Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH : BAB 11

Pemberontakan
DI/TII
Aisa Yoshinta M (02) 9D
1 Pemberontakan DI/TII
di Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII
2 di Jawa Tengah

DAFTAR ISI 3 Pemberontakan DI/TII


di Aceh

4 Pemberontakan DI/TII
di Sulawesi Selatan

5 Pemberontakan DI/TII
di Kalimantan Selatan
APA ITU DI/TII?
Gerakan Darul Islam (DI) merupakan
gerakan politik yang bertujuan untuk
mendirikan negara Islam Indonesia (NII).
Gerakan ini mempunyai pasukan yang biasa
disebut dengan Tentara Islam Indonesia
(TII) sehingga gerakan ini biasa disebut
dengan DI/TII.
PENGERTIAN
PEMBERONTAKAN DI/TII
DI JAWA BARAT

1948
DI/TII DI JAWA BARAT
Pemimpin
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo

Tahun
1948
Tempat
Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kewedanan Cisayong,
Tasikmalaya, Jawa Barat
Tujuan
- Mendirikan sebuah negara dengan dasar syariat Islam
berupa Al Qur’an dan Hadist di wilayah Indonesia.
- Menolak Perjanjian Renville
- Mengatasi dominasi Komunis dan Sosialis
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo
Medannya berupa daerah pegunungan
Sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII untuk
bergerilya

Pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak


dengan leluasa di kalangan rakyat.
Pasukan DI /TII mendapat bantuan dari
beberapa orang Belanda, antara lain
pemilik-pemilik perkebunan dan para
pendukung negara Pasundan. FAKTOR YANG
Suasana politik yang tidak stabil dan sikap
beberapa kalangan partai politik
MENDUKUNG
Sehingga sangat mempersulit usaha-usaha
pemulihan keamanan
DI/TII DI JAWA BARAT
Gerakan ini timbul di Jawa Barat pada tahun 1948. Gerakan DI/TII yang dipimpin oleh
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo yang berkeinginan mendirikan negara Islam di Indonesia
yang terpisah dari RI. Setelah tercapainya perundingan Renville, kurang lebih 3.500 TNI harus
ditarik mundur ke wilayah RI, tetapi pasukan hisbullah dan sabilillah tetap berada di Jawa Barat
dan menamakan diri sebagai Darul Islam. Saat wilayah Jawa Barat kosong oleh kekuatan pasukan
republik, pasukan hisbullah dan sabilillah menyusun kekuatan guna mendirikan sebuah negara
baru. Bahkan pada Februari 1948, Kartosuwiryo menyelenggarakan kongres Islam di
Cisayong, Jawa Barat.

Setalah kongres tersebut, pada 4 Agustus 1949 Darul Islam membentuk Negara Islam
Indonesia (NII). Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berlangsung lama karena medan yang luas
terdiri dari hutan dan pegunungan. Selain itu, anggota pemberontak dapat berbaur dengan rakyat.
Untuk menumpasnya, pemerintah menerjunkan TNI bersama rakyat dalam Operasi Pagar Betis
dan Operasi Bratayudha. Hasilnya pada tanggal 4 Juni 1962, S.M.Kartosuwiryo dapat
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Pertama
Kartosuwiryo menjadi imam pemimpin tunggal dari
Negara Islam Indonesia. KEPUTUSAN
Kedua KONGRES
Pembentukan angkatan perang yang dinamakan
Tentara Islam Indonesia (TII) yang berintikan pasukan
sabilillah dan hizbullah.
ISLAM DI
Ketiga
CISAYONG
Penetapan Undang-Undang NII, yaitu Qanun Asasy
Negara Islam Indonesia.
PEMBERONTAKAN DI/TII
DI JAWA TENGAH

1952
DI/TII DI JAWA TENGAH
Pemimpin Tujuan
Amir Fatah dan Kiai Moh. Mahfudz - Mengatasi pengaruh komunis dan
Abdurrachman
sosialisme yang semakin meluas
- Mendirikan negara berdasarkan
Tahun
syariat Islam
1950

Tempat
Brebes, Tegal, Pekalongan, Kebumen, Kudus,
dan Magelang
DI/TII DI JAWA TENGAH
PEMIMPIN PERGERAKAN

Kiai Moh. Mahfudz


Amir Fatah
Abdurrachman
Pemimpin DI/TII di Brebes, Tegal, dan Pemimpin DI/TII di Kebumen
Pekalongan
DI/TII DI JAWA TENGAH
Pemberontakan DI/TII juga terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Pemberontakan yang terjadi di Brebes, Tegal, dan Pekalongan dipimpin oleh Amir
Fatah. Pemerintah berhasil menumpas pemberontakan ini dengan menerjunkan
pasukan Banteng Raiders. Di Kebumen juga muncul pemberontakan yang dipimpin
oleh Kiai Moh. Mahfudz Abdurrachman. Gerakan ini dapat dipadamkan dalam
waktu 3 bulan. Pemberontakan DI/TII juga terjadi di Kudus dan Magelang. Dalam
pemberontakan tersebut, Batalyon 426 justru bergabung dengan pemberontak.
Pemerintah melakukan Operasi Merdeka Timur sehingga pada awal 1952 kekuatan
pemberontak dapat dihancurkan
PEMBERONTAKAN DI/TII
DI ACEH

1953
DI/TII DI ACEH
Pemimpin
Daud Bereuh
Tahun
1953
Tempat
Aceh Tujuan
- Mengembalikan otonomi
provinsi Aceh
- Mencegah kembalinya
kekuasaan Uleebalang
(pemimpin adat dan formal
Daud Bereuh yang berkembang sebelum
Indonesia merdeka).
- Penegakkan syariat Islam
DI/TII DI ACEH
Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Bereuh. Penyebab dari
pemberontakan ini adalah kekecewaan masyarakat Aceh karena diturunkannya status
Aceh dari daerah istimewa menjadi keresidenan di bawah Provinsi Sumatera Utara.
Daud Bereuh yang pada waktu itu menjabat gubernur militer kecewa. Pada tanggal 21
September 1953 dia menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari DI/TII
pimpinan S.M. Kartosuwiryo. Dalam menghadapi pemberontakan DI/TII di Aceh,
pemerintah menggunakan kekuatan senjata disusul kemudian dengan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh. Pemberontakan akhirnya dapat dipadamkan.
PEMBERONTAKAN DI/TII
DI SULAWESI SELATAN

1950
DI/TII DI SULAWESI SELATAN
Pemimpin
Kahar Muzakar
Tahun
1950
Tempat
Sulawesi
Tujuan
Selatan
- Reaksi terhadap banyaknya
anggota tentara Kesatuan gerilya
Sulawesi Selatan yang tidak
diterima sebagai tentara RI
- Menjadi bagian dari NII
Kartosuwiryo yang menjadikan
syariat Islam sebagai dasar Kahar Muzakar
negara
DI/TII DI SULAWESI SELATAN
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan meletus tanggal 30 April
1950 di bawah pimpinan Kahar Muzakar. Semula Kahar Muzakar
menuntut agar pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya
Sulawesi Selatan dimasukkan ke dalam Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS). Tuntutan terssebut ditolak karena untuk dapat
bergabung harus melalui seleksi . Pada tanggal 17 Agustus 1951, Kahar
Muzakar beserta anak buahnya melarikan diri ke dalam hutan
meskipun dia sudah dimasukkan dalam Korps Cadangan Nasional
dengan pangkat letnan kolonel. Pada bulan Februari 1965, Kahar
Muzakar berhasil ditangkap dan ditembak mati
PEMBERONTAKAN DI/TII
DI KALIMANTAN SELATAN

1950
DI/TII DI KALIMANTAN SELATAN

Pemimpin Tahun
Ibnu Hajar 1950

Tujuan
- Menyalurkan aspirasi
rakyat yang dirasakan
menjadi nomor dua oleh Tempat
pemerintahan orde lama Kalimantan
- Reaksi kekecewaan Selatan
pasukan tentara yang
harus didemobilisasi atau
mendapatkan posisi yang Ibnu Hajar
tidak sesuai dengan
keinginan mereka
DI/TII DI KALIMANTAN SELATAN
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dimulai pada bulan Oktober
1950 di bawah pimpinan Ibnu Hajar. Semula mereka menamakan diri Kesatuan
Rakyat yang Tertindas. Untuk memperkuat diri mereka minta bantuan kepada
Kahar Muzakar dan Kartosuwiryo. Pada akhir tahun 1954, Ibnu Hajar diangkat
sebagai Panglima TII wilayah Kalimantan. Dalam menghadapi gerombolan ini
pemerintah menggunakan tindakan militer maupun musyawarah. Pada bulan Juli
1963, Ibnu Hajar dan anak buahnya menyerahkan diri. Pada bulan Maret 1965,
Ibnu Hajar dijatuhi hukuman mati.
TERIMA KASIH
Mohon maaf jika ada kesalahan kata

Anda mungkin juga menyukai