Anda di halaman 1dari 14

XII-MIPA

PEMBERONTAK
AN
PRRI/PERMEST
A
KELOMPOK 3
Anggota Kelompok

01 02 03
Andreas Septiano Daniel Aditya Ester Felesia

04 05
Inggrid Patricia Loanda Elsita
PENGERTIAN
Pemberontakan PRRI / Permesta adalah gerakan
pergolakan daerah Sumatra dan Sulawesi
terhadap pemerintah pusat yang berpuncak pada
tanggal 2 Maret 1957 ketika organisasi Permesta
(Perjuangan Rakyat Semesta) didirikan.

Gerakan ini juga didukung oleh para militer serta


pekerja sipil dari daerah Sumatra dan Sulawesi
yang turut merasa tidak puas dengan pemerintah
pusat.
LATAR
1. BELAKANG
Adanya beberapa kelompok etnis di daerah
Sulawesi dan Sumatra utara yang merasa
bahwa kebijakan pemerintah pusat hanya
terpaku pada pemenuhan ekonomi lokal saja,
sehingga kebijakan ini dirasa akan
menghambat atau membatasi kesempatan
pembangunan dalam daerah regional lainnya.

2. Banyak masyarakat timur yang merasa


bahwa aspirasinya mengenai ekonomi
daerah, selalu tidak didengar oleh para
parlemen. Sehingga timbullah rasa
ketidakpercayaan terhadap pemerintah
pusat.

3. Dibentuknya dewan-dewan daerah sebagai


perjuangan atas tuntutan otonomi daerah
yang adil kepada pemerintah pusat.
DEWAN-DEWAN DAERAH

DEWAN BANTENG DEWAN GAJAH DEWAN GARUDA


(Sumatra Tengah) (Sumatra Utara) (Sumatra Selatan)

Dibentuk pada 20 Desember Dibentuk pada 22 Desember Dibentuk pada 24 Desember


1956 dan dipimpin oleh Letkol. 1956 dan dipimpin oleh Kol. 1956 dan dipimpin oleh Letkol
Ahmad Husein. Maludin Simbolon Barlian.
TUJUAN
PEMBERONTAKAN
1. MENUNTUT PEMBUBARAN KABINET DJUANDA

Dengan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin


oleh Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX,
hingga pemilihan umum selanjutnya, dan juga menuntut
Soekarno untuk kembali ke posisi konstitusionalnya.

2. MENDORONG PEMERINTAH AGAR MEMPERHATIKAN


PEMBANGUNAN NEGERI SECARA MENYELURUH

Pada waktu itu pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang ada di
daerah Pulau Jawa saja. Dengan usulan dari PRRI yang menyatakan
ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
JALANNYA PEMBERONTAKAN
Pada tanggal 10 Februari 1958, Letkol Achmad Husein
memberi ultimatum kepada pemerintah pusat.

1. Dalam waktu 5×24 jam Kabinet Djuanda menyerahkan mandat


kepada presiden atau presiden mencabut mandat Kabinet
Djuanda.
2. Presiden menugaskan Drs. Moh. Hatta dan Sultan Hamengku
Buwono IX untuk membentuk zaken kabinet.
3. Meminta kepada presiden supaya kembali pada
kedudukannya sebagai presiden konstitusional.
4. Sidang kabinet menolak ultimatum itu dan tanggal 11 Februari
1958, memecat secara tidak hormat kepada Achmad Husein,
Simbolon, Zulkifli Lubis, dan Dahlan Djambek.

Sehari kemudian, KSAD A.H. Nasution membekukan


Komandan Daerah Militer Sumatra Tengah dan
menempatkannya langsung di bawah KSAD.
JALANNYA PEMBERONTAKAN
Pemberontakan PRRI

Puncaknya terjadi pada tanggal 15 Februari 1958 saat


Achmad Husein memproklamasikan berdirinya
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
berikut kabinetnya.

Bertindak sebagai Perdana Menteri Sjafruddin


Prawiranegara dengan anggota kabinet M. Natsir,
Burhanuddin Harahap, Sumitro Djojoadikusumo, dan
Simbolon.

Dukungan terhadap PRRI pun datang dari Sulawesi.


Pada tanggal 17 Februari 1958 Letkol D.J. Somba
(Komando Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah/
KDMSUT) menyatakan memutuskan hubungan dengan
pemerintah pusat serta mendukung PRRI.
JALANNYA PEMBERONTAKAN
Pemberontakan Permesta

Di Makassar sendiri, pada tanggal 2 Maret 1957 Panglima


TT VII Letkol Ventje Sumual memproklamasikan Piagam
Perjoangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini
mempunyai wilayah Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara,
dan Maluku.

Setelah menyatakan bahwa daerah Indonesia bagian


timur dalam keadaan bahaya, gerakan ini mengambil alih
pemerintahan daerah.Rangkaian gerakan-gerakan di
daerah itu mengakibatkan kehidupan politik nasional dan
daerah dalam suasana tegang. Ir. Soekarno dengan
didukung Djuanda, Nasution, PNI, dan PKI menghendaki
perlakuan yang keras untuk memadamkan gerakan itu.
Sementara itu, Hatta dan Hamengku Buwono IX
cenderung mengedepankan perundingan.
JALANNYA PEMBERONTAKAN
Situasi semakin gawat, setelah PM Ali
Sastroamidjojo mengembalikan mandatnya
kepada presiden tanggal
14 Maret 1957.

Presiden kemudian menyatakan negara dalam


keadaan bahaya, dengan demikian angkatan
perang leluasa untuk mengambil tindakan.

KSAD pun menggelar Operasi 17 Agustus yang


merupakan gabungan AD, AL, dan AU dipimpin
Kolonel Achmad Yani.

Pada tanggal 29 Mei 1961 seluruh pimpinan dan


pasukan PRRI menyerah, demikian pula
Permesta.
UPAYA PENUMPASAN

Pemerintah membentuk komando pasukan


pembebasan yang terdiri dari angkatan laut, darat dan
udara. Pasukan ini diberi nama Operasi 17 Agustus
yang sasarannya adalah Sumatra tengah dibawah
pimpinan kolonel Ahmad Yani.

Pada awal Maret 1958 pasukan dari divisi diponegoro


dan divisi siliwangi yang berada dibawah pimpinan
kolonel ahmad yani mendarat di pulau sumatra.
Sebelum mendarat KASD.A.H. Nasution mengirimkan
pasukan resmi para komando angkatan darat di ladang
ladang minyak yang berada di kepulauan Sumatra dan
Riau.
UPAYA PENUMPASAN

Pada 14 maret 1958, Pekanbaru berhasil di kuasai oleh APRI dan


operasi militer dikerahkan ke pusat pertahanan PRRI. Pada 4 mei
1958, bukit tinggi berhasil dikuasai oleh pasukan TNI.
Pemberantasan di daerah sulawesi yaitu Pemeresta.

Pada April 1958, pemerintah melakukan Operasi Merdeka di bawah


pimpinan letnan kolonel Rukminto Hendraningrat Permesta ini
diduga mendapatkan bantuan dari tentara asing tepatnya CIA agen
mata mata AS.

Hal tersebut dibuktikan dengan jatuhnya pesawat dikemudikakan


oleh A.L. Pope yang tertembak jatuh di ambon pada 18 MEI
1958Ahkirnya achmad Husein yaitu pendiri PRRi menyerahkan diri
kepada pemerintah pusat, dan pada pertengahan 1961 tokoh tokoh
yang bergabung dalam gerakan permesta juga menyerahkan diri.
Akhirnya keamanan pun pulih kembali.
DAMPAK PEMBERONTAKAN

Perekonomian Semakin
Jatuhnya Korban Jiwa
Tidak Stabil

Penurunan Sumber Daya


Pembangunan Terhenti
Manusia
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai