Absen : 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pemberontakan PRRI ini ialah guna mendorong pemerintah supaya
memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh, sebab pada saat itu pemerintah
hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau jawa. PRRI memberikan
usulan atas ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Meskipun alasan yang dilakukan oleh PRRI ini benar, namun cara yang digunakan
untuk mengoreksi pemerintah pusat itu salah. PRRI menuntut kepada pemerintah pusat
dengan nada paksaan, sehingga pemerintah menganggap bahwa tuntutannya itu bersifat
memberontak. Hal tersebut menimbulkan kesan bagi pemerintah pusat bahwa PRRI
adalah suatu bentuk pemberontakan. Akan tetapi, jika PRRI itu dikatakan sebagai
pemberontak, hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat sebab sebenarnya PRRI ingin
membenahi dan memperbaiki sistem pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat,
bukan untuk menjatuhkan pemerintahan Republik Indonesia.
BAB II
Pembahasan
Tokoh Permesta : Letkol Ventje Sumual, Kapten Wim Najoan, Mayor Eddy Gagola,
Mayor Dolf Runturambi, Kolonel D.J Somba, Kolonel Alexandre Evert Kawilarang.
Tokoh PRRI : Letnal Kolonel Ahmad Husein, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Mr. Assaat
Dt. Mudo, Maluddin Simbolon, Prof,Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, Moh. Syafei, J.F
Warouw, Saladin Sarumpaet, Muchtar Lintang, Saleh Lahade, Ayah Gani Usman,
Dahlan Djambek.
2.3 Dampak
Dampak Negatif
3. Pembangunan terhenti
Pembangunan yang sejatinya harus berjalan dengan baik menjadi berhenti di tengan jalan.
Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain, daerah di Sumatera mengalami krisis
pembangunan sehingga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Pembangunan sendiri lumpuh akibat dari dampak masyarakat yang lebih tertarik pada
kegiatan konsumi daripada membuat produk sendiri.
Dampak Positif
Kesadaran berotonomi
Selain dampak-dampak yang bersifat negatif, pergerakan PRRI juga menimbulkan dampak
positif diantaranya adalah menimbulkan kesadaran pimpinan negara bahwa Indonesia terdiri
dari berbagai pulau dalam satu unsur-unsur negara kesatuan republik Indonesia. Untuk itu
penting bagi mereka untuk mendapatkan hak otonomi yang luas bagi setiap daerah yang ada
di Indonesia. Dimana hak otonomi tersebut disesuaikan dengan potensi dan kemampuan
masyarakat di daerah itu sendiri. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan potensi
yang ada di daerahnya sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI dan pergerakan semacam ini
tidak terjadi lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Sumber Internet
https://blog.ruangguru.com/latar-belakang-dan-tujuan-pemberontakan-prri/permesta,
diunduh pada tanggal 3 Februari 2020, pukul 08:15 WIB.
https://www.sejarah-negara.com/1790/sejarah-pemberontakan-prri-dan-permesta/amp/,
diunduh pada tanggal 3 Februari 2020, pukul 08:18 WIB.