Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas Masailul Fiqh


TATA RAGA TINJU DAN SULAP
Dosen pengampu : Masruri, M,Ag.

Disusun Oleh :
MUHAMMAD AGUNG WICAKSONO (20111331)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, baik yang
menyangkut masalah ibadah, aqidah, ekonomi, sosial, pangan, kesehatan, dan sebagainya
seringkali meminta jawaban kepastiannya dari sudut hukum.
Berbagai masalah yang dibicarakan dalam ilmu ini biasanya amat menarik, unik dan
sekaligus problematik. Hal demikian yang terjadi, karena untuk menjawab berbagai
masalah tersebut telah pula bermunculan berbagai jawaban yang disebabkan karena latar
belakang pendekatan dan sistem pemecahan yang digunakan berbeda-beda.
Pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup, umat Islam dalam menghadapi suatu
persoalan langsung menanyakan pada Rosulullah dan Rosulullah lah yang langsung
memberikan jawaban. Sehingga tidak ada masalah yang terlalu rumit untuk tidak dapat
diselesaikan, karena segala sesuatu yang datang dari rosullah adalah wahyu yang haqq dari
Allah, sehingga tidak dapat diragukan lagi kebenarannyaNamun, semuanya berubah setelah
Rosulullah meninggal dunia dan mengakibatkan terputusnya wahyu, sehingga para sahabat
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang memerlukan penjelasan hukumnya.
Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memiliki jasmani yang kuat,dan salah satu
caranya adalah dengan berolahraga, Tujuan olahraga sebenarnya adalah perhatian terhadap
jasad dengan melatih otot, menguatakan jantung dan membuat badan memiliki kemampuan
tahan banting. Seperti yang kita ketahui bermacam-macam olahraga yang kita kenal di
Indonesia. Kita mengenal dua jenis olahraga kejam yaitu Tinju dan Gulat, Sedangkan
tujuan olahraga ini adalah melemahkan lawan dan mengalahkannya walaupun dengan
menghancurkan sebagian jasad lawan. Namun Apakah semua hal yang dinamai olah raga di
bolehkan dalam Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Tinju.
2. Tinju menurut pandangan islam.
3. Pengertian sihir dan sulap
4. Hukum Belajar dan mengajarkan Sihir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tinju
Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism
berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare,
yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa
Inggrisnya. Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk seperti kotak. Kata Yunani pugno
berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju. Dalam
mitologi, bapak dan Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris
dari Jupiter dan Leda.
Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan
berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan “ tinju “ mereka dalam
rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut "ronde". Baik dalam
Olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung (disebut petinju) menghindari
pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.
Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan pinggang ke atas
yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih.
Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan
dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh
dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dari wasit (suatu Knockout atau KO)
atau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan (suatu Technical
Knockout atau TKO). Untuk keperluan rekor pertandingan, TKO dihitung sebagai KO.
Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan Abel.
Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului
pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir. Petinju
terkenal pertama berkebangsaan Yunani bernama Theagenes dari Thaos yang menjadi juara
Olympic Games 450 Masehi. Ia melakukan pertandingan sebanyak 1.406 kali dengan
menggunakan cetus sarung tinju yang terbuat dari besi. Kebanyakan dari lawan-lawan itu
tewas ketika bertarung melawannya. Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya
sebagai suatu bentuk hiburan, namun seorang Inggris yang bernama James Ping adalah
James Broughton, juara britania, yang juga merupakan orang pertama yang menggunakan
sarung tinju. Peraturan dan sarung tinju ini di perkenalkan pada tanggal 10 Agustus 1973.
B. Tinju Menurut Pandangan Islam
Tinju adalah perbuatan mungkar yang diharamkan, karena dalam bertinju bisa
mengakibatkan mudharat yang banyak dan bahaya besar. Seperti mengakibatkan kebutaan,
luka parah atau kerusakan permanen di otak, atau patah yang parah, atau membawa
kematian, tanpa ada beban tanggung jawab kepada yang memukul, serta kegembiraan
mayoritas pendukung yang menang, bergembira terhadap penderitaan yang lain.
Telah keluar dari Lembaga Fikih Islam yang bernaung dibawah Liga Dunia Islam, fatwa
yang menetapkan haramnya tinju karena alasan yang telah kami sebutkan di atas. Fatwa
tersebut berbunyi :“Segala puji hanya bagi Allah. Rahmat dan kesejahteraan semoga
tercurah kepada seseorang yang tidak ada nabi sesudahnya, pemimpin dan Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.Ammaba'du.Sesungguhnya dewan Lembaga Fikih
Islam yang bernaung dibawah Liga Dunia Islam dalam pertemuannya yang kesepuluh, yang
dilaksanakan di kota Makkah Al-Mukarramah dari hari Sabtu 24 Shafar 1408H yang
bertepatan dengan tanggal 17 Oktober 1987M hingga dari Rabu, 28 Shafar 1408H
betepatan dengan tanggal 21 Oktober 1987M telah membahas masalah tinju.

Apakah boleh dalam hukum islam atau tidak ?


Setelah membahas persoalan ini dari berbagai sudut pandangnya dan berbagai akibat
yang terungkap dari berbagai macam hal yang dipandang sebagai bagian dari olah raga ini,
serta menjadi program siaran televisi di berbagai Negara Islam dan lainnya.
Setalah meneliti terhadap kajian yang diberikan pada pesoalan ini, dengan memberikan
tugas kepada Dewan Lembaga dalam pertemuan sebelumnya dari sudut pandang pada
dokter spesialis, dan setelah meneliti hasil survai yang diberikan sebagian mereka tentang
peristiwa sebenarnya di dunia sebagai dampak pertandingan tinju, dan yang disaksikan
televisi berupa korban gulat bebas. Dewan mengambil keputusan sebagai berikut:
1) Tinju
Dewan Lembaga melihat secara konsesus (ijma) bahwasanya pertandinan tinju
yang disebutkan, yang telah dilakukan latihan di lapangan-lapangan olah raga dan
pertandingan di negara kita pada saat ini, adalah latihan yang diharamkan dalam
syari'at Islam, karena hal itu dilakukan atas dasar membolehkan menyakiti lawan
tandingnya, sakit yang berlebihan di tubuhnya. Terkadang mengakibatkan kebutaan,
luka parah atau kerusakan permanen di otak, atau patah yang parah, atau membawa
kematian, tanpa ada beban tanggung jawab kepada yang memukul, serta kegembiraan
mayoritas pendukung yang menang, bergembira terhadap penderitaan yang lain. Ia
adalah perbuatan yang diharamkan, serta ditolak seluruhnya atau sebagiannya dalam
hukum Islam karena firman Allah Subhanahu wa Ta'ala."Dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan" [Al-Baqarah : 195]: Dan firmanNya.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya
Allah adalah Maha penyayang kepadamu"[An-Nisa29]
Dan sabda Nabi Shallalalhu 'alaihi wa sallam
‫رار‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫رر وال ض‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫ال ض‬
"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain".
Berdasarkan dalil-dalil itulah, para ulama menegaskan bahwa orang yang
menghalalkan darahnya kepada orang lain dan berkata kepadanya, 'bunuhlah saya',
tidak boleh membunuhnya. Jika ia melakukannya, ia harus bertanggung jawab dan
mendapatkan hukuman (qishah atau diyat)
Berdasarkan hal itulah, Lembaga menetapkan bahwa tinju ini tidak boleh dinamakan
olah raga dan tidak boleh mempelajarinya (berlatih), karena pengertian olah raga
adalah berdasarkan latihan, tanpa menyakiti atau membahayakan. Wajib dihilangkan
dari program olah raga daerah, dan ikut serta dalam pertandingan dunia. Sebagaimana
Dewan juga menetapkan tidak boleh menayangkannya di program televisi agar
generasi muda tidak belajar perbuatan buruk ini dan berusaha menirunya.
2) Hukumnya di perbolehkan
Pendapat yang membolehkan terdapat pada keputusan bahtsul masail syuriah NU
cabang Kraksaan, yag dihimpun dalam kitab Ahkamul Fuqoha halaman 26yang
merupakan himpunan keputusan bahtsul masail NU disebutkan bahwa berdasar
keterangan dalam kitab Fatawa al-Kubra juz 3 halaman 272 hukum permainan tinju
boleh selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot seperti taruhan,
pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.

‫ جزء‬272 ‫فتاوى الكبرىص‬

‫ب‬ُ ِ‫س َوال َغ??ال‬ َ ‫ب بِ َها ِإ ْعتِ َمادًا َعلَى َح َرا‬


ِ ‫ستِ ِه ْم بِ??التَّ َّر‬ ِ ‫ضا ُر‬ َ َّ‫ف ال ُم َح َّد َد ِة َوالت‬
ِ ‫سيُ ْو‬ ِ ‫سُِئ َل َر ِح َمهُ َع َّما َيقَ ُع َبيْنَ َأ ْه ِل َملِ ْيبَا ِر ِمنَ اللَّ ْع‬
ُّ ‫ب ِبنَ ْح ِو ال‬
ْ ‫ار ِة َعلَى ُم‬
‫س?لِ ٍم‬ َ ?‫ش‬ َ ‫ َأ ْو الَ لِد ُُخولِ? ِه فِي اِإل‬، ُ‫ص? َد بِ? ِه التَّ ْم? ِريْن‬
ْ َ‫الج ْر ُح َوقَ ْد يَقَ? ُع ا ل َهالَ ُك َو َه? ْل ُه? َو َج? اِئ ٌز ؟ َأل نَّ الق‬ َ ‫ َوقَ ْد يَقَ ُع‬،ُ‫سالَ َمة‬ َ ‫ال‬
‫ نَ َع ْم يَ ُجو ُز‬،‫س ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى بِ ُعلُو ِم ِه ْم بِقَولِ ِه‬ َ ‫ح َو َح َملَهُ َعلَ ْي ِه َو َع َّمتْ البَ ْل َوى بِ َذلِ َك ؟ فََأ َج‬
ُ ُ‫اب نَفَ َعنَا هللا‬ ِ َ‫سال‬
ِّ ‫بِال‬

“Pengarang kitab Fatawa Kubro ditanya tentang permainan yang terjadi diantara
penduduk Malabar semisal pedang yang diasah /ditajamkan dan permainan saling
pukul dengan pedang dengan bersandar atas penjagaan mereka dengan menggunakan
tameng/perisai, dan umumnya selamat, terkadang terjadi luka-luka dan terkadang
kematian dan apakah permaian ini boleh‘ Karena tujuannya melatih, atau tidak boleh,
karena permainan ini tergolong memberi isyarat kepada orang Islam menggunakan
pedang dan membawanya, sedangkan musibah umumnya terjadi dengan hal tersebut?
Maka Mushonnif—semoga Allah memberi kemanfaatan pada kita dengan lantaran
ilmu-ilmu mereka … menjawab, “YA” hal tersebut boleh.

C. Pengartian Sihir Atau Sulap


Berdasarkan bahasa Arab, Sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang berarti sihir/tipu
daya. Terminologinya menurut ulama [tauhid] adalah suatu hal/perkara atau kejadian yang
luar biasa dalam pandangan orang yang melihatnya.
Sihir adalah Sebuah perkara yang tidak rasional yang keluar dari orang jahat atau orang
yang sering berbuat maksiat (bukan orang sholih), yang tidak menjalankan kewajibannya
sebagai seorang hamba, baik kepada Tuhannya maupun sesama makhluq.
Ada juga yang berpendapat bahwa Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan
kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, obyek, orang dan
fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan,
sihir berada dibawah tekanan dari, dan dalam kompetisi dengan ilmu pengetahuan dan
agama.
Sihir dapat dipelajari/diusahakan, seseorang yang mempelajari, mengetahui dan
mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa, oleh sebab dapat
dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui, hingga
dapat dikatakan tertipu daya oleh sipelaku sihir itu.
Bahaya atau efek samping Sihir membatalkan keislaman seseorang.
Sihir pada hakikatnya merupakan satu amal perbuatan untuk mendekatkan diri kepada
setan, karena pengaruh sihir tidak akan terjadi kecuali tukang sihir melakukan praktek-
praktek dan ritual kufur. Allah berfirman: “Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya setan-setan lah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada
manusia.”(QS.al-Baqarah:102).
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan, (para
Sahabat) berkata: “Apakah itu wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda: “Syirik kepada
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haknya, memakan
harta yatim, memakan harta riba, lari dari medan perang dan menuduh wanita Mukminah
yang baik-baik dengan tuduhan zina.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Bahaya sihir terhadap pribadi dan kehidupan Masyarakat, di antaranya:
 Awalnya membuat seseorang sakit dan menjadikan terbaring di tempat tidur.
Terkadang sakitnya menjadi sebab ia terbunuh, gila atau semisalnya.
 Bisa juga sakitnya tersebut menjadi sebab ia pergi dari tempat tinggalnya,
keluarga dan rumahnya, sehingga berkeliaran di jalan-jalan.
 Sihir dapat membawa permusuhan antar keluarga dan masyarakat. Perbuatan
sihir dapat menjerumuskan manusia ke dalam perkara yang dilarang agama.
 Sihir menyusupkan banyak perasaan was-was dalam kehidupan seseorang dan
tidak tenang.
 Sihir menanamkan keragu-raguan antara sescorang dengan anggota
keluarganya, baik terhadap anak-anak ataupun istrinya.
 Sihir menumbuhkan permusuhan dan kebencian di antara individu-individu
masyarakat, dan juga menimbulkan kedengkian serta hasad.
 Sihir menebarkan kehinaan di antara anggota masyarakat.
 Sihir mengubah masyarakat Muslim yang tadinya menjaga agama dan
aqidahnya menjadi masyarakat yang terjatuh pada perbuatan syirik.

Maka, jelas sekali bahwa perbuatan sihir merupakan penyakit paling berbahaya
yang menjangkiti masyarakat, sehingga merusak bangunan dan merobohkan
sendi-sendinya.Dengan sebab sihir tersebut tersebarlah permusuhan, penodaan
kehormatan, terbunuhnya orang-orang yang baik, dicurinya harta benda, belum
lagi dalam perbuatan tersebut mengandung syirik kepada Allah dan kufur
kepada-Nya.
Akhirnya, masyarakat tersebut menjadi kehilangan tujuan agung dan cita-cita
mulianya. Dapat disimpulkan bahwa sihir adalah kesepakatan antara tukang
sihir dan setan, dengan ketentuan bahwa ia akan melakukan berbagai
keharaman atau kesyirikan.
D. Hukum Belajar Dan Mengajarkan Sihir/Sulap
 Mubah (boleh), karena malaikat pernah mengajarkan sihir pada manusia, hal ini di
ungkapkan oleh Syech Fahrur Rozi.
 Menurut mayoritas ‘ulama’, karena al-qur’an telah mencelanya, dan menjelaskan
bahwa sihir adalah perbuatan kafir, lagi pula hadist nabi dengan tegas melarangnya.
Catatan : malaikat mengajarkan sihir pada manusia, bertujuan untuk membedakan
antara sihir dan mukjizat atau karomah.
Dalam kitab Syarqowi juz 2 hal 385 menjelaskan bahwa “ Belajar maupun
mengajarkan sihir haram, kecuali ada ghorodl syar’i (tujuan yang baik), seperti di
ajarkan agar di jauhi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata
Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno,
Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box"
dalam bahasa Inggrisnya.Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk seperti kotak. Kata
Yunani pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi,
bertinju. Dalam mitologi, bapak dan Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari
Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.Tinju adalah olahraga dan seni bela
diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu
sama lain dengan menggunakan “ tinju “ mereka dalam rangkaian pertandingan
berinterval satu atau tiga menit yang disebut "ronde".
 Tinju adalah perbuatan mungkar yang diharamkan, karena dalam bertinju bisa
mengakibatkan mudharat yang banyak dan bahaya besar. Seperti mengakibatkan
kebutaan, luka parah atau kerusakan permanen di otak, atau patah yang parah, atau
membawa kematian, tanpa ada beban tanggung jawab kepada yang memukul, serta
kegembiraan mayoritas pendukung yang menang, bergembira terhadap penderitaan
yang lain.
 Hukumnya di perbolehkan
Pendapat yang membolehkan terdapat pada keputusan bahtsul masail syuriah NU
cabang Kraksaan, yag dihimpun dalam kitab Ahkamul Fuqoha halaman 26yang
merupakan himpunan keputusan bahtsul masail NU disebutkan bahwa berdasar
keterangan dalam kitab Fatawa al-Kubra juz 3 halaman 272 hukum permainan tinju
boleh selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot seperti taruhan,
pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.
Pengartian Sihir Atau Sulap
 Berdasarkan bahasa Arab, Sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang berarti
sihir/tipu daya. Terminologinya menurut ulama [tauhid] adalah suatu
hal/perkara atau kejadian yang luar biasa dalam pandangan orang yang
melihatnya.
Sihir adalah Sebuah perkara yang tidak rasional yang keluar dari orang jahat
atau orang yang sering berbuat maksiat (bukan orang sholih), yang tidak
menjalankan kewajibannya sebagai seorang hamba, baik kepada Tuhannya
maupun sesama makhluq.
Hukum Belajar Dan Mengajarkan Sihir/Sulap
 Mubah (boleh), karena malaikat pernah mengajarkan sihir pada manusia, hal ini
di ungkapkan oleh Syech Fahrur Rozi.
 Menurut mayoritas ‘ulama’, karena al-qur’an telah mencelanya, dan
menjelaskan bahwa sihir adalah perbuatan kafir, lagi pula hadist nabi dengan
tegas melarangnya.
Catatan : malaikat mengajarkan sihir pada manusia, bertujuan untuk
membedakan antara sihir dan mukjizat atau karomah.
Dalam kitab Syarqowi juz 2 hal 385 menjelaskan bahwa “ Belajar maupun
mengajarkan sihir haram, kecuali ada ghorodl syar’i (tujuan yang baik), seperti
di ajarkan agar di jauhi.
DAFTAR PUSTAKA

https://masailul-fiqih.blogspot.com/2012/01/hukum-tinju-dan-sihir.html

Anda mungkin juga menyukai