DINASTI THULUNIYAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah dan Kebudayaan Islam Klasik
Disusun Oleh:
Muhammad Irfan Baharudin (192871) III B
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2020
PENDAHULUAN
Mesir merupakan wilayah salah satu peradaban tertua di dunia, bangsa dan kerajaan
silih berganti berkuasa disana. Islam masuk ke Mesir pada masa Khalifah Umar bin Khattab,
dengan Amr bin Abi Al-Ash sebagai panglimanya pada tahun 19 H/640 M yang ditandai
dengan perjanjian benteng Babylon I. Setelah Islam masuk, wilayah Mesir hanya menjadi
wilayah dalam kekuasaan Islam dan gubernur dikirim dari pusat pemerintahan.
Dinasti Tuluniyah menjadi Dinasti Islam pertama yang memerdekakan Mesir dengan
pemerintahan yang independen, setelah 9 abad menjadi provinsi dari negara berdaulat yang
berpusat di daerah lain. Dinasti Tuluniyah berkuasa di Mesir karena kecakapan dan
kemampuan pendirinya yaitu Ahmad bin Thulun. Dinasti Thuluniyah berkuasa dalam rentang
waktu yang cukup pendek, yakni 868-905M/254-292H.
Dalam makalah ini akan membahas asal mula berdirinya Dinasti Tuluniyah,
pemimpin-pemimpin Tuluniyah, kemajuan Dinasti Thuluniyah, kemunduran Dinasti
Thuluniyah, kebijakan dan pembangunan serta peninggalnnya,
PEMBAHASAN
A. Dinasti Tuluniyah
1. Berdirinya Dinasti Tuluniyah
Thulun merupakan ayah Ahmad bin Thulun yang berasal dari bangsa Turki yang
tinggal di wilayah antara Turkistan dan Siberia. Saat gubernur Bukhara di bawah
kekuasaan Dinasti Abassiyah, Nuh bin Asad As-Samani memerangi penduduk wilayah
tersebut. Para penduduk termasuk Thulun menjadi tawanan yang dijadikan hadiah dari
gubernur kepada Khalifah Al-Makmun pada tahun 200 H.
Thulun meninggal pada tahun 240 H dan meninggalkan anak yang dinamai
Ahmad bin Thulun yang lahir pada tahun 240 H/835 M di Baghdad. Khalifah kemudian
meyerahkan beberapa tugas yang dipegang oleh ayahnya kepada Ahmad binThulun,
seperti sang ayah Ahmad bin Thulun juga pintar, cakap dan disukai oleh khalifah dan
para pejabat istana.
Perlahan Ibn Thulun mulai mengakui dirinya sendiri sebagai gubernur yang
memegang kebijakan independen dan tidak lagi memiliki kaitan hierarkis dengan
Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Dia mulai membuat mata uang sendiri, mengangkat
mentri, kepolisian, bea cukai, membangun istana, membangun dinas intelijen dan
masjid. Atas tindakannya tersebut, Ibnu Thulun tercatat sebagai pendiri negara Islam
pertama di Kairo, Mesir dan dikenal sebagai Dinasti Thuluniyah.
Pada awal menjadi gubernur, Ibn Thulun terlibat konflik dengan Ahmad bin
Al-Mudabbir yaitu seorang pengunpul pajak resmi dari Abbasiyah. Konflik terjadi
karena Ahmad bin Al-Mudabbir lebih suka melaporkan pajak langsung kepada
Khalifah di Baghdad dibandingkan kepada Ibn Thulun. Merasa tidak dianggap dan
dihormati, Ibn Thulun mengambil tindakan penjara dan mengasingkan Ahmad bin
Al-Mudabbir.
Masjid ini mulai dibangun pada 876 M dan baru selesai pada 879,
yang terletak di atas gunung Yaskhur. Arsitektur masjid ini dengan model
Samarra dengan pola konstruksi yang biasa dipakai saat Dinasti Abbasiyah.
Jendela-jendela masjid terdiri dari 129 dengan berbagai bentuk dan
hiasannya.Ia membangun masjid ini dengan material dari bahan batu kapur,
abu dan batu bata merah sehungga jika terjadi kebakaran masjid ini tetap
berdiri.
Bangunan-bangunan lainnya
Masjid lain juga dibangun di gunung Yaskur dengan nama masji At-
Tanur pada tahun 259 H. mendirikan jembatan-jembatan dan rumah sakit di
kota AL-Qathai’. Ia juga membangun benteng pribadi di pulau Ar-Raudhah.
Pemimpin yang ketiga dari Dinasti Tuluniyah yaitu Abu al-Asakir bin
Khumarawih yang juga suka dengan kemewahan dan berfoya-foya. Wilayah Syam
membangkang dan melakukan pemberontakan untuk melepaskan diri dari Dinasti
Tuluniyah. Sekitarnya menghasut untuk membunuh ketiga pamannya termasuk
Nashr bin Ahmad bin Thulun. Hal tersebut membuat para panglima marah dan
memerintahkan pemecatan atas dirinya. Abu Al-Asakir bin Khumarawih di pecat
dan dipenjara.
Pemimpin yang ke-empat yaitu adiknya yang berusia 14 tahun, Harun bin
Khumarawih.Pada masa Abu Musa terdapat 2 pemberontakan yaitu Fatimiyah dari
Afrika dan Qaramitah.Kelemahan terus terjadi sehingga wilayah Syam dikuasai
oleh pasukan Qaramitah pada tahun 290 H.
1. Dinasti Thuluniyah
a) Berdirinya
Abdul Azizi Salim, Sejarah Bangsa Mesir dari Masa Khulafaurasyidin sampai Daulah
Fatimiyah, (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2015), Hal. 13.
Abu Fatiah Al-Adnani, Journey To Damascus Perjalanan Menuju Negeri Akhir Zaman,
(Granada Mediatama, Surakarta, 2014), Hal. 195.
Philiph K. Hitti, History Of Arabs: From The Earliest Times To The Present, (Palgrave
Macmillan, New York, 2002), Hal. 575.
Thierry Bianquis, The Cambridge History of Egypt Vol.1, (Cambridge University Press,
Cambridge, 1998), Hal. 100.