Muhammad Yusro Wawan Supriyatin Taufiqurrahman F Pendahuluan • Kemunduran politik Islam pasca runtuhnya Khilafah Abbasiyah • Bangkit setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya : • Usmani di Turki • Mughal di India • Safawi di Persia. • Daulah Umayyah Siria berhasil memberikan wilayah territorial yang sangat luas kepada dunia Islam, mulai dari Persia di bagian timur sampai ke Afrika dan Eropa Barat di bagian barat. • Daulah Abbaisyah di Baghdad, Daulah Umayyah II di Cordova, Daulah Fatimiyah dan Daulah Mamalik di Mesir berhasil memberikan sumbangan kepada dunia Islam dengan memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban. • Turki Usmani ekspansi Islam ke Eropa Timur dan menaklukkan Konstantinopel (ibu kota Kerajaan Romawi) oleh Sultan Muhammad Al-Fatih (Sang Penakluk) pada tahun 1453 M sehingga pintu ekspansi ke Eropa semakin luas dan terbuka. • Puncak kejayaan Turki Usmani memperluas wilayah ekspansi di tangan Sultan Sulaiman I (15201566) (Sulaiman Agung/ Sulaiman Al- Qanun). • Di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman wilayah kekuasaan Turki Usmani meliputi; • Afrika Utara, Mesir, HIjaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Balkan, Yunani, Bosnia, Bulgaria, Hongaria, Rumania sampai ke batas sungai Danube; • dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam. Pembentukan Dinasti Turki Utsmani • Mulai berdiri sebelum 1300 SM dari suku Qoyigh Oghuz • Masuk Islam abad IX atau X • Abad 13 M mendapat serangan Mongol berlindung pada orang Turki Seljuk • Di bawah pimpinan Erthogrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium diberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium memilih kota Syukud sebagai ibukota • Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289, kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman ibn Ertoghul. pendiri kerajaan Usmani. • Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. • Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Utsman memproklamasikan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. • Daulah Turki Usmani resmi berdiri di Asia Kecil dengan Sultan pertamanya Usman I • Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas. • Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni; • masuk Islam, • membayar Jizyah dan • perang. • Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam dan ada juga yang mau membayar Jizyah. • Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam menghadapi bangsa Tartar, sehingga mereka dapat ditaklukkan. • Selanjutnya Usman I melakukan perluasan wilayah • Pertama-tama ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M kemudian pada tahun 1326 M dijadikannya sebagai ibu kota Daulah Turki Usmani. • Usman I meninggal dunia tahun 1326 M • Sultan Turki Usmani digantikan oleh Orkhan (1326-1359 M) pada masa pemerintahannya, Daulah Turki Usmani dapat menaklukkan Azmir (Smirna) pada tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Gallipoli (3156 M). • Daerah ini bagian dari benua Eropa yang pertama kali ditaklukkan Daulah Turki Usmani. • Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek moyangnya. Perkembangan Dinasti Turki Usmani • Setelah Utsman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Utsman (raja besar keluarga Utsman), sedikit demi sedikit daerah kerajaan dapat diperluasnya. • Ia dan puteranya memimpin penyerangan ke daerah perbatasan Bizantium hingga ke selat Bosporus dan menaklukkan kota Bursa tahun 1317 M. Kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai pusat kerajaan. • Perpindahan ini memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan awal politik kesultanan. • Utsman I disukai sebagai pemimpin yang kuat bahkan lama setelah beliau meninggal dunia, sebagai buktinya terdapat istilah di Bahasa Turki “Semoga dia sebaik Utsman”. • Reputasi beliau menjadi lebih harum juga disebabkan oleh adanya cerita lama dari abad pertengahan Turki yang dikenal dengan nama Mimpi Utsman, sebuah mitos yang mana Utsman diinspirasikan untuk menaklukkan berbagai wilayah yang menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah • Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. • Usman I dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru. • Cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. • Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Utsmani. Sultan Bayazid tidak gentar menghadapi pasukan sekutu di bawah anjuran Paus itu dan bahkan menghancurkan pasukan Salib. Pertempuran itu terjadi pada tahun 1369 M. • Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil, seorang raja keturunan bangsa Mongol yang telah memeluk agama Islam yang berpusat di Samarkand. • Ia bermaksud menaklukkan negeri-negeri barat seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya. • Akhirnya perang yang menentukan terjadi di Ankara. • Bayazid bersama anaknya, Musa dan Erthogol dikalahkan oleh Timur Lenk. Bayazid mati dalam tawanan Timur tahun 1402. • Kekalahan ini membawa dampak yang sangat buruk bagi Dinasti Utsmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Tetapi Setelah Muhammad I naik tahta dan memimpin wilayah Utsmani dapat disatukan kembali. • Integrasi ini tampaknya mengejukan dunia Barat karena mereka sama sekali tidak menduga Utsmani akan bangkit secepat itu setelah berantakan akibat serangan Timur Lenk. • Usaha beliau dalam meletakkan keamanan dan perbaikan diteruskan oleh puteranya Sultan Murad II (1421-1451). • Turki Utsmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451- 1484 M) atau Muhammad Al-Fatah • Ia lebih terkenal dengan Al-Fatih, sang penakluk atau pembuka, karena pada masanya Konstantinopel sebagai ibukota kekaisaran Bizantium berabad-abad lamanya. dapat ditundukkan hal ini terjadi pada tahun 1453 M. • Berhasil membunuh Kaisar Byzantium dalam perang itu. • Kemenangan ini merupakan kemenangan terbesar bagi Utsamaniyah, lalu ia memberikan nama Istanbul (Kota kesejahteraan) dan menjadikannya sebagai ibukota • Penaklukan Konstantinopel tahun 1453 mengukuhkan status Kesultanan Utsmaniyah sebagai kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. • Pada masa ini Kesultanan Utsmaniyah memasuki periode penaklukkan dan perluasan wilayah sampai ke Eropa dan Afrika Utara; dalam bidang kelautan, angkatan laut Utsmaniyah mengukuhkan kesultanan sebagai kekuatan dagang yang besar dan kuat • Perekonomian kesultanan juga mengalami kemajuan berkat kontrol wilayah jalur perdagangan antara Eropa dan Asia. • Mereka dikenal sebagai bangsa yang penuh semangat, memiliki kekuatan yang besar dan menghuni tempat yang strategis. • Setelah Bayazid II mengundurkan diri karena lebih cendurung berdamai dengan musuh dan terlalu mementingkan kehidupan tasawuf dan juga tidak disukai oleh masyarakat maka ia pun digantikan oleh putranya Sultan Salim I yang mempunyai kecakapan dalam memerintah dan seorang ahli strategi perang • Lalu Sultan Salim I menggerakkan pasukannya ke Timur sehingga berhasil menaklukkan Persia, Syiria. • Pada tahun 923 H Khalifah Abbasiyah di Kairo menyerahkan khilafah kepadanya, sehingga Sultan Utsmaniyah Salim I menjadi khalifah kaum muslimin sejak saat itu. • Pemuka-pemuka Makkah datang ke Kairo dan mengumumkan ketundukan Hijaz kepada Khalifah Utsmaniyah. • Walaupun Sultan Salim memerintah hanya sebentar tetapi beliau sangat berjasa membentangkan daerah kekuasaannya hingga mencapai Afrika Utara. Masa Kejayaan Turki Usmani • Pada awalnya kerajaan Turki Utsmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Utsmani menjadi Kerajaan yang besar bisa bertahan dalam kurun waktu yang lama. • Masa pemerintahan Sulaiman (Al-Qanuni) bin Salim puncak perluasan dan kebesarannya : • Menguasai Beograd, kepulauan Rodhesia, semenanjung Krym dan Ibukotanya Valachie, menerobos Eropa, hingga sampai Wina ibukota Austri • Melakukan pengepungan dua kali, menaklukkan Hungaria, membunuh orang-orang Portugis di pesisir India, dan mengalahkannya pada tahun 934 H • Menaklukkan Mesir, Afrika Utara hingga ke Al-Jazair, di Asia hingga ke Persia yang meliputi Lautan Hindia, Laut Arab, Laut Merah, Laut Tengah, Laut Hitam. • Pada masa Sulaiman (Al-Qanuni) bin Salim adalah puncak keemasan dan kejayaan kerajaan Turki Utsmani. • Ia digelari Al-Qanuni karena jasanya dalam mengkaji dan menyusun kembali sistem undang-undang kesultanan Turki Utsmani dan perlaksanaannya secara teratur dan tanpa kompromi menurut keadaan masyarakat Islam Turki Utsmani yang saat itu mempunyai latar belakang dan sosial-budaya yang berbeda. • Pergaulan antar bangsa menimbulkan berbagai konflik kecil dan ini bisa mengganggu keselamatan umat Islam walaupun satu agama. • Hal ini menyebabkan Sulaiman I menyusun dan mengkaji budaya masyarakat Islam Turki Utsmani yang berasal dari Eropa, Persia, Afrika dan Asia Tengah untuk disesuaikan dengan undang-undang Syariah Islamiyah. • Sulaiman bukan hanya Sultan yang paling terkenal dari kalangan Sultan-Sultan Turki Utsmani, akan tetapi pada awal abad ke 16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di seluruh dunia. I • Ia seorang Sultan yang shaleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali dan berpuasa di bulan ramadhan, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan. • Sulaiman berhasil menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Turki, pada saat Eropa terjadi pertentangan antara Katholik kepada Khalifah Sulaiman, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Utsmani. • Beliau juga seorang tokoh negarawan Islam yang terulung di zamannya, dikagumi dan disegani kawan dan lawan, belajar ilmu kesusasteraan, sains, sejarah, agama dan taktik ketentaraan di Istana Topkapı, Istanbul. • Di Barat, ia dikenal dengan nama Suleiman The Magnificent (Sulaiman yang Agung). Pada setiap kota utama yang ditaklukannya, Sulaiman menghiasinya dengan mesjid, jembatan dan berbagai fasilitas umum lainnya. Kejayaan Turki Utsmani • Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan • Kekuatan militer kerajaan mulai diorganisasikan dengan baik dan teratur baik taktik,& strategi tempur ketika kontak senjata dengan Eropa. • Faktor utama yang mendorong kemajuan militer : tabiat bangsa Turki yang bersifat militer, berdisiplin dan patuh terhadap peraturan. • Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya • Perpaduan kebudayaan Persia, Bizantiun dan Arab • Kebudayaan Persia : ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja • Bizantiun : organisasi pemerintahan dan kemiliteran, sedangkan prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf mereka terima dari bangsa Arab. • Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka pada kemiliteran • Bidang ilmu pengetahuan mereka tidak begitu menonjol • Banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Indah seperti Masjid Al-Mahammadi atau masjid jami’ Sultan Muhammad Al-fatih, Masjid agung Sulaiman dan masjid Abi Ayyub Al-anshari, masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. • Bidang Keagamaan • Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial politik. • Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. • Pada masa Turki Usmani tarekat mengalami kemajuan. • Tarekat yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi, yang banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. • Dipihak lain, kajian-kajian ilmu agama seperti; fiqh, ilmu kalam, tafsir dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan suatu paham (mazhab) keagamaan dan menekan mazhab lainnya • Sultan Abd Al-Hamid II, misalnya begitu fanatik dengan aliran Asy’ariyah, sehingga ia merasa perlu mempertahankan aliran tersebut dari kritikan aliran lain. • Ia memerintahkan kepada Syaikh Husein Al-Jisri menulis kitab Al- hushun Al-Hamidiyah (benteng pertahanan Abdul Hamid) untuk melestarikan aliran yang dianutnya. • Akibat kelesuan dalam ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. • Ulama hanya suka menulis buku dalam betuk syarah (penjelasan) dan Hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya-karya masa klasik.