1808301068
SKI 4B
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan tugas makalah SKI Masa Modern yang
berjudul “Pembaharuan Mesir” tepat pada waktunya. penulis menyadari
bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan.
Penyusun,
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3.Jamaluddin Al-Afgani
Jamaluddin al-Afgani lahir di Asadabad Afganistan pada tahun 1838 sebagai seorang
anak dengan kualitas Intelektual yang sangat luar biasa. Ia meninggal dunia pada tahun 1897
M. berdasarkan silsilah keturunannya al-Afgani adalah keturunan Nabi melalui Sayyidina Ali
ra. Ia bergelar sayyid menunjukan ia berasal dari keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Disamping itu ia juga dikenal dengan nama Asadabadi.[12] Pada umur 18 tahun ia telah
menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan, filsafat, politik, ekonomi, hukum dan agama.
Karena keluasan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, maka pada saat umur 18 tahun tersebut
ia telah mempesona dunia intelektual dan politik dengan gaya agitasinya yang sungguh
menakjubkan. Ketika baru berusia 22 tahun ia telah menjadi pembantu bagi pangeran Dost
Muhammad Khan di Afganistan. Di tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan.
Beberapa tahun kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana
Menteri. Pengaruh agitasinya telah melahirkan suatu revolusi di Afganistan (Kabul) yang
memaksa dia harus mengungsi ke India untuk kali pertama pada tahun 1867, sebagai awal
dari pertualangan kemuliaan dan politiknya.
Jamaluddin Al-Afgani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang
tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara ke negara Islam lainnya. Pengaruh
terbesar ditinggalkan di Mesir. Ketika zaman Al-Tahtawi buku-buku diterjemahkan sudah
menyebar dan di dalamnya terdapat salah satu ide trias politika dan patriotisme, maka pada
tahun 1879 Al-Afgani membentuk partai al-Hizb al-Wathan (Partai Nasionalis) dengan
slogan Mesir untuk orang Mesir mulai kedengaran dengan memperjuangkan universal,
kemerdekaan pers dan pemasuka unsur-unsur Mesir ke dalam bidang militer. Di India, ia juga
merasa tidak bebas untuk bergerak karena negara ini telah jatuh ke bawah kekuasaan Inggris,
nampaknya India adalah sebuah persinggahan sementara, karena ternyata pengaruh
Jamaluddin telah menumbuhkan semangat kebangsaan untuk melawan Inggris, yang sudah
barang tentu sangat dibenci oleh mereka. Maka pada tahun 1871 ia pergi ke Mesir untuk lkali
ke dua dan menetap di sana selama 8 tahun (1879). Pada mulanya menjauhi persoalan-
persoalan politik Mesir dan memusatkan perhatian pada bidang ilmiah dan sastra Arab. Di
tempat ia tinggal kemudian menjadi tempat pertemuan murid-muridnya. Disanalah ia
memberikan kuliah dan mengadakan diskusi. Muridnya berasal dari berbagai golongan,
seperti orang pemerintahan, pengadilan, dosen dan mahasiswa Al-Azhar serta perguruan
tinggi lain. Tetapi ia tidak lama dapat meninggalkan lapangan politik[13].
Tahun 1876 turut campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir makin
meningkat. Ketika itu ide-ide Al-Tahtawi sudah mulai meluas di kalangan masyarakat Mesir,
di antaranya ide trias politica dan patriotisme, maka pada tahun 1879 atau usahanAl-Afgani
terbentuklah partai Al-Hizb al-Watani (partai nasional). Tujuan partai ini untuk
memperjuangkan pendidikan universal dan kemerdekaan pers. Atas sokongan partai ini Al-
Afgani berusaha menggulingkan Raja Mesir yang berkuasa waktu itu, yakni Khedewi Ismail.
Masa 8 tahun menetap di Mesir itu mempunyai pengaruh yang tidak kecil bagi umat Islam
disana menurut Madkur (dalam Martini 2010:88) Al-Afganilah yang membangkitkan gerakan
berpikir di Mesir sehingga negara ini dapat mencapai kemajuan “Mesir modern”, demikian
Madkur”, adlah hasil dari usaha-usaha Jamaluddin Al-Afgani. Selama 8 tahun menetap di
Mesir ia pergi ke Paris, disini ia mendirikan perkumpulan “Al-Urwatul Wusqa” yang
anggotanya terdiri dari orang-orang Islam dari India, Mesir, Suria, Afrika Utara dan lain-lain.
Diantara tujuan yang ingindicapai ialah memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam
dan membawa Islam kepada kemajuan. Kemudian di Paris inilah ia bertemu dengan
muridnya yang setia yaitu Muhammad Abduh dan kemudian ia kembali ke Istambul, sampai
akhir hayatnya. Selama di Mesir Al-Afgani mengajukan konsep-konsep pembaharuannya,
antara lain:
1) Musuh utama adalah penjajahan (Barat), hal ini tidak lain dari lanjutan perang
Salib.
2) Umat Islam harus menantang penjajahan dimana dan kapan saja.
3) Untuk mencapai tujuan itu umat Islam harus bersatu (Pan Islamisme).
Pan Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka
harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerja sama. Persatuan dan kerja sama
merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Untuk mencapai usaha-usaha pembaharuan
tersebut di atas menurut Al-Afgani:
1) Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketakhayulan.
2) Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat atau derajat budi luhur.
3) Rukun Iman harus betul-betul menjadi pandangan hidup, dan kehidupan manusia bukan
sekedar ikutan belaka.
4) Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan
pendidikan pada manusia-manusia bodoh dan juga menerangi hawa nafsu jahat dan
menegakkan disiplin.
Melihat hal tersebut, maka orientasi pembaharuan Islam Mesir terutama yang dilakukan oleh
Jamaluddin Al-Afgani lebih mengarah kepada pembaharuan cara berpolitik di kalangan umat
Islam
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tokoh-tokoh
pembaharuan di Mesir memiliki peranan masing-masing di zamannya. Begitu pula dengan
keahlian-keahlian khusus dalam bidang polik, ilmu pemgetahuan, kemiliteran dan sebagainya
sehingga mampu menopang sebuah peradaban menjadi lebih maju dan berpikir kritis. Secara
umum, penulis menyimpulkan bahwa perjuangan Muhammad Ali pasya (1765-1849 M)
bukanlah orang yang pandai dalam hal pengetahuan baca tulis. Akan tetapi Ia memiliki
kemampuan yang kuat dalam hal keberanian dan kecerdasan sehingga membuatnya
bergabung dalam pemeerintahan militer pada waaktu itu. Pengaruh Ali yang terbesar di mesir
yakni dengan menyatukan kembali kekuasaan mesir dari kaum Mamluk dan kaum Khursyid
pasya sehingga tercipta pemerintahan tunggal. Selain itu ia juga banyak mengirimkan para
mahasiaswa-mahasiswa ke Eropa untuk menuntut ilmu demi kemajuan Mesir.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Harun Nasution.Pembaharuan Dalam Islam Sejarah PEmikiran dan Gerakan.
(Jakarta:Bulan Bintang.1982) cet ke 2 hlm.29
Drs.H.M.Yusran Asmuni.Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia
Islam.(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.1998 cet.2 ) hlm67