Disusun oleh :
KELOMPOK 6
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat, taufik serta
hidayah-Nya. Sholawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah, syukur kami haturkan kepada Allah yang telah memudahkan dan
memberikan petunjuknya hingga makalah tentang “Pembaharuan Islam di Turki: Usmani
Muda dan Musthafa Kemal Attaturk” ini dapat terselesaikan. Tulisan ini kami buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam.
Sepenuhnya kami menyadari bahwa makalah ini terselesakan bukan semata kerja kami,
melainkan ada pihak-pihak yang membantu baik secara materil maupun moril. Untuk itu,
dalam kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih kepada:
Kami pun penyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami nantikan. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat kita semua demi kebaikan di masa yang akan datang.
Aamiin.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
BAB III..............................................................................................................................4
PENUTUP........................................................................................................................4
A. Kesimpulan.........................................................................................................4
B. Saran...................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia Islam
terutama pada awal abad ke 19, ketika sejarah Islam dipandang sebagai permulaan
periode modern. Kontak dengan dunia barat membawa ide-ide baru ke dunia Islam
seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Hal ini pun terjadi di
kerajaan Turki.
Pada awalnya Turki merupakan kawasan anatolia yang dihuni oleh penduduk
Haiti yang berasal dari Eropa Tengah, kemudian wilayahnya diperluas ke daerah
Mesopotania dan Suriah. Kemudian kawasan anatolia jatuh ke tangah Romawi yang
asal mulanya terletak di wilayah barat, dipindah ke Konstatinopel yang sekarang
disebut Istanbul dan berganti nama dengan menjadi kerajaan Bizantium. Pada tahun
1953 Ottoman (kelompok intelektual Usmani Muda) berhasil menaklukkan Bizantium
dan merebut ibukota Konstatinopel dan beberapa wilayah, namun setelah raja
Sulaiman turun tahta kejayaan Ottoman berangsur memudar.
Menjelang abad ke 19, Ottoman kehilangan wilayah kekuasaan di Mesir dan
kawasan Bulhan. Pada tahun 1923 ditetapkan konverensi tentang batas-batas wilayah,
dan dalam konverensi ini pula menetapkan bahwa Turki secara resmi menjadi negara
republik dan Mustafa Kemal Pasha Ataturk resmi menjadi presiden pertama Turki.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya Usmani Muda?
2. Siapa Tokoh Pembaharu dalam gerakan Usmani Muda?
3. Bagaimana pemikiran Musthafa Kemal Attatturk?
4. Apa ideologi kemalisme?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya Usmani Muda
2. Untuk mengetahui Tokoh Pembaharu dalam gerakan Usmani Muda
3. Untuk mengetahui pemikiran Musthafa Kemal Attatturk
4. Untuk mengetahui ideologi kemalisme
1
BAB II
PEMBAHASAN
Anggota Usmani Muda ini berkisar 246 orang yang sebagian besarnya adalah
orang-orang terpandang dan berpengaruh dalam masyarakat. Diantara mereka
terdapat pemikirr-pemikir liberal, para birokrat yang kecewa atas Tanzimat, dan
anggota keluarga penguasa Mesir, Bahkan dua pangeran yang nantinya bertahta
sebagia sultan, yakni Murad V (1976) dan Abdul Hamid II (1976-1909), termasuk
diantara mereka yang terlibat dalam diskusi Usmani Muda. Penggerak utama
perkumpulan ini adalah Namik Kemal (1840-1888).3
1
Duriana.“PEMIKIRAN POLITIK TURKI HINGGA MASA MODERN”.Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial. Vol. 11,
No. 02 Oktober 2018. Hal 66
2
Niyazi Berkes. The Development of Secularism in Turkey. Montreal: Mc Gill University press, 1964, h,
205.
3
Ibid., h, 204-205
2
Gerakan Usmani Muda ini tumbuh dan berkembang melalui pertemuan-
pertemuan yang diadakan di Paris dan London sejak 1867-1871. 4 DI paris mereka
sempat mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Jeunes Turcs atas jasa
Mustafa Fazil, cucu Muhammad Ali dan saudara Khedewi Ismail dari Mesir.
Karena tekanan pemerintahan Perancis dan kerajaan Usmani mereka lari ke
London. Di London ini mereka mendirikan markas besarnya dan menerbitkan
surat kabar. Pada tahap awal para pemikir Usmani muda memanfaatkan media
massa dan literatur-literatur untuk menyalurkan ide-ide mereka. Ini terlihat dengan
apa yang dilakukan oleh Ibrahim Sinasi, tokoh senior kelompok ini, yang
kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh penerusnya seperti Namik Kemal.
2. Ziya Pasha
Zia lahir pada tahun 1825 di Istanbul dan meninggal pada tahun 1880.
Ia anak seorang pegawai Kantor Bea Cukai Istanbul. Setelah menyelesaikan
pendidikannya pada sekolah Sulaymaniye yang didirikan Sultan Mahmud II.
4
The New Encyclopaedia britanica. Vol. 13. London-Chicago: William Benton Publisher, 1973, h. 788
5
Stanford J. Shaw dan Ezelkural Shaw (Selanjutnya disebut Shaw and Shaw). History of Ottoman Empire
and Modern Turkey. Vol. 11. Cambridge-London-New York-New Rochelle-Melbourne-Sydney:
Cambridge University Press, 1985, h. 130.
3
Kemudian Ia diangkat menjadi pegawai pemerintah saat masih berusia muda.
Atas usaha Mustafa Rasyid Pasha, pada tahun 1854 Ia diterima menjadi salah
satu sekretaris sultan. Namun permusuhannya dengan Ali Pasha membuat Ia
terpaksa pergi ke Eropa di tahun 1867 dan tinggal disana selama lima tahun.
Usaha-usaha pembaharuannya antara lain bahwa kerajaan Usmani
harus dibangun dengan sistem pemerinatahan konstitusional, tidak dengan
kekuasaan absolut. Menurutnya Negara Eropa maju disebabkan tidak adanya
lagi pemerintahan yang absolut, semuanya dengan sistem pemerintahan
konstitusional. Dalam sistem kontitusional, harus ada Dewan Perwakilan
Rakyat. Alasan perlu adanya DPR ini adalah agar perbedaan pendapat dapat
ditampung dan kritik terhadap pemerintah diperlukan untuk kepentingan
pemerintah dan rakyat. DPR-lah yang nantinya memperjuangkan perbedaan
pendapat diakalangan umat Islam. Sebagai orang yang taat menjalankan
agama Islam, Ziya sebenarnya tidak sepenuhnya setuju terhadap pembaharuan
yang hanya mencomot ide-ide barat tanpa sikap kritis. Menurutnya, umat
Islam harus tetap mengkritisi setiap kebudayaan barat dan nilai-nilai kemajuan
yang dibawanya. Itulah sebabnya Ia lebih menilik kepada kesesuaian antara
kepentingan rakyat dengan ide pembaharuan yang datangnya dari barat. Dalam
hal demikian, Ia juga tidak sependapat dengan orang yang mengatakan bahwa
agama Islam dapat dianggap sebagai penghalang kemajuan.
3. Namik Kemal
Namik Kemal termasuk salah satu dari pemikir terkemuka Utsmani
Muda atau bisa dikatakan sebagai penggerak utama kelompok ini. Ia berasal
dari keluarga golongan atas dan memperoleh pendidikan khusus di rumah. Ia
mendapat pelajaran bahasa Arab, Persia, dan Perancis. Pada tahun 1857 dalam
usia yang masih muda, Namik sudah menjadi pegawai di kantor penerjemahan
(Tercűme Odasi) dan kemudian dipindahkan menjadi pegawai di istana
Sultan.6
Namik Kemal banyak terpengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Ibrahim
Sinasi. Tahun 1864 Namik diminta Sinasi untuk memimpin surat kabar Tasyir-
6
Ibid. Shaw. Loc. Cit
4
i Efkar sebelum Sinasi lari ke Paris. Tahun 1874 Namik dideportasi ke Siprus
dan kemudian meninggal disana tahun 1888 dalam usia 48 tahun7.
Diantara ide-ide Namik Kemal adalah bahawa ide-ide yang datang dari
Barat tidak begitu saja diterima, akan tetapi dicoba untuk disesuaikan dengan
ajaran-ajaran Islam. Karena jiwa Islamnya lebih baik, Namik melancarkan
kritis keras terhadap pembaharuan Tanzimat. Ia melihat bahwa dalam
pembaharuan tanzimat itu ajaran-ajaran Islam kurang diperhatikan, bahkan
dianggap telah banyak memakai institusi-institusi sosial Barat yang belum
tentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Timur.8
Namik Kemal melihat bahwa mundurnya kerajaan Usmani disebabkan
oleh ketidakberesan pada sektor ekonomi dan politik. Ia mengajukan solusi,
bahwa langkah pertama yang harus ditempuh untuk mengatasi persoalan
tersebut adalah dengan merubah sistem pemerintahan yang berlaku dikerajaan
Usmani yang absolut dengan sistem pemerintahan konstitusional.
4. Midhat Pasya
6
pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya. Peperangan
antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, yakni peradaban Islam
dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya
mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan institusi. Turut
campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada mundurnya
Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan peradaban yang tinggi
itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus mengadakan sekularisasi
terhadap pandangan keagamaan, hubungan sosial dan hukum. Menurut versi Mustafa
kemal, sekularisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan
yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam
kehidupan orang Turki sebagai satu bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan
antagonisme terhadap hampir segala apa yang berlaku di masa Usmani.
Ketiga, unsur wasternisme. Dalam unsur ini, Mustafa Kemal berpendapat
bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru barat negara
Turki akan maju. Unsur westernisme dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal
mendapatkan momennya ketika dalam salah satu pidatonya ia mengatakan bahwa
kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia peradaban modern menghendaki perobahan
dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa
perobahan secara terus-menerus, maka bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran
dan tradisi yang tua lagi usang tidak akan dapat mempertahankan wujudnya.
Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai
D. IDEOLOGI KEMALISME
Gerakan sekularisasi Turki oleh rezim Mustafa Kemal berakhir seiring dengan wafatnya
Mustafa Kemal pada tahun 1938
11
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam (Sejarah Pemikiran dan Gerakan), Jakarta, Bulan Bintang,
Cet.VI, 1988, h.150-152
12
Erick J. Zurcher, Modern History of Turk (Sejarah Modern Turki), Penerjemah Karsidi Diningrat R.,
Jakarta; Gramedia Pustka Utama, 2003, h. 235
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usmani Muda sebuah perkumpulan golongan cendekiawan kerajaan yang
bertujuan mengubah pemerintahan absolut kerajaan Ottoman menjadi pemerintahan
yang berdasarkan konstitusi.
B.Saran
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini pasti terdapat banyak
kesalahan, kekeliruan dan kekurangan, baik itu dari segi tulisannya, bahasanya ataupun
yang lain. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca sekalian serta segenap
pihak yang bersangkutan, untuk dapat memberikan kritik dan sarannya, agar dapat kami
benahi bersama dan dapat kita ambil manfaatnya
9
DAFTAR PUSTAKA
Stanford J. Shaw dan Ezelkural Shaw (Selanjutnya disebut Shaw and Shaw).
History of Ottoman Empire and Modern Turkey. Vol. 11. Cambridge-London-
New York-New Rochelle-Melbourne-Sydney: Cambridge University
Press, 1985, h. 130.
10