Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PRRI – PERMESTA 1958


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Indonesia Kontemporer

Dosen pengampu: Drs. Muhapril Musri, M.Ag

Disusun Oleh:
Galih Prayoga (1811020023)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL-PADANG 2020/2021 M
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pergolakan Permesta di Sulawesi pada abad ke-XX merupakan
pergolakan yang sangat besar pengaruhnya dalam membawa dampak
perubahan. Pergolakan Permesta merupakan salah satu rangkaian penting
dalam kerangka sejarah nasional Indonesia pada periode transisi politik dari
sistem demokrasi liberal ke demokrasi terpimpin tahun 1957 – 1961.1 Selama
masa pergolakan itu, dampak yang terjadi berimbas terhadap berbagai sektor
kehidupan masyarakat baik, sosial, ekonomi, dan politik.
Munculnya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau
yang dikenal oleh rakrat Gorontalo sebagai Permesta adalah sebagai
akumulasi dari kekecewaan rakyat di daerah terhadap pemerintah pusat di
Jakarta. Kekecewaan yang diakibatkan oleh sentralisasi kekuasaan dan
memunculkan kesenjangan pembangunan di segala bidang antara pusat dan
daerah, pembangunan di daerah terutama di Sumatera Tengah tidak berjalan
dengan baik setelah hampir sepuluh tahun Indonesia merdeka.
Dalam kesempatan kali ini makalah yang akan kami tulis menguak
kembali kisah yang terjadi dalam pemberontakan PRRI, Permesta, yang
mengacu pada latar belakang berdirinya gerakan tersebut, tujuan dan akibat
atau dampak dari adanya gerakan tersebut.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Latar belakang terbentuknya PRRI-Permesta


PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia, sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta
atau Perjuangan Rakyat Semesta. Pemberontakan PRRI/Permesta berawal
dari konflik internal Angkatan Darat (AD). Kekecewaan atas minimnya
kesejahteraan anggota AD di daerah berujung pada tuntutan otonomi daerah
serta upaya melepaskan diri dari Pemerintahan Republik Indonesia.
Pada Agustus dan September 1956 beberapa tokoh dari Sumatera
Tengah mengadakan rapat dan pertemuan di Jakarta. Pertemuan itu
dilanjutkan dengan reuni 612 perwira aktif dan pensiunan Divisi Banteng
pada 20-25 November 1956 di Padang. Divisi IX Banteng adalah komando
militer Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang dibentuk pada
masa perang kemerdekaan (1945-1950) dengan wilayah Sumatera Tengah
(Sumatra Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau). Dalam reuni itu muncul
aspirasi otonomi untuk memajukan daerah. Disetujui pula pembetukan
Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein, komandan
Resimen IV dan tetorium I yang berkedudukan di Padang. Pada tanggal 20
Desember 1956, Letkol Ahmad Husein merebut kekuasaan Pemerintah
Daerah dari Gubernur Ruslan Muljohardjo. Dalihnya gubernur yang ditunjuk
pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan daerah.1
Pada 15 Februari 1958, sejumlah tokoh militer dan sipil di Padang
memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI). Peristiwa itu merupakan puncak gunung es dari kemelut
yang dihadapi bangsa Indonesia pasca-Revolusi. Menurut R.Z Leirissa ada
empat hal yang menjadi penyebab lahirnya gerakan saparatis di daerah

1
Verelladevanka Adryamarthanino, PRRI: Latar Belakang, Tuntutan, Anggota,
Penumpasan, dan Dampaknya, Kompas.com

2
termasuk PRRI, yaitu: gagalnya sisitem politik, gagalnya sistem ekonomi,
ancaman komunisme, dan kesenjangan dalam tubuh Angkatan Darat.2
Berdirinya PRRI bermula dari reuni para prajurit pejuang
kemerdekaan yaitu Divisi Banteng dari TNI yang melihat keadaa negara yang
kacau, Divisi Banteng sendiri pada perang kemerdekaan berjuang melawan
Belanda di daerah Sumatra Barat dan Riau dan mampu membendung Belanda
sehingga Belanda tidak bisa membuat Negara bagian di daerah ini.
Banyak yang menganggab pemberontakan PRRI di gerakkan oleh
pihak Meliter saja yang kecewa terhadap Pemerintah Pusat tetapi pada
kenyataannya banyak tokoh sipil yang terlibet dalam pemberontakan ini
seperti Syafruddin Prawiranegar Prawoto Mangkusasimito dan Muhammad
Natsir.
Proklamasi PRRI disambut oleh kaum separatis Permesta. Somba
sebagai Komandan Deputi Wilayah Militer Sulawesi Utara dan Tengah
mengumumkan bahwa sejak 17 Februari 1958, mendukung PRRI dan
menyatakan memisahkan diri dari pusat. Permesta menjadi sayap timur PRRI.
Pusat pemberontakan ini berada di Makassar yang pada waktu itu merupakan
ibu kota Sulawesi. Setahun kemudian, pada 1958 markas besar Permesta
dipindahkan ke Manado. Disini timbul kontak senjata dengan Pasukan
pemerintah pusat sampai terjadi gencatan senjata.
Sejarah Permesta adalah sebagian merupakan perjuangan rakyat
minahasa kekuasaannya di pulau-pulau bagian timur yang mereka warisi dari
zaman kolonial.3 Permesta adalah sebuah gerakan militer di Indonesia. Dalam
sebuah buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 mengungkapkan bahwa
PRRI telah membantu menyederhanakan politik militer indonesia.4 Gerakan
ini dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia Timur pada 2
Maret 1957 yaitu oleh Letkol Ventje Sumual. Pusat pemberontakan ini berada
di Makasar yang pada waktu itu merupakan ibu kota. Permesta di Sulawesi
pada tanggal 2 maret 1957 diproklamirkan oleh panglima TT-SST/Wirabuana

2
Leirissa R.Z, PRRI Permesta (Jakarta P.T. Anem Kosong Anem,1997), 7-29.
3
Barbara Sillars Harvey, Permesta Pemberontakan Setengah Hati. Jakarta: Pt.
Temprint,1989. Hal. 61
4
M. C. Riklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Pt. Ikrar
Mandiri, 2008. Hal. 547.

3
dan kemudian memilih basisnya di Sulawesi Utara, dimana waktu itu yang
menjadi komandan KDM-SUT waktu dipegang oleh Letkol, Inf. D.J. Somba
mendukung gagasan-gagasan pemerintahan otonom mutlak dan luas sebagai
cikal bakal lahirnya Permesta.5

B. Tujuan didirikanya PRRI-Permesta


Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa PRRI merupakan
suatu gerakan yang dianggap sebagai suatu pemberontakan terhadap
pemerintah pusat. Walaupun begitu, PRRI sendiri sebenarnya memiliki tujuan
yang baik saat pembentukannya, hanya saja cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan baik tersebut yang salah.
Sehingga gerakan dan pembentukan PRRI dianggap sebagai
pemberontakan terhadap pemerintah pusat yang dapat mengancam kesatuan
Indonesia. Jika dilihat dari sebab pembentukan dari RRI, dapat diambil
beberapa kesimpulan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa tujuan tersebut
diantaranya seperti:

1. Tuntutan Otonomi Daerah yang Adil


Sebab dari terbentuknya PRRI disebabkan karena adanya tuntutan
otonomi daerah yang dianggap tidak sesuai. Oleh sebab itu, PRRI
dibentuk untuk mengajukan tuntutan otonomi yang lebih adil oleh
pemerintah pusat. Pemerintah pusat yang dianggap terlalu sentralis dan
terlalu berfokus pada pembangunan Jawa saja dituntut untuk
memperhatikan pembangunan daerah juga.
Atau dengan kata lain pemerintah pusat diharapkan dapat
memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh. Selain itu juga
perlu untuk memperhatikan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Membenahi perhatian pembangunan negeri
oleh pemerintah pusat tersebutlah salah satu tujuan PRRI dibentuk,

5
Haliadi Sadi Dkk, Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah (Gpst) Di Poso 1957-
1963 (Yogyakarta: Ombak, 2007). Hal. 45

4
sehingga setiap daerah dapat berkembang bersama dan tidak ada yang
tertinggal.

2. Membenahi Konstitusi yang Berlaku


Selain untuk mengoreksi kinerja pemerintah pusat terhadap
pembangunan negeri, PRRI juga bertujuan untuk membenahi konstitusi
yang berjalan pada masa itu. Pemerintah yang dianggap terlalu sentralis
dianggap telah melanggar undang-undang dan juga konstitusi yang
berlaku, termasuk juga terhadap UUD 1945.
Oleh sebab itu, PRRI dibentuk untuk membenahi konstitusi yang
diberlakukan pada masa itu, sehingga pemerintah pusat tidak menjadi
sentralis dan juga memberikan wewenang serta perhatiannya pula
terhadap pemerintah daerah. Hal ini pastinya juga dimaksudkan untuk
membenahi ketidak harmonisan pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah yang terjadi.

3. Menghargai Pejuang Kemerdekaan Indonesia


Tujuan terakhir dari PRRI yang akan dibahas dalam ulasan kali ini
adalah sebagai suatu upaya untuk tetap menghargai para pejuang
kemerdekaan Indonesia. Mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan
pembentukan PRRI sendiri juga disebabkan karena adanya pengerucutan
Divisi Banteng setelah kemerdekaan Indonesia. Dimana pengerucutan
tersebut kemudian hanya menyisakan 1 brigade saja, yang kemudian
diperkecil kembali menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB.
Kondisi tersebut tentunya membuat para perwira dan prajurit dari
Divisi IX Banteng menjadi kecewa hingga juga merasa terhina dengan
apa yang terjadi. Karena mau bagaimanapun para perwira dan prajurit
tersebut juga ikut berjuang secara jiwa dan raga demi kemerdekaan
Indonesia, namun pada akhirnya justru dilupakan. Oleh sebab itu, para
mantan prajurit dan perwira tersebut juga bergabung dengan PRRI

5
sebagai tanda kekecewaan yang dialami dan untuk tetap menghargai para
pejuang kemerdekaan Indonesia pada masa itu.6

C. Dampak dari adanya PRRI-Permesta


Peristiwa Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
merupakan salah satu gerakan yang menimbulkan dampak negatif terhadap
keberlangsungan hidup negara Indonesia. Dampak pergerakan tersebut
terhadap pelaku adalah sebagai berikut:
1. Jatuhnya Korban Jiwa sebanyak 22.174 jiwa, 4.360 mengalami luka-luka
dan 8.072 orang menjadi tawanan.
2. Keadaan Perekonomian Terganggu, muncul inflasi serta deflasi.
3. Timbulnya kesadaran di kalangan pimpinan negara bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri atas wilayah kepualauan
yang luas dengan aneka ragam masalah yang sering berbeda satu dengan
yang lain.
4. Timbulnya perpecahan hubungan persaudaraan.
5. Kekurangan bahan makanan Akibat dari kerusuhan yang berlangsung
pada 1958-1960 ini, beberapa SMA, SMP, serta universitas juga turut
ditutup, salah satunya Universitas Andalas yang baru berjalan selama dua
tahun juga harus terpaksa ditutup sebab hampir semua dosen dan
mahasiswanya ikut terlibat dalam PRRI.

Mendekati penghujung tahun 1960, seluruh wilayah di Sumatera Barat


berhasil dikuasai oleh para tentara APRI. Para elemen sipil dan tentara diberi
sebuah amnesti oleh pemerintah yang kemudian dituangkan ke dalam
Keputusan Presiden No. 322 Tahun 1961 pada 22 Juni 1961. Namun, amnesti
tersebut tak memberi dampak. Masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa
masih hidup dalam tekanan selama bertahun-tahun.7

6
Sintya Ayu Wardani, (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) 1958,
Guruppkn.com : 2018
7
Op.Cit, Verelladevanka Adryamarthanino, PRRI: Latar Belakang, Tuntutan,
Anggota, Penumpasan, dan Dampaknya.

6
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdirinya PRRI bermula dari reuni para prajurit pejuang kemerdekaan
yaitu Divisi Banteng dari TNI yang melihat keadaa negara yang kacau, Divisi
Banteng sendiri pada perang kemerdekaan berjuang melawan Belanda di
daerah Sumatra Barat dan Riau dan mampu membendung Belanda sehingga
Belanda tidak bisa membuat Negara bagian di daerah ini.
Sebab dari terbentuknya PRRI disebabkan karena adanya tuntutan
otonomi daerah yang dianggap tidak sesuai. Oleh sebab itu, PRRI dibentuk
untuk mengajukan tuntutan otonomi yang lebih adil oleh pemerintah pusat.
Pemerintah pusat yang dianggap terlalu sentralis dan terlalu berfokus pada
pembangunan Jawa saja dituntut untuk memperhatikan pembangunan daerah
juga.
PRRI dibentuk untuk membenahi konstitusi yang diberlakukan pada
masa itu, sehingga pemerintah pusat tidak menjadi sentralis dan juga
memberikan wewenang serta perhatiannya pula terhadap pemerintah daerah.
Hal ini pastinya juga dimaksudkan untuk membenahi ketidak harmonisan
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang terjadi.

7
Daftar Pustaka

Barbara Sillars Harvey, Permesta Pemberontakan Setengah Hati. Jakarta: Pt.


Temprint,1989

Haliadi Sadi Dkk, Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah (Gpst) Di Poso 1957-1963
(Yogyakarta: Ombak, 2007)

Leirissa R.Z, PRRI Permesta (Jakarta P.T. Anem Kosong Anem,1997)

M. C. Riklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Pt. Ikrar Mandiri,


2008

Sintya Ayu Wardani, (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) 1958,


Guruppkn.com : 2018

Verelladevanka Adryamarthanino, PRRI: Latar Belakang, Tuntutan, Anggota,


Penumpasan, dan Dampaknya, Kompas.com

Anda mungkin juga menyukai