Anda di halaman 1dari 20

PRRI

(PERGERAKAN REVOLUSIONER REPUBLIK


INDONESIA)

KELOMPOK 5:

BAGAS SOFYAN
BAU SITI
DANIA
IMANTA .S
INDAH PERMATASARI
JAKA SUKMA

LATAR BELAKANG PRRI

Pemberontakan PRRI dan Permesta


terjadi karena adanya ketidakpuasan
beberapa daerah di Sumatra dan
Sulawesi terhadap alokasi biaya
pembangunan dari pemerintah pusat.
Ketidakpuasan tersebut didukung oleh
beberapa panglima militer. Selanjutnya
mereka membentuk dewan-dewan
militer daerah.

DEWAN DEWAN MILITER

Dewan Banteng di
Sumatra Barat
dipimpin oleh
Kolonel Achmad
Husein (Komandan
Resimen Infanteri
4) dibentuk pada
20 Desember 1956
KOLONEL ACHMAD HUSEIN

DEWAN DEWAN MILITER

Dewan Gajah di
Medan dipimpin oleh
Kolonel Maludin
Simbolon, Panglima
Tentara dan
Teritorium I (TTI)
pada tanggal 22
Desember 1956.

DEWAN DEWAN MILITER

Dewan Garuda di
Sumatra Selatan
dipimpin oleh Letkol
Barlian.
Dewan Manguni di
Maanado dipimpim
oleh Letkol Ventje
Sumual, pada tanggal
18 februari 1957.

DEWAN BENTENG

Pembentukan Dewan Benteng dilaksanakan setelah


berlangsungnnya reuni ex-Divisi Benteng di kota Padang yang
berlangsung tanggal 20 25 november 1956. inti dari rapat ini
adalah untuk menggali kegiatan otonomi seluas luasnya dan
dihapuskan sistem sentralisasi. Dalam bidang pertahanan
disusulkan agar dibentuk Komando Pertahanan Daerah, juga
diusulkan agar ex-Divisi Benteng dijadikan suatu korp dalam
Angkatan Darat. Hasil pertemuan ini disampaikan ke Jakarta ke
Perdana Menteri saat itu, Ali Sastromijoyo lalu Moh. Hatta dan
Mr. A. G. Pringgodigdo.
Sementara itu Kolonel Achmad Husein selaku Ketua Dewan
Benteng mengambil alih pemerintah daerah di Sumatera Tengah
dari Gubernur Ruslan Muljohardjo. Hal ini yang dianggap
pemerintah pusat Kolonel Achmad Husein telah menyalahi
hukum.

DEWAN GAJAH

Dewan Gajah dibentuk di Sumatera Utara


dengan alasan bahwa Kolonel Maludin
Simbolon menyatakan bahwa kondisi di
SUMUT saat itu sedang kritis, bangsa dan
negara dalam keadaan kacau, padahal apa
yang telah dia perbuat malah menambah
kekacauan yang ada. Pada akhirnya Kolonel
Maludin Simbolon dipecat oleh Kabinet Ali
Sastromijoyo dari Kepala Staf TT I tanggal 27
Desember 1956 dan digantikan oleh Letkol
Djamin Gintings.

DEWAN GARUDA

Dewan Garuda dibentuk dikarenakan


tuntutan kepada pemerintah pusat agar
Sumatera Selatan diberikan otonomi seluas
luasnya dan menuntut disatukannya kembali
Dwitunggal Soekarno-Hatta disatukan
kembali. Lalu dengan dallih kepentingan
keamanan, Letkol Barlian meminta Gubernur
SUMSEL untuk menyerahkan kekuasaan
pemerintahan demi memperlancar
pembangunan di SUMSEL.

PEMBENTUKAN

Sementara itu di Indonesia bagian timur juga


terjadi pergolakan. Tanggal 2 Maret 1957
diMakassar, Panglima TT VII Letkol Ventje
Sumual memproklamasikanPiagam Perjoangan
Rakyat Semesta(Permesta). Piagam tersebut
ditandatangani oleh 51 tokoh. Wilayah
gerakannya meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara,
dan Maluku. Untuk memperlancar gerakannya
dinyatakan bahwa daerah Indonesia bagian
timur dalam keadaan bahaya. Seluruh
pemerintahan daerah diambil alih oleh militer
pemberontak.

RESPON PEMERINTAH
PUSAT

Untuk meredakan pergolakan di daerah maka pada


tanggal 14 September 1957 dilaksanakan
Musyawarah Nasional (Munas) yang membicarakan
mengenai masalah pemerintahan, masalah daerah,
ekonomi, keuangan, angkatan perang, kepartaian,
serta masalah dwitunggal Soekarno-Hatta. Setelah itu
dilaksanakan Musyawarah Nasional Pembangunan
(Munap) yang bertempat di Gedung Olah raga Medan
Merdeka Selatan Jakarta sebagai tindak lanjut Munas.
Di Munap ini untuk menangani persoalan AD
dibentuklah Panitia Tujuh. Tetapi sebelum panitia
tujuh mengumumkan hasil pekerjaannya terjadilah
Peristiwa Cikini.

Peristiwa Cikini ini semakin memperburuk


keadaan di Indonesia. Daerah-daerah yang
bergejolak semakin menunjukkan jati dirinya
sebagai gerakan melepaskan diri dari
pemerintah pusat. Bahkan pada tanggal 9
Januari 1958 diselenggarakan pertemuan di
Sumatra Barat yang dihadiri tokoh-tokoh sipil
dan militer daerah. Pada 10 Januari 1958
diselenggarakan rapat raksasa di Padang.
Dalam pidatonya, Ketua Dewan Banteng,
Achmad Husein menyampaikan ultimatum
kepada pemerintah pusat.

ULTIMATUM

Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet


Djuanda menyerahkan mandat
kepada presiden.
Presiden menugaskan kepada Moh.
Hatta dan Sultan Hamengkubuwono
IX untuk membentukZaken Kabinet.
Meminta presiden kembali kepada
kedudukannya sebagai Presiden
Konstitusional.

KABINET PRRI
NAMA MENTERI

JABATAN

Mr. Sjafruddin Prawiranegara

Perdana Menteri merangkap


Menteri Keuangan

Mr. Assaat Dt. Mudo

Menteri Dalam Negeri

Maluddin Simbolon

Menteri Luar Negeri

Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo

Menteri Perhubungan dan


Pelayaran

Muhammad Sjafei

Menteri PPK dan Kesehatan

J.F. Warouw

Menteri Pembangunan,

Saladin Sarumpaet

Menteri Pertanian dan Perburuhan

Muchtar Lintang

Menteri Agama

Saleh Lahade

Menteri Penerangan

Ayah Gani Usman

Menteri Sosial

Dahlan Djambek

Menteri Pos dan Telekomunikasi

OPERASI MILITER

Operasi
17Agustus

Letnan Kolonel Ahmad

Yani

Operasi Merdeka

Letkol Rukminto
Hendraningrat

Untuk
memulihkan
keamanan
Negara,
pemerintah
bersama
dengan KSAD
memutuskan
untuk
melakukan
operasi
militer :

OPERASI 17 AGUSTUS

Untuk memulihkan keamanan Negara, pemerintah


bersama dengan KSAD memutuskan untuk melakukan
operasi militer. Operasi gabungan AD-AL-AU terhadap
PRRI ini diberi namaOperasi 17 Agustusyang dipimpin
oleh Letnan Kolonel Ahmad Yani. Operasi pertama kali
ditujukan ke Pekanbaru untuk mengamankan sumbersumber minyak. Pada tanggal 14 Maret 1958
Pekanbaru berhasil dikuasai. Operasi militer kemudian
dikembangkan ke pusat pertahanan PRRI. Pada
tanggal 4 Mei 1958 Bukittinggi berhasil direbut
kembali. Selanjutnya, pasukan TNI membersihkan
daerah-daerah bekas kekuasaan PRRI. Banyak
anggota PRRI yang melarikan diri ke hutan-hutan.

OPERASI MERDEKA

Untuk mengatasi pemberontakan PERMESTA, KSAD


sebagai Penguasa Perang Pusat memecat Kolonel Somba
dan Mayor Runturambi, sedangkan Batalion yang berada
di bawah KDMSUT diserahkan kepada Komando
Antardaerah Indonesia Timur. Untuk menumpas aksi
Permesta, pemerintah melancarkan operasi gabungan
yang disebutOperasi Merdekayang dipimpin oleh Letkol
Rukminto Hendraningrat pada bulan April 1958. Gerakan
Permesta diduga mendapat bantuan dari petualang asing
terbukti dengan jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh
A.L. Pope (seorang warganegara Amerika) yang tertembak
jatuh di Ambon pada 18 Mei 1958. Pada 29 Mei 1961,
Achmad Husein menyerahkan diri. Pada pertengahan
tahun 1961 tokoh-tokoh Permesta juga menyerahkan diri.

PENYELESAIAN MASALAH

Perundingan- perundigan antara pimpinan


TNI dengan pimpinan pemberontakan terus
di jalankan.Akhirnya,pasukan pemberontak
berangsur angsur keluar dari persembunyian
dan menyerahkan diri kepada pemerintah
pusat.pada tanggal 22 juni 1961,
pemerintah Republik Indonesia kemudian
memberikan amnesti dan abolisi kepada
para anggota dari gerakan PRRI yang
kembali kepada pemerintah Republik
Indonesia.

FAKTA PENTING

Gerakan PERMESTA ini ternyata mendapat bantuan dari


petualang asing. Terbukti pada tanggal 18 Mei 1958 pesawat
yang dikemudikan oleh A.L. Pope, warga negara Amerika
Serikat tertembak jatuh di Ambon.
Kolonel D. J. Somba selaku pimpinan Kodam Sulawesi Utara
dan Tengah mengadakan rapat di lapangan sario Manado. Ia
membacakan teks pemutusan hubungan dangan Pemerintah
Pusat yang isinya: "RAKYAT SULAWESI UTARA DAN TENGAH
TERMASUK MILITER SOLIDER PADA KEPUTUSAN PRRI DAN
MEMUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH RI"
Selain Amerika Serikat, Taiwan pun ikut membantu pergerakan
dari PRRI Permesta dengan merencanakan untuk mengirimkan
1 resimen marinir dan 1 skuadron pesawat tempur untuk
merebut Morotai bersama sama dengan Permesta

Sekian dan terima kasih

pertanyaan
Fachira kel 1: kdmsut itu apa dan jelaskan
Maulidya kel 2: zaken kabinet itu apa
Syifa kel 3: yang di maksud peristiwa cikini
dharmawan kel 4:tujuan pembentukan dewan dewan
Alysa kel 6:tujuan dari oprasi sapta marga

Anda mungkin juga menyukai