Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DINASTI AGHLABIYAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam kawasan Afrika utara dan Spanyol

Dosen pengampu: Khilal Syauqi, Lc., MA.

Disusun Oleh:
Galih Prayoga (1811020023)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL-PADANG 2020/2021 M
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban Islam di Afrika Utara bermula dari serangakaian penaklukan bangsa
Arab pada abad ke-7dan abad ke-8. Antara serangkaian penaklukan tersebut dan pada
pertengahan abad ke-13, sejarah wilayah ini sejalan dengan periode kekhilafahan dalam
sejarah perkembangan Timur Tengah dan merupakan varian dari tipe peradaban Islam di
Timur Tengah. Peradaban Arab Islam di Afrika Utara dibentuk berdasarkan integrasi
kalangan penakluk Arab dengan masyarakat Barbar dan kota-kota di wilayah Laut
Tengah.
Penaklukan bangsa Arab baik terhadap masyarakat Barbar maupun tehadap kota-
kota Bizantium bermula dengan serangan bertubi-tubi yang dilancarkan dari Mesir.
Sekitar tahun 670 M., Tunisia berhasil dikuasai dan Qayruwan dibangun sebagai pusat
operasi militer bangsa Arab, dan bangsa Arab sampai di Maroko pada tahun 711
M.Serangkaian penaklukan bangsa Arab mengantarkan pada sebuah awal yang baru atau
rezim Arab-Muslim di Tunisia dan pengambilan Islam sebagai basis bagi beberapa rezim
koalisi kesukuan di wilayah Afrika Utara lainnya. Pada abad ke-13 sebuah pemerintahan
teritorial baru berhasil ditegakkan di Maroko. Elit keagamaan Islam dan sejumlah
institusi dapat ditemukan diseluruh penjuru Afrika Utara, dan penduduk setempat secara
substansial telah berpindah ke agama Islam

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Latar belakang Berdinya Dinasti Aghlabiyah


Dinasti aglabiyah berdiri di Aljazair dan Sicilia yang pertama kali didirikan di
Afrika utara . Dinasti ini didirikan oleh Ibrahim ibn Al-Aghlab pada tahun 184H/800M
di Ifriqiyah dan kota Qairawan di jadikan sebagai pusat pemerintahan. Ayah Ibrahim
adalah seorang keturunan dari Turki yang menjadi pejabat di Khurasan dalam bidang
militer Abbasiyah.1 Aglabiayah merupakan dinasti kecil pada masa abbasiyah, yang para
pengusaanya adalah berasal dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga Dinasti tersebut
dinamakan Aghlabiyah.
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa
selama kurang lebih 100 tahun (800-900 M). Di luar wilayah yang dinamakan Ifriqiyah
(Afrika Kecil, terutama Tunisia), sempalan dari “Afrika” Latin, Harun al-Rasyid pada
800 M. telah mengangkat Ibrahim bin al-Aghlab sebagai gubernur. Ibrahim bin al-
Aghlab (800-811 M.) memerintah sebagai penguasa yang berdiri sendiri, dan setahun
setelah pengangkatannya, tak satupun Khalifah Abbasiyah yang menjalankan kekuasaan
di luar perbatasan barat Mesir. Aghlabiyah merasa puas dengan gelar Amir, tetapi tidak
merasa perlu mencatumkan nama Khalifah di mata uang mereka, sekalipun sebagai bukti
kekuasaan spiritualnya. Dari ibukotanya, Qayruwan, sampai ke Qartago, mereka
menguasai Mediterania tengah selama abad-abad kejayaan mereka.2
Para penguasa Aghlabiyyah adalah sebagai berikut: 3
1. Ibrahim I bin Al-Aghlab (800-812)
2. Abdullah I bin Ibrahim (812-817)
3. Ziyadatullah I bin Ibrahim (817-838)
4. Abu Iqal Al-Aghlab bin Ibrahim (838-841)
5. Muhammad I bin Abi Affan (841-856)
6. Ahmad bin Muhammad (856-863)
7. Ziyadatullah II bin Abil Abbas (863)
8. Abul Gharaniq Muhammad II bin Ahmad (863-875)
9. Ibrahim II bin Ahmad (875-902)

1
Ridnatul Hidayati, Dinasti Aghlabiyah, ridna03blogspot.com, 2016
2
Sarmin Lawendatu, Dinasti Aghlabiyah, wordpress.com, diakses 2013
3
C.E. Bosworth, Rachmat Taufiq Hidayat, Dinasti-Dinasti Islam. Penerjemah Ilyas Hasan. (
Jakarta : Mizan 1993) hlm. 47
2
10. Abdullah II bin Ibrahim (902-903)
11. Ziyadatullah III bin Abdullah (903-909)

B. Perkembangan Dinasti Aghlabiyah


a. Bidang politik dan militer
Setelah dinasti aghlabiyah mendapat pengakuan oleh khalifah di baghdad,
maka penguasa aghlabiyah melakukan perluasan wilayah, terutama ke daerah sekitar
afrika utara dan memadamkan pemberontakan kaum khawarij Barbar. Kemudian dia
mengarahkan armada bajak laut, sehingga membuat aghlabiyah unggul di
mediterania tengah dan membuat mereka mampu mengusik pantai-pantai Italia
Selatan, Pulau Sardinia, Corsica dan bahkan Maritime Alp. Pulau Malta dapat direbut
pada tahun 255/868.
Pada tahun 264/878 sempurnalah penaklukan atas Sisilia. Sejak itu Sisilia
berada dibawah pemerintahan muslim Aghlabiyah sampai pulau itu berada dibawah
gubenur-gubenur Dinasti Fatimiyah. Pulau ini menjadi pusat penting bagi penyebaran
kultur islam ke Eropa kristen melalui Universitas Palermu yang didirikan oleh
pemerintahan Islam di Pulau Sisilia. Pada universitas ini orang-orang Italia
berdatangan untuk belajar ilmu pengetahuan. Setelah menyelesaikan perkuliahan
mereka kembali ke Negerinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan disana.
b. Bidang Ekonomi
Dibidang Ekonomi Aghlabiyah juga telah mengalami kemajuan yang pesat
yang pernah ditemui sebelumnya di Afrika sejak abad ke-3 M. Kemajuan ini
didukung oleh kemajuan di Bidang Pertanian, Perkebunan, Perdagangan,
Perindustrian, Persenjataan dan Kerajinan terutama di daerah Qayrawan, sehingga
nama kota ini terangkat sebagai kota Metropolitan dan “Kota Pakubumi” Afrika.
Aghlabiyah dibawah Sultan Ziyadatullah membangun kembali Mesjid Agung
Qayrawan dan Sultan Ahmad Membangun Mesjid Agung Tunisia.4

C. Peninggalan Dinasti Aghlabiyah


Selain keberhasilan dalam ekspansi wilayah, dibawah kekuasaan Aghlabiyah
terjadi perubahan yang penting, diantaranya kawasan yang dihuni oleh orang Kristen

4
Op.Cit, Ridnatul Hidayati
3
yang berbicara menggunakan bahasa Latin, berubah menjadi penganut Islam yang
menggunakan bahasa Arab.
Dinasti ini berhasil membangun kembali masjid agung Qairawan dan Tunisia.
menara masjidnya yang merupakan warisan dari bentuk bangunan Umayah merupakan
bangunan tertua di Afrika. Oleh karena itulah Qairawan menjadi kota suci keempat
setelah Mekah, Madinah dan Yerussalam. Masjid tersebut disebut masjid terindah dalam
Islam karena ditata sedemikian indah.
Sedangkan Amir Ahmad membangun masjid Agung Tunis dan juga membangun
hampir 10.000 benteng pertahanan di Afrika Utara. Tidak cukup itu, jalan-jalan, pos-pos,
armada angkutan, irigasi untuk pertanian (khususnya di Tunisia Selatan, yang tanahnya
kurang subur), demikian pula perkembangan arsitektur, ilmu, seni dan kehidupan
keberagamaan.5
Selain sebagai ibu kota Dinasti Aghlabiyah, Qairawan juga sebagai pusat penting
munculnya mazhab Maliki, tempat berkumpulnya ulama-ulama terkemuka, seperti
Sahnun yang wafat (854 M) pengarang mudawwanat, kitab fiqih Maliki, Yusuf bin
Yahya, yang wafat (901 M), Abu Zakariah al-Kinani, yang wafat (902 M), dan Isa bin
Muslim, wafat (908 M). Karya-karya para ulama-ulama pada masa Dinasti Aghlabiyah
ini tersimpan baik di Masjid Agung Qairwan. Kemudian Pembangunan karya-karya
pertanian dan irigasi yang bermanfaat, khususnya di Ifriqiyah selatan yang kurang subur.

D. Kemunduran Dinasti Aghlabiyah


Pada akhir abad ke-9, posisi dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah mengalami
kemunduran, dengan masuknya propaganda Syi’ah yang dilancarka oleh Abdullah Al-
syi’ah atas isyarat Ubaidillah Al-Mahdi telah menanamkan pengaruh yang kuat
dikalangan orang-orang Barbar. kesenjangan sosial antar penguasa Aghlab disatu pihak
dan orang-orang Barbar dipihak lain, telah menambah kuatnya pengaruh itu dan pada
akhirnya membuahkan kekuatan militer.
Puncak kemunduran atau kehancuran dari Dinasti Aghlabiyah terjadi pada tahun
909 M. Kekuatan militer yang dibangun Ubaidillah al-Mahdi berhasil mengalahkan
kekuatan militer yang dimiliki oleh Dinasti Aghlabiyah yang dulunya dikenal dan
ditakuti karena ketangguhan di medan pertempuran. Sehingga dengan mudahnya
pemerintahan Dinasti Aghlabiyah digulingkan dari kedudukan tertinggi dan berhasil

5
Ibid
4
mengusir Ziyadatullah ke Mesir, setelah usahanya gagal untuk mendapatkan bantuan dari
pemerintahan pusat di Baghdad.. Ada juga yang berpendapat bahwa Ziyadatullah kalah
karena tidak mengadakan perlawanan apapun sebelum dinasti fatimiyah mengadakan
invasi. Dan sejak itu pula Ifrikiyah dikuasai oleh orang-orang Syi’ah yang pada masa
selanjutnya membentuk dinasti Fatimiah.

5
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti kecil yang ada pada zaman pemerintahan
Harun ar-Rasyid. Dinasti ini bisa berdiri karena Ibrahim al-Aghlab berhasil menggagalkan
rencana dari Dinasti Idrisid yang beraliran Syiah dan Kaum Khawarij.
Perkembangan dan kemajuan Dinasti Aghlabiyah terjadi pada masa pemerintahan
Ziyadatullah III, di mulai dari penaklukan-penaklukan terhadap negara-negara Kristen di
Italia, serta kontribusi di bidang militer, bidang sosial-politik, bidang ekonomi, bidang
infrastruktur pembangunan, dan bidang ilmu.
Keruntuhan Dinasti Aghlabiyah disebabkan karena pola hidup yang berfoya-foya
Ziyadatullah III, doktrin-doktrin yang dilakukan oleh orang-orang Syiah kepada para
pejabat dan petinggi Dinasti Aghlabiyah, serta pasukan Aghlabiyah tidak melakukan
penyerangan terlebih dahulu pada pasukan Dinasti Idrisid yang beraliran Syiah.

6
Daftar Pustaka

Ridnatul Hidayati, Dinasti Aghlabiyah, ridna03blogspot.com, 2016

Sarmin Lawendatu, Dinasti Aghlabiyah, wordpress.com, diakses 2013

C.E. Bosworth, Rachmat Taufiq Hidayat, Dinasti-Dinasti Islam. Penerjemah Ilyas


Hasan. Jakarta : Mizan 1993

Anda mungkin juga menyukai