Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BIOLOGI

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI DENGAN


METODE HIDROPONIK DAN MEDIA TANAH

Disusun Oleh Kelompok 6:

Adya Rifhatussholikhah (03)

Hafidh Muhammad Ahnaaf (20)

Putri Azzuwa (27)

Reno Alfaza Satrio Prasojo (29)

Yurike Pavelia Putri Dewi Bunga (35)

Kelas: X-2

SMAN 1 DRIYOREJO

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula
kami mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi di dalam memberikan sumbangan baik materi ataupun pikirannya dalam
penyelesaian tugas ini.

Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas biologi. Dan kami harap
semoga dengan laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami terutama
tentang sawi, dan hidroponik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin masih ada kekurangan di dalam laporan ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sebuah
kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini bisa memberikan


informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada para pembaca yang membaca karya ilmiah ini hingga akhir.

Gresik, 17 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Hipotesis.........................................................................................................2
1.4 Tujuan............................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................4

KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................4

2.1 Sawi................................................................................................................4
2.2 Hidroponik..................................................................................................... 6

BAB III.......................................................................................................................8

METODOLOGI.........................................................................................................8

3.1 Rancangan Penelitian...................................................................................8


3.2 Cara Mendapatkan Data...............................................................................9

BAB IV......................................................................................................................15

ANALISIS DATA.....................................................................................................15

4.1 Olah Data......................................................................................................15


4.2 Analisis.........................................................................................................15

BAB V........................................................................................................................17
Kesimpulan................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas sayuran
yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat di Indonesia.
Tanaman sawi bukan asli dari Indonesia, namun sawi dapat dikategorikan sebagai
salah satu sumber pendapatan dalam sektor pertanian di Indonesia.

Tanaman sawi merupakan tanaman yang bernilai ekonomis yang


mempunyai banyak manfaat, dalam arti tanaman mudah didapat dan tersedia setiap
saat, harganya yang murah serta dapat diolah sebagai sayuran atau lalapan dalam
bentuk masak. Beberapa alasan tanaman sawi disukai sebagai tanaman sayuran
adalah tanaman sawi memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan kandungan
kalsium, asam fosfat dan magnesium yang tinggi.

Permintaan terhadap komoditas sayuran di Indonesia terus meningkat,


seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk. Kurangnya lahan dan
hasil panen yang buruk membuat produksi sayuran semakin menurun. Hal ini
menyebabkan naiknya harga komoditas sayuran, salah satunya sawi. Pada sisi lain
sebagian masyarakat juga menginginkan produk yang lebih berkualitas, namun
dengan harga yang tetap terjangkau. Hal ini terjadi karena pertanian saat ini masih
bersifat konvensional dan tidak memperhatikan teknik budidaya yang baik,
teknologi juga masih kurang diterapkan oleh para petani, sehingga kualitas dan
jumlah produksi yang dihasilkan masih kurang. Selain itu, perkembangan industri
semakin maju, sehingga mengurangi lahan untuk pertanian.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan budidaya yang


baik yaitu dengan cara melakukan pertanian dengan teknik budidaya yang lebih
modern, salah satu teknik yang baik adalah teknik budidaya hidroponik. Sistem
hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang sangat efektif, karena dapat
dilakukan di lahan yang terbatas seperti daerah perkotaan seperti pekarangan rumah,
kantor dan lain sebagainya. Selain itu, pada sistem hidroponik pengaruh dari kondisi
lingkungan pertanian yang tidak ideal dapat di minimalisır. Dengan sistem
hidroponik, petani dapat mengatur kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban dan
intensitas cahaya matahari, nutrisi tanaman, bahkan faktor curah hujan dapat
dihilangkan dan serangan hama serta penyakit dapat diperkecil. Sistem hidroponik
juga menjadi solusi menghadapi kendala lahan pertanian yang semakin berkurang
kesuburannya, hal ini dikarenakan pada sistem hidroponik hara disediakan dalam
bentuk larutan hara, mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk tumbuh dan hal tersebut didapatkan dari media tanam dan juga bahan tumbuh.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan penelitian


mengenai pengaruh berbagai media tanam dan bahan tumbuh pada pertumbuhan dan
produksi tanaman sawi (Brassica junceaL.) dalam sistem hidroponik teknik film
nutrisi dan tanah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah perbedaan tanaman sawi yang ditanam dengan metode hidroponik
dan yang ditanam di media tanah?
2. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan sawi?

1.3 Hipotesis
1. Diduga tanaman hidroponik lebih cepat tumbuh dari pada tanaman yang di
taman di media tanah.
2. Diduga media tanam yang spons membuat pertumbuhan sawi lebih cepat
daripada media tanam tanah.
1.4 Tujuan
Tujuan yang hendak di capai dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan dari tanaman sawi yang ditaman menggunakan
metode hirdroponik dan yang di taman pada media tanah.
2. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan sawi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sawi

Sawi merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis


sayur sayuran yang dimanfaatkan daun-daun yang masih muda. Daerah asal
tanaman sawi diduga dari Tiongkok dan Asia Timur, di daerah Tiongkok, tanaman
ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke
Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke wilayah Indonesia diduga pada abad XIX.
Bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama
kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain Cipanas,
Lembang, Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai
ketinggian diatas 1.000 meter dari permukaan laut (Susila, 2006).

Sawi sebagai makanan sayuran memiliki macam-macam manfaat dan


kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan
sebagai bahan makanan sayuran juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan antara
lain untuk mencegah timbulnya tumor payudara, mencegah kanker payudara,
menyehatkan mata, mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah, menghindari
serangan jantung. Selain itu sawi juga digemari oleh konsumen karena memiliki
kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua jenis caisin atau
sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau (Pracaya, 2011).

Klasifikasi tanaman sawi adalah sebagai berikut:


Kingdom : plantae
Divisio : spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L.
Menurut Haryanto (2003) klasifikasi tanaman sawi yaitu: Divisi
Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Sub kelas Dicotyledonae, Ordo Papavorales,
Famili Brassicaceae, Genus Brassica, Spesies Brassica juncea L.

Tanaman sawi mempunyai batang semu yang pendek hampir tidak


kelihatan karena dari pangkal batang tumbuh tangkai daun dan daunnya bulat
panjang dan berbulu halus. Tanaman sawi yang dimanfaatkan untuk sayuran adalah
daunnya. Jika dimasak dan dimakan terasa lunak dan segar. Tanaman sawi
memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang akar yang bentuknya bulat
panjang (silindris) menyebar ke semua akar pada kedalaman antara 30-50 cm.
Akar-akar ini berfungsi antara lain untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam
tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Yulia et al., 2011).

Tanaman sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik


didataran tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam
tangkai bunga yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap
kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota
bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang
berongga dua (Rukmana, 2007).

Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga


lebah maupun tangan manusia, hasil penyerbukan ini berbentuk buah yang berisi
biji, buah sawi termasuk tipe polong yakni bentuknya panjang dan berongga, tiap
polong berisi 2-8 butir biji. Biji-biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau
coklat kehitam-hitaman (Supriati dan Herliana, 2010).

Sunarjo (2004) mengatakan bahwa tanaman sawi dikembangkan


dengan bijinya (generatif) yang mana diawali dengan penyemaian dan sawi dapat
digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

a. Sawi putih atau Sawi jabung (Brassica juncea L. var. rugosa Roxb. & Prain)
jenis ini memiliki ciri-ciri batangnya pendek, tegap dan daundaunnya lebar
berwarna hijau-tua, tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke
bawah. Daunnya agak halus dan tidak berbulu. Tulang 9 daunnya lebar,
berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai pendek, dan bersayap.
b. Sawi hijau (Brassica juncea L.) yang memiliki ciri-ciri batangnya pendek,
dan daun-daunnya berwarna hijau keputih-putihan. Sawi jenis ini memiliki
batang pendek dan tegak. Daunnya lebar berwarna hijau tua, bertangkai
pipih, kecil dan berbulu halus.
c. Sawi huma, yakni sawi yang tipe batangnya kecil panjang dan langsing,
daun-daunnya panjang sempit berwarna hijau keputih-putihan, serta tangkai
daunnya panjang bersayap. Batang sawi ini panjang, kecil, dan langsing.
Daunnya panjang sempit, berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai
panjang dan berbulu halus.

2.2 Hidroponik

Hidroponik merupakan metode dalam berbudidaya dengan


menggunakan media tanam selain tanah dan pemberian nutrisi sebagai penunjang
pertumbuhan tanaman. Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman dengan
menggunakan air sebagai medium tanamnya yang mengandung nutrisi dan oksigen
dalam kadar. Bertambahnya pembangunan menyebabkan lahan pertanian di
Indonesia semakin sempit sehingga mengakibatkan berkurangnya pemasokan bahan
pangan terutama didaerah perkotaan. Teknik budidaya secara hidroponik merupakan
upaya intensifikasi alternatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pemanfaatan sumberdaya lahan.

Teknik budidaya ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan


dengan metode konvensional di tanah yaitu hasil tanaman lebih bersih, nutrisi yang
digunakan lebih efisien karena sesuai dengan kebutuhan tanaman, tanaman bebas
dari gulma, tanaman relatif jarang terserang hama dan penyakit karena terkontrol,
kualitas dan kuantitas produksi lebih tinggi sehingga memiliki nilai jual tinggi, dan
dapat menggunakan lahan sempit (Said, 2007). Budidaya secara hidroponik lebih
ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida, tidak meninggalkan residu
dan kebutuhan air lebih hemat serta tanaman tumbuh lebih cepat. Kelemahan sistem
budidaya hidroponik meliputi investasi awal cukup mahal, tenaga kerja harus
terlatih dan pemilihan pasar harus tepat (Haryanto dkk, 2007).

Salah satu metode dalam hidroponik yaitu hidroponik Nutrient Film


Technique (NFT). Metode ini dilakukan dengan meletakkan akar tanaman pada air
nutrisi yang dangkal disirkulasikan secara terus menerus selama 24 jam (Lingga,
2011). Lapisan air tersebut sangan tipis yaitu sekitar 3 mm sehingga mirip film.
Oleh karena itu teknik ini disebut sistem NFT (Untung, 2004).

Tanaman membutuhkan 16 unsur hara / nutrisi untuk pertumbuhan


yang berasal dari udara, air dan pupuk. Unsur-unsur tersebut adalah karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), Kalsium
(Ca), besi (Fe), magnesium (Mg), boron (B), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng
(Zn), molybdenum (Mo) dan khlorin (Cl). Unsur-unsur lainnya didapatkan melalui
pemupukan atau larutan nutrisi. Pada budidaya tanaman dengan sistem hidroponik
pemberian air dan pupuk memungkinkan dilaksanakan secara bersamaan. Dalam
sistem hidroponik, pengelolaan air dan hara difokuskan terhadap cara pemberian
yang optimal sesuai dengan umur tanaman dan kondisi lingkungan sehingga tercapai
hasil yang maksimum (Susila, 2006).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Rancangan Penelitian

Benih

Pemeraman

Tanah Hidroponik

Dilakukan Pengamatan

Mengetahui perbedaan sawi yang ditanam di tanah dengan yang ditanam


menggunakan metode hidroponik
3.2 Cara Mendapatkan Data

Pengumpulan data dilakukan secara langsung. Penelitian dilaksanakan


di rumah salah satu anggota kelompok, berlangsung selama 28 hari. Dimulai dari
tanggal 2 September 2022 sampai dengan tanggal 29 September 2022. Lalu,
didapatkan data tentang pertumbuhan sawi adalah sebagai berikut:

a. Alat dan Bahan

1) Benih
2) Air
3) Wadah plastik
4) Tanah
5) Polybag
6) Perlengkapan hidroponik, meliputi wadah penampung, pompa air, dsb.
7) Spons
8) Nutrisi AB Mix
9) TDS meter

b. Langkah Kerja

1) Pemeraman

Hal pertama yang dilakukan


adalah dengan melakukan pemilihan
terhadap benih yang akan ditanam, benih
yang dipilih adalah benih yang sekiranya
bagus dan tidak cacat. Pada penelitian
kali ini kami menggunakan benih sawi
TOSAKAN. TOSAKAN adalah sawi
Gambar 1. Sawi TOSAKAN
hijau (caisim) dengan bentuk daun
lonjong berwarna hijau muda. Biji terbaik yang telah dipilih dicuci hingga
bersih, lalu di rendam dengan air bersih selama kurang lebih 24 jam. Tujuan
dari dilakukan perendaman ini adalah untuk
mempercepat proses perkecambahan pada
benih.

2) Penanaman

Selepas direndam, benih ditanam pada mediaGambar 2. Pemeraman


tanamnya masingBiji
masing. Untuk yang ditanam di tanah, benih dikubur didalam tanah dengan
kedalaman sekitar 1 cm, menyesuaikan dengan ukuran benih.

Untuk benih yang ditaman dengan metode hidroponik, benih tidak


langsung ditaruh di tempat pemberian nutrisi. Komposisi nutrisi yang
diberikan masih terlalu besar untuk kecambah yang baru tumbuh.
Pemberian nutrisi yang berlebih pada tanaman yang masih kecil justru akan
berpengaruh pada kesehatan tanaman, Jadi untuk sementara waktu benih
akan ditaruh pada media tanam berupa spons yang diberi air biasa dan
dijaga kelembapannya. Tanaman baru akan dipindahkan ke tempat
pemberian nutrisi ketika daun sejatinya telah tumbuh.

3) Pembuatan Hidroponik

Pada penelitian kali ini kami


akan melakukan penanaman
dengan metode hidroponik teknik
Nutrient Film Technique (NFT).
Yakni metode hidroponik yang
dilakukan dengan meletakkan akar
tanaman pada air nutrisi yang Gambar 3. Macam Hidroponik
Source: Hidroponikpedia.com
disirkulasikan secara terus
menerus selama 24 jam

Terdapat 3 komponen utama yang harus


dimiliki sistem hidroponik NFT, yaitu tempat

Gambar 4. Pipa Paralon


Yang Dilubangi
meletakkan tanaman, tempat penampung air, dan pompa air untuk
mensirkulasikan air. kami menggunakan pipa paralon berukuran 3 inc yang
dilubagi pada bagian tertentu untuk tempat diletakkannya tanaman. Lubang
berukuan sekitar 5 cm, lubang pada paralon yang telah dibuat akan diberi
gelas plastik dengan lubang berisi tanaman yang ditanam.

Untuk wadah penampung, kami


menggunakan ember cat bekas. Ember ini diisi
dengan air lalu dipasang pompa air didalamnya.
Pompa air disambungkan ke paralon dengan
menggunakan selang. Air yang disedot pompa
akan dialirkan ke dalam paralon, sehingga akar
tanaman yg berada digalam gelas plastik pada
pipa paralon akan terkana aliran larutan nutrisi.
Sisi lain dari paralon akan disambungkan ke
Gambar 5. Wadan Penampung dan
wadah penampung, sehingga aliran larutan Pompa Air

nutrisnya akan jatuh dan kembali ke wadah.

Nutrisi yang kami gunakan untuk hidroponik adalah nutrisi AB Mix.


Nutrisi AB Mix merupakan pupuk siap pakai khusus hidroponik yang
mengandung semua unsur hara baik makro dan mikro yang sangat
diperlukan oleh tanaman dengan budidaya hidroponik.

Sebelum diaplikasikan kepada tanaman,


nutrisi AB Mix perlu di racik terlebih dahulu.
Nutrisi A dan B perlu dicampur air sebanyak
500 ml. Setelah itu larutan nutrisi A dan B
dicampurkan dengan air yang berada pada
wadah penampung. larutan pada wadah
penampung perlu di ukur konsentrasi zatnya
menggunakan TDS meter. Target yang cocok
untuk tanaman adalah 800 ppm. Jika Gambar 6. Pupuk A,B, & TDS
meter
menunjukkan angka yg lebih tinggi maka larutan dapat diberi tambahan air
untuk menurunkan konsentrasinya, dan apabila kurang maka dapat
ditambahkan larutan nutrisi A dan B hingga mencapai angka 800 ppm.

Larutan nutrisi di taruh di dalam wadah penampung. Bagian dalam


wadah penampung diusahakan tidak tembus atau terkena cahaya matahari.
Dengan adanya cahaya matahari dan
nutrisi yang terdapat pada wadah
dapat memicu tumbuhnya lumut. Ph
dan konsentrasi larutan nutrisi juga
harus senantiasa dipantau untuk
menjaga kesuburan tanaman.

Gambar 7. Sistem Hidroponik NFT

c. Pengamatan

Hari Foto
ke- Hidroponik Tanah
1

12
15

18

24

28
BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Olah Data

Hari Hidroponik Tanah


ke- Tinggi Diameter Daun Tinggi Diameter Daun
1 - - - -
3 0,2 cm - 2 cm 0,4 cm
6 4 cm 0,6 cm 5 cm 1 cm
9 4,5 cm 1 cm 5 cm 1,3 cm
12 5 cm 1,5 cm 5,4 cm 1,7 cm
15 7 cm 1,7 cm 6 2
18 8,4 2,5 6,5 2
24 10 3,5 8 2,2
28 12 4,5 9,5 2,5

4.2 Analisis

a. Hidroponik

Pada hari ke-3, sawi yang di tanam menggunakan metode hidroponik


mulai menumbuhkan batang, dan mulai muncul daun pada hari ke-6.
Awalnya sawi yang ditanam menggunakan metode hidroponik
pertumbuhannya lebih lambat, dikarenakan saat masih kecambah sawi
dengan metode hidroponik belum boleh diberi larutan nutrisi secara
langsung, sehingga pertumbuhannya lebih lambat dari sawi yang ditaman
ditanah, yang sejak awal sudah mendapat nutrisi yang cukup dari tanah.
Namun ketika sawi hidroponik sudah mulai dipindah ke tempat pemberian
nutrisi, pertumbuhannya mulai signifikan. Dalam beberapa hari saja
pertumbuhannya sudah mampu melampaui pertumbuhan sawi yang ditanam
di tanah.

Sawi yang ditanam menggunakan metode hidroponik daunnya lebih


lebar dan berwarna hijau cerah. Sawi hidroponik tidak terserang penyakit
dan terlihat lebih segar.

b. Tanah

Sawi yang ditanam di tanah sudah mulai mengeluarkan batang dan


daun dihari ke-3. Pada awalnya pertumbuhan sawi yang ditaman di tanah
sangat pesat, namun lama kelamaan mulai menurun kecepatannya. Pada
beberapa bagian sawi juga mengalami kebusukan, yang disebabkan oleh
tanah yang lembab sehingga menjadi tempat berkembangnya jamur dan
bakteri. Tanah yang basah dan sirkulasi oksigen pada tanah yang tidak begitu
baik membuat kadar ph tanah sulit dikontrol, yang menjadi penghambat
pertumbuhan tanaman.

BAB V

KESIMPULAN

1. Apakah perbedaan tanaman sawi yang ditanam dengan metode hidroponik dan yang
ditanam di media tanah?

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, tanaman sawi yang


ditanam dengan metode hidroponik lebih subur, lebih cepat tumbuh, lebih bersih,
lebih besar, serta lebih sehat dari sawi yang ditanam di tanah.
Maka hipotesis kami yang menyatakan bahwa sawi yang ditanam
dengan metode hidroponik lebih cepat tumbuh daripada sawi yang ditanam di tanah
sinyatakan diterima.

2. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan sawi?

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, media tanam berpengaruh


pada pertumbuhan tanaman. Sulitnya sirkulasi oksigen pada media tanam tanah
ditambah dengan tanah yang basah membuat turunnya kadar ph, dan membuat tanah
cenderung asam. Bila kondisi ph pada media tumbuh tanaman bersifat asam,maka
dapat mempengaruhi kelancaran tanaman dalam menyeram unsur hara, yang dapat
menyebabkan terlambatnya pertumbuhan tanaman. Berbeda dengan hidroponik
yang menggunakan media tanam spons, spons lebih lancar dalam hal sirkulasi udara
yang membuat stabilnya keseimbangan ph.

Selain itu tanah juga mengandung banyak bakteri yang dapat merusak
tanaman. Ketika tanah terlalu lembab dapat membuat cepat berkembangnya jamur
dan bakteri yang dapat merusak tanaman.

Maka hipotesis kami yang menyatakan bahwa media tanam spons


membuat tanaman lebih cepat tumbuh dinyatakan diterima.

FOTO-FOTO SELAMA PROSES PENELITIAN

Gambar 8. Kerja Kelompok Membuat Laporan

Gambar 9. Putri Azuwa Menanam Benih


Gambar 10. Pemotongan Pipa Gambar 12. Melubangi Gelas Plastik

Anda mungkin juga menyukai