kerajaan
majapahit dan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Pertama kali, batik hanya digunakan oleh
keluarga keraton karena merupakan kebudayaan keluarga kerajaan.

Batik di Indonesia awalnya berasal dari peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa. Batik
ini adalah warisan yang ditabuhkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kemanusiaan
dan budaya lisan dan non-bendawi pada 2 Oktober 2009. Oleh karena itu, 02 Oktober telah
ditetapkan menjadi Hari Batik Nasional.
Kata batik awalnya berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari dua suku kata,
yaitu amba dan  tik yang artinya adalah menulis titik. Orang-orang zaman dahulu
menyebutnya dengan sebutan ambatik.
Teknik Membatik

Batik di Indonesia memiliki corak dan motif yang berbeda-beda. Untuk itu, kita perlu
mengetahui teknik pembuatan batik. Berikut ini 5 teknik umum yang digunakan dalam
membatik:

1. Teknik Canting
Teknik canting adalah alat tradisional pertama yang digunakan untuk membuat batik.
Sederhananya, canting berfungsi sebagai pena dan cairan malam sebagai tintanya. Motif yang
dihasilkan juga tidak sama dan ukurannya pun tidak simetris.

Pada teknik canting tulis, warna motif pada bagian kain depan dan belakang sama. Hal ini
dikarenakan proses membatik dilakukan di kedua sisi. Aroma yang dihasilkan pada teknik
canting ini juga khas karena menggunakan pewarna alami, seperti warna kuning memakai
kulit teger, coklat memakai kayu jambal, hitam memakai kulit kayu tingi, biru memakai daun
tom dan akarnya.

Khusus batik-batik kuno biasanya terdapat inisial pembuat batik. Karena tingkat kesulitan
yang tinggi, maka membutuhkan jiwa seniman yang tinggi serta waktu yang cukup lama. Hal
ini menyebabkan harga batik tulis menjadi mahal.

2. Teknik Cap
Teknik cap menggunakan alat cap yang sudah dicetak menyerupai motif yang akan dibuat.
Setelah itu, cap tersebut dicelupkan pada malam dan dicapkan pada kain mori. Kelebihan dari
teknik ini adalah lebih cepat dan bentuk pola yang konsisten. Sama seperti batik tulis, batik
cap juga memiliki aroma malam yang khas. Ciri lainnya dari teknik cap adalah kain bagian
depan lebih terang pekat daripada bagian belakang.

3. Teknik Celup Ikat


Teknik celup ikat bisa dikatakan mudah. Cara pembuatannya adalah mengikat sebagian kain
lalu mencelupkannya ke dalam cairan warna. Kadang, kain tersebut dicelupkan ke dalam
beberapa pewarna untuk mendapatkan warna yang bervariasi, sedangkan motifnya didapat
dari ikatan kain yang sudah dikreasikan sebelumnya.

4. Teknik Printing
Teknik printing adalah teknik yang paling modern karena sudah menggunakan alat cetak
yang canggih. Proses pembuatan batik ini hanya mewarnai satu sisi saja sehingga
pengerjaannya cukup efektif dan efisien. Alat cetak ini sudah terkomputerisasi yang membuat
motif atau corak bisa bervariasi, rapi dan juga simetris. Teknik printing ini menggunakan
pewarna kimia dan memiliki aroma yang khas. Produksi batik dengan teknik printing ini yang
membuat harga jual batik menjadi murah.

5. Teknik Colet
Teknik colet ini sering disebut juga dengan teknik lukis. Teknik Colet dilakukan dengan
mengoleskan warna kain dengan kuas atau kapas (seperti cotton bud).  Pola yang dibuat
untuk teknik colet menggunakan coretan malam panas terlebih dahulu, fungsinya sebagai
pembatas.

Maksudnya ialah, ketika kuas yang sudah dicelupkan ke pewarna tidak merembes kemana-
mana. Disinilah ketelitian pengrajin batik diuji, dimana warna yang telah dilukis diatas kain
tidak keluar dari batas yang sudah ditentukan.

Pada teknik colet, pengrajin tidak hanya membatik tetapi dituntut untuk kreatif dalam
memikirkan motif dan warna yang sesuai. Semakin bagus motif dan warnanya, maka semakin
tinggi pula harga batik tersebut.

Jenis-Jenis Batik

Ada berbagai macam bentuk batik yang dapat dijumpai di Indonesia. Berikut ini akan
dijelaskan jenis-jenis batik:

1. Batik Tulis
Batik jenis ini memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Bagaimana tidak? Setiap titik yang
dihasilkan dari pembuat batik tidaklah sama. Pembuatan batik dilakukan dengan
menggunakan canting sehingga memerlukan ketelitian ekstra dalam pengerjaannya yang
masih manual memakai tangan. Canting terbuat dari tembaga yang berbentuk corong untuk
menampung malam (lilin batik) dan mempunyai lubang kecil di sisi lain sebagai saluran
keluarnya malam.

Pada proses pembuatan, canting tersebut digoreskan pada kain untuk membentuk ragam hias
batik. Canting juga terdiri dari bermacam jenis dan ukuran, sesuai dengan fungsinya. Setiap
potongan gambar yang dihasilkan tidaklah sama dan menjadikannya lebih leluasa. Waktu
pengerjaan batik ini juga bisa mencapai dua minggu dengan harga yang cukup tinggi. Jika
Anda ingin membeli batik berkelas dengan kualitas bagus, maka disarankan untuk membeli
batik tulis!

2. Batik Cap
Batik jenis cap timbul dikarenakan banyaknya peminat batik di abad ke-19. Produsen batik
mencari cara agar dapat menghasilkan lebih banyak batik dengan watu yang lebih cepat.

Proses pembuatan batik ini dengan cara mencelupkan permukaan cap dengan malam yang
kemudian dicapkan pada sehelai kain. Corak batik atau motif yang dihasilkan juga sama dan
berulang-ulang. Untuk membuat berbagai macam motif, diperlukan pula berbagai macam
cap.

Pengerjaan batik cap ini juga cepat dan tidak rumit. Walaupun begitu, batik cap ini masih
dikatakan autentik karena masih menggunakan malam sebagai bahan dasar membuat batik.
Harga batik cap ini juga tidak terlalu mahal seperti batik tulis. Metode cap ini tercipta karena
semakin banyaknya penikmat batik di seluruh Indonesia.

3. Batik Cetak Sablon


Batik jenis cetak sablon ini mirip dengan batik jenis cap. Hanya saja yang membedakan
keduanya adalah alat dan bahan yang digunakan. Pada batik cap menggunakan cap,
sedangkan batik cetak sablon menggunakan cetakan sablon kaos yang sering digunakan
orang-orang. Cetakan besar ini dinamakan plangkan dan rakel.

Proses pembuatannya juga lebih mudah dan tidak menggunakan malam. Itu pula yang
membedakannya dari dua jenis batik sebelumnya. Karena tidak menggunakan malam dalam
pengerjaannya, tingkat kesulitannya juga rendah dan menjadikan batik jenis ini memiliki nilai
yang jauh dari batik tulis dan batik cap.

Dalam sehari, dapat menghasilkan ribuan batik sehingga omzet bertambah berkali-kali lipat.
Pengrajin juga banyak yang memilih batik jenis ini karena dapat dijual dengan harga yang
murah. Hasil dari cetakan sablon ini bisa dikatakan rapi juga, akan tetapi tetap memiliki nilai
mutu yang rendah.

4. Batik Printing
Untuk meningkatkan efisiensi dalam pengerjaan batik yang semakin hari semakin banyak
peminatnya, maka timbul batik printing. Proses pembuatan batik ini menggunakan mesin,
tanpa campur tangan manusia kecuali menekan tombol. Sedangkan pola atau motif menjiplak
dari yang sudah ada. Oleh karenanya, banyak yang menjuluki batik jenis ini merupakan batik
tiruan. Batik jenis ini juga mudah dijumpai di pasaran mengingat harganya yang terjangkau.

5. Batik Lukis
Batik jenis ini tidak menggunakan canting ataupun malam sebagai bahannya. Akan tetapi,
menggunakan kuas seperti lukisan pada sebuah kanvas sehingga membentuk karya
seni sendiri.
Proses pembuatan batik ini dilakukan di atas kain mori dengan menggunakan kuas dan cat
warna layaknya melukis. Harga batik lukis juga sangat mahal dan jarang ditemukan di
pasaran. Ya karena ini merupakan karya seni yang cukup unik.

Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis


1. Kain Mori
Kain mori merupakan bahan utama untuk membuat batik tulis, kain ini berasal dari bahan
kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus. Kain yang
bisa digunakan untuk bahan batik tentunya adalah kain yang mudah menyerap zat-zat
pewarna batik.

Kain mori primisima misalnya, merupakan salah satu jenis kain yang memiliki kualitas
tertinggi, meski daya serapnya kurang. Selain itu bisa juga menggunakan kain mori berjenis
prima yang memiliki kualitas sedang dengan benang yang sedikit kasar.  Untuk menghemat
biaya bisa juga menggunakan kain mori biru yang merupakan kain dengan kualitas rendah
dengan tekstur kasar.

Selain tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan kain Kain
rayon, Kain Kapas, Kapas Grey dan bisa juga menggunakan kain sutera.

2. Canting
Canting merupakan salah satu alat utama yang sudah kami terangkan di artikel “2 senjata
legendaris batik tulis“, tanpa canting sebagai alat melukis motif, batik tulis bukanlah batik
tulis tradisional dan yang dibanggakan bangsa Indonesia. 😀
Canting juga memiliki berbagai jenis, untuk lebih lengkapnya bisa di baca di artikel
“Macam-Macam Canting Batik dan Fungsinya“.

3. Malam atau Lilin Batik


Malam juga salah satu bahan utama pembuatan batik tulis hanya saja malam tidak hanya di
gunakan untuk membuat batik tulis tapi juga menjadi salah satu pembuatan batik cap. Malam
atau lilin batik ini secara garis besar berfugnsi untuk menutupi bagian tertentu agar tidak
terkena pewarna atau bisa juga disebut sebagai perintang, untuk lebih lengkapnya tentang
malam anda bisa baca di artikel “Malam atau Lilin Untuk Membatik“.

4. Zat Pewarna
Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipakai, zat pewarna alami
dan sintetis/buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk industri batik
saat ini sebagian pembatik lebih banyak menggunakan zat pewarna sintetis karena lebih
praktis, bahan mudah didapat, murah dan terdapat banyak pilihan warna.

5. Wajan dan kompor kecil


Alat ini gak perlu diterangkan detail ya kegunaannya apa? 😀
Yang pasti wajan dan kompor kecil ini berfungsi untuk memanaskan atau mencairkan
malam/lilin batik.
6. Gawangan
Kalau yang ini fungsinya untuk penyangga kain saat proses membatik berlangsung.
Gawangan batik ini bisa terbuat dari kayu ataupun bambu. Untuk para juragan batik jaman
dulu biasanya memiliki gawangan yang diberi motif hiasan pada bagian atasnya. Biasanya
berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti naga ataupun motif lung-lungan
(tumbuhan).

7. Dingklik
Dingklik merupakan kursi kecil terbuat dari kayu, plastik atau apapun sebagai tempat duduk
pengrajin. Biasanya memang proses menggambar batik tulis dilakukan dengan cara duduk di
bawah, tidak dilakukan dengan berdiri sebagaimana yang dilakukan pengrajin saat membuat
batik cap.

8. Bandul
Adalah alat pemberat yang digunakan untuk menahan kain batik agar tidak mudah bergeser
ketika sedang dilukis dengan malam. Bandul ini bisa terbuat dari kayu, besi atau apapun yang
bisa difungsikan sebagai pemberat.

9. Taplak
Merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alat untuk alas saat membatik. Alas ini
ditempatkan diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik.

10. Meja kayu


Meja kayu sering difungsikan untuk meluruskan/meratakan permukaan kain sebelum dibatik.
Selain itu juga bisa digunakan untuk menggambar pola motif batik diatas kain dengan
menggunakan pensil.

B. Bordir

Berdasarkan cara melakukan teknik bordir, ada 2 cara yaitu dengan menggunakan tangan dan
dengan mesin. Berikut ini adalah teknik-teknik membordir dengan menggunakan dua macam
cara tersebut.
A.MembordirdenganTangan

Yaitu sulam atau bordir yang proses pembuatannya dikerjakan dengan tangan. Jenis tusuk
yang dipakai pada sulam tangan ini bervariasi.Sedikitnya ada 13 macam jenis tusukan
menggunakan tusuk sulam tangan,yaitu:

1.Tusuk balik atau tusuk tikam jejak.Tusuk jenis ini biasanya digunakan untuk membentuk
garis,membuat tangkai serta untuk menjahit lipatan dan menyambungkan kain. 

2.Tusuk batang atau tangkai. Tusuk tangkai biasanya digunakan untuk membuat batang,
ranting serta berguna untuk mengisi bidang 

3.Tusuk rumani. Jenis tusuk ini biasa digunakan untuk membuat daun dan bunga-bunga serta
bertujuan membentuk bidang yang panjang.

4.Tusuk rantai. Jenis tusuk ini bertujuan untuk membuat garis pembatas, dahan dan ranting

5.Tusuk bunga. Tusuk jenis ini digunakan untuk membuat bentuk bunga.

contoh teknik tusuk dengan tangan


6.Tusuk daun. Tusuk daun biasa dipakai untuk membuat berbagai bentuk daun

7.Tusuk veston. Jenis tusuk ini biasa digunakan untuk membuat lubang kancing,bunga dan
juga dipakai untuk memperkuat serta menghias bagian tepi kain

8.Tusuk flanel. Jenis tusuk ini biasa digunakan untuk membuat bentuk hiasan tepi dan garis
pembatas.

9.Tusuk datar. Tusuk datar biasa digunakan untuk membuat bentuk bunga, daun, dan mengisi
bidang

10.Tusuk bullion. Jenis tusuk ini bisa digunakan untuk membuat bentuk bunga kecil dan
hiasan bulir-buliran.

11.Tusuk satin. jenis tusuk ini biasanya dipakai untuk membuat helai daun serta bentuk-
bentuk bebas

12.Tusuk lurus. Tusuk lurus digunakan untuk membuat bentuk rumput dan bunga

13.Tusuk jelujur. jenis tusuk ini cukup dikenal dan banyak dipakai kalangan penjahit.Jenis
tusuk ini biasanya digunakan untuk membuat garis dan menjelujur sambungan dan lipatan
kain.

B. Membordir dengan Mesin Bordir

Yaitu sulam atau bordir yang proses pembuatan atau pengerjaannya dikerjakan dengan mesin,
bisa menggunakan mesin jahit, mesin bordir maupun mesin bordir komputer. Variasi teknik
bordir menggunakan mesin bordir hanya sedikit saja. Macam-macam teknik bordir
menggunakan bordir mesin adalah :

1. Tusuk lurus. Tusuk lurus biasa digunakan sebagai kerangka motif awal sebelum dibordir
dan juga untuk membuat isian pada motif kemudian juga untuk mengisi bidang yang lebar
serta untuk membuat motif yang berbentuk garis baik garis lurus maupun lengkung
2. Tusuk zig-zag. Jenis tusuk ini digunakan untuk menunjang berbagai bentuk motif seperti
bentuk geometris,motif berupa garis, bentuk flora fauna, dan sebagainya.
 

Pada dasarnya kain tenun adalah kain yang dibuat dengan menggunakan prinsip yang sangat
sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang dengan
teknik anyaman

Berikut ini adalah beberapa teknik tenun yang serig digunakan :

1. Teknik Tenun Polos / Sederhana

Teknik tenun pertama yang akan kami ulas adalah teknik tenun polos atau yang juga dikenal
dengan sebutan plain weave. Tenunan polos merupakan teknik tenun yang paling sederhana
dan mudah. Proses menenun dilakukan dengan menyilangkan sebuah benang lungsi dan
pakan naik turun secara bergantian.

Teknik Tenun polos

Ciri – ciri dan karakteristik teknik tenun polos :

o Mempunyai rapot yang paling kecil diantara semua jenis kain tenun.
o Proses pengerjaan bennang yang paling sederhana yaitu dengan konsep 1 benang
pakan naik, dan 1 benang pakan turun.

o Pengulangan benang kearah horizontal (lebar kain) diulangi 2 kali sesudah 2 helai
pakan, sedangkan pengulangan kearah vertikal (panjang kain) diulangi sesudah 2 helai
lungsi.

o Jumlah silangan yang terdapat pada teknik tenun polos paling banyak jika
dibandingkan dengan teknik lainnya.

o Teknik tenun polos menghasilkan kain tenun yang paling kuat diantara teknik
lainnya karena letak benang yang lebih kokoh dan tidak mudah berubah tempat.

o Tenun polos lebih populer karena tenun polos dapat dikombinasikan dengan teknik
tenun lainnya.

o Range tenun polos lebih lebar jika dibandingkan dengan teknik tenun lainnya.

o Teknik tenun polos bisa diaplikasikan pada kain yang jarang dan tipis.

o Gun yang digunakan pada teknik tenun polos minimal menggunakan 2 gun.

o Benang pakan yang digunakan pada teknik tenun polos biasanya lebih kasar dari
pada benang lungsi.

2. Teknik Tenun Kepar

Teknik tenun selanjutnya adalah teknik tenun kepar. Teknik tenun kepar dilakukan dengan
cara menyilangkan benang pakan dibawah beenang lungsi, dengan titik pertemuan antara
kedua benang berjalan miring pada tenunannya.

Jika menenun menggunakan teknik kepar ini menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM)
maka gunakan ATBM yang mempunyai 3 gun atau kamran. Tenun kepar dilakukan dengan
prinsip menyilangkan benang pakan dibawah benang lungsi secara silih berganti. Teknik
tenun kepar dapat dikembangkan menjadi berbagai motif.

teknik tenun silang kepar


Ciri – ciri teknik silang kepar :

o Benang lungsi yang menyilang diatas benang pakan lebih banyak dibandingkan
benang lungsi yang menyilang dibawah benang pakan.

o Kain kepar kurang kuat jika dibandingkan dengan teknik tenun polos karena teknik
kepar mempunyai lebih sedikit sehingga benang-benang nya menjadi lebih longgar.

o Kain kepar lebih lembut karena anyaman pada teknik kepar mempunyai
karekteristik benang yang panjang sehingga lebih mudah untuk bergerak.

o Kain kepar mempunyai 2 permukaan yaitu permukaan depan adalah efek benang
lungsi, sementara bagian belakang adalah efek benang pakan.

Macam – Macam anyaman kepar

o Kepar pakan yaitu kepar yang memiliki efek pakan yang lebih panjang dari pada
efek benang lungsi.

o Kepar rangkap yaitu kepar yang efek lungsi nya sama dengan efek pakan.

o Kepar lungsi yaitu kepar yang efek lungsinya lebih panjang dari pada efek pakan.
Kepar ini lebih tahan gosokan dan lebih awet jika dibandingkan dengan kepar jenis
lain.

o Kepar 450 yaitu kepar yang mempunyai garis membentuk sudaut 450 derajat
terhadap pakannya. Garis kepar adalah garis yang terbentuk karena penyilangan lungsi
pada lungsi berikutnya bergeser 1 pakan. Besarnya sudut dipengaruhi oleh letak lungsi
dan letak pakan.

o Kepar kanan yaitu kepar yang garisnya miring kekiri dari bawah.

o Kepar runcing yaitu kombinasi dari kepar kanan dan kepar kiri, garis kepar bertemu
di ujung kain.

o Kepar tulang ikan mirip dengan kepar runcing yang merupakan kombinasi kepar
kanan dan kiri tetapi garis kepar tidak bertemu di ujung.

3. Teknik Tenun Silang Satin

Teknik ketiga yaitu teknik silang satin yaitu teknik tenun yang menggunakan 5 gun pada
proses pembuatannya. 5 gun maksudnya adalah 4 benang lungsi diatas dan 1 benang pakan
dibawah, terkadang silang satin menggunakan lebih dari 5 gun. Disebut satin karena adanya
pergeseran dua pakan atau lebih pada titik-titik silang pada benang lungsi. Permukaan kain
tenun pada silang satin ini mempunyai efek-efek panjang kearah kedua benang pakan dan
lungsi.

teknik tenun silang satin

Ciri – ciri teknik tenun satin :

o Kain kurang kuat karena benang-benangnya kurang kokoh dan cenderung akan
mengendor.

o Kain tenun dari silang satin mempunyai kilau yang lebih menonjol dibanding teknik
tenun lainnya.

o Karena sedikitnya jumlah silangan kain yang dihasilkan pada silang satin ini lebih
halus, berkilau, dan lembut karena benang-benang pada silang satin saling berhimpit
satu sama lain.
Panduan Lengkap Cara Sablon Manual yang Tepat

Pada pembahasan kali ini, Porinto akan memberikan bagaimana cara sablon manual dan apa
saja peralatan yang diperlukan, disertai sedikit informasi tambahan mengenai sejarah dan
juga kelebihan serta kekurangan teknik sablon ini.

Sablon kaos merupakan salah satu layanan yang banyak diminati terutama oleh mereka para
penggemar kaos yang ingin menggunakan desain yang unik, atau untuk kebutuhan lainnya
seperti kaos acara,

Tidak hanya itu saja, menjamurnya usaha kaos distro semakin mempertegas adanya
permintaan yang cukup tinggi atas kaos sablon ini, sehingga sangat tepat untuk dilakukan
oleh Anda yang sedang mencari ide usaha yang memiliki prospek yang baik.
Dalam menyablon kaos, ada beberapa teknik sablon yang bisa Anda coba, mulai dari sablon
kaos DTG, Sublimasi, Heat Press, Polyflex atau Cutting Vinyl, dan cara yang paling tua
diggunakan yaitu sablon manual.

Pada artikel ini, kami akan jelaskan secara lengkap mengenai apa itu yang dimaksud dengan
sablon manual, sedikit sejarah dari sablon manual, apa saja kelebihan dan kekurangannya,
serta panduan cara sablon manual yang baik sehingga Anda bisa melakukannya dengan tepat.

Sablon manual adalah teknik sablon yang sudah ada sejak lama, yang sering dikenal juga
dengan sebutan screen printing, yang mana proses penyablonan akan dilakukan
menggunakan screen dan tinta sablon, yang akan dilapis pada kaos secara manual.

Yang dimaksud dengan sablon kaos sendiri merupakan proses memindahkan desain yang
Anda buat atau inginkan pada permukaan kaos polos yang telah disediakan seingga desain
tersebut akan meresap dan menyatu dengan bahan.

Sejarah Sablon Manual

Sablon manual sendiri telah ada sejak zaman Dinasti Song (926 – 1279 Masehi) di dataran
Tiongkok, dan akhirnya mulai dipopulerkan di negara-negara eropa pada akhir abad ke-18.
Penerapan sablon secara artistik pada kaos mulai populer di tahun 1960-an di Amerika
Serikat dan beberapa negara Eropa, setelah artis ternama saat itu, Andy Warholl, gencar
menggunakan kaos sablon pada setiap busana-nya.

Peralatan yang diperlukan untuk Sablon Manual

Sebelum kita masuk kepada cara sablon manual, pertama-tama Anda perlu menyiapkan
terlebih dahulu peralatan yang diperlukan sebelum mulai melakukan proses sablon.

Alat dan bahan ini akan sangat krusial dalam menentukan hasil sablon manual yang Anda
lakukan, jadi pastikan Anda telah memiliki semuanya sebelum memulai proses sablon
manual.

Peralatan-peralatan yang diperlukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

 Screen dan Frame, peralatan utama yang diperlukan untuk melakukan sablon


manual, yang berbentuk bingkai kayu (frame) dengan kain screen di tengahnya,
yang memiliki pori-pori untuk mengatur banyaknya tinta yang akan dilapisi pada
kaos, dan biasanya memiliki ukuran 30 x 40 cm.
 Rakel, merupakan alat sepanjang 15-20cm yang akan digunakan untuk menyapu
tinta sablon ke permukaan kaos hingga merata.
 Busa, yang digunakan sebagai tatakan untuk screen sehingga tinta yang menetes
akan meresap, dan biasanya berukuran lebih besar dari screen.
 Kaca Bening, alat yang digunakan sebagai alat untuk rata dan membuat efek
seperti sinar matahari. Besarnya adalah 40 x 50 cm.
 Foto Emulsi, yang akan digunakan untuk melapisi desain,
 Lampu 250 watt, untuk memancarkan panas saat akan mengeringkan tinta sablon,
 Sarung Tangan Latex
 Kaos polos
 Tinta Sablon yang Berkualitas
 Ruangan yang Gelap

Panduan Cara Sablon Manual

Pada dasarnya, metode sablon manual ini idenya cukup sederhana, yaitu dengan melapisi
desain yang sudah Anda cetak dengan menggunakan emulsi foto, kemudian panaskan dengan
cahaya lampu sehingga lapisan emulsi rontok dan desain akan menempel pada kaos.

Namun untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kami berikan langkah-langkah cara sablon
manual yang bisa Anda ikuti sehingga hasil sablon yang Anda lakukan akan menyerap
dengan baik pada kaos.

1. Siapkan Perlengkapan

Pertama-tama, siapkan perlengkapan yang sudah kami berikan daftarnya di atas, dan juga
siapkan ruangan gelap yang akan digunakan untuk melakukan proses sablon.

2. Buat Desain yang ingin disablon

Buatlah desain yang akan disablon, baik itu menggambar sendiri ataupun dari gambar hasil
print (yang harus tinggi resolusinya), dan pastikan desain tersebut menggunakan warna hitam
pekat.

Print desain tersebut pada kertas transparan menggunakan printer laser atau inkjet, yang bisa
Anda cetak sendiri apabila memiliki perlengkapannya atau print di tempat printing terdekat.

3. Lapisi Screen dengan Emulsi


Langkah selanjutnya melapisi screen yang sudah Anda siapkan dengan emulsi foto, namun
sebelumnya campur dan aduk dahulu emulsi dengan sensitizer yang biasanya disediakan
sepaket, sesuai dengan instruksi yang disediakan pada kemasan.

Tuang sedikit emulsi pada screen, kemudian ratakan lapisan emulsi tersebut menggunakan
rakel, dan pastikan emulsi tersebut lebih luas dari luas desain yang ingin Anda sablon.

Pastikan lapisan emulsi tersebut melapisi screen dengan tipis tapi merata, serta tidak
menumpuk atau menggumpal pada beberapa bagian.

4. Panaskan Desain dengan Lampu

Selanjutnya, letakkan screen dan kemudian letakkan kertas transparan berisi desain Anda
pada bagian screen yang sudah dilapisi emulsi foto, kemudian tempelkan kertas transparan
pada screen menggunakan selotip.

Arahkan lampu pijar ke arah gambar, dan jangan nyalakan lampu apapun selain lampu pijar
tersebut, kemudian tunggu hingga kira-kira 10-15 menit, kemudian tarik perlahan kertas
transparan tersebut.

Nantinya Anda akan melihat desain Anda seakan terbakar dan menempel pada screen dalam
bentuk semacam garis biru tipis di pinggiran gambar. Ulangi pemanasan apabila belum tapi
hati-hati jangan terlalu lama.

5. Siram Screen dengan Air Dingin

Pegang frame dan screen kemudian semprotkan air dingin menggunakan selang atau shower
hingga nantinya emulsi foto akan mengelupas pada bagian desain Anda dan lama kelamaan
bentuk desain akan semakin jelas.
Setelah bentuk desain sudah terlihat sangat jelas, berhenti menyiram dan kemudian keringkan
screen tersebut, kemudian setelah kering lapisi bagian screen yang tidak terkena area desain
Anda dengan menggunakan selotip.

6. Mulai Proses Sablon

Selanjutnya proses penyablonan kaos akan dimulai, dan pertama-tama silahkan letakkan kaos
polos pada bidang datar, kemudian letakkan screen di area yang ingin Anda sablon.

Kemudian pada permukaan screen, tuangkan tinta sablon secara perlahan dengan arah
horizontal, kemudian ratakan satu arah ke bawah dengan rakel hingga tinta melapisi screen
dengan merata.

Setelah itu lapisi terus tinta ke atas, kiri, kanan, bawah menggunakan rakel yang sedikit Anda
tekan supaya tinta dapat terdorong ke permukaan kaos dengan merata.

Apabila sudah, angkat screen perlahan dan Anda bisa lihat bahwa proses sablon sudah
selesai, hanya perlu ditunggu hingga sablon kering atau Anda bisa menggunakan metode
berikut ini.

7. Panaskan Kaos

Apabila Anda ingin lebih cepat dalam mengeringkan tinta sablon dan memastikan tinta akan
menempel dengan baik pada kaos, panaskan kaos tersebut pada microwave dengan suhu 400
derajat selama 30 detik.

Dengan demikian proses sablon pun selesai dan kaos sudah bisa digunakan, atau Anda kemas
untuk dijual, dan Anda bisa mulai untuk menyablon kaos lainnya.

8. Bersihkan Peralatan

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah betapa cepatnya tinta sablon mengering sehingga
bisa dipastikan akan mudah menempel pada permukaan screen.

Karenanya, setelah proses sablon selesai Anda perlu segera mencuci dan membersihkan
screen dengan air supaya terbebas dari tinta sablon yang menempel sehingga screen bisa
Anda gunakan kembali untuk sablon kaos lainnya.
Cara sablon manual ini sangat membutuhkan banyak latihan dan kesabaran, serta ketelitian
dan kerajian sehingga lama kelamaan hasil sablon Anda akan semakin baik dan juga
berkualitas seiring bertambahnya jam terbang Anda dalam menyablon kaos.

Kelebihan dan kekurangan Sablon Manual

Ada beberapa faktor yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari sablon manual
dibandingkan teknik sablon lainnya, dan berikut ini akan kami jelaskan apa saja hal-hal
tersebut sehingga bisa Anda jadikan pertimbangan.

Kelebihan Sablon Manual

Beberapa kelebihan sablon manual dibandingkan teknik lainnya antara lain adalah:

1. Warna sablon tidak cepat pudar, meskipun hal ini akan banyak tergantung pada
jenis tinta yang digunakan, namun secara umum hasil sablon manual akan lebih
awet dibandingkan lainnya,
2. Jenis tinta sablon yang bisa digunakan tidak terbatas, baik itu untuk sablon
timbul, discharge, dan lain sebagainya, semua bisa dilakukan menggunakan teknik
sablon manual.
3. Biaya produksi dalam jumlah besar akan lebih murah, terutama dibandingkan
dengan teknik lainnya.

Kekurangan Sablon Manual

Sementara itu, beberapa kekurangan dan kelemahan dari menggunakan teknik sablon manual
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tidak semudah teknik sablon lainnya, sehingga teknik sablon ini akan lebih
tidak praktis dan juga membutuhkan sumber daya manusia dan peralatan yang
banyak untuk memproduksi jumlah besar,
2. Pengerjaan lebih lama, dikarenakan metodenya yang masih sangat manual, maka
pengerjaan pesanan akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan teknik
lainnya yang sudah menggunakan mesin,
3. Biaya satuan akan sangat mahal, dan karena itu sablon manual sangat tidak
tepat digunakan untuk mengerjakan order satuan, dikarenakan bahan yang
dibutuhkan terlalu mahal apabila hanya untuk mengerjakan satu buah kaos saja.

Kesimpulan

Cara sablon kaos manual memang bukan merupakan teknik atau metode yang paling praktis,
namun tetap memberikan banyak kelebihan dibandingkan teknik sablon lainnya, terutama
yang memerlukan Anda untuk membeli mesin dengan harga mahal.

Akan tetapi proses pengerjaannya yang memakan waktu serta mahalnya biaya untuk
memproduksi satuan adalah pertimbangan lain yang perlu Anda pikirkan, terutama apabila
Anda memiliki cukup modal untuk membeli mesin dan ingin menawarkan order kaos satuan.

Anda mungkin juga menyukai