Anda di halaman 1dari 11

7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal

Guru Pembimbing : Dwi Ningsih S.pd, M.pd


Ditulis Oleh : Novryanto Ramadani
Kelas : XII IPS 1
Latar Belakang

 Pada masa orde lama, sistem


pemerintahan di Indonesia mengalami
beberapa peralihan. Indonesia pernah
menerapkan sistem pemerintahan
presidensial, parlementer, demokrasi
liberal, dan sistem pemerintahan
demokrasi terpimpin.
Kabinet-kabinet di Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal

 Pada masa ini terjadi banyak pergantian


kabinet diakibatkan situasi politik yang
tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada
masa ini. Kabinet jatuh bangun karena
munculnya mosi tidak percaya dari partai
lawan. Di samping itu, terjadi perdebatan
dalam Konstituante yang sering
menimbulkan konflik berkepanjangan.
1.Kabinet Natsir pada Tahun 1950 - 1951

 Kabinet Natsir memerintah sejak 6 September 1950 sampai


tanggal 20 Maret 1951. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi.
Inti kabinet ini merupakan Masyumi, namun terdapat juga
tokoh-tokoh non partai yang dianggap ahli dalam bidangnya.
Mereka adalah Mr. Asaat, Prof Sumitro Djojohadikusumo,
Sultan Hamengkubuwono IX dan Ir.Djuanda. Terdapat
beberapa program yang dijalankan oleh Kabinet Natsir seperti
berikut ini:
 • Memperjuangkan penyelesaian Irian Barat
 • Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat
 • Meningkatkan keamanan dan ketenteraman
 Namun usaha untuk menyelesaikan permasalahan Irian Barat
selalu menemui jalan buntu. Selain itu, masalah keamanan
pada masa kabinet Natsir ini masih belum teratasi karena pada
masa kabinet ini terjadi pemberontakan Republik Maluku
Selatan dan DI/TII. Hal ini menimbulkan mosi tidak percaya
sehingga kabinet Natsir menyerahkan mandatnya pada tanggal
21 Maret 1951.
2.Kabinet Sukiman pada Tahun 1951 - 1952
 Jatuhnya kabinet Natsir membuat Ir.Soekarno menunjuk Mr.Sartono
untuk membuat kabinet koalisi dari partai PNI-Masyumi. Setelah satu
bulan menjabat, namun akhirnya beliau mengundurkan diri pada 18
April 1951 karena dianggap gagal. Presiden kemudian menunjuk Dr.
Sukiman Wirjosandjojo (Masyumi) dan Sidik Djojosukarto dari PNI
untuk membentuk kabinet koalisi yang diresmikan tanggal 27 April
1951. Adapun program-program yang dijalankan kabinet ini adalah:
 • Mengusahakan kemakmuran rakyat
 • Mempercepat persiapan Pemilu
 • Menjalankan politik luar negeri bebas aktif
 • Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya
 Adanya pertentangan antara Masyumi dan PNI menyebabkan kabinet
ini tidak bertahan lama. Selain itu, kabinet ini jatuh akibat adanya
persetujuan bantuan Mutual Security Act atau MSA yang merupakan
bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada
Indonesia. Hal ini dianggap bertentangan dengan politik luar negeri
bebas aktif karena Indonesia dianggap pro terhadap Blok Barat.
 Kabinet Sukiman akhirnya menyerahkan mandatnya pada 23 Februari
1952 setelah sebelumnya Ahmad Soebardjo terlebih dahulu
mengundurkan diri sebagai Menteri Luar Negeri.
3.Kabinet Wilopo pada Tahun 1952 -1953
 Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno menunjuk Sidik
Djojosukarto dari PNI dan Prawoto Mangkusasmito dari
Masyumi sebagai formatur. Akan tetapi, kedua formatur tersebut
gagal menjalankan tugas. Tanggal 19 Maret 1952, mereka
menyerahkan mandatnya kembali. Tugas selanjutnya diserahkan
kepada Wilopo. Adapun program Wilopo diantaranya adalah:
 • Melaksanakan Pemilihan Umum untuk konstituante,
DPR dan DPRD
 • Meningkatkan kemakmuran rakyat
 • Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia
 • Menjalankan politik luar negeri bebas aktif
 Kabinet ini tidak bertahan lama karena adanya ancaman dari
gerakan separatisme serta peristiwa Tanjung Morawa 17
Oktober 1952. Peristiwa ini merupakan peristiwa bentrokan
antara aparat kepolisian dengan para petani liar mengenai
persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli).
Akibatnya muncullah mosi tidak percaya terhadap Kabinet
Wilopo sehingga kabinet ini mengembalikan mandatnya pada
tanggal 3 Juni 1953.
4. Kabinet Ali Sastroamidjojo pada Tahun 1953 -1955
 Kabinet ini dikenal sebagai kabinet Ali I. Kabinet ini didukung
PNI dan Masyumi. Adapun program dari kabinet ini antara
lain:
 • Penyelesaian masalah Irian Barat secepatnya.
 • Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan
kembali persetujuan KMB.
 • Penyelesaian konflik politik
 Kabinet ini dianggap berhasil karena sukses menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Selain itu, pada masa
kabinet ini juga dilakukan persiapan untuk Pemilihan Umum.
Namun, kabinet ini juga mendapatkan tantangan yaitu karena
memburuknya perekonomian dan meningkatnya kasus korupsi.
Selain itu, pada masa ini juga timbul kemelut dalam tubuh TNI-
AD. Sehingga kabinet ini mengembalikan mandatnya pada
tanggal 24 Juli 1955.
5. Kabinet Burhanuddin Harahap pada Tahun 1955 -1956
 Kabinet ini memiliki beberapa program di antaranya:
 • Melaksanakan pemilihan umum
 • Mengembalikan wibawa pemerintah
 • Perjuangan pengembalian Irian Barat
 • Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar
negeri bebas aktif
 Kabinet ini menunjukkan keberhasilan yaitu dengan
terselenggaranya penyelenggaraan pemilu pertama yang
demokratis pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR)
dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante). Pada pemilu
tersebut 4 partai politik besar yang memperoleh suara
terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
 Kendala yang dialami oleh kabinet ini adalah banyaknya
mutasi yang dilakukan oleh beberapa Kementerian sehingga
menimbulkan ketidaktenangan. Hal ini memicu munculnya
desakan agar Burhanuddin Harahap mengembalikan
mandatnya pada tanggal 3 Maret 1956.
6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II pada Tahun 1956 -1957

 Pada tahun 1956, Presiden Soekarno menunjuk partai


pemenang pemilu yaitu PNI untuk mengajukan calonnya
kepada Presiden. Saat itu diajukan 2 nama yaitu Wilopo dan Ali
Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo yang terpilih.
Kabinet ini memiliki beberapa program jangka panjang yang
disebut Rencana Lima Tahun. Program-program tersebut yaitu :
 • Perjuangan memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah
RI
 • Pembentukan daerah-daerah otonom
 • Pemilihan anggota-anggota DPRD
 • Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional berdasarkan kepentingan rakyat.
 • Memperbaiki keuangan negara
 Kabinet ini mendapatkan dukungan penuh dari Presiden.
Namun, masalah datang akibat timbulnya semangat anti
Tionghoa di masyarakat dan terjadinya konflik PRRI Permesta.
Akibatnya Kabinet ini menyerahkan mandatnya pada tanggal
14 Maret 1957.
7. Kabinet Djuanda pada Tahun 1957 - 1959
 Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri
dari para pakar yang ahli dalam bidangnya. Adapun program
dalam kabinet ini disebut Panca Karya sehingga sering juga
disebut sebagai Kabinet Karya, programnya yaitu :
 • Membentuk Dewan Nasional
 • Normalisasi keadaan Republik Indonesia
 • Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
 • Perjuangan pengembalian Irian Jaya
 • Mempercepat proses Pembangunan
 Keberhasilan kabinet Djuanda adalah berhasil mendeklarasikan
hukum laut teritorial yang dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
Deklarasi membuat batas laut kontinen diubah dari 3 mil batas
terendah menjadi 12 mil batas laut terluar sehingga luas
wilayah Indonesia menjadi lebih luas dari sebelumnya.
Berakhirnya kabinet ini adalah saat presiden Sukarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulailah babak
baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.
Thank you very much
For Your Attention
Bye – Bye
See You Next Time

Anda mungkin juga menyukai