Anda di halaman 1dari 12

PEMBERONTAKAN

PRRI/PERMESTA
• Fauzan Ellandra (08)
• M. Najmi Mafaza (22)
• M. Rizky Ramadhan (23)
• Nasywa alia (25)
• Naufal Fadil (26)
• Tiara Sefitri (31)
LATAR BELAKANG

PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara


Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta.
Pemberontakan keduanya sudah muncul saat menjelang pembentukan Republik Indonesia
Serikat (RIS) tahun 1949. Akar masalahnya yaitu saat pembentukan RIS tahun 1949
bersamaan dengan dikerucutkan Divisi Banteng hingga hanya menyisakan 1 brigade
saja.
LATAR BELAKANG

Kemudian, brigade tersebut diperkecil menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Kejadian itu
membuat para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng merasa kecewa, karena mereka
merasa telah berjuang hingga mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan
Indonesia. Selain itu, ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti Sumatera dan
Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Kondisi ini pun diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang
sangat rendah.
AWAL MULA

Beberapa kelompok AD di daerah mendesak Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)


memberikan kesejahteraan kepada anggota-anggota yang bertugas di daerah. Pihak KSAD
kesulitan memenuhi permintaan tersebut, akibatnya sejumlah panglima daerah melakukan
penyelundupan-penyelundupan yang tidak diketahui markas besar.
DEWAN - DEWAN

1. Dewan Banteng : Dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein dengan wilayah Sumatera Barat.
2. Dewan Gajah : Berpusat Sumatera Utara dengan pemimpinnya Kolonel Maludin
Simbolon.
3. Dewan Garuda : Berlokasi di Sumatera Selatan dan dipimpin oleh Letkol Barilan.
4. Dewan Manguni : Satu-satunya dewan yang berlokasi di Sulawesi. Berada di Manado,
Sulawesi Utara, dengan Kolonel Ventje Sumual sebagai pemimpinnya.
AWAL MULA

Konflik ini berkembang menjadi tuntutan kepada Pemerintah Indonesia untuk


memberikan otonomi kepada daerah-daerah. Mereka melihat bahwa kesejahteraan di
daerah tertinggal cukup jauh dibandingkan wilayah Jawa. Usulan ini kurang mendapat
respon dari Presiden Soekarno.

Sebagai bentuk protes kepada pemerintah pusat, kelompok ini mengambil alih struktur
pemerintahan daerah dan menyatakan memutus hubungan dengan pusat.
ISI PIAGAM

Lahade membacakan Piagam Perjuangan Semesta atau Piagam Permesta. Pada bagian akhir
piagam tersebut dibahas mengenai "TJARA-TJARA PERDJOANGAN" dituliskan bahwa
"pertama-tama dengan mejakinkan seluruh pimpinan dan lapisan masjarakat, bahwa kita
tidak melepaskan diri dari Republik Indonesia, dan semata-mata diperdjoangkan untuk
perbaikan nasib rakjat Indonesia dan penjelesaian bengkalai revolusi Nasional." Piagam
tersebut ditanda-tangani para hadirin.
TOKOH -TOKOH
◦ Sjafruddin Prawiranegara (Perdana Menteri PRRI) ◦ Muhammad Sjafei (Menteri PPK dan
◦ Assaat (Menteri Dalam Negeri) Kesehatan)

◦ Kol. Maludin Simbolon (Menteri Luar Negeri dan ◦ J.F. Warouw (Menteri Pembangunan)
pemimpin Dewan Gajah di Sumatera Utara) ◦ Saladin Sarumpaet (Menteri Pertanian dan
◦ Letkol Ahmad Husein (pemimpin Dewan Banteng Perburuhan)
di Sumatera Barat)
◦ Muchtar Lint
◦ Letkol R. Barlian (pemimpin Dewan Garuda di
◦ Saleh Lahade (Menteri Penerangan)ang
Sumatera Selatan)
(Menteri Agama)
◦ Letkol Ventje Sumual (pemimpin Dewan
Manguni di Sulawesi Utara) ◦ Abdul Gani Usman (Menteri Sosial)

◦ Soemitro Djojohadikoesoemo (Menteri ◦ Dahlan Djambek (Menteri Pos dan


Perhubungan dan Pelayaran) Telekomunikasi)
AKHIR PERMESTA

Pemerintah pusat menganggap aksi PRRI/Permesta sebagai bentuk pemberontakan. Operasi


penumpasan pun segera diluncurkan. gerakan PRRI di Sumatera mampu dipadamkan oleh
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam waktu cepat. Di Sulawesi, Permesta juga mulai
kewalahan meskipun dikabarkan sempat mendapat bantuan dari beberapa negara asing
seperti Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, dan Filipina. Gerakan PRRI/Permesta mulai
diredam pada Agustus 1958. Tahun 1961, Presiden Sukarno membuka kesempatan kepada
mantan anggota PRRI/Semesta untuk kembali ke pangkuan NKRI dan diberikan
amnesti.
PENUMPASAN

1. OPERASI TEGAS
Operasi Tegas merupakan operasi militer yang bertugas di Riau dipimpin oleh Letnan
Kolonel Kaharuddin Nasution. Target utama dari operasi ini adalah untuk merebut
kedudukan Permesta dengan menguasai Pekanbaru dan menghadang
kemungkinan pemberontak melarikan diri melalui Selat Malaka ke daerah Singapura
dan Malaysia. Mereka berhasil menguasai Lapangan Terbang Pekanbaru.
PENUMPASAN
2. OPERASI MERDEKA
A. Operasi Saptamarga;
Pasukan Permesta yang dipimpin oleh mantan Mayor Boyke Nainggolan menyerang
dan menguasai Kota Medan.Operasi Saptamarga berhasil mengalahkan pasukan
Permesta dengan menguasai Tarutung, Pelabuhan Udara Pinangsori,
Padangsidempuan, Sibolga, hingga ke wilayah Sumatera Barat.
B. Operasi 17 Agustus
Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel A Yani untuk daerah Sumatera Barat.
Tujuannya untuk menguasai Bukittinggi.
PENUMPASAN

C. . Operasi Saptamarga II
Operasi Sapta Marga II dilakukan di Gorontalo dipimpin oleh Mayor Agus Prasmono.
Operasi ini berhasil menduduki Gorontalo yang telah dikuasai oleh Permesta terlebih
dahulu.

D. Operasi Sadar
Operasi Sadar dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo. Operasi ini bertujuan untuk
menuntaskan pemberontakan di Sumatera Selatan dibantu oleh pasukan operasi
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai