Anda di halaman 1dari 15

DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

PROPOSAL PRODUK
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA

Studi Penelitian Pengalaman Bullying: Analisis Hasil Kuesioner Google


Form di Kalangan Siswa Kelas 11 SMA

Nama Anggota Kelompok:

1. XID – 8 – Golda Maria Rehatta


2. XID – 10 – Kalinda Ferrintia Basudewo
3. XID – 16 – Mahadwijosatrio Hendraputra
4. XID – 17 – Malaiqa Fayyaza Gumilar
5. XID – 19 – Muhammad Gagah Perdana
6. XID – 34 – Vedi Shafwan Syarkhairi

Tema Besar Kelompok:

Bangunlah Jiwa dan Raganya


(Perundungan ‘Bullying’)

Pembimbing Projek:

1. Desy Indrias Wari, S.Pd


2. Hennia Melani, S. Kom

SMA NEGERI 82 JAKARTA


Jl. Daha No. 15/A, Kel. Selong
Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI
Jakarta 2023
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

DAFTAR ISI

BAB I...........................................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................3
B. TUJUAN, POTENSI, NILAI KEUNIKAN.........................................................................................4
C. MANFAAT.............................................................................................................................................5
D. NILAI INOVATIF DAN KEUNIKAN PRODUK..............................................................................5

BAB II..........................................................................................................................................................6
A. ANALISIS SWOT PRODUK..............................................................................................................6
1. STRENGTH (KEKUATAN).......................................................................................................6
2. WEAKNESS (KELEMAHAN)....................................................................................................7
3. OPPORTUNITY (PELUANG)....................................................................................................7
4. THREAT (ANCAMAN)............................................................................................................7
B. KONSEP PRODUK..............................................................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................................................9
A. PROSES PRODUKSI....................................................................................................................9
B. BAHAN BAKU, PERALATAN, DAN PERLANGKAPAN.......................................................9
C. CARA PEMBUATAN....................................................................................................................9
D. PERMODALAN/PERENCANAAN ANGGARAN..................................................................10
E. PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK.......................................................................................10
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

DIAJUKAN OLEH:

1. XID – 8 – Golda Maria Renatta


2. XID – 10 – Kalinda Ferrintia Basudewo
3. XID – 16 – Mahadwijosatrio Hendraputra
4. XID – 17 – Malaiqa Fayyaza Gumilar
5. XID – 19 – Muhammad Gagah Perdana
6. XID – 34 – Vedi Shafwan Syarkhairi

Menyetujui:

Pembimbing 1, Pembimbing 2

Desy Indrias Wari, S.Pd Hennia Melani, S.Kom

Kepala Sekolah

Sugiyanti M. Pd.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku bullying adalah suatu tindakan tindakan agresif yang dilakukan secara
sadar dan berulang yang dilakukan oleh sekelompok orang ataupun suatu individu
terhadap satu individu tertentu. Bullying sendiri secara bahasa berasal dari Bahasa
Inggris, yakni kata bully yang artinya menggertak pihak lain yang secara kekuatan
dan kekuasaan lebih lemah. Olweus (1997) mengatakan bahwa bullying adalah
perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka
dan biasanya terjadi berulang - ulang yang ditandai dengan adanya
ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Menurut Siswati dan
Widayanti (2009) perilaku bullying merupakan salah atau bentuk dari perilaku
agresi. Seperti ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan sebagai suatu
pancingan yang dapat mengarah ke agresi. Perilaku bullying merupakan tindakan
yang merugikan orang lain. Bullying memiliki beberapa jenis, yakni bullying secara
fisik, tindakan perundungan yang dilakukan dengan melibatkan kontak fisik, seperti
memukul dan menendang. Bullying secara verbal, yakni perundungan dengan
menggunakan kata kata yang menyakiti korban, sehingga membuat korban merasa
tidak nyaman ataupun tersakiti. Selain itu Cyberbullying, yang merupakan
perundungan dengan memanfaatkan teknologi sosial media untuk melakukan
tindakan bullying.

Kasus bullying di Indonesia sendiri sudah marak terjadi. Menurut data FSGI,
jumlah korban perundungan di satuan pendidikan selama paruh pertama 2023 adalah
sebanyak 43 orang. Rinciannya, 41 orang korban berasal dari peserta didik dan dua
orang lainnya adalah guru. Sementara pelaku perundungan didominasi oleh peserta
didik, yaitu sejumlah 87 orang pelaku. Diikuti oleh pendidik (5 orang), orang tua (1
orang), dan kepala madrasah (1 orang). Selain itu, menurut data Unicef pada tahun
2022, sebanyak 45% dari 2.777 responden anak Indonesia mengaku telah menjadi
korban cyberbullying. Bahkan temuan data dari Microsoft Tahun 2021 menyatakan
bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesopanan dunia maya paling
rendah di Asia Tenggara.

Dampak dari bullying bagi para korban sangat serius. Mereka sering
mengalami gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi, yang dapat berdampak
pada kesehatan fisik dan emosional mereka. Selain itu, bullying juga dapat
mengganggu perkembangan sosial dan akademik korban, meningkatkan risiko
perilaku merusak diri, dan bahkan dapat berdampak jangka panjang pada
kepercayaan diri mereka. Ada dua langkah yang bisa diambil dalam menghadapi
tindakan bullying. Pertama, penting untuk meresponsnya dengan tenang untuk
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

menghindari reaksi yang emosional. Kedua, lapor tindakan bullying pada pihak yang
berwenang agar memberikan efek jera pada pelaku.

Banyaknya kasus bullying di lingkungan pendidikan yang terjadi di Indonesia


mendorong kami membuat suatu kelompok yang bergerak membuat sebuah
kuesioner Google Form mengenai kesadaran dan pengalaman bullying di kalangan
siswa sekolah menengah yang duduk di bangku kelas 11. Kuesioner ini berfokus
pada faktor utama penyebab terjadinya bullying dan cara penanggulangan bullying
yang efektif.

B. TUJUAN, POTENSI, NILAI KEUNIKAN

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat kesadaran dan pengalaman siswa
kelas 11 SMA mengenai bullying di lingkungan pendidikan. Melalui kuesioner Google
Form, penelitian ini berusaha mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya bullying
dan mengevaluasi efektivitas cara-cara penanggulangan yang telah diterapkan. Tujuan
utamanya adalah mendapatkan wawasan mendalam mengenai pola-pola perilaku
bullying, menyusun profil pelaku dan korban, serta mengukur sejauh mana pendekatan
penanggulangan yang ada mampu memberikan hasil positif dalam mengurangi kasus
bullying.

Dengan diadakannya kampanye ini, kelompok kami memiliki potensi sebagai berikut:

1.1. Kontribusi Pada Kesadaran Anti – Bullying

Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran di kalangan siswa, guru, dan orang tua
tentang kompleksitas dan dampak bullying. Informasi yang didapat dapat digunakan
untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada siswa, serta membantu guru dan orang
tua memahami peran mereka dalam mencegah dan menanggulangi bullying.

2.1. Pengembangan Kebijakan Sekolah

Hasil penelitian ini memiliki potensi untuk membentuk atau memperbaiki


DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

kebijakan anti-bullying di sekolah. Data yang diperoleh dapat menjadi dasar untuk
mengidentifikasi area-area yang memerlukan perubahan dalam kebijakan sekolah.

3.1. Pengembangan Riset Lanjutan

Penelitian ini dapat menjadi landasan bagi penelitian lebih lanjut tentang dinamika
bullying di tingkat pendidikan menengah. Data yang dikumpulkan dapat menjadi bahan
referensi bagi peneliti lain yang ingin mendalami topik ini.
2. Nilai Keunikan

2.1. Metodologi Kuesioner Google Form

Penggunaan kuesioner Google Form sebagai metode pengumpulan data


memberikan keunggulan dalam efisiensi dan aksesibilitas. Siswa dapat dengan mudah
mengisi kuesioner secara anonim, menciptakan lingkungan yang aman untuk berbagi
pengalaman mereka.

2.2. Fokus Pada Siswa Kelas 11 SMA

Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas 11 SMA, sebuah kelompok yang
menghadapi tekanan dan tantangan khusus di lingkungan pendidikan. Kelas ini bukan hanya
merupakan penyangga antara kelas 10 dan kelas 12, tetapi juga masa transisi yang kritis
dalam persiapan mereka untuk seleksi perguruan tinggi dan masa depan akademik. Analisis
data khusus dari kelompok ini menjadi sangat relevan karena mencakup aspek-aspek unik
dari pengalaman dan persepsi siswa saat mereka mempersiapkan diri untuk langkah
selanjutnya dalam pendidikan mereka. Dalam konteks ini, penelitian ini diharapkan
memberikan pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa di
tingkat kritis ini, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan bullying, sehingga solusi yang
efektif dan berbasis bukti dapat diimplementasikan.

3.3. Integrasi Data Kesadaran dan Pengalaman

Penelitian ini tidak hanya melihat pengalaman siswa terkait bullying, tetapi juga
mencakup kesadaran mereka terhadap fenomena ini. Integrasi kedua aspek ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang sikap dan persepsi siswa terhadap
bullying di lingkungan sekolah.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

C. MANFAAT

Dengan diadakannya kampanye ini, kami berharap dapat memberikan berbagai manfaat:

1. Untuk memberi kesempatan kepada para korban bullying agar bisa mendapatkan
tempat cerita yang aman dan nyaman serta mereka bisa terbebas dari semua beban yang
telah terpendam.

2. Kampanye anti bullying dapat membantu meningkatkan kesadaran kita tentang


dampak buruk dari perilaku bullying. Dengan memperkenalkan kasus-kasus nyata dan
cerita inspiratif, kampanye ini dapat membantu orang-orang untuk lebih memahami
risiko dan konsekuensi dari tindakan bullying.

3. Kampanye ini dapat membantu membangun empati pada masyarakat secara luas
dengan membagikan pengalaman korban bullying, sehingga orang-orang dapat lebih
memahami perasaan dan pengalaman yang mereka alami.

D. NILAI INOVATIF DAN KEUNIKAN PRODUK

Kampanye anti bullying yang digagas oleh kelompok Bully Busters memunculkan
aspek nilai inovasi dan keunikan, yakni pendekatan interaktif yang dipilih oleh kampanye
ini menjadi titik sentral dalam upaya mereka untuk menyampaikan pesan anti - bullying
kepada audiensnya. Pendekatan interaktif diharapkan efektif dalam menciptakan
komunikasi yang lebih mendalam dengan para remaja, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah bullying dan mendorong mereka untuk
lebih aktif terlibat dalam kampanye tersebut.

Selain itu, kampanye ini mencakup narasi dan pengalaman yang menggugah hati
dari para korban bullying. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
dampak psikologis dan emosional yang merusak dari bullying, serta bertujuan untuk
memicu timbulnya empati yang mendalam terhadap pengalaman yang dilalui oleh para
korban tersebut.

Kampanye Bully Busters mewujudkan komitmen mereka dengan menyediakan


layanan konseling serta dukungan psikososial yang sangat diperlukan bagi para korban
bullying. Tindakan ini membantu para korban dalam mengatasi trauma yang korban
bullying alami, serta berpotensi untuk membangun kembali kepercayaan diri mereka yang
terkikis akibat pengalaman yang traumatis tersebut. Kampanye ini tidak hanya menjadi
sebuah pesan berbicara, tetapi juga menjadi sebuah sumber dukungan konkret bagi korban
bullying
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

BAB II

ANALISIS PRODUK

A. ANALISIS SWOT PRODUK

1. STRENGTH (KEKUATAN)

1.1. Pendekatan Interaktif

Kampanye anti bullying yang dilakukan oleh kelompok Bully Busters memiliki
kekuatan pada pendekatan interaktif yang digunakannya. Pendekatan ini dipilih karena
dapat membantu komunikasi yang lebih intens dengan para audiens, terutama para
remaja. Selain itu, pendekatan interaktif juga dapat membantu meningkatkan
pemahaman audiens tentang bullying dan meningkatkan partisipasi audiens dalam
kampanye.

2.1. Cerita dan Pengalaman Para Korban Bullying

Kampanye ini menampilkan cerita dan pengalaman para korban bullying. Hal ini
dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk dari
bullying dan membangun empati terhadap para korban.

3.1. Konseling dan Dukungan bagi Para Korban Bullying

Kampanye ini juga menyediakan konseling dan dukungan bagi para korban bullying.
Hal ini dapat membantu para korban untuk mengatasi trauma dan membangun
kepercayaan diri.

4.1. Mempengaruhi Masyarakat atas Bahaya Bullying

Dengan kampanye ini, kami mengajak para masyarakat untuk menghindari


perlakuan yang dapat memicu bullying di kehiduapan sehari hari dengan mempengaruhi
mereka bahaya nya tindakan bullying.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

2. WEAKNESS (KELEMAHAN)

2.1. Keterbatasan Sumber Daya

Sebagai kelompok kampanye sosial, kami memiliki keterbatasan anggota yang dapat
mempengaruhi skala dan cakupan kampanye.

2.2. Tergantung pada Partisipasi Audiens

Kesuksesan kampanye juga sangat bergantung pada partisipasi aktif audiens. Jika
audiens tidak berpartisipasi, pesan dari kampanye mungkin tidak tersampaikan dengan
baik.

2.3. Ketergantungan pada Teknologi

Kampanye interaktif dan penyediaan layanan konseling mungkin bergantung pada


teknologi. Keterbatasan akses teknologi atau kemungkinan gangguan teknis dapat
menghalangi pengiriman pesan, pengisian kuesioner sehingga mempengaruhi layanan
menjadi tidak efektif, terutama jika audiens atau korban bullying tidak memiliki akses
yang stabil ke perangkat teknologi atau internet.

3. OPPORTUNITY (PELUANG)

1.3. Perhatian terhadap Isu Bullying yang Semakin Meningkat

Isu bullying telah menjadi perhatian yang semakin meningkat di masyarakat. Hal ini
dapat menjadi peluang bagi kelompok Bully Busters untuk menyebarkan pesan anti bullying
kepada masyarakat luas.

2.3. Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi, salah satunya sosial media dapat dimanfaatkan oleh


kelompok Bully Busters untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Melalui sosial media,
kelompok ini dapat mempromosikan kampanye yang dilakukan dengan membuat polling dan
game quiz untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

3. THREAT (ANCAMAN)

1.3. Adanya Halangan dari Publik

Meskipun telah semakin sadar akan masalah bullying dan upaya-upaya untuk
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

menghentikannya, realitasnya adalah bahwa ada kemungkinan adanya pihak-pihak tertentu


atau kelompok yang mungkin masih mendukung atau bahkan terlibat secara aktif dalam
perilaku bullying atau bahkan ada perlawanan tersembunyi.

2.3. Kesenjangan Persepsi

Terkadang, kesenjangan persepsi dapat muncul dalam bullying. Persepsi yang


mungkin memiliki pemahaman yang berbeda tentang jenis dan tingkat bullying yang terjadi,
sehingga bisa menjadi tantangan untuk menyatukan pandangan yang beragam.

B. KONSEP PRODUK

Bully Busters adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang kampanye sosial dan
bantuan konseling bagi korban bullying. Kampanye ini menggunakan pendekatan
interaktif untuk menyampaikan pesannya. Pendekatan ini dipilih karena dapat membantu
komunikasi yang lebih intens dengan para audiens, terutama para remaja. Selain itu,
pendekatan interaktif juga dapat membantu meningkatkan pemahaman audiens tentang
bullying dan meningkatkan partisipasi audiens dalam kampanye.

Selain melalui pendekatan interaktif, kampanye ini menggunakan pendekatan secara


virtual. Dimana dengan menggunakan pendekatan secara virtual, kampanye ini dapat
menjangkau target yang lebih luas. Sehingga kasus dan pemahaman terhadap bullying
dapat lebih bervariasi dan luas. Oleh karena itu, kampanye ini dilakukan dengan dua cara,
yaitu offline dan melalui platform media sosial Bully Busters dimana dalam keduanya
audiens dapat berbagi kisahnya mengenai bullying atau melakukan aktivitas-aktivitas
interaktif bertema bullying yang akan disediakan oleh Bully Busters. Dengan konsep
kampanye ini, Bully Busters berharap dapat mengedukasi audiens tentang bullying dan
membuat mereka memahaminya dengan cara yang menyenangkan.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

BAB III
MANAJEMEN PRODUKSI

A. PROSES PRODUKSI

1. Perencanaan Penelitian

Dalam tahap perencanaan penelitian, langkah pertama adalah menentukan


masalah penelitian dengan teliti, yang dalam penelitian ini adalah pengalaman bullying
di kalangan siswa kelas 11 SMA. Fokus penelitian yang sangat spesifik ini dipilih untuk
mendalami aspek-aspek yang terkait dengan pengalaman bullying pada tingkat
pendidikan ini. Setelah itu, kami juga telah menetapkan tujuan penelitian yang
jelas,termasuk tujuan umum yang mencakup analisis mendalam mengenai pengalaman
bullying siswa kelas 11 SMA, serta tujuan khusus yang berfokus pada identifikasi
dampak psikologis dari bullying ini. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
wawasan baru yang berharga bagi pengembangan program anti-bullying yang lebih
efektif di lingkungan sekolah. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung korban bullying di lingkungan
pendidikan.

2. Research Mengenai Bullying

Dalam tahap ini, peneliti akan melakukan tinjauan pustaka yang mendalam
terkait dengan penelitian bullying sebelumnya. Tinjauan pustaka mencakup studi-studi
terdahulu mengenai fenomena bullying, teori-teori yang telah diajukan oleh para ahli,
dan temuan-temuan penting yang telah ditemukan dalam penelitian-penelitian
sebelumnya. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap kerangka kerja yang telah
ada, peneliti dapat mengidentifikasi celah pengetahuan dan area-area di mana penelitian
ini dapat memberikan kontribusi signifikan. Tinjauan literatur yang komprehensif ini
akan membantu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan dan merancang
metode penelitian yang tepat, serta memberikan landasan teoretis yang kokoh untuk
penelitian ini. Dengan menggali pengetahuan yang telah ada, penelitian ini dapat
membangun fondasi yang kuat untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan.

3. Implementasi Kuesioner/Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap implementasi kuesioner, penelitian ini akan mengadopsi metode


penelitian campuran dengan fokus utama pada metode kuesioner terbuka. Metode ini
dipilih untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman bullying di
kalangan siswa kelas 11 SMA.

Dalam proses pengumpulan data, peneliti akan menggunakan platform Google


Form untuk mendistribusikan kuesioner kepada siswa kelas 11 SMA. Kuesioner
dirancang dengan pertanyaan terbuka yang memberi kebebasan kepada responden untuk
menyampaikan pengalaman mereka secara bebas dan rinci. Instruksi yang jelas akan
disertakan dalam kuesioner untuk memandu siswa dalam mengisi pertanyaan dengan
seksama. Waktu yang memadai akan diberikan kepada siswa agar mereka dapat
memberikan respon yang komprehensif, memastikan bahwa data yang diperoleh
mencakup berbagai aspek dari pengalaman bullying mereka.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

Selain itu, peneliti akan memantau proses pengumpulan data secara berkala.
Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa kuesioner diisi dengan benar dan
lengkap. Data yang terkumpul akan dikelola dengan cermat, melibatkan verifikasi dan
validasi data untuk memastikan keakuratan informasi yang diperoleh. Pengelolaan data
yang teliti ini juga mencakup analisis awal untuk mengidentifikasi pola-pola umum
dalam pengalaman bullying yang dilaporkan oleh responden yang telah ditentukan.

Metode kuesioner terbuka akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan


pemahaman mendalam tentang nuansa dan konteks dari setiap pengalaman yang
didapatkan dari responden.

4. Analisis Data

Dalam tahap analisis data, data yang telah terkumpul akan diolah menggunakan
metode statistik sederhana, seperti analisis frekuensi untuk mengetahui seberapa sering
kejadian bullying terjadi, dan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran rinci
tentang pengalaman bullying siswa kelas 11 SMA. Melalui analisis ini, informasi yang
relevan akan terungkap, termasuk pola-pola umum terjadinya bullying di institusi
pendidikan.

Selanjutnya, hasil data akan dijelaskan secara sederhana, mengacu pada tujuan
penelitian. Temuan-temuan penting, seperti pola-pola umum dalam kasus bullying, akan
disoroti dan dianalisis untuk memahami dampaknya. Informasi yang diperoleh akan
menjadi dasar untuk menyusun saran-saran yang bertujuan menanggulangi dampak
negatif bagi korban bullying, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan
nyaman bagi siswa.

5. BAHAN BAKU, PERALATAN, DAN PERLANGKAPAN

1. Cerita dan Pengalaman Korban Bullying: Bahan utama kampanye ini adalah cerita dan
pengalaman nyata dari para korban bullying yang berbentuk cerita.

2. Informasi dan Data: Data tentang dampak buruk dari bullying, statistik terbaru, dan studi kasus
untuk memperkuat pesan kampanye kami dengan fakta yang akurat dan relevan.

3. Perangkat Komputer dan Perangkat Lunak Desain Grafis: Kami menggunakan komputer dengan
spesifikasi tinggi dan perangkat lunak desain grafis, yakni Canva dan Remini untuk membuat
materi promosi, grafis, dan konten interaktif.

4. Jaringan Internet yang stabil untuk mengunggah kuesioner dan game quiz
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

6. CARA PEMBUATAN

1. Perencanaan Kampanye secara Terstruktur

Tahap awal dimulai dengan merancang rencana kampanye yang terstruktur,


dengan menentukan tujuan utama kampanye, target audiens, dan pesan yang akan
disampaikan.

2. Research dan Pengumpulan Materi

Tahap kedua yakni mengumpulkan materi dan informasi yang akan digunakan
dalam kampanye. Pengumpulan materi dilakukan dengan cara melakukan pencarian
materi yang berkaitan dengan kegiatan kampanye di internet, serta mewawancarai
korban bullying untuk mendapatkan cerita dan pengalaman pribadi untuk mendapat
perspektif yang dapat mewakili korban bullying. Hal ini dilakukan agar penyampaian
pesan saat kampanye efektif bagi audiens.

3. Pelaksanaan Kampanye

Kampanye ini dilaksanakan secara offline khususnya di SMAN 82 Jakarta. Tim


kampanye mengadakan acara interaktif secara langsung untuk audiens offline, sementara
untuk audiens online dapat mengisi kuesioner menggunakan Google Form diunggah dan
dipromosikan melalui akun media sosial Bully Busters.

7. PERMODALAN/PERENCANAAN ANGGARAN

 15 pcs Gelang tangan smiley Bully Busters: Rp.115.000,00

8. PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK

Pembagian tugas kelompok dilakukan seadil mungkin agar seluruh anggota kelompok
bisa mendapatkan kesempatan untuk berpendapat juga bekerja agar semua mendapat nilai,
pengalaman, serta pengetahuan yang sama tanpa membeda – bedakan struktur jabatan.

1). Ketua: Mahadwijosatrio Hendraputra: Berperan dalam mengkoordinasi seluruh kinerja


anggota kelompok dan mengerjakan proposal.

2). Wakil: Kalinda Ferrintia Basudewo: Berperan dalam membantu mengatur seluruh
kinerja anggota kelompok dan mengerjakan proposal.

3). Sekretaris: Golda Maria Rehatta: Berperan dalam mengerjakan proposal serta
melakukan research untuk projek.

3). Bendahara: Malaiqa Fayyaza Gumilar: Penanggung jawab keuangan untuk modal
projek serta mengerjakan proposal dan membuat file presentasi canva.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

4) Anggota:
1.4). Muhammad Gagah Perdana: Membantu mengerjakan proposal serta turut serta
membantu anggota kelompok.
2.4). Vedi Shafwan Syairkhayri: Membantu mengerjakan proposal serta turut serta
membantu anggota kelompok.
DRAFT CONTOH LAPORAN PROYEK SMAN 82 JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai