Anda di halaman 1dari 2

KISAH 3 ORANG SAHABAT Ada sebuah kisah lucu dan penuh pengajaran yang ingin saya kongsikan pada

kesempatan ini. Suatu hari, tiga orang sahabat pergi berburu kehutan. Namun sungguh malang, mereka telah terlalu jauh berjalan sehingga ke tengah-tengah hutan dan masuk dalam kawasan orang-orang asli pemakan daging manusia. Akhirnya mereka telah masuk ke dalam perangkap orang-orang asli tersebut, yang sejak tadi memperhatikan dan mengintai gerak-geri mereka. Lalu dibawalah ketiga orang sahabat ini dan disimpan disangkar buluh siap untuk disembelih. Ketika upacara penyembelihan akan berlangsung, ketiga orang sahabat ini memohon belas kasihan dari kepala suku orang asli pemakan manusia tersebut. Alasan mereka, anak-anak isteri dirumah banyak dan tiada siapa yang akan memberi makan dan memelihara kehidupan mereka. Mendengar permohonan ketiga orang sahabat tersebut, kepala suku pun berfikir sejenak. Mahu rasanya dia lepaskan, tetapi mereka sudah lama tidak makan daging manusia. Setelah berfikir panjang, akhirnya kepala suku inipun memberikan satu syarat, syaratnya adalah mereka harus mengikuti suatu permainan. Permainan tersebut adalah, mereka diminta untuk pergi kehutan, dan mencari sepuluh biji buah yang berlainan setiap seorang. Tapi dalam pencarian tersebut mereka tidak boleh melarikan diri, sebab mereka diperhatian oleh kumpulan penyumpit jitu. Setelah mereka memperolehi buah mereka harus secepat mungkin pulang ke perkampungan suku tersebut. Tanpa menanyakan syarat dan permainan yang seterusnya, ketiga sahabat ini terus berlari kehutan dan mencari sepuluh biji buah yang dimaksudkan, sebab merasakan syarat itu cukup mudah. Dipendekkan cerita, sahabat yang pertama telah menemukan buah mempelam, setelah diambil sepuluh biji, dia terus berlari pulang, maka kepala suku itupun menyebutkan syarat dan permainan seterusnya ini. Syaratnya mereka akan dilempar dengan sepuluh biji buah mengikut buah yang mereka dapat. Barangsiapa yang tahan dan tidak bersuara maka dia akan dilepasan untuk pulang. Maka sahabat yang pertama inipun dilemparkan dengan sepuluh biji buah mempelam yang ia dapat. Lemparan demi lemparan telah mengenai badan dan kepala sahabat pertama ini, akhirnya kerana tidak tahan dia menjerit. Ini bermakna dia kalah, dan dimasukkan ke dalam sangkar dan akan disembelih pada minggu depan. Sahabat kedua pula, telah dapat buah strawberi, setelah ia dapat buah tersebut, ia pun belari pulang. Sesampai di perkampungan, sahabat pertama tadi sempat member tahunya akan syarat dan peraturan permainan, kata sahabat pertama ini engkau beruntung, sebab engkau dapat buah strawberi, pasti nanti engkau akan tahan dilempar dengan buah kecil ini nanti kalau engkau balik rumah, sampaikan salamku pada anak isteriku bagitahu juga dengan polis supaya mereka tangkap orang-orang pelik ini . Akhirnya sahabat yang ketiga inipun berdiri ditengah-tengah dan mula dilemparkan dengan buah strawberi tadi. Sehingga lemparan yang kesembilan dia masih tahan, namun ketika lemparan yang kesepuluh dia tiba-tiba menjerit dan ketawa sampai terguling-guling. Sudah pasti dia dianggap kalah dan menerima nasib yang sama seperti kawannya yang pertama. Ini sekedar cerita teman-teman ketika sudah di alam barzakh, kedua sahabat ini berjumpa. Sahabat yang pertama bertanya kepada sahabat yang kedua tadi, sebab dia tidak sempat bertanya soalan ini

dalam tempoh mereka hidup. Sahabat pertama, kenapa engkau tiba-tiba menjerit dan ketawa ketika dilemparkan dengan lemparan yang terkahir dengan buah strawberi itu ? Tak mungkin engkau sakit dilempar dengnya tanyanya dengan penuh tanda soal yang besar. Sabahat kedua menjawab, ...bagaimana aku tak menjerit bos, ketika lemparan yang kesepuluh itu, aku melihat sahabat kita yang ketiga keluar dari hutan dengan membawa buah durian, besar-besar lagi aku tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya dilempar dengan buah durian besar-besar dan durinya tajam-tajam itu sebab itulah aku menjerit dan ketawa sampai terguling-guling . P/s: 1. Kita selalu kadang-kadang, ketika menerima arahan tugas dalam kerja kita, kita kurang teliti dengan arahan-arahan, sehingga terus berlalu pergi untuk menyiapkan tugas tersebut. Akhirnya akibat ketidaktelitian kita menghadapi masalah bagaimana jika berlaku masalah lain. 2. Begitu juga lah ketika mengisi apa-apa borang, main isi saja, tanpa melihat dulu arahan yang telah disertakan. Kisah ini saya dengar dari sebuah radio Indonesia dan saya ceritakan semula dalam bentuk tulisan seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai