Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DETERMINISME DUALISME J. BOEKE


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendekatan
Sejarah Ekonomi

Dosen pengampu: Martias, S.Ag, S.Pd, M.Ag.

Disusun Oleh:
Galih Prayoga (1811020023)
Muhammad Iqbal (1811020013)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL-PADANG 2020/2021 M
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi yang terdiri dua bagian, Interaksi di dalam sebuah ekonomi
dengan dua sektor dapat rumit, meskipun tanpa pemisahan lebih jauh.
Pembagian antara kedua bagian itu ditandai dengan sejumlah cara, yang
masing-masing mempunyai keuntungan, disamping kemungkinan yang
menyebabkan timbulnya kesalahan. Hampir semua Negara menghadapi
system dualisme ini. Dikota-kota atu di dekatnya, perekonomian sudah
bersifat industry dan uang digunakan secara luas. Sedangkan di luar kota yaitu
di desa-desa, perekonomian masih tingakat rendah (subsistem). Lagi pula di
beberapa Negara terdapat daerah kantong bagi industri asing (foreign enclave
industry) yang dapat menciptakan triplismedi daerah itu. Sebelum kita
melihat lebih jauh apa yang menjadi permasalahan ekonomi Indonesia yang
berhubungan dengan dualismenya, kita perlu mengerti lebih dahulu apa
pengertian dualisme tersebut.
Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah dua
sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut
bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lamanya makin
melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat
dan jauh berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dualisme ekonomi
2. Apa saja Ciri-ciri dualisme ekonomi
3. Kekurangan dan Kelebihan Dualisme Ekonomi
4. Faktor Penyebab Ekonomi Dualisme
5. Macam macam Ekonomi Dualisme

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dualisme Ekonomi


Ekonomi dualisme (dual economy) merupakan istilah yang memiliki
makna akademis teknis maupun makna yang lebih umum. Dikatakan
demikian karena dalam aspek teknisnya, istilah ini merujuk pada
adanya dua sektor berlainan dalam perekonomian yang sama, masing-
masing memiliki pijakan budaya, aturan main, teknologi, pola-pola
permintaan, dan praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan disisi lain yang
mencerminkan hal lebih umum adalah adanya perbedaan sektor subsistem
tradisional yang berpendapatan rendah khususnya dipedesaan dengan
sektor kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern. (Singer,
2000:248).
Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah dua
sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut
bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lamanya makin
melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat
dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebagian akibat penjajahan
orang-orang barat. Dualisme ini berarti dalam waktu yang sama didalam
masyarakat terdapat dua gaya sosial yang jelas berbeda satu sama lainnya dan
masing-masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi. Jadi,
Ekonomi Dualisme adalah sistem ekonomi yang merujuk kepada dua sistem
yang berlainan namun sama kuat. Sistem tersebut adalah perekonomian
modern dan perekonomian kerakyatan.
Jadi, dualisme adalah dua keadaan yang berbeda dimana satu keadaan
bersifat superior dan keadaan lainnya bersifat inferior yang hidup
berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Dengan adanya dua keadaan
yang berbeda ini tentunya akan memiliki pengaruh tersendiri bagi suatu
negara yang secara tidak langsung menganut sistem dualisme ekonomi ini.1

1
Dumairy, Perekonomian Pembangunan, (Jakarta:Erlangga. 1996), hal. 48.

2
B. Ciri-ciri Dualisme Ekonomi
Dualisme Ekonomi mempunyai 4 ciri-ciri , sebagaimana dikemukakan
oleh Lincolin Arsyad (2010) yaitu sebagai berikut :
1. Dua keadaan yang berbeda dimana sebagian bersifat superior dan
lainya bersifat inferior yang bisa hidup berdampingan pada ruang dan
waktu yang sama.
2. Keadaan hidup berdampingan itu bersifat kronis dan bukan
transisional.
3. Derajat superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukan
kecenderungan yang menurun,bahkan terus meningkat.
4. Keterkaitan antara unsur superior dan unsur inferior tersebut
menunjukan bahwa keberadaan unsur superior tersebut hanya
berpengaruh kecil sekali atau bahkan tidak berpengaruh dalam
mengangkat derajat unsur inferior.2

C. Kekurangan dan kelebihan dualisme ekonomi


1. Kekurangan dualisme ekonomi
a. Pembangunan sektor publik yang tidak seragam. Dengan adanya
dualisme ekonomi, terjadi ketimpangan dalam membangun sektor
publik, karena pembangunan hanya terjadi pada daerah yang dihuni
industri-industri besar. Sementara, untuk daerah-daerah yang tidak
tersentuh pertumbuhan industri, terjadi keterlambatan pembangunan
sektor publik. Dengan adanya pertumbuhan industri pada daerah-
daerah tertentu menyebabkan pembangunan sektor publik seperti,
infrastruktur jalan, rumahsakit, sekolah, dan sektor publik lainnya
semakin cepat dan mengakibatkan jarak (gap) pembangunan terhadap
daerah-daerah lain semakin besar.
b. Ketidakseimbangan pendapatan rakyat.
c. Kesejahteraan masyarakat tidak merata. Dengan pendapatan rakyat
yang tidak seimbang, rakyak kesulitan memenuhi kesejahteraannya
seperti sandang, pangan, serta papan.

2
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta : Kencana, 2006), hal. 12.

3
d. Memicu munculnya disintegrasi bangsa. Karena ekonomi dualisme
mengakibatkan pengangguran

2. Kelebihan Dualisne Ekonomi


Adapun kelebihan dualisme ekonomi yaitu dualisme ekonomi,
dapat dilakukan sebagai pengembangan sumber daya yang efisien.

D. Faktor-faktor Penyebab Ekonomi Dualisme


Ada empat faktor yang melatarbelakangi atau menjadi
penyebab lahirnya dualisme ekonomi, yaitu :
1. Mempertahankan agar surplus disektor pertanian tetap berada
didalam negeri daripada dibawa keluar negeri seperti pada masa
penjajahan.
2. Kebijakan untuk mengalihkan surplus pertanian kesektor industri
(manufacturing), dan ekonomi seperti semula.3
3. Adanya dari pola-pola pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara-
negara Asia. Pertumbuhan penduduk yang cepat untuk Filipina,
Taiwan, dan Korea Selatan (2-3% pertahun) berdampingan dengan
miskinnya sumber-sumber alam. Ekspor hasil bumi dapat dikatakan
kecil, dan tidak dapat mengimbangi angka pertumbuhan penduduk.
Sementara pada daerah lainnya kita akan temukan tekanan
pendudukyang rendah, tetapi cukup memiliki sumber-sumber alam,
dan potensial untuk mengadakan ekspor hasil bumi. Malahan ekspor
hasil bumi memainkan peranan penting dalam ekonomi nasional. Ini
dapat kita temukan dinegara Thailand dan Malaysia.
4. Dinegara-negara sedang berkembang, kebanyakan dari masyarakat
tingkat pemilikan tanah kecil. Rasio antara manusia dan tanahnya
dapat mencapai 1.000-1.500 orang perkilometer persegi dengan 80%
lebih hidup didaerah pedesaan, danbekerja pada sektor pertanian
tradional. Lemahnya perekonomian nasional.Perekonomian nasional
dari negara yang memiliki dualisme untuk pertumbuhanekonominya.

3
M.L Jhingan, Ekonomi Pembangunan danPerencanaan, (Jakrata: PT Raja
Grafindo Persada, 2012), hal. 370.

4
Pada sebagian besar negara sedang berkembang, biasanyatergantung
kepada perdagangan luar negeri, bantuan luar negeri dan investasi-
investasi asing.

E. Macam-macam Ekonomi Dualisme


1. Dualisme sosial
Tahun 1910, seorang ekonom Belanda, J.H Boeke menyatakan
bahwa pemikiran ekonomi Barat tidak dapat diterapkan dalam
memahami permasalahan perekonomian negara-negara jajahan (tropis)
tanpa suatu “modifikasi” teori. Jika ada pembagian secara tajam,
mendalam dan luas yang membedakan masyarakat menjadi dua
kelompok, maka banyak masalah sosial dan ekonomi yang polanya
sangat berbeda dengan teori ekonomi Barat sehingga pada akhirnya teori
tersebut akan kehilangan hubungannya dengan realitas dan bahkan
kehilangan nilainya. Boeke menganggap bahwa prokondisi dari
dualismenya adalah hidup berdampingannya dua sistem sosial yang
berinteraksi hanya secara marginal melalui hubugan yang sangat terbatas
antara pasar produk dan pasar tenaga kerja.

2. Dualisme Ekologis
Pada tahun 1963 Clifford Geertz mengenalkan dualisme ekologis.
MenurutGeertz, dualisme ditandai oleh perbedaan-perbedaan dalam
sistem ekologis. Setiap sistem ekologis tersebut menggambarkan pola-
pola sosial dan ekonomi tertentu yang menyatu di dalamnya dan
membentuk suatu keseimbangan internal.

3. Dualisme Teknologi
Dualisme teknologi adalah suatu keadaan di mana di dalam suatu
kegiatan ekonomi tertentu digunakan teknik produksi dan organisasi
produksi yang modern yang sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi
lainnya dan pada akhirnya akan mengakibatkan timbulnya perbedaan
tingkat produktifitas yang sangat besar, dalam hal ini teknologi modern
sangat berperan penting.

5
Teknologi modern yang dimaksud diatas berkisar pada sektor
industri pertambangan, industri transportasi dan sebagainya. Sedangkan
kegiatan ekonomi yang tingkat teknologinya masih rendah yaitu :
pertanian, industri rumah tangga, organisasi produksi tradisional dan lain
lain.4

4. Dualisme Finansial
Dalam analisis Myint, beliau mengemukakan mengenai dualisme
finansial. Hal ini pun merujuk pada pengertian bahwa pasar uang dalam
negara jajahan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu pasar uang yang
terorganisir dengan baik (organized money market) dan pasar uang yang
tidak terorganisir (unorganized money market).
Pasar uang yang terorganisir dengan baik terdiri dari bank-bank
komersial dan lembaga-lembaga keuangan non-bank. Lembaga ini
terdapat di pusat-pusat bisnis dan kota-kota besar, serta memiliki tujuan
untuk menyediakan pinjaman kepada perusahaan yang bergerak dalam
bidang perkebunan tanaman ekspor dan pertambangan. Namun setelah
NSB mencapai kemerdekaan, pemerintah mengadakan usaha yang
sifatnya mendorong lembaga-lembaga keuangan modern untuk
memberikan pinjaman kepada sektor ekonomi lainnya, terutama sektor
industri dan pertanian rakyat.

5. Dualisme Regional
Dualisme Regional adalah ketidakseimbangan tingkat
pembangunan antar berbagai daerah dalam negara. Dualisme regional ini
memusatkan perhatiannya pada masalah kesenjangan yang terjadi pada
kesejahteraan antar daerah. Misalnya, di NSB ada beberapa daerah yang
berkembang sangat pesat sehingga keadaan ekonomi dan sosialnya sudah

4
Lincolin, Arsyad, Ekonomi pembangunan, (Yogyakarta, Edisi 5, UUP ATIM
YKPN, 2010), hal. 34.

6
hampir menyamai negara maju, sedangkan daerah lainnya mengalami
perkembangan yang sebaliknya atau bahkan mengalami kemunduran.5
Berikut ini merupakan jenis dari dualisme regional dinegara sedang
berkembang:
1. Dualisme antar daerah perkotaan dan pedesaan
2. Dualisme antara pusat negara,pusat industri dan perdagangan
dengan daerah lain dalam negara tersebut.
Dualisme ini merupakan akibat dari investasi yang tidak seimbang
antara daerah perkotaan dan pedesaan. Ketidakseimbangan ini akhirnya
menyebabkan kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan semakin
besar.6

5
N.Mangkiw, Makro Ekonomi, (New York: WORTH PUBLISHER, 2007),
diterjemahkan oleh Penerbit Erlangga, hal. 35.
6
Arsyad, Lincolin, Ekonomi Pembangunan, (Bulaksumur : Gunadarma, 1993),
hal. 32.

7
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah dua
sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut
bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lamanya makin
melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat
dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebgaian akibat penjajahan orang-
orang barat.
Dualisme ini berarti dalam waktu yang sama didalam masyarakat
terdapat dua gaya sosial yang jelas berbeda satu sama lainnya dan masing-
masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi. Jadi, Ekonomi
Dualisme adalah sistem ekonomi yang merujuk kepada dua sistem yang
berlainan namun sama kuat. Sistem tersebut adalah perekonomian modern dan
perekonomian kerakyatan.

8
Daftar Pustaka

Arsyad, Lincolin, Ekonomi Pembangunan, Bulaksumur : Gunadarma, 1993

Dumairy, Perekonomian Pembangunan, Jakarta: Erlangga. 1996

Lincolin, Arsyad, Ekonomi pembangunan , Yogyakarta, UUP ATIM YKPN, Edisi


5, 2010

M.L Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakrata: PT Raja


Grafindo Persada, 2012

N.Mangkiw, Makro Ekonomi, New York: WORTH PUBLISHER, 2007,


diterjemahkan Penerbit Erlangga

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, Kencana, Jakarta : 2006

Anda mungkin juga menyukai