Anda di halaman 1dari 19

PRRI/Permesta

❏ Edwardo
❏ Friskila
❏ Gracia
❏ Lia
❏ Margaretha. A
01
Waktu dan tempat
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia

Gerakan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di


Padang, Sumatra Barat, Indonesia yang dideklarasikan pada 15
Februari 1958

Permesta

Gerakan ini di bentuk dan dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual,


pada tanggal 2 Maret 1957 yang mulanya terjadi di Makassar,
namun kemudian berpindah ke Manado, Sulawesi Utara.
02
Latar belakang dan
tujuan
PRRI/Permesta dilatarbelakangi oleh Pemberontakan PRRI/Permesta dilakukan
kekecewaan dan ketidakpuasan dari beberapa dengan tujuan untuk mendorong pemerintah
daerah di Sumatra dan Sulawesi terhadap agar lebih memperhatikan pembangunan negeri
pemerintah pusat. Hal ini disebabkan karena secara menyeluruh, karena pada saat itu
adanya alokasi dana pembangunan yang tidak pemerintah pusat hanya berfokus pada
imbang dari pemerintah pusat, sehingga kondisi pembangunan di daerah pulau Jawa.
pada saat itu semakin parah dengan adanya
tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat
yang rendah.
03
Tokoh yang terlibat
Note gambar
pemimpin

Letnan Kolonel Inf. (Purn.) Herman Nicolas Ventje Kolonel Ahmad Husein (lahir di Padang, Sumatra
Sumual (lahir di Remboken, Minahasa, Sulawesi Barat, 1 April 1925 – meninggal di Jakarta, 28
Utara, 11 Juni 1923 – meninggal di Jakarta, 28 Maret November 1998 pada umur 73 tahun) adalah
2010 pada umur 86 tahun) adalah salah seorang seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan
perwira militer yang berasal dari unsur kelaskaran dan pemimpin militer PRRI.
juga tokoh Permesta.
Para anggota yang menjadi pelopor gerakan Para anggota yang menjadi pelopor gerakan
PRRI, yakni: PRRI, yakni:
- Letnan Kolonel Ahmad Husein - Mr. Sjafruddin Prawiranegara menjabat sebagai
Perdana Menteri dan Menteri Keuangan.
- Mr. Sjafruddin Prawiranegara - Mr. Assaat Dt. Mudo menjabat sebagai Menteri
- Mr. Assaat Dalam Negeri.
- Dt. Mudo Maluddin Simbolon - Kol. Maludin Simbolon menjabat sebagai Menteri
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo Luar Negeri.
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo menjabat
- Moh. Sjafei
sebagau Menteri Perhubungan dan Pelayaran.
- J.F. Warouw - Muhammad Sjafei menjabat sebagai Menteri PPK
- Saladin Sarumpaet dan Kesehatan.
- Muchtar Lintang - Saladin Sarumpaet menjabat sebagai Menteri
- Saleh Lahade Pertanian dan Perburuhan.
- Muchtar Lintang menjabat sebagai Menteri Agama.
- Ayah Gani Usman - Saleh Lahade menjabat sebagai Menteri
- dhanlan djambek Penerangan.
- Abdul Gani Usman menjabat sebagai Menteri
Sosial.
- Kol.Dahlan Djambek menjabat sebagai Menteri Pos
dan Telekomunikasi.
Para anggota yang menjadi pelopor gerakan permersta, yakni:

● Kapten Wim Najoan


● Mayor Eddy Gagola
● Kolonel D.J Somba
● Kolonel Alexander Evert kawilarang
04
Bentuk disintegrasi
Gerakan separatis PRRI di Sumatra dimulai dengan pembentukan beberapa dewan militer,
seperti
Dewan Banteng (Sumatra Tengah) dipimpin oleh Kolonel Achmad Husein,
Dewan Gajah (Sumatra Utara) dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, dan
Dewan Garuda (Sumatra Selatan) dipimpin oleh Letkol Barlian.
Dewan Mangumi (Sulawesi Utara) dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual

Akibat tindakan itu, pemerintah menganggap gerakan PRRI sebagai bentuk gerakan
separatis yang dapat mengganggu keutuhan NKRI.

Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) adalah gerakan militer
yang dideklarasikan oleh pemimpin militer Negara Indonesia Timur. Munculnya
pemberontakan karena berkembangnya sentimen di Sulawesi dan Sumatera Tengah yang
merasa kebijakan yang dibentuk pemerintah pusat di Jakarta telah menghambat
perekonomian lokal.
05
Upaya penumpasan/
Hal yang dilakukan
Indonesia terhadap
pemberontakan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alasan pemberontakan ini adalah terjadinya kesenjangan
antara pemerintah pusat di Jawa dengan berbagai daerah di luar Jawa. Berikut ini adalah beberapa upaya
penumpasan PRRI :
1. Pemecatan
Upaya awal yang dilakukan oleh Pemerintah untuk menumpas PRRI adalah memecat beberapa
anggota militer yang terlibat seperti Letkol Ahmad Husein, Kolonel Zulkifli Lubis, Dahlan Jambek,
Kolonel Vence Samuel dan Kolonel Maludin Simbolon. Selain it, komando daerah militer Sumatera juga
ikut dibekukan.
2. Operasi militer
Selain itu, diadakan pula beberapa operasi militer, antara lain :
❖ Operasi Tegas yang dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution dimana Riau adalah sasaran
daerahnya. Instalasi-instalasi berhasil diamankan dan Pekanbaru bisa direbut.
❖ Operasi 17 Agustus mengarah ke daerah Sumatera Barat.
❖ Operasi yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani ini berhasil merebut kota Padang tanggal 17 April
dan tanggal 12 Maret 1958, Bukittinggi pun dapat dikuasai.
❖ Operasi Saptamarga yang mengarah ke daerah Sumatera Utara dibawah pimpinan Brigjen
Jatikusumo.
❖ Operasi Sadar berfokus pada daerah Sumatera Selatan dengan Letkol Ibnu Sutowo sebagai
pemimpinnya.
3. Mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution
Usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI adalah mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution.
Kedua kabinet ini menginginkan agar pemberontakan tersebut dihentikan dengan tegas. Hingga pada
akhirnya, memasuki akhir bulan Februari, Angkatan Udara Republik Indonesia melakukan pengeboman
pada instansi-instansi penting yang ada di kota Padang, Bukittinggi dan Manado.
4. Mengirim pasukan-pasukan
Tepat awal bulan Maret, pasukan Divisi Diponegoro dan Siliwangi yang dipimpin oleh Kolonel
Ahmad Yani mendarat di Pulau Sumatera. Namun sebelumnya, Nasution telah mengirimkan Pasukan
Resmi Para Komando Angkatan Darat yang berada pangkalan minyak kepulauan Sumatera dan Riau. Tepat
tanggal 14 Maret 1958, PekanBaru dikuasai dan disusul dengan berhasil direbutnya Bukittinggi pada
tanggal 4 Mei 1958. Kemudian pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berupaya membebaskan daerah-
daerah yang dulunya menjadi pusat pemberontakan PRRI.
5. Melakukan Operasi Merdeka
Upaya pemerintah untuk menumpaskan PRRI selanjutnya adalah melakukan operasi Merdeka pada
bulan April 1958 yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat. Berkat operasi tersebut, pada
tanggal 29 Mei 1961, Ahmad Husein akhirnya menyerahkan diri sehingga pergerakan PRRI menjadi tidak
stabil.
Upaya penumpasan permesta
Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah melancarkan beberapa operasi militer, yaitu Operasi Merdeka,
Operasi Tegas, dan Operasi Sadar.

Operasi Tegas
Operasi militer yang bertugas di Riau dipimpin oleh Letnan Kolonel Kaharuddin Nasution. Target utama dari
operasi ini adalah untuk merebut kedudukan Permesta dengan menguasai Pekanbaru dan menghadang
kemungkinan pemberontak melarikan diri melalui Selat Malaka ke daerah Singapura dan Malaysia.

Operasi Merdeka
Operasi Saptamarga Pasukan Permesta menyerang dan menguasai Kota Medan. TNI kemudian
memberangkatkan kesatuan PGT dan RPKAD menuju Medan, Sumatera Utara, melalui Operasi Saptamarga
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Djamin Ginting untuk melawan pasukan Permesta. Operasi Saptamarga
berhasil mengalahkan pasukan Permesta dengan menguasai Tarutung, Pelabuhan Udara Pinangsori,
Padangsidempuan, Sibolga, hingga ke wilayah Sumatera Barat.
Upaya penumpasan permesta

Operasi 17 Agustus
Dipimpin oleh Kolonel A Yani untuk daerah Sumatera Barat. Seluruh pasukan Operasi 17 Agustus melakukan
perlawanan dengan Permesta untuk menguasai jalan besar Tabing-Padang. Operasi 17 Agustus sendiri
bertujuan untuk menguasai Bukittinggi. Operasi Saptamarga II Operasi Sapta Marga II dilakukan di Gorontalo
dipimpin oleh Mayor Agus Prasmono. Operasi ini berhasil menduduki Gorontalo yang telah dikuasai oleh
Permesta terlebih dahulu.

Operasi Sadar
Dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo. Operasi ini bertujuan untuk menuntaskan pemberontakan di Sumatera
Selatan dibantu oleh pasukan operasi sebelumnya. Operasi Sadar berhasil membuat wilayah Sumatera secara
keseluruhan terlepas dari Permesta. Sementara wilayah Manado direbut oleh pasukan Permesta melalui Operasi
Merdeka. Namun, pada Oktober 1961, seluruh wilayah yang dikuasai oleh pasukan Permesta berhasil kembali
ke Republik Indonesia melalui operasi-operasi TNI tersebut.
Akhir
-Gerakan PRRI pada 29 mei 1961, letnan kolonel Achmad menyerahkan diri.
-Gerakan permesta akhirnya berhasil ditumpas pada pertengahan tahun 1961

Seluruh wilayah yang dikuasai pasukan PRRI/Permesta kembali ke pangkuan Republik


Indonesia melalui operasi-operasi TNI.
Terima kasih
Alternative Resources

Anda mungkin juga menyukai