Anda di halaman 1dari 11

TUGAS LITERASI BAHASA INDONESIA

NAMA : FARIANI VINITA T.


KELAS : XI MIPA - 2
NO ABSEN : 21
Judul buku : BALING-BALING BAMBU
Pengarang : Maulana Faris
Penerbit, tahun terbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2016
Jenis buku : Cerita fiksi
Ketebalan buku : 1,6 cm
Jumlah halaman buku : 227

No. Hari, Halaman/ Informasi Penting Pertanyaan/


Tanggal Bab yang Tanggapan
Dibaca
1. Bab I Bermula dari 3 anak SMA yang bersahabat
“Mencontek” bernama Saga, Ipunk, dan Tejo. Suatu hari
mereka sedang menghadapi ulangan harian
fisika di kelasnya. Saat itu Saga belum
belajar fisika, Saga mulai merasa cemas
dan bingung memikirkan bagaimana
caranya untuk mengerjakan soal ulangan
fisika tersebut. Karena terlalu lama
berpikir waktu mengerjakan Saga pun
mulai kehilangan banyak waktu, ia
akhirnya memutuskan untuk mencontek
walaupun dia sadar jika itu tindakan yang
tidak baik. Ia mulai mencari strategi untuk
mencontek agar tidak ketahuan oleh guru
yang menjaga di depan kelas. Dia mulai
panik karna waktu mengerjakan tinggal
sedikit, strategi mencokteknya pun tidak
masuk akal. Oleh karna itu Saga dan kedua
temannya itu menunggu waktu yang tepat,
yaitu waktu dimana saat Pak Neto
membaca koran dan meinggalkan kelas
untuk beberapa saat. Kesempatan itu pun
terjadi seluruh murid yang ada dikelas itu
mulai mencontek termasuk Saga yang
meminta bantuan kepada temannya Rendi
yang menjadi juara di kelasnya. Saga pun
mulai memanfaatkan waktu yang tinggal
sedikit untuk menyalin kertas yang
diberikan temanya itu. Waktu mengejakan
akhirnya selesai, pak guru fisika pun mulai
mengumpulkan ketas ulangan tersebut.
Saga terlihat santai, karna sudah
menyelesaikan ulangan fisika dari hasil
contekan Rendi. Saga, Tejo, dan Ipunk
akhirnya menunggu hasil ulangan yang
akan dibacakan Pak Neto dengan rasa
percaya diri Saga beranggapan kalau dia
akan mendapatkan hasil yang baik. Tetapi
takdir berkata lain Pak Nato
mengumumkan bahwa Saga harus
mengikuti remidian minggu depan.

2. Bab II Tiba-tiba jam pelajaran berganti saat itu


“Belajar Pak Bruto selaku guru matematika datang
Bareng” dan mulai mengajar, tetapi Pak Bruto
memberi pengumuman bahwa besok akan
ada ulangan matematika dadakan dan
berkata bahwa besok tidak akan ada yang
mendapatkan nilai sempurna dan ulangan
tersebut akan menjadi penentu kenaikan
kelas. Dengan kaget Saga, Ipunk, dan Tejo,
serta seluruh teman kelasnya berteriak
mendengar pengumuman tersebut. Saga,
Ipunk, dan Tejo memikirkan bagaimana
caranya gar tidak remidi untuk ulangan
besok, akhirnya Saga memutuskan untuk
belajar bareng seketika Tejo dan Ipunk
tekaget-kaget karna mereka bertiga tidak
pernah belajar sebelumnya. Tejo dan Ipunk
pun menyetujui rencana Saga. Setelah
pulang sekolah mereka belajar bersama di
rumah Saga saat itu hal pertama yang
mereka lakukan adalah bermain hiburan
saja tanpa memikirkan tujuan mereka.
Saga teringat bahwa tujuan mereka untuk
belajar bersama, mereka pun mulai
membuka buku cetak matematika dengan
berlahan seketika Ipunk hampir pingsan
karna tidak mengerti dengan rumus-rumus
serta angka-angka yang terdapat dibuku.
Mereka bertiga hampir putus asa karna
tidak mengerti isi dari buku cetak tersebut,
Saga pun mengusulkan kalau sebaiknya
mereka belajar dari buku catatan. Saat
Saga membuka tas nya, ia melihat
beberapa kertas yang beriisikan rangkuman
rumus-rumus matematika yang akan keluar
untuk ulangan besok. Saga bertanya tanya
siapa yang memberikan kertas itu, Ipunk
pun menjawab bahwa kertas tersebut dari
Cindy. Tanpa pikir panjang mereka bertiga
pun mulai belajar matematika dari
rangkuman itu.

3. Bab III Keesokan harinya Pak Bruto datang


“Ulangan Pak kekelas Saga, Ipunk, dan Tejo untuk
Bruto” melaksanakan ulangan matematika. Saga
merasa deg-degkan karna takut akan
mengikuti remidi, Pak Bruto mulai
membagi soal ulangan matematika yang
terdiri dari 5 soal itu. Saat mengerjakan
soal ulangan Saga dan teman-temannya
dibingungkan dengan soal nomer terakhir
yang sangat sulit termasuk Cindy yang
selalu menjadi peringkat pertama di
kelasnya. Saga, Ipunk, dan Tejo mulai
menyerah untuk mengerjakan soal nomer
terakhir termasuk teman-temannya. Waktu
pengerjaan pun berakhir, Saga dan teman-
temannya menunggu Pak Bruto
membagikan hasil ulangan matematika.
Saat Pak Bruto membacakan hasilnya
Saga, Ipunk, dan Tejo merasa gugup untuk
mendengar hasilnya. Ternyata hanya ada 3
orang yang mendapatkan nilai 100 yaitu
Saga, Ipunk, dan Cindy. Saga kaget saat
mendengar bahwa dia mendapat nilai
sempurna, sedangkan Tejo hanya
mendapat nilai 95. Pak guru pun memberi
tahu sebuah rahasia dari soal matematika
tadi yaitu nomer terakhir yang membuat
seluruh kelas kebingungan. Ternyata soal
terakhir merupakan sebuah jebakan karna
soal tersebut tidak mempunyai jawaban.
Setelah mendengar hal itu Tejo merasa
kesal karna dia telah mengisi soal terakhir
dengan jawaban yang mengasal. Tejo
bertanya kepada Saga dan Ipunk
bagaimana caranya mereka bisa mendapat
nilai sempurna, Saga menjawab kalau dia
tidak mengerjakan soal nomer 5 dengan
alasan dia sudah menyerah untuk
mengerjakannya, sedangkan Ipunk
menjawab dengan santainya kalau dia
tidak mengerjakan soal nomer 5 dengan
alasan dia ketiduran. Karna mendengar
jawaban Ipunk yang sangat polos itu Saga
dan Tejo, serta seluruh kelas
menertawakan Ipunk.

4. Bab IV Saga bercerita tentang masa kecilnya dulu,


“Baling-Baling saat itu Saga masih kelas 2 SD. Ketika itu
Bambu” kantor dimna Ibu Saga berkerja sedang
mengadakan rekreasi ke pulau Bali. Saga
dan Ibunya mengikuti acara tersebut, saat
itu mereka disana sedang berpesta api
unggun sehingga semua tidur larut malam.
Seketika entah jam berapa tepatnya Saga
terbangun dalam keadaan tidak sadar ia
berjalan kearah pantai, saat di pantai Saga
berencana untuk melihat sunrise. Tiba-tiba
ia mendengar sebuah suara dan melihat
anak perempuan yang membawa baling-
baling sambil bernyanyi di pantai, Saga
pun mendekati anak itu dan mulai
menebak lagu yang dinyanyikan dan mulai
bertanya-tanya. Mereka asik mengobrol
dan bercanda tawa, tanpa sadar Saga
memperhatikan anak perempuan itu dan
membuat Saga menyukai anak itu karna
senyum manisnya. Saat keasikan berdua,
tiba-tiba anak perempuan itu dipanggil
neneknya sehingga mereka harus berpisah
tapi sebelum mengakhiri pertemuan
mereka anak perempuan itu memberikan
jepitan berbentuk baling-baling kepada
Saga dan berkata dia harus menyimpanya
sampai mereka bertemu kembali. Saga
menerima pemberiannya dan berjanji akan
mengembalikan jepitan itu saat mereka
bertemu lagi, anak itu pun pergi Saga pun
mulai mengingat kalau dia belum
berkenalan. Kembali lagi Saga sendang
berada di sekolahnya karna hujan Saga,
Ipunk, dan Tejo kebasahan. Ipunk
memberi tahu Saga bahwa kelas mereka
akan kedatangan murid baru yang cantik.
Saga pun tidak memperdulikanya, Cindy
datang dan menanyakan apakah mereka
berdua sudah belajar tugas praktik biologi
kelompok mereka. Dengan santainya
mereka manjawab kalau dia kelupaan
sehingga membuat Cidy kesal. Saat di
kelas guru fisika datang bersama murid
baru itu, seisi kelas terpanah melihat anak
baru itu. Dia pun memperkenalkan diri,
anak baru itu bernama Nia dan pindahan
dari Bali saat perkenalan Nia diminta
untuk menyanyi dia menyanyikan lagu
yang sama persis dengan anak kecil dimasa
lalunya Saga. Saga bertanya-tanya apakah
Nia anak perempuan dimasa lalunya, karna
senyum manisnya yang sama seperti anak
dimasa kecilnya.

5. Bab V Di pagi yang kelihatan cerah Saga, Ipunk,


“Pengumuman dan Tejo sedang berada di kelas. Pagi itu
Class Cindy selaku ketua kelas maju ke depan
Meeting” untuk memberi pengumuman mengenai
class meeting, seketika seluruh murid di
kelas berteriak gembira mendengarnya.
Sebelum melanjutkan pembicaraan Cindy
melihat Saga sedang berbicara dengan
Ipunk yang saat itu Saga sedang
menjawab pertanyaan Ipunk mengenai
class meeting, karna hal itu Cindy
memarahi Saga karna tidak
memperhatikanya. Saat Cindy menjelaskan
Saga memperhatikan Cindy diam-diam dan
berpendapat kalau diperhatikan Cindy itu
orang yang manis, pendiam, cantik, pintar,
dan sedikit galak. Cindy menjelaskan
bahwa besok saat class meeting akan
diadakan lomba antar kelas, mendengar hal
itu Saga tertarik dan mengajukan Ipunk,
Tejo, dan dia akan mengikuti lomba basket
dan band. Cindy awalnya kurang yakin
tetapi akhirnya ia menulis nama mereka
bertiga untuk diajukan mengikuti lomba,
Ipunk dan Tejo yang mendengar hal itu
langsung terkaget-kaget. Saga, Ipunk, dan
Tejo akhirnya latihan seusai jam sekolah
saat latihan basket bola yang dilembar
Saga mengenai Ibu kantin, ayam, dan
mobil melihat hal itu mereka serentak
berteriak dan meminta maaf atas
kesalahannya. Saat mereka sedang merasa
kelelahan tiba-tiba Cindy datang membawa
kresek berisikan air minum untuk
diberikan kepada mereka. Melihat hal itu
Saga mengucapkan terima kasih tetapi
Cindy berkata kalau itu air bekas rapat
OSIS, medengar hal itu mereka bertiga
kaget karna meminum air bekasan. Walau
begitu mereka tetap meminumnya, Tejo
memberitahukan sikap Cindy yang selalu
perhatian kepada Saga, Ipunk pun
berusulan sama mendengar hal itu Saga
mulai memikirkan sikap Cindy pada nya.
Saga berkata pada dirinya sendiri tentang
Cindy yang munkin menjadi perempuan
satu-satunya yang mengerti dia dan Saga
merasa kalau dia dan Cindy mulai tumbuh
suatu ikatan diantara mereka walaupun
mereka belum menyadarinya.

6. Bab VI Hari itu Saga sedang berlatih memainkan


“Lagu” gitar, karna dia baru bisa memaikan kunci
C, D, dan G sekarang Saga sedang belajar
memainkan kunci A. Sambil belajar Saga
mendengarkan musik di hp nya
mengunakan headset, tiba-tiba Nia berkata
kalau dia ingin dinyayikan sebuah lagu.
Saga saat itu merasa bingung karna dia
baru bisa beberapa kunci saja, dia menolak
permintaan Nia dengan alasan situasi dan
kondisinya sedang tidak pas, namun cara
itu tidak berhasil Nia tetap memaksa untuk
dinyayikan sebuah lagu. Saat Saga sedang
memikirkan alasan kedua tiba-tiba Ipunk
datang dan memberi kabar bahwa Saga dan
Tejo serta dirinya harus mengambil nomor
undian, mendengar hal itu Saga bisa lolos
dari Nia. Saat itu Tejo sudah duluan di
ruangan tempat pengambilan undian Saga
dan Ipunk datang terlambat. Saga memberi
tahu Ipunk untuk mengambil nomor urutan
ditengah-tengah, tetapi saat Ipunk
mengambil undian ia berkata kalau mereka
mendapat nomor ditengah-tengah
mendengar hal itu Saga dan Tejo merasa
tenang, tetapi setelah ditanya mereka
mendapat nomer urutan berapa Ipunk
menjawab kalau mereka mendapat nomer
undi 2. Saga dan Tejo shok akan jawaban
Ipunk, setelah itu Sga bertanya ke Tjo
mengenai grup band mana saja yang akan
menjadi saingan terberat mereka Tejo
menjawab mendengar hal itu Saga mulai
gelisah melihat anggota band lainnya yang
sudah mulai latihan menyelaraskan nada,
musik, dan irama, walau begitu Saga,
Ipunk, dan Tejo berinisiatif utuk tidak
kalah. Ternyata mereka mendapat
pengumuman kalau setiap band harus
memainkan lagu ciptaan mereka sendiri,
mereka bertiga serentak mengucapkan kata
mampus bersama-sama. Setelah mendapat
nomer undian setiap anak diwajibkan
kembali ke kelas masing-masing.
7. Bab VII Disaat murid-murid SMA menghabisan
“Lagu waktunya untuk menghibur diri saat jam
Pertama” istirahat Saga malah disibukan dengan
membuat lagu untuk lomba class meeting
minggu depan. Saga sedang memilih lagu
jenis apa yang akan dibawakan, tiba-tiba
Nia datang dan bertanya apakah Saga
pernah menyukai seseorang apa adanya.
Saga menjawab dulu dia pernah menyukai
seseorang dimasa kecilnya walau cuma
sesaat. Saga pun bertanya balik ke Nia dan
Nia menjawab dia dulu juga sama pernah
menyukain seseorang di masa kecilnya.
Mendengar hal itu Saga beranggapan apa
benar jika Nia adalah anak perempuan
yang memberikan jepit rambut itu, tapi
Saga belum dapat memastikannya. Nia
mengusulkan supaya Saga membuat lagu
dari kisah masa kecilnya dulu, Saga pun
berterima kasih atas usulan itu. Saga
mencoba bertanya kepada Nia tetapi kata-
kata yang akan Saga tanyakan tidak bisa
keluar bergitu saja sangat sulit untuk ia
ucapkan, yaitu bertanya apakah benar dia
yang memberikan jepit rambutnya itu.

8. Bab VIII Pagi itu didalam kelas tidak ada pelajaran


“Class karna kepala sekolah telah memberikan
Meeting” kesempatan kepada muridnya untuk
menyiapkan segala persiapan untuk class
meeting. Pagi itu Saga bangun gasik karna
dia disuruh oleh Cindy untuk mengambil
pesanan kostum, saat mengambil kostum
dia kelupaan kalau dia berangkat
kegasikan sehingga toko masih tutup.
Tetapi Saga memeberanikan diri untuk
mengetuk pintu toko tersebut, tak lama
muncul pegawai wanita yang tingginya
170 an dan beratnya mungkin bisa
mencapai 100an hal itu membuat Saga
merasa takut. Saga memberanikan diri
untuk mengambil pesanan itu ternyata
selain mengambil kostum Cindy
menitipkan 2 drum dan harus dibawa Saga.
Saga bingung memikirkan bagaimana
caranya untuk dapat mengangkat barang-
barang itu karnya waktu untuk
kesekolahnya tinggal 15 menit lagi. Saga
membuat smart solution akhirnya Saga
memilih cara pertama dengan memakai
kostum kelinci pink besar sambil
membawa 2 drum dan menaiki angkot
karna waktu untuk ke sekolah sudah 13
menit lagi. Hal itu membuat Saga menjadi
pusat perhatian dimana-mana termasuk di
sekolah. Setelah sampai di sekolah Saga
menitipkan barang bawaanya di post
satpam, dengan maksud supaya Ipunk dan
Tejo bisa membantunya untuk membawa
barang tersebut. Di kelas Cindy berusaha
membuat yel-yel untuk acara class meeting
esok, tetapi tak ada seorang pun yang
memperhatikannya dan malah asik sendiri
melihat hal itu dari luar kelas Saga merasa
kasiah. Akhirnya dia balik ke post satpam
dan memakai pakaian kelinci pink besar
sambil memebawa toa menuju kelasnya
untuk membuat suasana dikelasnya
mencair dan memprovokasikan kelas nya
untuk tampil heboh saat class meeting.
Mendengar dan melihat hal itu Cindy
berterima kasih kepada Saga.

9. Bab IX Hari itu Saga, Ipunk, dan Tejo mewakili


“Basket” kelasnya untuk mengikuti pertandingan
basket. Sebelum pertandingan di mulai
Tejo mengetest Saga tentang peraturan
permainan bola basket, Saga menjawab
dengan pede nya yang ternyata salah
membuat Tejo merasa emosi. Waktu
pertandingan akan segera dimulai tiba-tiba
Saga mendapat panggilan alam yang
mengharuskan dia untuk pergi kebelakang.
Tejo panik karna waktunya sebetar lagi,
meski begitu rasa yang tidak tertahankan
membuat Saga tetap pergi kebelakang.
Saat menyelesaikan panggilan alam Saga
mendengan suara peluit tanda permainan
dimulai, dengan sigap ia cepat-cepat untuk
membereskannya. Tapi ada satu kendala
yaitu di wc tersebut tidak ada gayung dan
membuat Saga panik, untungnya ada
perempuan yang lewat kamar mandi
sehingga Saga meminta bantuannya untuk
diambilkan gayung. Dengan berlari Saga
datang ke area pertandingan dan
mendengar skor yang dicapai yaitu 15-0 ya
kelas Saga masih belum memdapat skor.
Saga merasa bersalah karna tidak
mengikuti pertandingan dari awal dan
merasa kasihan melihat muka Ipunk dan
Tejo yang kewalahan. Saga dengan
semangat bermain basket untuk
mendapatkan sebuah skor ternyata Saga
bisa mencetak angka untuk kelasnya
melalui three point dan melalui heading
skor yang dicetak baru 15-6 sehingga
dengan skor tersebut kelas Saga kalah.
Walau begitu suporter kelas Saga tidak
merasa kecewa karna sudah melihat
perjuangan Saga, Ipunk, dan Tejo yang
habis-habisan.

10. Bab X Malam itu Saga sedang beristirahat


“Panggung dikamarnya ditemani oleh sebuah gitar dan
Para Bintang” suara radio. Saga sedang kepikiran untuk
penampilan bandnya besok, tiba-tiba Saga
mendapat pesan wa di hp nya pesan itu
dari Cindy yang menanyakan persiapan
tampil untuk besok dan bertanya lagu apa
yang akan dibawakan nanti. Entah kenapa
Saga dengan refleks menelepon Cindy dan
menyanyikan sedikit lagu ciptaannya itu
bersama Ipunk dan Tejo. Cindy memuji
lagu yang dinyanyikannya, Saga bercerita
jika lagu itu terinspirasi oleh sosok
perempuan di masa kecilnya itu.
Mendengar hal itu Cindy bertanya apakah
perempuan itu cinta pertamanya, saat Saga
hendak menjawab tiba-tiba saja telepon
mereka terputus karna Saga kehabisan
pulsa. Esoknya di sekolah Saga terlihat
berulang-ulang kali pergi ketoilet mungkin
karna perasaan gugup, tetapi sikap Ipunk
dan Tejo terlihat santai-santai saja tanpa
harus memikirkan apa yang harus mereka
persiapkan nanti diatas panggung. Sambil
menunggu MC nya akhrinya datang dan
mulai mengecek mic, acara akhirnya
dibuka oleh MC mereka merasa kaget dan
deg-degan nama grup band mereka
dipanggil maju kedepan karna kontestan
pertama sedang ada halangan untuk tampil
duluan sehingga mereka akan menjadi
kontestan pertama yang akan tampil
sebagai pembuka. Dengan rasa gugup
mereka naik keatas panggung dan mulai
mengecek alat musik yang akan dimainkan
mereka masing-masing. Saat hendak
dimulai Saga mendapat semangat dari
Cindy dan mengatakan lelucon kepada
Saga yaitu dia harus berhati-hati karna hari
ini anginnya kencang dan dapat membuat
rambut Saga yang berbentuk baling-baling
berputar. Sebelum tampil Saga sudah
bilang pada Tejo kalau dia akan menembak
wanita yang disukainya setelah band
mereka tampil. Band Saga pun tampil
dengan meriah disertai para penonton yang
ikut meramaikan acaranya. Setelah selesai
Saga berlarian menuju kelas nya untuk
menembak orang yang dia sukai. Setibanya
di kelas Saga melihat banyak kerumunan
di dalam kelasnya ternyata didalam sedang
ada yang menyatakan perasaan yaitu kak
Ryan yang sedang menembak Cindy
melihat hal itu Saga merasa kecewa dan
patah hati karna cewe yang akan dia
tembak ternyata sudah ditembak cowo lain.

11. Bab XI Saat itu Saga sedang berada dikamarnya, ia


“Cowo Baling- merasa malas untuk melakukan sesuatu
Baling” saat itu perasaan yang sedang dialami
adalah patah hati yang tak tertahankan.
Cuaca dan suasana diluar sama persis
seperti yang sedang dirasakan Saga, hujan
deras yang disertai sambaran petir. Walau
sudah banyak chat yang mucul di wa nya
Saga tetap merasa malas untuk
membukanya. Tetapi Saga berusaha
melupakan persaan patah hati terhadap
Cindy, ia membuka hp dan melihat pesan-
pesan di wa nya saat itu Cindy mengirim
pesan tetapi Saga tidak ingin membukanya.
Dia membalas chat grup sate punk yang
beranggotakan Ipunk dan Tejo saja. Ipunk
dan Tejo berencsna untuk main kerumah
Saga, dan tiba-tiba saja dirumah Saga
sudah terdengar suara Iunk dengan kata
hajipi nya. Saga bertanya bagaimana cara
mereka berdua bisa masuk dan dimana
Tejo sekarang, Ipunk menjawab karna
pintu rumah Saga tidak dikunci mereka
langsung masuk saja dan memberi tahukan
Tejo sedang ada didepan kulkas untuk
mencari makan. Saga terlihat murung dan
tidak seperti biasanya setelah ditanya
kedua temannya dia menjawab kalau saat
ini dia sedang patah hati. Dengan polos
nya Ipunk mengatakan kalau Saga ditolak
Cidny sehingga membuat perasaan Saga
menjadi kacau. Mendengar itu Tejo
memberitahukan ke Ipunk kalau
perkatannya membuat Saga semakin sedih.
Tejo malah ikut-ikutan berkata kalau
Cindy sudah jadian dengan kak Ryan,
mendengar hal itu semakin membuat Saga
merasa patah hati. Tiba-tiba saja Nia
memvideo call Saga untuk mengundang
dia dalam pesta ulang tahunnya malam ini.
Mendengar hal itu mereka bertiga
langsung bersiap-siap walau Ipunk dan
Tejo meminjam pakaian kepada Saga.
Setelah sampai di rumh Nia, Nia
menyatakan kalau dirinya suka terhadap
Saga mendengar hal itu Sag kaget karna
pernyataan dari Nia itu. Nia bertanya
apakah Saga menyukai Cindy mendengar
pertanyaannya Saga tidak bisa
menjawabnya, tiba-tiba saja Nia
memberitahu kalau Cindy tidak bisa hadir
dipestanya malam ini karna masih ada
urusan OSIS di sekolah. Mengetahui hal
itu Saga bertanya dalam hatinya
bagaimana keadaan Cindy saat hujan
seperti ini dan Saga mulai merasa cemas.
Nia mengatakan jika Saga menyukai Cindy
seharusnya dia saat ini menjemput Cindy.
Dengan sigap Saga meminta izin ke Nia
untuk menjemput Cindy dan mulai berlari
keluat menggunakan jas hujan milik Ipunk
dan payung milik Nia. Sesampainya di
sekolah dia betemu Cindy dan bertanya
apakah dia adalah anak perempuan dimasa
kecilnya itu, Cindy menjawab dengan
tertawa ternyata Saga masih mengingat
kenangan itu. Cindy menanyakan
keberadaan jepit rambut miliknya lalu
Saga menunjukannya, secara langsung
juga Saga menyatakan perasaannya dan
Cindy ternyata mempunyai perasaan yang
sama terhadap Saga. Cindy juga
mengatakan kalau dia tidak jadian dengan
kak Ryan, hal itu membuat Saga merasa
senang. Mereka berjalan berdua dibawah
panyung dan guyuran air hujan, walau
udara saat itu dingin mereka merasa hangat
karna berjalan bersama orang yang mereka
sayangi.

Anda mungkin juga menyukai