Anda di halaman 1dari 29

DINASTI-DINASTI KECIL

DI BAGIAN TIMUR DAN


BARAT BAGHDAD
Kelompok 5:
Darul Huddi | Yuslikhatin | Vivi Yenni Aryanti
DINASTI KECIL DI BAGIAN
TIMUR
BAGHDAD
Dinasti Saffariah
(867-903 M)

Dinasti
Tahririyah Dinasti Samaniyah
(820-872 M) (875-1004 M)
DINASTI TAHRIRIYAH
(820-872 M)
 Pendiri

 Dinasti Thahiriyah didirikan oleh Thahir ibn Husein pada


205 di Nisabur, Khurasan, Persia. Ia merupakan kelompok etrnis
pertama di Timur Bagdad yang memperoleh semacam otonomi
dari pemerintahan Bagdad. Thahir ibn Husein lahir di Merv pada
159 H dan berasal dari seorang keturunan wali Abbasiyah di
Merv dan Harrah, Khurasan, Persia bernama Mash’ab ibn Zuraiq.

 Hubungan antara pemerintah Abbasiyah di Bagdad dengan


keluarga Thahir sudah terjalin sejak lama. Karena itu cukup
beralasan bila pemerintah Bagdad memberikan kepercayan
kepada generasi keluarga Mash’ab ibn Zuraiq untuk
melanjutkan estafet kepemimpinan lokal.
 Latar Belakang

Latar belakang kemunculan dinasti ini diawali oleh


peristiwa perebutan kekuasaan antara al-Makmun dengan al-
Amin. Perseteruan tersebut terjadi setelah khalifah Harun al-
Rasyid meninggal dunia pada 809 M. Perseteruan tersebut
akhirnya dimenangkan al-Makmun, dan Thahir berada pada
pihak yang menang.

Thahir berperan cukup besar dalam pertarungan itu


dengan mengalahkan pasukan al-Amin melalui kehebatan
dan kelihaiannya bermain pedang.
Sebagai bentuk penghargaan, al-Makmun memberinya gelar
abu al-Yamain atau Dzul Yaminayn , bahkan diberi gelar si
mata tunggal, dengan kekuatan tangan yang hebat.
Thahir memperoleh kepercayaan untuk menjadi gubernur di
kawasan Timur Bagdad, dengan Khurasan dan Nisabur
sebagai pusat pemerintahannya.
 Masa Kejayaan

Thahir meninggal pada 207 H, setelah dua tahun menjadi


gubernur (205-207 H), dan digantikan oleh puteranya bernama
Thalhah ibn Thahir. Dinasti Thahiriyah mengalami masa kejayaan
pada masa pemerintahan Abd Allah ibn Thahir, saudara Thalhah. Di
antaranya,

Ia memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar di mata


masyarakat dan pemerintah Bagdad. Oleh karena itu, ia terus
menjalin komunikasi dan kerjasama dengan Bagdad.
Perjanjian dengan pemerintah Bagdad yang pernah dirintis
ayahnya, Thahir ibn Husein, terus ditingkatkan.
Peningkatan keamanaan di wilayah perbatasan terus dilakukan
guna menghalau pemberontak dan kaum perusuh yang
mengacaukan pemerintahan Abbasiyah.
Berusaha melakukan perbaikan ekonomi dan keamanan.
 Masa Kemunduran

Pada masa pemerintahan Ahmad ibn Thahir (248-259 H), Dinasti


Thahiriyah mengalami masa kemerosotan. Faktornya antara lain:
Pemerintahan ini dianggap sudah tidak loyal terhadap
pemerintah Bagdad
Muhammad ibn Thahir II memiliki kemampuan yang rendah
dibandingkan pendahulu-pendahulunya.
Pola dan gaya hidup berlebihan yang dilakukan para penguasa
dinasti ini.
Kurangnya perhatian terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam.
Keamanan dan keberlangsungan pemerintahan tidak terpikirkan
secara serius.
Situasi ini telah lama dinantikan oleh kelompok Saffariyah.
Kelompok baru ini mendapat kepercayaan dari pemerintah Bagdad
untuk menumpas sisa-sisa tentara dinasti Thahiriyah yang
DINASTI SAFFARIAH
(867-903 M)
 Pendiri
Dinasti ini didirikan oleh Ya’kub ibn Layts al-Saffar, seorang
pemimpin kelompok khawarij di provinsi Sistan.

Gelar al-Saffar dilekatkan di belakang namanya ini


menunjukkan bahwa ia adalah seorang ahli dalam me-nempa
tembaga atau kuningan, semacam mpu di Jawa,yang diwarisi secara
turun temurun. Kegagalan usaha keluarganya, menjadikan ia
terikat dengan gerakan perampokan. Sasaran dari kegiatannya ini
adalah para saudagar kaya yang melintas di tengah perjalanan,
kemudian diserang dan diambil harta mereka kemudian diberikan
kepada para fakir miskin.
 Latar Belakang

 Pada mulanya, Ya’kub ibn Layts bersama saudaranya bernama


‘Amr ibn Layts membantu pasukan pemerintah Bagdad dalam
memberantas pemberontakan yang dilakukan oleh sisa-sisa
tentara Thahiriyah di wilayah Sijistan. Keberhasilannya di
Sijistan, membawanya ke puncak pimpinan tentara sebagai
komandan untuk menaklukkan wilayah Herat, Sind, dan Makran.
Atas jasa dan prestasinya, khalifah al-Mu’tamid mengangkatnya
menjadi gubernur membawahi wilayah Balkh, Turkistan, Kirman,
Sijistan dan Sind.
 Ambisi Ya’kub ternyata tidak cukup sampai di situ. Ia terus
bergerak menuju wilayah lain dan mengalahkan Fars pada 869 M,
dan menduduki Syiraj, ibu kota Fars.
 Kemudian pada 873 M menduduki Nisabur dan sisa wilayah
Thahiriyah.

Ia meninggal dunia pada 879 M dan digantikan oleh saudara


Kemajuan

Dalam masa pemerintahannya,terdapat perkembangan yang


menarik, terutama perkembangan civil society berkaitan dengan
keadilan. Dinasti Saffariyah meletakkan dasar-dasar keadilan dan
kesamaan hak di antara orang-orang miskin di Sijistan. Karena
itu, faktor inilah yang kemungkinan menjadi salah satu sebab
lamanya dinasti ini berkuasa di Sijistan, karena ia begitu peduli
dengan keadaan masyarakat yang menjadi pendukung
pemerintahan, terutama komunitas masyarakat miskin. Seorang
amir abad kesepuluh, Khalaf ibn Ahmad, menjadi termasyhur sebagai
pelindung ilmu pengetahuan.
Pada tahun 393 H/1003 M Mahmud dari Ghazna menguasai provinsi
itu dan menjadikannya sebagai wilayah kekuasaannya, namun
Shaffariyah terus bertahan
Bahkan setelah invasi Mongol dan Timur, kejadian-kejadian yang
begitu kalut dan menyedihkan bagi sebagian besar dunia Islam
Timur, Dinasti Shaffariyah berhasil bertahan sampai akhir abad
kelima belas
DINASTI SAMANIYAH
(875-1004 M)

 Berdirinya dinasti ini bermulai dari pengangkatan empat


orang cucu Saman oleh Khalifah Al-Ma’mun menjadi gubernur di
daerah Samarkand, Pirghana, Shash, dan Harat yang ada di
bawah pemerintahan Thahiriyah pada waktu itu.

 Berdirinya dinasti Samaniyah ini di dorong pula oleh


kecenderungan masyarakat Iran pada waktu itu yang ingin
memerdekakan diri terlepas dari Baghdad. Adapun pelopor yang
pertama kali memproklamasikan dinasti Samaniyah adalah Nasr
Ibn Ahmad, cucu tertua dari keturunan Samaniyah.
Salah satu keberhasilan dinasti Samaniyah adalah :

Menciptakan kota Bukhara sebagai kota budaya dan kota ilmu


pengetahuan yang terkenal di seluruh dunia.
Selain kota Bukharah, Samaniyah juga berhasil membangun
Samarkand, hingga mampu menandingi kota-kota lainnya di
dunia islam pada waktu itu.
Selain sebagai kota ilmu pengetahuan dan budaya, kota
Samarkand juga telah menjadi kota perdagangan.
DINASTI KECIL DI BAGIAN BARAT
BAGHDAD

Dinasti Dinasti
Dinasti Idrisiyah
Aghlabiyah Thuluniyah
(789-926 M)
(800-909 M) (868-905 M)

Dinasti
Dinasti Ikhsidiyah
Hamdaniyah
(935-969 M)
(972-1152 M)
DINASTI IDRISIYAH
(789-926 M)

Pendiri

Dinasti ini didirikan salah seorang penganut syi’ah, yaitu Idris Ibn
Abdullah pada tahun 172 H/789 M. Muhammad bin Idris ini merupakan
salah satu cucu Nabi Muhammad SAW., dari Hasan bin Ali. Dengan
demikian dia mempunyai hubungan dengan garis imam-imam Syi’ah,
dia juga ikut ambil bagian dalam perlawanan keturunan Ali di
Hijaz terhadap Abbasiyah.
Latar Belakang
Ada dua alasan mengapa Dinasti Idrisiyah mencul dan menjadi
dinasti yang kokoh dan kuat, yaitu karena adanya dukungan
yang sangat kuat dari bangsa Barbar, dan letak geografis yang
sangat jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah yang berada di
Baghdad sehingga sulit untuk di taklukannya.

Pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah dipimpin oleh Harun Ar-


Rasyid, ia merasa posisinya terancam dengan hadirnya Dinasti
Idrisiyah tersebut, maka Harun Ar-Rasyid mengirim seorang mata-
mata bernama Sulaiman bin Jarir yang berpura-pura menentang
Daulah Abbasiyah sehingga Sulaiman mampu membunuh Idris
dengan meracuninya.
Kemunduran
Dinasti Idrisiyah mengalami kemunduran pada masa Yahya IV
Ketika kota Fez dan wilayah-wilayh Idrisiyah mengalami
pertikaian, kemudian ia mendapat pengkhianatan dari seorang
pemimpin setempat sehingga kekuasaannya hilang dan hidupnya
berakhir pada than 926 M.
Khalifah Muhammad Al-Muntashir membagi-bagikan
kekuasaannya kepada saudara-saudaranya yang cukup banyak,
sehingga mengakibatkan pecahnya Idrisiyah secara politis.
Pada masa kepemimpinan Yahya III, Dinasti Idrisiyah ditaklukan oleh
Fathimiyah dan Yahya terusir dari kerajaan hingga wafatnya di
Mahdiyah. Dengan berakhirnya Yahya berakhir pula riwayat
Dinasti Idrisiyah.
DINASTI AGHLABIYAH
(800-909 M)

Dinasti Aghlabiyah merupakan Dinasti yang kecil pertama di Mesir


pada pemerintahan Abbasiyah yang terpisah dari dunia islam.
Dinasti Aghlabiyah ini didirikan di Aljazariyah dan Sisilia oleh
Ibrahim bin Aghlab, seorang yang dikenal mahir di bidang
administrasi, Dinasti ini juga terkenal dengan prestasinya di
bidang arsitektur, terutama dalam membangun masjid.
Pada akhir abad ke-9, posisi Dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah
mengalami kemunduran, dengan masuknya propaganda syi’ah
yang di lancarkan oleh abdulloh Al-Syi’ah atas isyarat
Ubaidillah Al-Mahdi telah menanamkan pengaruh yang kuat di
kalangan orang-orang Barbar suku Ketama.

Salah satu faktor mundurnya Aghlabiyah ialah hilangnya


hakikat kedaulatan dan ikatan-ikatan solidaritas social semakin
luntur. Kedaulatan pada hakikatnya hanya dimiliki oleh meraka
yang sangat menguasai rakyat, sanggup memungut iuran
Negara, mengirimkan angkatan bersenjata, melindungi
perbatasan dan tak seorang penguasa pun berada atasnya.

Dengan semakin berkurangnya pengaruh Aghlabiyah terhadap


masyarakat, dikarenakan adanya kesenjangan social, berakhirlah
riwayat Dinasti Aghlabiyah.
DINASTI THULUNIYAH
(868-905 M)

Dinasti ini merupakan dinasti kecil pertama di Mesir pada


pemerintahan Abbasiyah, yang memperoleh hak otonom dari
Baghdad. Dinasti ini didirikan oleh Ahmad Ibn Thulun, yaitu
seorang budak dari Asia Tengah yang dikirim oleh panglima
Thahir bin Al-Husain ke Baghdad untukn dipersembahkan kepada
Khalifah Al-Makmun dan diangkat menjadi kepala pegawai Istana.

Ahmad Ibn Thulun ini dikenal sebagai sosok yang dikenal


kegagahan dan keberaniannya, dia juga seorang yang
dermawan, hafidz, ahli di bidang sastra, syariat, dan militer.
Latar Belakang

Pada mulanya, Ahmad Ibn Thulun datang ke Mesir sebagai wakil


gubernur Abbasiyah di sana, lalu menjadi gubernur yang wilayah
kekuasaannya sampai ke Palestina dan Suriah. Pada masa khalifah
Al-Mu’taz, Ahamad Ibn Thulun ditunjukn sebagai wali di Mesir dan
Libya atas bantuan ayah tirinya yang menjabat sebagai panglima
di Turki di belahan barat. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh
Ahmad Ibn Thulun dengan memproklamasikan independensi
wilayahnya dan membentuk Dinasti Thuluniyah.
Kemajuan
Ahmad Ibn Thulun
Mulai mengadakan ekspansi ke wilayah Hijaz di Semenanjung
Arabia hingga Palestina dan Siria, yaitu pada tahun 878 M., serta
wilayah Sisilia di Asia kecil pada tahun 879 M.
Al-Khumarwaihi
Mendirikan sebuah masjid Ahmad Ibn Thulun yang megah.
pembangunan rumah sakit, dan bangunan Istana Al-Khumarwaihi
dengan balairung emasnya.
Di bidang militer, Thuluniyah memiliki 100.000 prajurit yang
cakap dan terlatih dari orang Turki dan budak belian dari
bangsa Negro. Thuluniyah membangun kubu-kubu pertahanan dan
sebuah benteng yang kokoh di atas pulau Ar-Raudah.
Pada masa itu juga, banyak dibangun irigasi sebagai sarana
pertanian yang terletak di lembah sungai Nil.
Kemunduran

Pada masa kekuasaan terakhir (Syaiban), muncul dan berkembang


sekte-sekte keagamaan Qaramitah yang berpusat di Gurun Siria.
Melihat keadaan seperti itu, Syaiban tampaknya tidak mempunyai
kekuatan untuk mengendalikan sekte-sekte tersebut, dan
bersamaan dengan itu pula Khalifah Abbasiyah mengirimkan
pasukan untuk menaklukkan dinasti Thuluniyah serta membawa
keluarga dinasti yang masih hidup ke Baghdad. Setelah
ditaklukkan, Dinasti Thuluniyah jatuh dan hancur
DINASTI IKHSIDIYAH
(935-969 M)

Dinasti Ikhsidiyah ini didirikan oleh Muhammad Ibn Tughi yang


diberi gelar Al-Ikhsyid (pangeran) pada tahun 935 M. ia diangkat
menjadi seorang gubernur di Mesir oleh Abbasiyah pada saat Ar-
Radi atas jasanya mempertahankan dan memulihkan keadaan
wilayah Nil dari serangan kaum Fatimiyah yang berpusat di Afrika
Utara.
Kemajuan

Peningkatan dalam dunia keilmuan dan gairah intelektual.


Mengadakan diskusi-diskusi keagamaan yang dipusatkan di
masjid-masjid dan rumah para meteri dan ulama.
Membangun sebuah pasar buku yang besar sebagai pusat dan
tempat berdiskusi yang dikenal dengan nama Syuq Al-Waraqin.
Mengadakan ekspansi besar-besaran dengan menundukkan Siria
dan Palestina ke dalam otonomi wilayahnya.
Pada tahun berikutnya, ikhsidiyah menaklukkan wilayah Mekah
dan Madinah. Dengan demikian, kekuasaa Ikhsidiyah bertambah
besar dan pesat.
Kemunduran

Ada beberapa faktor kehancuran Dinasti Ikhsidiyah, yaitu selain


karena serangan terus-menerus yang dilancarkan Fatimiyah, pada
masa sebelum penaklukan Fatimiah, terjadi pula penyerangan
Qarmatain ke Siria pada tahun 963 M. selain itu juga, terjadi
penyekapan Jemaah haji Mesir serta serbuan orang-orang Nubia
yang berhasil merampas daerah-daerah wilayah selatan.
DINASTI HAMDANIYAH
(972-1152 M)

Dinasti ini didirikan oleh Hamdan Ibn Hamdun, seorang Amir dari
suku Taghlib. Putranya Al-Husein adalah panglima pemrintahan
Abbasiyah dan Abu Al-Hajja Abdullah diangkat menjadi Gubernur
Maosul oleh Khalifah Al-Muktafi pada tahun 905 M.

Pada masa hidupnya, Abu Hamdan Ibn Hamdun pernah ditangkap


oleh khalifah Abbasiyah karena beraliansi dengan kaum Khawarij
untuk menentang kekuasaan Bani Abbas. Akan tetapi, atas jasa
putranya, Husain Ibn Hamdun diampuni oleh Khalifah Abbasiyah.
Wilayah kekuasaan dinasti ini terbagi dua bagian, yaitu wilayah
kekuasaan di Mousul dan wilayah kekuasaan di Halb. Wilayah
kekuasaan di Halb, terkenal sebagai pelindung kesusastraan arab
dan ilmu pengetauan. Pada masa itu pula, muncul tokoh-tokoh
cendekiawan besar, seperti Abi Al-Fath dan Usman Ibn Jinny yang
menggeluti di bidang ilmu Nahwu, Abu Thayyib Al-Mutannabi, Abu
Firas Husain Ibn Nashr Ad-Daulah, Abu A’la Al-Ma’ari, dan Syaif Ad-
Daulah sendiri yang mendalami ilmu sastra serta lahir pula
filosof besar, yaitu Al-Farabi.
Faktor Kemunduran

Meskipun dinasti ini berkuasa di daerah yang cukup subur dan


makmur serta memiliki pusat perdagangan yang strategis, sikap
kebaduiannya yang tidak bertanggung jawab dan sikapnya yang
destriktif tetap ia jalankan.
Bangkitnya Dinasti Bizantium di bawah kekuasaan Macedonia
yang bersamaan dengan berdirinya Dinasti Hamdaniyah tidak
bisa menghindari dari invasi wilayah kekuasaannya dari
serangan Bizantium yang energik. Invasi yang dilakukan oleh
Bizantium terhadap Suriah mengakibatkan Allefo dan Himsh
terlepas dari wilayah kekuasaannya, hingga Dinasti Hamdaniyah
menjadi lumpuh.
Ketiga, kebijakan ekspansionis Fatimiah ke Suriah bagian selatan,
juga melumpuhkan kekuasaan dinasti ini, sampai-sampai
ekspansionis ini mengakibatkan terbunuhnya Said Ad-Daulah
yang tengah memegang tampuk kekuasaan Dinasti Hamdaniyah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai