Pengerahan tenaga untuk perang tidak hanya berlaku bagi kaum laki – laki saja, tetapi
juga bagi kaum wanita. Untuk keperluan tersebut maka dibentuklah Fujinkai (Himpunan
Wanita). Gerakan ini merupakan organisasi semi militer Jepang yang didirikan pada bulan
Agustus 1943. Fujinkai adalah satu – satunya organisasi perempuan yang merupakan peleburan
dari seluruh organisasi perempuan Indonesia. Fujinkai diketuai oleh Ny. Sunaryo
Mangunpuspito. Melalui Fujinkai diadakan kegiatan social di dalam kota, antara lain penyuluhan
– penyuluhan tentang kesehatan dengan membawa obat – obatan untuk penduduk yang terjangkit
malaria seperti yang terjadi di Cilincing, Tanjung Priok. Karena penduduk di daerah Tanjung
Priok udah berpakaian goni, ibu – ibu yang tergabung dalam Fujinkai bertanam kapas, memintal
benang dan akhirnya menenun secara sukarela. Kegiatan Fujinkai pada dasarnya membantu
meringankan penderitaan orang banyak.
Kenggotaan Fujinkai :
Anggota Fujinkai adalah wanita yang berusia diatas 15 tahun. Dan umumnya terdiri atas istri –
istri pegawai yang bekerja pada pemerintah Jepang karena mereka diwajibkan untuk menjadi
anggota Fujinkai. masing-masing posisinya sesuai dengan posisi sang suami dalam hierarki
pemerintahan. Suatu pola yang ditiru kembali oleh rezim Orde Baru dengan Dharma Wanita.
susunan Fujinkai dari atas ke bawah. Maksudnya, pembentukan Fujinkai tak didasarkan atas
kemauan kaum perempuan, tapi perintah dari atas. “Mau tidak mau, cakap tidak cakap, semua
istri para pembesar dan pemangku jabatan penting, terutama istri pamong praja, harus menjadi
anggota Fujinkai dan bekerja demi kepentingan pertahanan.
Tujuan :
Tujuan utama: adalah memobilisasi tenaga perempuan untuk mendukung tentara Jepang
dalam perang yang lebih luas di Asia Timur.
Para anggota Fujinkai juga mendapat pelatihan pertahanan seperti mempersiapkan dan
mendistribusikan bahan makanan serta mendirikan dapur umum
ikut memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan,
hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang.
mempersiapkan dapur umum bagi tentara Jepang
memberikan pendidikan dasar keperawatan bagi para gadis remaja Indonesia
Para anggotanya mengunjungi serdadu Jepang yang terluka, menjahit kaos kaki, serta
memberikan hiburan pada tentara Jepang dan Peta
Di tingkat lokal, cabang-cabang Fujinkai melakukan tugas-tugas sosial seperti
pemberantasan buta huruf, membangun fasilitas kesehatan, menggalakkan berkebun, dan
lain-lain.
Berakhirnya Fujinkai :
Berakhirnya Fujinkai dadasari pada 2 sebab utama yaitu yang pertama karena kegiatan
Fujinkai dibatasi hanya pada urusan-urusan kewanitaan : yaitu jugun lanfu (wanita yang di
pekerjakan untuk memenuhi kebutuhan "seks" para serdadu jepang). Dan yang kedua Bagi para
wanita yang mempunnyai wawasan luas, pembatasan tersebut merisaukan dan mereka tidak ikut
masuk Fujinkai dan memilih bergerak di bawah tanah. Salah satunya Umi Sarjono, istri
Sukisman (seorang pemimpin PKI) dan anggota kelompok gerakan komunis bawah tanah
Gerakan Rakyat Anti Fasis (Geraf) yang dibentuk Mei 1940.
Dan pada akhirnya Segera setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Fujinkai
dibubarkan. Pemimpinnya Ny. Sunaryo Mangunpuspito menganjurkan para anggota di cabang-
cabang setempat mengubah diri menjadi organisasi untuk mempertahankan kemerdekaan. Lalu,
melalui kongres pada 16 Desember 1945, berdirilah satu wadah bernama Persatuan Wanita
Indonesia (Perwari).
KEIBODAN
Keibodan dibentuk meliputi seluruh Indonesia sampai ke pelosok – pelosok kecil sampai
walaupun dengan nama yang berbeda – beda. Belum pernah ada dalam sejarah Indonesia
sebelumnya terjadi pengorganisasian pemuda secara besar – besaran seperti itu.
Keanggotaan:
Yang mengepalai Keibodan adalah kepala desa (kumintjo) atau kepala kampong (asatjo).
Anggota Keibodan terdiri dari pemuda – pemuda yang berusia 20-30 tahun (kemudian diubah
dari 26-35 tahun). Yang dapat diterima sebagai anggota Keibodan ialah semua laki – laki dari
setiap desa, yang dinyatakan berbadan sehat, kuat, dan berkelakuan baik. Jumlah pemuda yang
memasuki Keibodan melebihi jumlah Seinendan. Jumlahnya kira – kira lebih dari satu juta
pemuda.
Sebagian pemuda masuk Keibodan karena takut kepada Jepang dan Pamong yang
berhasil mengumpulkan mereka dengan paksa. Pembina Keibodan adalah Departemen
Kepolisian dan di daerah dibina oleh bagian kepolisian dan seterusnya dibawah tingkat daerah.
Untuk meningkaykan mutu Keibodan dilakukan pelatihan khusus untuk para kader bertempat di
Sekolah Polisi Sukabumi. Di kalangan penduduk Cina dibentuk semacam Keibodan dengan
nama Kayo Keibotai.
Tugas :
sebagai pembantu polisi dalam bertugas, antara lain, menjaga lalu lintas, pengamanan
desa, sebagai mata-mata, dll.
untuk memperkuat kewaspadaan dan disiplin masyarakat, juga untuk politik pecah belah.