Anda di halaman 1dari 5

KAMI KECEWA, PEMBERONTAKAN MENYALA

(Makalah Seminar Sejarah Indonesia XII MIPA 1)

Disusun Oleh Sabana Murah :


Cindy Aulia Permata R. (06)
Fadilla Audrey Chimera (11)
Mikail Wirdhian W. (20)
Mirza Maulana R. (21)
Najma Milatina (25)
Naswa Khairunisa (26)

SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN

Tahun Ajaran 2022/2023


PEMBERONTAKAN PRRI DAN PERMESTA

1. Latar Belakang
Pasca kemerdekaan, kondisi pemerintahan masih belum stabil. Kesejahteraan,
perekonomian, dan pembangunan di awal kemerdekaan masih sangat sulit.
Kesenjangan pembangunan di dalam Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya
memicu kekecewaan bahwa daerah “dianaktirikan”.

Kekecewaaan ini yang kemudian melahirkan dorongan revolusi daerah.


Pertentangan pemerintah pusat dan sejumlah daerah berpangkal pada
permasalahan alokasi dana pembangunan yang tidak merata dan tuntutan otonomi
daerah. Ketidakpuasan tersebut terjadi di sejumlah wilayah Sumatera dan
Sulawesi, yang diperparah dengan kondisi internal tentara, khususnya Angkatan
Darat, yang bisa dibilang terpecah belah. Selain itu, kesejahteraan prajurit dan
masyarakat yang sangat rendah kala itu, hal ini menjadikan situasi semakin
memanas dan mendorong munculnya dewan perjuangan daerah pada Desember
1956 hingga Februari 1957.Dari sipil hadir M. Natsir, Sjarif Usman, Burhanuddin
Harahap, dan Sjafruddin Prawiranegara. Pertemuan itu antara lain membicarakan
pembentukan pemerintahan baru. Dalam sebuah rapat akbar di Padang tanggal 10
Februari 1958, Letkol Achmad Husein memberi ultimatum kepada pemerintah
pusat sebagai berikut.

● Dalam waktu 5×24 jam Kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada


presiden atau presiden mencabut mandat Kabinet Djuanda.
● Presiden menugaskan Drs. Moh. Hatta dan Sultan Hamengku Buwono IX
untuk membentuk zaken kabinet.
● Meminta kepada presiden supaya kembali pada kedudukannya sebagai
presiden konstitusional.

Sidang kabinet menolak ultimatum itu dan tanggal 11 Februari 1958, memecat
secara tidak hormat kepada Achmad Husein, Simbolon, Zulkifli Lubis, dan
Dahlan Djambek. Sehari kemudian, KSAD A.H. Nasution membekukan
Komandan Daerah Militer Sumatra Tengah dan menempatkannya langsung di
bawah KSAD.Setelah hal teersebut terbentuklah PRRI pada tanggal 15 Februari
1958 di Padang, Sumatera Barat. Di sisi lain, Permesta sudah terbentuk pada
tanggal 2 Maret 1957 di Makassar, Sulawesi Selatan namun pusat Permesta ada
di Manado, Sulawesi Utara.

2. Kronologi
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (biasa disingkat dengan

PRRI) merupakan gerakan oposisi pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat


yang melahirkan pemerintah tandingan pada 15 Februari 1958. Gerakan ini
didahului oleh keluarnya ultimatum Piagam Perjuangan untuk Menyelamatkan
Negara dari Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Ahmad Husein di Padang,
Sumatra Barat, Indonesia.
Awal mula pemberontakan ini dimulai adalah ketika para tokoh
pemberontakan PRRI, mengadakan pertemuan di Sumatra Barat pada 9 – 13
Januari 1958. Adapun keputusan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut, yaitu
akan dibuat sebuah pemerintahan tandingan jika tuntutan dari PRRI tidak
dipenuhi. Kolonel Ahmad Husein yang memiliki kekuasaan di bidang militer,
mulai melakukan penyelundupan senjata ke Sumatra Tengah, di mana pada masa
itu Sumatra Barat belum memiliki otonomi daerahnya sendiri. Sayangnya,
ultimatum yang ditujukan kepada Kabinet Djuanda dan Presiden Soekarno,
ditolak secara tegas oleh Perdana Menteri Djuanda. Ahmad Husein sebagai Ketua
Dewan Perjuangan melakukan tindakan selanjutnya, yaitu membentuk
pemerintahan tandingan yang bernama Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia. Terjadilah pemberontakan PRRI pada 15 Februari 1958. Lokasi
pemberontakan PRRI terletak di Bukittinggi, Sumatra Tengah, dengan
membentuk Kabinet PRRI dimana Sjarifuddin Prawiranegara menjabat sebagai
Perdana Menterinya.

Peristiwa ini melibatkan tokoh-tokoh yang ikut serta menyokong terjadinya


pemberontakan ini, diantaranya adalah Sjafruddin Prawiranegara (Perdana
Menteri PRRI), Assaat (Menteri Dalam Negeri), Kol. Maludin Simbolon
(Menteri Luar Negeri dan pemimpin Dewan Gajah di Sumatera Utara), Letkol
Ahmad Husein (pemimpin Dewan Banteng di Sumatera Barat), Letkol R. Barlian
(pemimpin Dewan Garuda di Sumatera Selatan), Letkol Ventje Sumual
(pemimpin Dewan Manguni di Sulawesi Utara), Soemitro Djojohadikoesoemo
(Menteri Perhubungan dan Pelayaran), Muhammad Sjafei (Menteri PPK dan
Kesehatan), J.F. Warouw (Menteri Pembangunan), Saladin Sarumpaet (Menteri
Pertanian dan Perburuhan), Muchtar Lintang (Menteri Agama), Saleh Lahade
(Menteri Penerangan), Abdul Gani Usman (Menteri Sosial), dan Dahlan Djambek
(Menteri Pos dan Telekomunikasi).

3. Dampak Terjadinya Pemberontakan

Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) merupakan salah satu


gerakan yang menimbulkan dampak negatif terhadap keberlangsungan hidup
negara Indonesia. Dampak pergerakan tersebut diantaranya yaitu jatuohnya
korban jiwa sebanyak 22.174 jiwa, 4.360 mengalami luka-luka dan 8.072 orang
menjadi tawanan, keadaan perekonomian terganggu ditandai dengan muncul
inflasi serta deflasi, timbulnya kesadaran di kalangan pimpinan negara bahwa
NKR terdiri atas wilayah kepulauan yang luas dengan aneka ragam masalah yang
sering berbeda satu dengan yang lain. Lalu, saat terjadi kerusuhan, sejumlah
SMP, SMA, hingga universitas terpaksa ditutup sementara karena hampir semua
dosen dan mahasiswa terlibat PRRI, kemudian timbulnya perpecahan hubungan
persaudaraan, dan kekurangan bahan makanan.

4. Nilai-nilai kehidupan

Dari peristiwa pemberontakan ini, dapat diambil nilai-nilai yang bisa


diterapkan dalam kehidupan, contohnya kerja keras yang telah dilakukan oleh
para tokoh yang terlibat. Nilai-nilai seperti persatuan dan kesatuan, cinta tanah
air, saling pengertian atau tenggang rasa dan saling menghargai adalah nilai-nilai
yang penting dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Zuhdi, Susanto. Sunarti, Linda. Pradono, Arif. Abdurakhman. 2018. Sejarah


Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta, Indonesia: Pusat Kurikulum
Perbukuan, Kemendikbud.

Fatimah, Siti. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. Sukoharjo, Indonesia:
CV. Graha Printama Selaras.

Rahmah, Afifah. 2022. Pemberontakan PRRI/Permesta: Latar belakang, Tujuan,


Tokoh, dan Dampaknya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6074564/pemberontakan-prriperme sta-latar-belakang-tujuan-tokoh-dan-
dampaknya (Dipetik 5 Agustus 2022, pukul 11:22 WIB)

Adryamarthanino, Varelladevanka. 2021. PRRI: Latar Belakang, Tuntutan,


Anggota, Penumpasan, dan Dampaknya.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/07/173342579/prri-latar-belakan g-
tuntutan-anggota-penumpasan-dan-dampaknya (Dipetik 5 Agustus 2022, pukul
11:56 WIB)

Agustina, Karina Dwi. 2022. Pemberontakan PRRI – Latar Belakang, Tujuan,


dan Tokohnya. https://www.zenius.net/blog/pemberontakan-prri (Dipetik 6
Agustus 2022, pukul 23:00 WIB)

Denas, Rahmat. 2022. Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.


https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Revolusioner_Republik_Indonesia
(Dipetik 7 Agustus 2022, pukul 07:44 WIB)

IKPNI. 2019. Pemberontakan PRRI/Permesta. http://ikpni.or.id/post-kilas-


sejarah/pemberontakan-prri-permesta/ (Dipetik 7 Agustus 2022, pukul 16.10
WIB)

Anda mungkin juga menyukai