Anda di halaman 1dari 48

BAGI PESERTA DIDIK, GURU

DAN KEPALA SEKOLAH

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Gerakan 7 Harkat (Hari Berkarakter) adalah gerakan penumbuhan dan


pengembangan karakter terdiri dari tujuh tema kegiatan berbeda setiap
harinya dalam satu pekan. Gerakan 7 Harkat diharapkan menjadi inspirasi yang
mampu memicu kegiatan-kegiatan di satuan pendidikan yang dilaksanakan secara
serentak dan masif dengan tujuan utama membangun pembiasaan untuk
menumbuhkan karakter positif peserta didik di satuan pendidikan.
Satuan pendidikan diberikan kebebasan untuk melaksanakan minimal salah satu
jenis kegiatan setiap harinya dan disesuaikan dengan tema hari yang sedang berjalan.

Pendidikan karakter sebenarnya sudah jelas telah menjadi salah satu fokus
utama selain materi esensial dan kompetensi peserta didik yang ada dalam
Kurikulum Merdeka dengan tujuan untuk mengasah minat dan bakat
peserta didik. Hal ini selaras dengan Kurikulum Masagi yang dikembangkan di
satuan pendidikan di Jawa Barat dalam rangka meningkatkan
kebahagiaan/kabagjaan (wellbeing) peserta didik melalui proses pendidikan
kecakapan hidup dengan penguatan karakter positif berbasis kearifan budaya lokal
Jawa Barat.

Oleh karena itu Gerakan 7 Harkat ini beserta kurikulum yang sedang
digunakan adalah sebuah sinergi dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan.
Dalam hal ini nampak bahwa proses penumbuhan karakter positif peserta didik bisa
dilakukan bersama-sama oleh seluruh satuan pendidikan dengan cara yang mudah,
menyenangkan dan penuh semangat untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas, sebagai implementasi Kurikulum Masagi serta mewujudkan profil
pelajar Pancasila.

Akhir kata ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian
ucapan terima kasih dan apresiasi yang sebesar besarnya untuk tim penyusun serta
semua pihak yang telah membantu penyusunan panduan ini.

Cirebon, 6 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Rasional .....................................................................................................................................1

B. Dasar Hukum ............................................................................................................................ 3

C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4

D. Hasil Yang Diharapkan ...........................................................................................................4

BAB II KESELARASAN GERAKAN 7 HARKAT DENGAN KURIKULUM MERDEKA


DAN KURIKULUM MASAGI.......................................................................................................5
A. Arti Pendidikan....................................................................................................................5

B. Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila..........................................................6

C. Pendidikan Karakter Jabar Masagi ...................................................................................8

D. Gerakan 7 Harkat ................................................................................................................ 10

BAB III IMPLEMENTASI GERAKAN 7 HARKAT................................................................13

A. Pengorganisasian Gerakan 7 Harkat ............................................................................. 13

B. Cakupan Aktivitas Setiap Tema ......................................................................................15

C. Prinsip Implementasi Gerakan 7 Harkat........................................................................20

D. Monitoring dan Evaluasi ................................................................................................. ..21

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................22

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………………………………….23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan


karakter manusia. Melalui pendidikan sejatinya setiap insan diharapkan
menjadi manusia yang dapat mengenali dan mengembangkan potensi dirinya
agar memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Visi Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada terwujudnya Indonesia


maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian menjadi sebuah hal serius
yang harus capai oleh penyelenggara pendidikan. Salah satu langkah strategis
yang dilakukan oleh pemerintah (Kemendikbudristek) untuk mencapai visi
tersebut yakni dengan melakukan pembenahan dan penyempurnaan
kurikulum. Diterapkannya Kurikulum Merdeka diharapkan bisa menjadi salah
satu upaya dalam mencapai visi pendidikan tersebut. Meskipun Kurikulum
Merdeka terlahir sebagai upaya untuk memulihkan pembelajaran dari krisis
pandemi covid-19, namun ternyata dapat memberikan keluwesan pada
penciptaan ruang pembelajaran yang inklusif dimana satuan pendidikan dapat
menerima dan menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama,
dan suku bangsa.

Implementasi Kurikulum Merdeka dapat mengokohkan kembali arah


pendidikan sebagai proses pembudayaan melalui penekanan penguatan profil
pelajar Pancasila sebagai profil lulusan dari satuan pendidikan yang memiliki
karakter dan kompetensi yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Karakter tersebut adalah beriman bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan
kreatif.

Bagi masyarakat Sunda, Profil Pelajar Pancasila tersebut didasari oleh


Empat Kepribadian (Catur Diri Insan), yakni pribadi yang beriman (pengkuh
agamana, spiritual quotient), berilmu (luhung élmuna, intellectual quotient),
berbudaya (jembar budayana, emotional quotient), dan berkarya atau kreatif
(rancagé gawéna, actional quotient). Melalui stimulasi Trisilas (silih asih, silih

1
asah, silih asuh) dihasilkan pribadi peserta didik yang multitalenta (Jelema
Masagi), yang memiliki empat ciri, yakni berbudaya (nyunda), agamis (nyantri),
akademis (nyakola), dan ksatria (nyantana), yang dapat memasuki lima gerbang
kebahagiaan (Gapura Pancawaluya), yakni sehat fisik-mental (cageur); baik hati,
empati, atau berakhlak (bageur); taat hukum, beriman, atau benar (bener);
cerdas, berilmu, atau pintar (pinter); dan terampil atau tangkas (singer).

Hal ini sejalan dengan konsep Merdeka Belajar yang di antaranya


berupaya mewujudkan pembelajaran melalui kegiatan yang menyenangkan;
manajemen sekolah yang kolaboratif dan kompeten; keselarasan pendidikan di
rumah dan keluarga; guru sebagai pembuat kurikulum dan fasilitator berbagai
sumber pengetahuan; pembelajaran yang memanfaatkan teknologi; kurikulum
berdasarkan kompetensi, fokus soft skill, dan pengembangan karakter; dan
pembelajaran berorientasi (berpusat) pada peserta didik, sehingga dihasilkan
peserta didik yang bagja-waluya (well-being student) di satuan pendidikan,
yakni mampu menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan, serta pola pikir dan
emosi positif peserta didik. Arah pendidikan tersebut, selaras dengan program
Jabar Masagi, yang merupakan model pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal Jawa Barat demi membentuk manusia berbudaya, yang memiliki ciri
beriman, spiritual, atau religius (nyantri), berilmu (pinter), sehat fisik-mental
(cageur), dan berkarakter emosi-sosial (bageur). Juga yang mampu belajar
merasakan (niti surti/rasa/empati), belajar memahami (niti harti/karsa), belajar
melakukan (niti bukti), dan belajar hidup bersama (niti bakti/dumadi nyata).
Integrasi keempat titian (niti) pilar pendidikan tersebut menjadi manusia
paripurna niti jadi (sajati) yang bagja-waluya (well-being).

Dalam rangka mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Penguatan


Profil Pelajar Pancasila serta Kurikulum Masagi, maka diperlukan adanya
sebuah gerakan masif yang berlandaskan nilai-nilai luhur pancasila dan kearifan
lokal. Gerakan 7 Hari Berkarakter (selanjutnya disebut Gerakan 7 Harkat) ini
merupakan gerakan penguatan karakter yang digagas oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat sebagai bentuk aktualisasi dari penguatan pendidikan
karakter. Untuk mengimplementasikannya maka Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah X menyusun panduan Gerakan 7 Harkat untuk menjadi panduan dan
inspirasi. Diharapkan dengan Gerakan 7 Harkat dapat membentuk peserta didik
yang masagi serta dapat mencapai lima gerbang kebahagiaan (Gapura
Pancawaluya), yakni cageur, bageur, bener, pinter dan singer.

2
B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahum
2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;

3
15. Permendikbud No. 20 tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal;
16. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia No. 262/M/2022 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
No.56/N/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran;
17. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Nomor 009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, dan Sub
Elemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka;
18. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Nomor 033/H/Kr/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka Capaian Pembelajaran
Untuk Paud (Tk/Ra/Ba, Kb, Sps, Tpa) Pada Kurikulum Merdeka;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
20. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 173 Tahun 2021 tentang
Pendidikan Karakter Jabar Masagi
C. Tujuan
Gerakan 7 Harkat (Hari Berkarakter) bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan karakter positif peserta didik melalui pembentukan budaya
sekolah selaras dengan implementasi Jabar Masagi dalam mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila di Cabang Pendidikan Wilayah X.

D. Hasil Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari Gerakan 7 Harkat pada satuan pendidikan adalah:
1. Terwujudnya peserta didik yang sehat jasmani rohani, berjiwa nasionalis,
bernalar kritis dan berdaya saing;
2. Terbentuknya budaya sekolah yang berpijak pada nilai-nilai budaya lokal;
3. Meningkatkan jiwa sosial-emosional peserta didik dalam berinteraksi di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

4
BAB II
KESELARASAN GERAKAN 7 HARKAT DENGAN
KURIKULUM MERDEKA DAN KURIKULUM MASAGI

A. Arti Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses


pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Upaya pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori
trikon yaitu kontinu, konsentris dan konvergen. Kontinu artinya pendidikan di
Indonesia mesti dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsentris
artinya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan
kebudayaan serta nilai luhur bangsa yang ditanam dalam generasi muda.
Konvergen artinya mengembangkan mutu pendidikan Indonesia agar setara
dengan kualitas pendidikan yang maju di dunia barat. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat ditarik sebuah penegasan bahwa pendidikan adalah sebuah
proses pembudayaan, suatu usaha untuk memberikan nilai-nilai luhur kepada
generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi
juga dengan maksud menjaga kesinambungan, memajukan serta
mengembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.

Pada perspektif regulasi, dikutip dari UU No. 20 tahun 2003, “Pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara”. Penjelasan arti pendidikan berdasarkan Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional ini adalah bahwa pendidikan merupakan sebuah proses
yang diupayakan dalam rangka memfasilitasi peserta didik untuk dapat aktif
mengembangkan potensi dirinya ke arah outcome yang diharapkan yaitu profil
pelajar yang memiliki softskill dan kompetensi yang diperlukan oleh dirinya
sebagai individu, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasarkan gambaran dua definisi di atas, dapat ditarik satu benang


merah bahwa arti dari pendidikan adalah segala bentuk usaha sadar dan
terencana dalam mewujudkan terbangunnya sebuah ekosistem yang dapat
mendukung pelayanan pada perkembangan potensi siswa yang tercermin
melalui softskill dan kompetensi sebagai individu, masyarakat, bangsa dan
negara yang mewarisi nilai-nilai luhur budaya bangsa dan bahkan menjaga

5
kesinambungan, memajukan serta mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa
yang ada menjadi kebudayaan yang dapat dibanggakan di pentas dunia.
Pada intinya pendidikan merupakan proses pembentukan manusia agar
dapat mengambil peran sesuai dengan jamannya.

B. Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila


Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh
kemendikbudristek sebagai upaya untuk memulihkan pembelajaran dari krisis
pandemi covid-19. Kurikulum merdeka memberikan penekanan pada penciptaan
ruang pembelajaran yang inklusif dimana satuan pendidikan dapat menerima dan
menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama, dan suku bangsa.
Pembelajaran yang menerima bagaimanapun fisik, agama, dan identitas para
peserta didiknya. Hal ini sangat relevan dengan pendidikan sebagaimana yang
diterangkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Pada sisi lain, Kurikulum Merdeka mengokohkan kembali arah pendidikan


sebagai proses pembudayaan yang diawali dari pembiasaan sikap-sikap yang
memiliki nilai-nilai atau norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini dilakukan
untuk menguatkan profil pelajar Pancasila sebagai profil lulusan dari satuan
pendidikan.

Dalam kurikulum Merdeka ini diperkenalkan dimensi dari profil pelajar


Pancasila yaitu karakter dan kompetensi fondasi yang perlu dikembangkan oleh
satuan pendidikan untuk peserta didik. Dimensi-dimensi dari profil pelajar
Pancasila tersebut adalah (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri,
(5) bernalar kritis, dan (6) kreatif. Setiap dimensi tersebut memiliki elemen-
elemennya masing-masing sebagaimana tergambar dalam bagan di bawah ini.

6
Dimensi-dimensi sebagaimana tergambar di atas menunjukkan bahwa profil pelajar
Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku
sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, penguatan profil pelajar Pancasila dapat


dikembangkan melalui berbagai strategi yang saling melengkapi dan menguatkan,
yaitu melalui budaya satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran (intrakurikuler),
kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan kokurikuler berupa pembelajaran
melalui projek sebagaimana yang digambarkan pada diagram dibawah ini.

Profil pelajar Pancasila berguna sebagai kompas bagi pendidik dan pelajar
Indonesia. Profil pelajar Pancasila menjabarkan tujuan pendidikan nasional secara
lebih rinci terkait cita-cita, visi misi, dan tujuan pendidikan ke peserta didik dan
seluruh komponen satuan pendidikan. Profil pelajar Pancasila memberikan
gambaran yang ingin dituju mengenai karakter dan kemampuan pelajar
Indonesia. Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
bertujuan akhir ke profil pelajar Pancasila, sehingga pendidik dan pelajar
mengetahui apa harapan negara terhadap hasil pendidikan dan berusaha
mewujudkan visi pendidikan Indonesia yaitu “Mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila”.

7
C. Pendidikan Karakter Jabar Masagi

Pendidikan Karakter Jabar Masagi merupakan program penguatan


pendidikan karakter berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal budaya Jawa Barat,
yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik untuk belajar merasakan,
belajar memahami, belajar melakukan, dan belajar hidup bersama membaktikan
nilai-nilai kemanusiaan hingga menjadi manusia masagi (Niti Jati/Sajati).

Jalma masagi Jalma masagi memiliki keseimbangan antara aspek jasmani dan
rohani. Tubuhnya sehat jiwanya kuat. Manusia yang benar dalam bernalar, baik
akhlaknya serta elok perilakunya. Ia adalah manusa manggapulia, insan kamil, atau
dalam terminologi pembangunan nasional disebut sebagai manusia seutuhnya
dalam hal Rasa, Karsa, Raga dan Cipta (Ki Hajar Dewantara).

Program Pendidikan Karakter Jabar Masagi memberi gagasan baru kepada


para generasi milenial (peserta didik) untuk kembali mengartikulasikan nilai-nilai
kesundaaan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui program ini peserta didik akan
diasah jiwa raganya untuk belajar “merasakan” (surti/rasa), belajar
“memahami” (harti/karsa), belajar “melakukan” (bukti), dan belajar “mengabdi”
(bakti/dumadi nyata).

Belajar surti atau “merasakan” adalah kesanggupan hati untuk menanggapi


berbagai fenomena yang terindra, sehingga muncul pemahaman dan kesadaran
atas dasar kelembutan hati dan perasaan. Pribadi yang surti di antaranya peka
terhadap lingkungan sekitar, karena memiliki perasaan yang kuat untuk
berempati.

Belajar harti atau “memahami” adalah sebuah dorongan jiwa untuk


mengetahui, mempelajari, dan memahami tentang berbagai hal, misalnya ilmu,
teknologi, dan seni. Pribadi yang harti akan memiliki kecakapan untuk
memikirkan atau melakukan berbagai hal.

Belajar bukti atau “melakukan” berarti berupaya untuk menciptakan sesuatu,


baik yang baru maupun memperbaharui. Tahap ini merupakan pembuktian
bahwa pribadi yang masagi mampu merealisasikan gagasan-gagasannya menjadi
nyata, bukan sekedar kata-kata.

Belajar bakti/dumadi atau “mengabdi” adalah mempersembahkan karya bagi


khalayak, terutama bagi bangsa dan negara. Hal yang didapatkan dengan
melakukan bakti adalah ketentraman jiwa, karena kewajiban sebagai anggota
masyarakat telah tertunaikan, yaitu dengan mempersembahkan yang terbaik.
Kuncinya adalah semuanya dilakukan atas dasar keikhlasan dalam kerangka
hidup bersama.

8
Keempat nilai tersebut merupakan hasil internalisasi dari nilai-nilai
kesundaan yang telah lama dianut dan diamalkan oleh masyarakatnya, sehingga
disebut sebagai kearifan lokal. Itulah sebabnya cukup beralasan jika program Jabar
Masagi “tidak mencari atau mengada-ada, tetapi merevitalisasi dan
mereaktualisasi nilai-nilai yang telah ada,” karena landasan kulturalnya telah
mengakar pada masyarakatnya.

Pendidikan karakter Jabar Masagi didasarkan pada empat nilai dasar, yaitu
nilai religius (iman), cerdas (ilmu), berkarakter (akhlak), serta fisik dan mental
(sehat). Hal ini selaras dengan dimensi dari profil pelajar Pancasila tersebut
adalah (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
(2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis,
dan (6) kreatif. Nilai religius dalam Jabar Masagi sangat sesuai dengan dimensi
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Nilai
cerdas atau berilmu sesuai dengan dimensi berkebinekaan global, bernalar kritis
dan kreatif. Nilai karakter (akhlak) sangat sesuai dimensi bergotong royong,
mandiri serta berakhlak mulia. Sedangkan nilai sehat fisik dan mental akan
tercermin setelah keseluruhan dimensi profil pelajar pancasila tertanam dalam
jiwa peserta didik.

Dengan pendidikan karakter Jabar Masagi diharapkan generasi muda di


Jawa Barat dapat tumbuh sebagai manusia berbudaya yang memiliki kemampuan
untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar
melakukan (Bukti/Karsa), dan belajar hidup bersama (Bakti/Dumadi nyata),
manusia yang berkepribadian kokoh, ajeg atau seimbang dalam berpikir, merasa
dan bertindak, manusia yang bagja/bahagia sehingga akan bermuara pada
tercapainya gapura panca waluya yaitu cageur, bageur, bener, pinter, dan singer.

9
D. Gerakan 7 Harkat

Gerakan 7 Harkat merupakan sebuah program yang digagas oleh Dinas


Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai bentuk aktualisasi dari penguatan
pendidikan karakter. Untuk mengimplementasikannya maka Cabang Dinas
Pendidikan Wilayah X menyusun panduan Gerakan 7 Harkat sebagai suatu
program penguatan budaya sekolah dalam bentuk gerakan pembiasaan beragam
aktivitas bagi peserta didik sebagai upaya penguatan profil pelajar Pancasila yang
mengacu kepada tujuh tema utama yang diseragamkan untuk seluruh satuan
pendidikan yang ada di wilayah KCD X yang diharapkan dapat dijalankan secara
serentak, rutin dan berkesinambungan. Adapun ketujuh tema utama dalam
gerakan ini adalah sebagai berikut:

a) Tema wawasan kebangsaan untuk aktivitas pembiasaan peserta didik di hari


Senin;

b) Tema wawasan global untuk aktivitas pembiasaan peserta didik di hari


Selasa;
c) Tema literasi dan peduli lingkungan untuk pembiasaan peserta didik di hari
Rabu;

d) Tema budaya lokal untuk pembiasaan peserta didik di hari Kamis;

e) Tema sehat jasmani dan rohani untuk pembiasaan peserta didik di hari Jumat;

f) Tema rumahku istanaku untuk pembiasaan peserta didik di hari Sabtu; dan

g) Tema sosial kemasyarakatan untuk pembiasaan peserta didik di hari


Minggu.

Program penguatan budaya sekolah sebagai upaya penguatan profil pelajar


Pancasila yang diusung oleh Gerakan 7 Harkat ini dapat dikatakan sebagai
program yang secara sengaja dibentuk untuk mendukung satuan pendidikan
dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila dan diharapkan bisa berjalan
secara terorganisir, serta bertahan untuk rentang waktu yang lama.

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa dalam implementasi


kurikulum Merdeka, penguatan profil pelajar Pancasila dapat dikembangkan
melalui berbagai strategi yang saling melengkapi dan menguatkan, yaitu; 1).
Melalui budaya satuan pendidikan; 2). Melalui kegiatan pembelajaran
(intrakurikuler); 3) Melalui kegiatan ekstrakulikuler; dan 4) Melalui kegiatan
kokurikuler berupa proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Merujuk pada
strategi tersebut, maka Gerakan 7 Harkat ini merupakan sebuah program yang
dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan sebagai strategi pembiasaan budaya di
satuan pendidikan dalam penguatan profil pelajar Pancasila. Meskipun demikian,

10
dengan beragamnya kondisi kebutuhan dan karakteristik satuan Pendidikan yang
berbeda- beda, maka gerakan 7 Harkat ini tidak semata-mata hanya bisa diterapkan
sebagai strategi penumbuhan budaya satuan Pendidikan saja, namun lebih dari itu,
satuan pendidikan dapat pula mengadaptasi gerakan 7 Harkat ini ke dalam bentuk
strategi implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Sebagai strategi pembiasaan budaya di satuan pendidikan, Gerakan 7 Harkat


dapat dijadikan sebagai inspirasi program dalam bentuk aktivitas pembiasaan
rutin harian yang dapat dijalankan oleh satuan pendidikan sebagai program
penunjang penguatan profil pelajar Pancasila. Melalui Gerakan ini diharapkan
satuan Pendidikan mendapatkan inspirasi beragam aktifitas yang dapat
diadaptasi dan dijalankan sebagai program pembiasaan budaya sekolah yang
terarah dan selaras dengan dimensi profil pelajar Pancasila. Bentuk aktifitas yang
diberikan dalam panduan ini dapat dijalankan dengan disesuaikan pada
karakteristik satuan pendidikan masing-masing dan bisa juga dikembangkan
berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan. Dalam prakteknya aktivitas yang
dilaksanakan bisa beragam namun diharapkan setiap aktifitas yang dijalankan
mengacu pada panduan keseragaman tema yang sudah ditentukan setiap harinya
yaitu tema wawasan kebangsaan untuk hari Senin, wawasan global untuk hari
Selasa, literasi dan peduli lingkungan untuk hari rabu, budaya lokal untuk hari
kamis, sehat jasmani dan rohani untuk hari jumat, rumahku istanaku untuk hari
sabtu dan sosial kemasyarakatan untuk hari minggu.

Sebagai model implementasi proyek penguatan profil pelajar Pancasila,


gerakan 7 Harkat berfokus pada tema besar kearifan budaya lokal atau bangunlah
jiwa raganya. Nilai-nilai kearifan budaya lokal menjadi fokus tema yang diangkat
dalam Gerakan 7 Harkat ini adalah nilai kearifan budaya Jawa Barat yang diusung
dalam pendidikan karakter Jabar Masagi. Gerakan 7 Harkat selanjutnya akan
membuktikan bahwa pendidikan kearifan lokal yang diusung dalam
Pendidikan Karakter Jabar Masagi tersebut akan membentuk peserta didik yang
peduli terhadap lingkungannya. Hal inipun sejalan dengan konsep manusia utuh
dari segi Rasa, Karsa, Raga dan Cipta sebagaimana yang disampaikan oleh Ki
Hajar Dewantara.

Secara teknis Gerakan 7 Harkat sebagai strategi implementasi P5 dapat


diwujudkan melalui bentuk pengintegrasikan beragam aktivitas pembiasaan
dengan tema-tema harian yang sudah ditentukan dalam panduan gerakan 7
Harkat ke dalam satu tema besar “kearifan budaya lokal” dan "bangunlah jiwa
dan raganya". Beragam aktivitas yang dijalankan dapat dirancang ke dalam skema
blok pembelajaran kokurikuler rutin harian, blok mingguan, maupun blok
bulanan (sebagaimana dijelaskan dalam panduan pelaksanaan proyek penguatan
pelajar pancasila/P5) panduan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

11
masing-masing satuan pendidikan. Tema-tema yang disediakan dalam panduan
Gerakan 7 Harkat ini secara operasional dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan alur aktivitas dalam modul P5 sebagai bentuk kokurikuler yang
dijalankan dalam implementasi kurikulum merdeka. Nilai- nilai kearifan budaya
lokal sebagai tema yang mewadahi sub-sub tema dalam gerakan 7 Harkat dalam
kegiatan P5, diharapkan dapat menjadi sarana lahirnya kekuatan atau kepositifan
yang dapat berjalan seiringan dengan terbangunnya profil pelajar pancasila.

Singkatnya, gerakan 7 Harkat ini merupakan bentuk konkrit dukungan


Cabang Pendidikan Wilayah X terhadap terlaksananya pendidikan karakter Jabar
Masagi sebagai program dari Dinas Pendidikan Jawa Barat yang terintegrasi dan
selaras dengan implementasi kurikulum merdeka sebagai program sedang gencar
didorong oleh pemerintah pusat.

12
BAB III
IMPLEMENTASI GERAKAN 7 HARKAT
A. Pengorganisasian Gerakan 7 Harkat
1. Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X

Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi Gerakan 7 Harkat kepada


semua pihak yang terlibat. kegiatan sosialisasi dimaksudkan agar pihak yang
terlibat terutama satuan pendidikan dapat memahami, mempersiapkan
semua faktor pendukung dan melaksanakannya. Adapun kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau pelaksanaan dan
mengevaluasi kegiatan gerakan 7 Harkat.

2. Pengawas Sekolah

Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan Gerakan


7 Harkat yang disesuaikan dengan tugas kerja pengawas.

3. Kepala Sekolah

❖ Melakukan sosialisasi mengenai Gerakan 7 Harkat ke warga sekolah


yang dipimpinnya.

❖ Bila diperlukan membentuk Tim koordinator Gerakan 7 Harkat di


satuan pendidikannya.

❖ Bersama tim koordinator Gerakan 7 Harkat memastikan pelaksanaan


gerakan ini di satuan pendidikannya berjalan dengan lancar dan
berkesinambungan.
❖ Memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan untuk terlaksananya
gerakan ini.
❖ Melakukan monitoring evaluasi pada setiap tahap pada Gerakan 7
Harkat ini.

❖ Melakukan koordinasi dengan Pengawas Pembina/ Cabang Dinas


Pendidikan.
4. Koordinator Tim (jika diperlukan)

Koordinator tim mempersiapkan :

a. Program Kerja 7 Harkat (membuat schedule/jadwal kegiatan proyek;


menetapkan aktivitas dari setiap tema; menetapkan guru pendamping;
menyusun instrumen penilaian (jika dibutuhkan), memfasilitasi kebutuhan
pelaksanaan aktivitas;

13
b. Melakukan evaluasi kegiatan implementasi gerakan 7 Harkat;

c. Menyusun laporan dari setiap tahapan kegiatan gerakan 7 Harkat yang


dilaksanakan oleh satuan pendidikan;

d. Pertanggung jawaban atas keterlaksanaan seluruh kegiatan gerakan 7


Harkat di satuan pendidikan.

5. Pendidik

Mendukung keterlaksanaan kegiatan Gerakan 7 Harkat ini sesuai dengan


standar yang sudah ditetapkan oleh tim koordinator di satuan
pendidikannya.
6. Satuan Pendidikan

Gerakan 7 Harkat diterapkan di satuan pendidikan dengan mengacu pada


langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pelaksana utama jenis aktivitas adalah para peserta didik dibawah


bimbingan tim kegiatan yang telah dibentuk oleh kepala sekolah;

b. Sejumlah jenis aktivitas yang bisa dilaksanakan sudah disediakan dalam


panduan;

c. Satuan pendidikan dapat mengembangkan jenis aktivitas yang sesuai


dengan tema gerakan 7 Harkat;
d. Waktu pelaksanaan bisa dimulai dari jam ke-0 untuk menjadi
pembiasaan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan
(bisa terintegrasi dalam mata pelajaran atau diluar mata pelajaran);

e. Jenis aktivitas dapat berbeda-beda kecuali yang telah rutin dilaksanakan


setiap minggunya;

f. Satuan pendidikan minimal melaksanakan salah satu jenis aktivitas


setiap harinya (sesuai dengan tema hari itu);

g. Peserta didik berkolaborasi dan didampingi oleh orang tua nya masing-
masing disesuaikan dengan jenis aktivitas yang dilaksanakan. ( untuk
hari Sabtu dan Minggu);
h. Satuan pendidikan SLB dalam teknik pelaksanaan dan jenis aktivitas
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik;

i. Peserta didik membuat foto/video dan mengunggahnya di media sosial


dan men-tag akun Instagram KCD X setiap harinya dengan format :

14
#cadisdik10 #G7H #Nama_Hari_NamaSekolah# CADISDIK10JUARA
#7harkatcadisdik10 (ig:G7HOfficial).

B. Cakupan Aktivitas Setiap Tema


1. Tema Wawasan Kebangsaan (Senin)

Tujuan:
❖ Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa, setia kepada Pancasila dan
UUD 1945, menanamkan rasa persatuan dan kesatuan.
❖ Disiplin dan taat terhadap tata tertib sekolah, menjaga sopan santun, berani
membela kebenaran, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Aktivitas yang dapat dilaksanakan antara lain:
❖ Upacara bendera.
❖ Mengundang unsur MUSPIKA wilayah setempat untuk memberikan
pemaparan tentang wawasan kebangsaan.
❖ Memutar lagu-lagu nasional.
❖ Setelah melaksanakan upacara bendera, memilih perwakilan dari peserta
didik untuk menyampaikan pandangannya tentang Pancasila dan
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilaksanakan dengan
tujuan melatih keberanian siswa, bernalar kritis, dan belajar mandiri.

2. Wawasan Global (Selasa)


Tujuan:

Meningkatkan karakter siswa dalam sikap, pemikiran, dan Tindakan yang


berwawasan dan berkebhinekaan global dengan tidak meninggalkan budaya
dan kearifan lokal serta berpagang teguh pada keyakinan agama.

Aktivitas yang dapat dilaksanakan antara lain:

❖ Mengenal dan menghargai budaya asing.


❖ Kemampuan komunikasi inter kultural dalam berinteraksi dengan
peserta didik lain.

❖ Berbahasa Inggris dan atau/atau Bahasa asing lainnya.


❖ Mendengarkan musik barat.
❖ Mengadakan lomba debat, storytelling, monolog dan lain-lain dalam
berbagai Bahasa.
❖ Mengadakan kegiatan lomba yang bertema teknologi modern, misalnya
robotic, pembuatan website, membuat aplikasi game.

15
3. Literasi dan Peduli Lingkungan (Rabu)

Tujuan:

a. Menumbuhkembangkan budi pekerti. Meningkatkan minat baca peserta


didik.

b. Mengembangkan ekosistem literasi sekolah.

Kemampuan mengakses, memaham dan menggunakan sesuatu secara


cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain; membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara.
b. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran (Learning organization).
Meningkatkan kapasitas untuk menciptakan pola pikir baru, kreatif, dan
inovatif.
c. Mempraktekkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge
management).
Alat, strategi, dan metode mempertahankan, menganalisa, mengorganisir
dalam lingungan sekolah.

Aktivitas yang dapat dilaksanakan mencakup literasi dasar, literasi


numerasi, literasi digital, antara lain:

❖ Menulis cerita pendek.

❖ Membuat karya tulis ilmiah.

❖ Membuat komik.

❖ Membuat film.

❖ Membaca berita.

❖ Membuat pohon literasi.

❖ Menyediakan pojok baca.

❖ Menceritakan Kembali pengalaman yang dialami di depan kelas.

4. Kamis Nyunda (Kamis)

Tujuan:
Menciptakan peserta didik yg cageur, bageur, bener, pinter, jeung singer.
Aktivitas yang dapat dilaksanakan antara lain:

❖ Cageur
− Mekel katuangan khas sunda/beubeutian.

16
− Ngajaga kabersihan awak
− Ubar tradisional.

❖ Bageur /berehan ka batur.


− Pidangan dongeng-dongeng tuladeneun.

− Kawih-kawih tikan sunda/sisindiran piwuruk.

− Botram

− Mimitran.

❖ Bener
− Ngawanohkeun tatakrama sunda (leuwih museur)

− Mapag siswa.

a. Ngabageakeun, dibarung ku rengkuh.

b. Mere salam, ti salam kawilujengan, wilujeng enjing,

Assalamu’alaikum, direumbeuy ku salam Sunda “Sampurasun”.

c. Sajeroning mapag siswa, dibarung ku instrumen Sunda.

d. Unggal poe Kemis boh dina aktivitas barangdamel di sakola, oge


dina nepikeun panhajaran diselapan ku basa Sunda.

e. Jam istirahat, muter lagu-lagu Sunda.

f. Raksukan nu kagungan nganggo adat Sunda.

❖ Pinter
− Wanoh kana budaya Sunda mangsa Bihari (eksplore kampung adat)

− Tarucing cakra.

❖ Singer
− Nyarita ku basa sunda.

− Nyipta karya basajan.

− Kaulinan urang Sunda

− Pagelaran budaya Sunda.

− Ngayakeun pasanggiri kasundaan tingkat sakola.

17
5. Sehat Jasmani dan Rohani (Jum’at)

Tujuan:

❖ Meningkatkan daya tahan tubuh dan pembiasaan berolahraga sehingga


tetap bugar setiap hari, dapat berpikir secara aktif dan kreatif, mudah
mengontrol emosi, selalu berpikiran positif, serta dapat berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
❖ Meningkatkan rasa empati, toleransi, dan tenggang rasa terhasap sesama
manusia.
Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain:

❖ Melakukan senam bersama. (sebutkan senamnya)

❖ Melakukan senam ceria (SLB).

❖ Melaksanakan dhuha bersama.


❖ Melaksanakan infak mingguan.
❖ Bersholawat bersama.
❖ Membagikan makanan.

❖ Berbagi sedekah.
6. Rumahku Istanaku (Sabtu)

Tujuan:

Menjaga keharmonisan, komunikasi, dan kebersamaan dalam keluarga.

Aktivitas yang dapat dilaksanakan antara lain:

a. Rumahku bersih membuat betah.

Mebiasakan peserta didik menjaga kebersihan lingkungan dengan


membantu orangtua.

1. Menyapu rumah.

2. Menyapu halaman.

3. Mencuci piring.

4. Mengepel lantai.

5. Membersihkan kaca.

6. Mencuci kendaraan.

18
b. Kegiatan bersama keluarga.

1) Makan bersama.

2) Olahraga bersama.

3) Menonton bersama.

4) Melaksanakn ibadah bersama.

5) Membaca/mendengarkan cerita.

6) Bermain bersama/menciptakan permainan Bersama keluarga.

c. Melakukan hobi bersama keluarga.


1) Menanam bunga.
2) Membuat apotek hidup.

3) Membuat hidroponik.

4) Membuat cemilan sehat.

5) Membuat minuman sehat.

d. Pembiasaan dan belajar bersama keluarga.

1) Berkomunikasi dalam Bahasa sunda bersama keluarga.

2) Mengenalkan makanan dan minuman tradisional orang Sunda.

3) Mengenalkan permainan tradisional (kaulinan barudak).

7. Berkunjung dan Berbagi (Minggu)


Tujuan:
Mengembangkan kecerdasan emosi sehingga siswa mampu mengenali emosi
diri sendiri, mampu mengelola emosi diri sendiri, dan mampu memotivasi diri
sendiri dan orang lain.

Aktivitas yang dapat dilaksanakan antara lain:

❖ Jalan pagi atau olahraga pagi di car free day (CFD) atau tempat yang dituju
bersama keluarga.

❖ Wisata bersama keluarga atau teman (mall, museum, kebun binatang,


taman bunga, panti asuhan, panti jompo, dll)

❖ Mengunjungi rumah keluarga untuk bersilaturahmi atau sekedar bermain


bersama saudara.

19
Evaluasi:

a. Peserta didik mengirimkan satu foto kegiatan atau video berdurasi 15


detik ke drive yang sudah disediakan oleh sekolah.

b. Peserta didik menempelkan foto kegiatan di buku saku “Liburanku”.

(disediakan oleh sekolah)


C. Prinsip Implementasi Gerakan 7 Harkat
Implementasi Gerakan 7 Harkat dibagi menjadi 3 prinsip penerapan, yakni

1. Prinsip Kolaboratif

Prinsip ini menerangkan bahwa dalam pelaksanaan Gerakan 7


Harkat ini akan melibatkan banyak pihak baik internal maupun
eksternal. Pihak internal mencakup satuan pendidikan sampai dinas
pendidikan. Sedangkan pihak external yakni berbagai pihak yang
mendukung dan ingin mengembangkan dunia pendidikan seperti
organisasi kemasyarakatan, dinas pemerintahan, perindustrian, pakar
ahli dan lain-lain.

2. Prinsip Integratif

Dalam pelaksanaan teknis Gerakan 7 Harkat ini dalam prosesnya


menekankan kepada bentuk integrasi dengan kurikulum yang sedang
digunakan di satuan pendidikan masing-masing. Dengan kata lain
gerakan ini terintegrasi dengan kurikulum sekolah dengan tujuan untuk
mempermudah dalam penerapannya. Tujuh tema yang berbeda setiap
harinya dalam Gerakan 7 Harkat ini bisa dimasukan sebagai bagian dari
kegiatan pembelajaran guru atau kegiatan umum satuan pendidikan
yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga mampu meminimalkan
pekerjaan tambahan untuk pihak yang terlibat bahkan mampu
mendukung dan memberikan ide-ide baru dalam kegiatan
pembelajaran guru dan satuan pendidikan terutama dalam pelaksanaan
pendidikan karakter.

3. Prinsip Konstektual

Jenis kegiatan yang akan dilakukan untuk mendukung kegiatan


Gerakan 7 Harkat ini adalah kegiatan yang terkait dengan hal-hal nyata
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prinsip
konstektual ini diharapkan tidak melaksanakan kegiatan yang sifatnya
mengada-ngada tapi menghidupkan lagi yang ada, agar terbentuk
karakter yang lebih baik.

20
D. Monitoring dan Evaluasi

Proses pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi terdiri dari dua tahap


yang berjenjang yakni tahap pertama dilakukan oleh satuan pendidikan
masing- masing dengan menggunakan instrumen monitoring seperti
yang ada pada contoh di lampiran dari panduan ini. Kemudian
mengunggahnya di media sosial dengan hastag tertentu. Tahap kedua
dilakukan oleh Tim Gerakan 7 Harkat Dinas pendidikan dengan
mendata kegiatan yang sudah dilakukan oleh setiap satuan pendidikan
untuk diolah dan diketahui oleh pihak yang berkepentingan untuk
menjadi bahan pertimbangan selanjutnya.

21
BAB IV
PENUTUP

Gerakan 7 Harkat menjadikan satuan pendidikan memiliki budaya yang


membangun karakter positif peserta didik yang diawali dengan pembiasaan.
Berdasarkan hasil penelitian ilmiah menyebutkan bahwa karakter seseorang
sangat mempengaruhi kesuksesan hidup orang tersebut. Sehingga jelas sangat
dibutuhkan pendidikan karakter di satuan pendidikan dan ditumbuhkan secara
masif dengan tujuan memunculkan gerakan besar melibatkan banyak pihak di
dalam pendidikan yang akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Implementasi Gerakan 7 Harkat, mengedepankan fleksibilitas untuk satuan


pendidikan dalam memilih jenis kegiataan setiap harinya namun kegiatan
yang dipilih disesuaikan dengan tema hari itu dan disebarkan melalui media
sosial dalam rangka berbagi praktek baik. Melalui prinsip kolaborasi, integrasi
dan konstektual, pelaksanaan Gerakan 7 Harkat ini bisa melibatkan pihak di luar
satuan pendidikan yang ingin memajukan dunia pendidikan. Kemudian
diintegrasikan dengan kurikulum yang digunakan oleh satuan pendidikan dan
menghidupkan kegiatan yang biasa dilakukan dan telah membudaya, sehingga
panduan Gerakan 7 Harkat ini bisa menjadi inspirasi satuan pendidikan dalam
melaksanakan pendidikan karakter dengan cara yang relatif mudah. Maka tidak
ada alasan bagi satuan pendidikan untuk tidak melaksanakan Gerakan 7 Harkat
ini demi terwujudnya pendidikan juara untuk Jabar Juara Lahir Batin dengan
Inovasi dan Kolaborasi

22
Lampiran –Lampiran.
1. .Pemetaan Dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam Gerakan 7 Harkat

Pemetaan, Dimensi Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Fase E Kelas X SMALB Tunagrahita

Sub Elemen
Tema profil Dimensi Profil Elemen Profil Target
Profil
No. pelajar Pelajar Pelajar Pencapaian Di
Pelajar
Pancasila/topik Pancasila Pancasila Akhir Fase E
Pancasila
1. Gaya Hidup • Beriman dan Akhlak Menjaga Mewududkan
Berkelanjutan bertaqwa kepada alam lingkunan rasa bersyukur
“Hijaukan bumi kepada sekitar dengan
dengan memilih Tuhan yang membangun
sampah” Maha Esa kesadaran peduli
dan lingkungan alam
berakhlak dengan
mulia. menciptakan dan
mengimplementa
• Berkebhineka sikan solusi dari
an Global dan permasalahan
Kreatif. lingkungan yang
ada

2. Bangunlah Jiwa • Mandiri • Pemaham Mengenali Mengidentifikasi


dan Raganya. an diri kualitas dan kekuatan dan
“Permainan • Bernalar dan minat diri tantangan yang
tradisional kritis situasi. serta dihadapi pada
membuat jiwa • Memperol tantangan konteks
dan ragaku eh dan yang pembelajaran,
bugar”. memprose dihadapi. sosial dan
• Kreatif s pekerjaan yang
informasi akan dipilihnya
dan di masa depan.
gagasan
• Memiliki
keluwesan
berpikir
dalam
mencari
alternatif
solusi
permasala
han
3. Kewirausahaan • Mandiri • Pemaham Mengenali Mengidentifikasi
“ Aku bisa an diri kualitas dan kekuatan dan
berkarya.” dan situasi minat diri tantangan yang
serta dihadapi pada
tantangan konteks
yang pembelajaran,
dihadapi. sosial dan
pekerjaan yang
akan dipilihnya
di masa depan.

PEMETAAN DIMENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA


Projek Profil Fase C (SLB)

Tema : Dimensi Profil Pelajar Sub-elemen yang disasar:


Kewirausahaan Pancasila: • Berbagi.
(Rumahku Istanaku) • Bergotong royong • Regulasi diri.
• Mandiri • Menunjukkan inisiatif
Topik: dan bekerja secara
Kita Suka Jus Buah mandiri.
• Berinisiatif untuk
Total waktu: mengerjakan tugas-tugas
10JP rutin secara mandiri
dibawah pengawasan
Asesmen Formatif Awal dan dukungan orang
Dilakukan sebelum projek profil dimulai untuk mengukur kompetensi
dewasa.awal peserta
didik untuk menentukan kebutuhan diferebsiasi, pengembangan alur dan kegiatan
projrk profil, penentuan perkembangan sub-elemen antar fase.

Tahap kenali Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik


terhadap tema yang sedang dipelajari

1. Perkenalan 2. Mengamati 3. Mengunjungi


Mengamati video penjualan jus
pembuatan jus pembuatan jus buah
buah (di rumah buah
dan di sekolah)
Tahap selidiki Menggali permasalahan di lingungan sekitar yang terkait
dengan topik pembahasan
4. Menyiapkan alat 5. Mempelajari 6. Mempelajari
dan bahan yang dan memahami dan memahami
digunakan dalam cara membuat cara mengemas
dalam
pembuatan jus jus buah.
pemasaran jus
buah. buah.

Bersama-sama mewujudkan pelajaran yang dapat melalui


Tahap lakukan
aksi nyata.
7. Mempraktikkan membuat jus buah dengan urutan tahapan, ukuran bahan
yang tepat dan sesuai.

Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan


refleksi.
8. Menyajikan pembuatan jus buah pada orang lain (orangtua atau teman yang
lain).
Menyusun Langkah strategis
Tahap Lanjutkan

9. Mengemas jus 10. Asesmen Sumatif 11. Asesmen Sumatif


buah untuk Menilai hasil projek Evaluasi solusi yang
dijual. profil Pancasila. ditawarkan.
2. Contoh Implementasi Gerakan 7 Harkat sebagai Budaya Sekolah (SMA, SMK, SLB)
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

1 SENIN Wawasan 1. Cinta tanah air ➢ Upacara/Apel Pembinaan Pagi (07.00- Lapangan/ Petugas
Kebangsaan 2. Toleransi ➢ Setiap 1 bulan sekali mengundang 07.30) Kelas Upacara
3. semangat pembina upacara dari unsur sesuai
kebangsaan MUSPIKA (Kecamatan,Koramil & dengan
4. Disiplin Polsek) Wilayah Setempat. jadwal
➢ Setiap selesai upacara perwakilan
kelas menyampaikan
pandangannya tentang Pancasila
dan pengamalannya sehari-hari
cukup 5 Menit untuk melatih
keberanian siswa, bernalar kritis,
dan belajar mandiri

Pemutaran lagu kebangsaan Waktu Dari OSIS,


Istirahat sumber Quinin
suara

2 SELASA Berkebhinekaan 1. Kreatif • Berbahasa Inggris dan/atau bahasa Dilaksanakan Seluruh Dilaksan
Global 2. Mandiri asing lainnya minimal seminggu sepanjang lingkungan akan
3. Cerdas sekali dalam kegiatan PBM di sekolah. hari, minimal sekolah oleh
4. Percaya Diri pemakaian seluruh
5. Bersahabat/ saat menyapa warga
Komunikasi atau awal sekolah
6. Memiliki Jiwa pembelajaran
Kepemimpinan (Bahasa
Inggris)
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

Berpakaian casual Dilaksanakan Seluruh Dilaksan


sepanjang lingkungan akan
hari sekolah oleh
seluruh
warga
sekolah

Memutarkan lagu karya seniman Waktu Dari OSIS,


Dunia di jam istirahat misalnya karya Istirahat sumber Quinin
Beethoven, Mozart dll. suara

Mendatangkan native speaker Jam KBM Ruang Dilaksan


tertentu Kelas akan
minimal 1 x oleh
dalam seluruh
setahun siswa

Rutin mengadakan kegiatan berupa Minimal 1 x Ruang Perwakil


lomba dalam Aula/lapan an siswa
➢ Lomba debat, story telling, setahun gan yang
monolog, dsb dalam berbagai berminat
Bahasa. dan
➢ lomba yang bertema teknologi berprest
modern, misalnya: lomba robotic, asi
pembuatan website, pembuatan
game, dsb.
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

1. Gemar 1. Literasi Baca Tulis Di jam Lapangan Tim


3 RABU Literasi membaca Peserta didik mengeksplore pertama Literasi
2. Berpkir Kritis pengetahuan melalui membaca buku, Selama 1 Jam (pilih
3. Peduli baik fiksi maupun non fiksi (Sains). Pelajaran (45 salah
Lingkungan Peserta didik diberikan kegiatan menit) satu jenis
4. Gotong menulis dengan tema bebas yang literasi
Royong bermanfaat setiap
5. Kerja Keras minggun
2. Literasi Numerasi ya)
6. Rasa Ingin Peserta didik melakukan kegiatan
Tahu untuk meningkatkan kemampuan
atau kecakapan dalam
mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan menggunakan
matematika di seluruh aspek
kehidupan.

3. Literasi Sains
Peserta didik melakukan kegiatan
untuk meningkatkan sikap
pemahaman siswa terhadap ilmu
pengetahuan dan aplikasinya.
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

4. Literasi Digital
Peseta didik melakukan kegiatan
untuk meningkatkan kecakapan
dalam menggunakan teknologi
informasi

5. Literasi Finansial
Peseta didik melakukan kegiatan
untuk meningkatkan kecakapan
dalam merencanakan, menggunakan
dan cara mengevaluasinya perihal
keuangan.

6. Literasi Budaya
Peseta didik melakukan kegiatan
untuk meningkatkan pemahaman
budaya bangsa sebagai identitas
negara Indonesia
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

1. Toleransi 1. Cageur Dilaksanak Seluruh Dilaksa


4 KAMIS Kemis Nyunda 2. Kreatif ➢ Mekel katuangan Sunda / an lingkunga nakan
3. Mandiri beubeutian sepanjang n sekolah oleh
4. Peduli ➢ Ngajaga kaberesihan awak hari seluruh
Lingkungan ➢ Pedaran Ubar tradisional warga
5. Cinta budaya sekolah
2. Bageur
lokal (pilih
➢ Pidangan dongéng-dongéng
salah
tuladeneun
satu
➢ Kawih-kawih
kegiata
atikan/Sisindiran piwuruk
n setiap
➢ Botram
➢ Mimitran
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

3. Bener minggu
➢ Ngawanohkeun Tatakrama Sunda nya)
Tatakrama Lisan :
Undak-usuk Basa sunda dibarung
ku contoh larapna dina kalimah.
Ngalarapkeun salam kawilujengan
diwuwuh ku pangbagéa tur salam
Sunda. Conto: Assalamu'alaikum,
Wilujeng énjing/siang/sontén, tur
"Sampurasun“

Tatakrama Paripolah :
Ngabagéakeun, dibarung ku
rengkuh.
➢ pidangan instrumen Sunda
➢ Unggal poé Kemis boh dina
aktivitas barangdamel di sakola,
oge dina nepikeun pangajaran
diselapan ku basa Sunda.
➢ Jam Istirahat muter lagu-lagu
Sunda
➢ Raksukan nu kagungan nganggo
adat Sunda.
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

4. Pinter
➢ Wanoh kana budaya Sunda
mangsa Bihari (ekplore kampung
adat)
➢ Tarucing cakra

5. Singer
➢ Nyarita ku basa Sunda
➢ Nyipta karya basajan
➢ Kaulinan Sunda
➢ Pagelaran budaya Sunda
➢ Ngayakeun pasanggiri
kasundaan tingkat sakola
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

6. Mapag Siswa
Ngabageakeun, dibarung ku rengkuh.
Mere salam, salinan ti salam
kawilujengan Wilujeng enjing,
Assalamu'alaikum, direumbeuy ku
salam Sunda "Sampurasun“
Sajeroning mapag siswa, dibarung ku
instrumen Sunda
Unggal poe Kemis boh dinaaktivitas
barangdamel di sakola, oge dina
nepikeun pangajaran diselapan ku
basa Sunda.
Jam Istirahat muter lagu-lagu Sunda
Raksukan nu kagungan nganggo adat
Sunda.

5 JUM'AT Sehat Jasmani 1. Religius 1. Pelaksanaan ibadah keagamaan Di jam Lapangan Dilaksan
dan Rohani 2.Sehat jasmani pertama akan
3.Bersahabat Selama 1 Jam oleh
Pelajaran (45 seluruh
2. Senam Cadisdik X
menit) warga
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

3. Jumat Berbagi sekolah


(Pilih
salah
satu
kegiatan
setiap
minggu)

6 SABTU Rumahku ➢ Mandiri 1. Membantu orang tua di rumah Pada hari Rumah Dilaksa
Istanaku ➢ Peduli sosial Rumahku bersih membuat betah : sabtu nakan di
➢ Tanggung ➢ Menyapu rumah rumah
jawab ➢ Menyapu halaman masing-
➢ Mencuci piring masing
➢ Mengepel lantai dengan
➢ Membersihkan kaca pengaw
➢ Mencuci kendaraan asan
2. Melakukan kegiatan Bersama orang
➢ Menonton bersama keluarga tua
➢ Olahraga bersama keluarga
➢ Makan bersama keluarga
➢ Melaksanakan ibadah bersama
keluarga
➢ Membaca/mendengarkan buku
cerita
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

➢ Bermain bersama keluarga


3. Melakukan hobi Bersama
keluarga
➢ Menanam bunga
➢ Membuat apotek hidup
➢ Membuat hidroponik
➢ Membuat cemilan sehat
➢ Membuat minuman sehat
4. Pembiasaan dan belajar dalam
keluarga
➢ Berkomunikasi dalam Bahasa
sunda di rumah
➢ Mengenalkan makanan dan
minuman tradisional sunda
➢ Mengenalkan permainan
tradisional sunda (kaulinan
barudak)
NO HARI TEMA KARAKTER KEGIATAN WAKTU TEMPAT KET

7 Minggu Sosial 1. Peduli sosial ➢ Kerja bakti disekitar lingkungan Pada hari Lingkunga Dilaksa
Kemasyarakatan 2. Gotong rumah minggu n sekitar nakan di
royong ➢ Anak jalan-jalan atau wisata lingkun
3. Peduli bersama keluarga atau teman gan
lingkungan (mall, museum, kebun binatang, sekitar
4. taman bunga, panti asuhan , rumah
Bersahabat/Ko panti jmpo dll). dengan
munikatif ➢ Anak jalan-jalan pagi atau olah pengaw
raga pagi di car free day (CFD), asan
atau tempat yang dituju orang
bersama keluarga. tua
➢ Anak mengunjungi rumah
nenek-kakek , saudara , untuk
silaturahmi atau sekedar
bermain di rumah dengan
saudaranya.
➢ Anak piknik (makan Bersama di
tempat
makan/villa/kebon/pegunung
an/sawah) bersama keluarga
atau teman
3. Contoh Implementasi Gerakan 7 Harkat sebagai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
a Satuan Pendidikan SMA/SMK

MODUL PROYEK PENGUATAN


PROFIL PELAJAR PANCASILA
KEARIFAN LOKAL
Sub Tema/
Tema Dimensi Elemen Sub Elemen Tujuan Asesmen
Topik

Kearifan Pengaruh Mandiri Pamahaman Mengenali kualitas dan Melalui ➢ Asesmen


Lokal Globalisai diri dan minat diri serta tantangan kolaborasi Diagnostik: pada
Budaya Luar Situasi yang yang dihadapi dalam kegiatan awal perencanaan
terhadap Dihadapi proyek, peserta proyek atau pada
Eksistensi didik mampu saat penentuan
Kreatif Menghasilk Mengeksplorasi dan
Budaya menganalisis dimensi, elemen,
an karya mengekspresikan pikiran
Kampung pengaruh dan sub elemen
dan dan/atau perasaannya
Cireundeu globalisasi ➢ Asesmen Formatif :
tindakan dalam bentuk karya dan /
( Wawasan berkala,
yang tindakan, serta
Global , Kemis berkelanjutan pada
orisinal mengevaluasinya dan
Nyunda ) saat pelaksanaan
mempertimbangkan
proyek.
dampak dan risikonya bagi
➢ Asesmen Sumatif
diri dan lingkungannya
: dilakukan pada
dengan menggunakan
akhir proyek.
berbagai perspektif.
Tema/Topik Kearifan Lokal

Judul Proyek Pameran Budaya Kampung Cireundeu

Kelas/Kelompok X / Kelompok 1 – 11

Waktu ….

Guru Pembimbing 12 orang

Deskripsi Singkat Proyek Mengadakan pameran budaya hasil karya siswa dengan
tema Pengaruh Globalisai Budaya Luar terhadap
Eksistensi Budaya Kampung Cireundeu.

Dimensi, Elemen dan Sub - Dimensi : Mandiri


elemen Elemen : Pamahaman diri dan Situasi yang Dihadapi
Sub Elemen : Mengenali kualitas dan minat diri
serta tantangan yang dihadapi
- Dimensi : Kreatif
Elemen : Menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal
Sub Elemen : Mengeksplorasi dan mengekspresikan
pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan / tindakan, serta
mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak
dan risikonya bagi diri dan lingkungannya dengan
menggunakan berbagai perspektif.

Tujuan Proyek Melalui kolaborasi dalam kegiatan proyek, peserta didik


mampu menganalisis pengaruh globalisasi budaya luar
terhadap eksistensi budaya Kampung Cireundeu dalam
bentuk pameran budaya.

Asesmen - Asesmen Diagnostik : pada awal perencanaan


proyek atau pada saat penentuan dimensi, elemen,
dan sub elemen
- Asesmen Formatif : berkala, berkelanjutan
pada saat pelaksanaan proyek
- Asesmen Sumatif : dilakukan pada akhir proyek
Alur Kegiatan Proyek

Alur Kegiatan Proyek Asesmen

A. Perencanaan - Asesmen diagnostic terkait


1. Peserta didik mengobservasi kearifan lokal pengetahuan siswa terhadap
yang ada di Kampung Cireundeu. budaya di Kampung
2. Peserta didik berdiskusi mengenai kearifan Cireundeu
lokal yang ada di Kampung Cireundeu. - Asesmen formatif terkait
3. Peserta didik megambil keputusan secara kerja sama siswa dalam
fokus mengenai kearifan lokal yang akan kelompok
di ambil untuk dijadikan bahan proyek

B. Tahapan Kontekstual - Asesmen formatif


1. Peserta didik melakukan observasi
lapangan dan melakukan wawancara
2. Peserta didik melakukan penelitian
3. Peserta didik membuat ide laporan yang
akan disusun dalam bentuk karya pilihan
4. Peserta didik membuat laporan dalam
bentuk karya pilihan
5. Peserta didik menyusun teknik observasi
dan menyiapkan alat dan bahan
penelitian
6. Peserta didik melakukan survei lanjutan
7. Peserta didik mempersiapkan untuk
pameran budaya

C. Aksi - Asesmen formatif


1. Peserta didik mempersiapkan pameran
budaya karya pilihan
2. Peserta didik melakukan asesmen sumatif
oleh guru
3. Peserta didik melakukan evaluasi
4. Peserta didik melakukan afeksi

D. Pelaporan - Asesmen sumatif


b Satuan Pendidikan SLB

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


A. PROFIL
1. Tema : Bangunlah Jiwa dan Raganya
2. Topik : Permainan tradisional membuat jiwa dan ragaku bugar
3. Fase/Kelas : Fase E/X SMALB Tunagrahita
4. Waktu : 2 minggu
5. Alokasi waktu : 80 JP
6. Jadwal pelaksanaan : minggu ke 3 dan 4 pada bulan Februari
B. TUJUAN
1. Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen
Target Pencapaian di
Dimensi Elemen Sub elemen
Akhir Fase E
Gotong Royong Kolaborasi Kerjasama Membangun tim dan
mengelola kerjasama
untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan
target yang sudah
ditentukan dalam
permainan tradisional
Kepedulian Persepsi Sosial Melakukan tindakan
yang tepat agar orang
lain merespon sesuai
dengan yang
diharapkan dalam
rangka penyelesaian
pekerjaan
Berbagi Berbagi Mengupayakan
memberi hal yang
dianggap penting dan
berharga kepada
orang-orang yang
membutuhkan di
masyarakat yang lebih
luas dalam permainan
tradisional (negara,
dunia).
Kreatif Menghasilkan gagasan Menghasilkan gagasan Menghasilkan gagasan
yang orisinil yang orisinil yang beragam untuk
mengekspresikan
pikiran dan/atau
perasaannya, menilai
gagasannya, serta
memikirkan segala
risikonya dengan
mempertimbangkan
banyak perspektif
seperti etika dan nilai
kemanusiaan ketika
Target Pencapaian di
Dimensi Elemen Sub elemen
Akhir Fase E
gagasannya
direalisasikan dalam
permainan tradisional
Menghasilkan karya Menghasilkan karya Mengeksplorasi dan
dan Tindakan yang dan Tindakan yang mengekspresikan
orisinil orisinil. pikiran dan/atau
perasaannya dalam
bentuk karya dan/atau
tindakan, serta
mengevaluasinya dan
mempertimbangkan
dampak dan risikonya
bagi diri dan
lingkungannya dengan
menggunakan
berbagai perspektif
dalam permainan
tradisional

ALUR AKTIVITAS

I. Pengenalan II. Kontekstual III. Aksi IV. Refleksi V. Tindak lanjut


Mengenali dan Menggali Merumuskan Menggenapi Menyusun langkah
membangun permasalahan di peran yang proses dengan strategis.
kesadaran lingkungan dapat berbagi karya
peserta didik sekitar yang dilakukan serta
terhadap tema terkait dengan melalui aksi melakukan
yang sedang topik nyata. evaluasi dan
dipelajari. pembahasan. refleksi.
AKTIVITAS 1 PERMAINAN KESUKAANKU

Jenis Kegiatan : Tatap Muka


Waktu : 8 JP (8 x 40 menit)
Bahan : Tabel data permainan kesukaan
Peran Guru : Fasilitator
Persiapan :
1. Guru menyiapkan gambar berbagai macam permainan modern dan tradisonal
2. Guru menyiapkan puzzle gambar permainan modern dan tradisional
3. Guru menyiapkan lembar kerja tentang permainan kesukaan peserta didik.
Pelaksanaan :
1. Guru memberikan pertanyaan pemantik:
a. Apa permainan yang kamu sukai?
b. Kenapa kamu menyukai permainan itu?
c. Dimana biasanya kamu memainkan permainan itu?
2. Peserta didik menyusun puzzle dengan gambar permaian (modern dan tradisonal).
3. Setelah puzzle tersusun dengan tepat, peserta didik menuliskan secara mandiri nama
permaian ke tabel sesuai dengan gambar permainannya.

No. Gambar Nama Permainan


1.

2.

3.

4.

5.

4. Peserta didik menunjukkan permainan yang disukai dengan menempelkan stiker pada
tabel.
5. Peserta didik mengurutkan permainan yang dari yang paling banyak disukai ke yang
paling sedikit disukai.
4. Contoh Monitoring dan Evaluasi

a. KCD melaksanakan monitoring evaluasi terhadap aktivitas yang dilaksanakan di setiap


satuan Pendidikan (SMA, SMK, SLB) dengan memeriksa aktivitas yang dikirim melalui
medsos #cadisdik10 #G7H #Nama_Hari_NamaSekolah #CADISDIK10JUARA
#7harkatcadisdik10 (ig:G7HOfficial).

b. Lembar evaluasi/penilaian Gerakan 7 Harkat


Refleksi
Tema 7
No. Aktivitas Mulai Sudah
Harkat Terbiasa Membudaya
berkembang berkembang
Wawasan
1.
kebangsan
Wawasan
2.
global
Literasi
3. (Peduli
Lingkungan)
Budaya
4.
Lokal
Sehat Jiwa
5.
Raga
Rumahku
6.
Istanaku
Berbagi dan
7.
berkunjung

Keterangan :
1. Mulai berkembang : Peserta didik mulai melaksanakan secara sporadia.
2. Sudah berkembang : Peserta didik dapat dapat melaksanakan satu aktivitas
dengan baik.
3. Terbiasa : Peserta didik melaksanakan beberapa aktifitas degan baik.
4. Membudaya : Peserta didik sudah mempunyai sikap sesuai yang
diharapkan

*mengisi evaluasi dengan memberi tanda ceklis

Anda mungkin juga menyukai