Anda di halaman 1dari 9

KINERJA KONSELOR DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING


BERBASIS ASCA NASIONAL

Ratnasari
Magister Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Negeri Jakarta
Email : ratnasari.kons@gmail.com
Herdi
Magister Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Negeri Jakarta
Email: herdiunj5@gmail.com

Abstract
This study aims to find out how the performance of school counselors in implementing
guidance and counseling programs based on ASCA National. The research method used in
the descriptive. Sampling technique used purposive sampling that is 9 teachers BK in the
school. The results showed that the implementation of the BK program based on ASCA
guidelines that have been done by school counselors, can be seen from the results of research
that: SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya with the acquisition of 320 with 72.2% percentage is
in good category, Madrasah Aliyah Al-Amin Tasikmalaya with the acquisition of 357 with
percentage 81,13% is in very good category, next SMA Negeri 7 Kota Tasikmalaya with
acquisition 395 with percentage 89,77% is in very good category. The results of this study
are suggested to be utilized by the school as a basis to provide facilities that support the
guidance and counseling services to the students. In addition, this data can also help school
supervisors to know the performance of school counselors in the service of guidance and
counseling programs.

Keywords: Management of Guidance and Counseling Program, ASCA

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja konselor sekolah dalam
melaksanakan program bimbingan dan konseling berdasarkan ASCA Nasional. Metode
penelitian yang digunakan deskriptif. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling
yaitu berjumlah 9 orang guru BK di sekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan program BK berdasarkan panduan ASCA yang telah dilakukan oleh konselor
sekolah, dapat diketahui dari hasil penelitian bahwa: SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya
dengan perolehan 320 dengan persentasi 72,2% berada pada kategori baik, Madrasah Aliyah
Al-Amin Tasikmalaya dengan perolehan 357 dengan persentasi 81,13% berada pada kategori
sangat baik, selanjutnya SMA Negeri 7 Kota Tasikmalaya dengan perolehan 395 dengan
persentasi 89,77% berada pada kategori sangat baik. Hasil penelitian ini disarankan untuk
dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah sebagai dasar memberikan fasilitas yang mendukung
dalam pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.Selain itu, data ini juga dapat
membantu pengawas sekolah untuk mengetahui kinerja konselor sekolah dalam pelayanan
program bimbingan dan konseling.

Kata Kunci: Manajemen Program BK, ASCA

134
LATAR BELAKANG Berdasarkan Gambar 1. dapat
Proses mewujudkan pendidikan yang diketahui bahwa ketiga komponen
bermutu memerlukan kerjasama yang tersebut harus berfungsi dengan baik, jika
terpadu dari semua pihak yang terkait salah satu komponen tidak berjalan dengan
(sekolah, orang tua, pemerintah pusat dan baik, maka proses pendidikan dan out-put
setempat, dan lembaga pemerhati yang dihasilkan akan pincang. Oleh karena
pendidikan). Untuk pencapaian tujuan itu konselor dalam menyusun program
pendidikan dan terbentuknya para peserta pelayanan bimbingan dan konseling yang
didik yang sukses secara akademis dan tersusun secara sistematis dan terencana
tumbuh optimal. Menurut Juntika (2006) berdasarkan kebutuhan siswa, serta dapat
harus terjalin kerja sama antara para berkerja sama dengan semua pihak
praktisi pendidikan yaitu: manajemen sekolah. Pendapat ini didukung oleh
pendidikan, pengajaran, dan bimbingan, Gysbers & Handerson (Moore & Thomas,
sebab ketiganya merupakan bidang-bidang 2004: 257) mengemukakan bahwa
utama dalam pencapaian tujuan program bimbingan dan konseling
pendidikan. Guru BK harus mampu perkembangan disajikan secara reguler dan
berkerjasama dengan semua pihak sekolah sistematis sehingga memungkinkan siswa
untuk mendukung dalam pelaksanaan untuk memiliki kompetensi yang sesuai
program bimbingan dan konseling di dengan tahap pertumbuhan dan
sekolah. Berikut di bawah ini yang dapat perkembangannya.
dilihat gambar wilayah keberadaan Program pelayanan bimbingan dan
bimbingan dan konseling di sekolah. konseling disusun berdasarkan analisis
kebutuhan siswa yang berbentuk dalam
layanan dasar bimbingan, layanan
responsif, layanan perencanaan individual,
dukungan sistem. Terlaksananya program
yang efektif dan optimal akan membentuk
karakter moral siswa yang berakhlak
mulia. Oleh karena itu dibutuhkan peran
Gambar 1.
kinerja yang maksimal dan optimal dari
Wilayah Layanan Bimbingan dan
pelayanan yang diberikan oleh konselor
Konseling
tersebut.
dalam Jalur Pendidikan Formal
Guru BK seharusnya membuat
(DEPDIKNAS, 2008:25)
program pelayanan bimbingan dan
135
konseling berdasarkan Standar Nasional menginterpretasi yang akan membantu
ASCA, antara lain: mereka untuk memahami dan
1. Perkembangan Akademik menghormati diri sendiri dan orang
Standar A, siswa akan memperoleh lain;
sikap, pengetahuan, dan keterampilan Standar B, siswa akan membuat
yang berkontribusi terhadap proses keputusan, menetapkan tujuan, dan
pembelajaran di sekolah dan sepanjang mengambil tindakan yang tepat untuk
hayatnya; mencapai tujuan;
Standar B, siswa akan menyelesaikan Standar C, siswa akan memahami
sekolah dengan persiapan akademik keterampilan melindungi diri dan
yang dibutuhkan untuk memilih bertahan hidup.
lembaga pendidikan lanjutan, termasuk Berikut adalah struktur pengembangan
perguruan tinggi; program bimbingan dan konseling
Standar C, siswa akan memahami komprehensif yang telah dikembangkan
hubungan antara aspek oleh ASCA yang telah dijelaskan pula
akademikdengan dunia kerja serta dalam Lampiran Permendikbud Nomor
kehidupan keluarga dan masyarakat. 111 Tahun 2014.
2. Perkembangan Karir 1. Rasional
Standar A, siswa akan memperoleh Perlu dirumuskan dasar pemikiran
keterampilan untuk menginvestigasi tentang urgensi bimbingan dan konseling
dunia kerja yang terkait dengan dalam keseluruhan program satuan
pengetahuan akan diri dan pembuatan pendidikan. Rumusan konsep dasar kaitan
keputusan karir; antara bimbingan dan konseling dengan
Standar B, siswa akan pembelajaran/implementasi kurikulum,
mengembangkan strategi untuk dampak perkembangan iptek dan konteks
mencapai karir yang sukses dan sosial budaya hidup masyarakat (termasuk
memuaskan di masa depan; peserta didik), dan hal hal lain yang
Standar C, siswa akan memahami dianggap relevan.
hubungan antara kualitas personal, 2. Visi dan Misi
pendidikan dan pelatihan dengan dunia Sajian visi dan misi bimbingan dan
kerja. konseling harus sesuai dengan visi dan
3. Perkembangan Pribadi dan Sosial misi sekolah/madrasah, oleh karena itu
Standar A, siswa akan memperoleh sajikan visi dan misi sekolah/madrasah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
136
kemudian rumuskan visi dan misi program peserta didik dalam aspek perkembangan
layanan bimbingan dan konseling. pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Deskripsi Kebutuhan 8. Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Rumusan didasarkan atas hasil Layanan Bimbingan dan Konseling
asesmen kebutuhan (need assessment) (RPLBK).
peserta didik/konseli dan lingkungannya RPLBK dikembangkan sesuai
ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang dengan tema/topikdan sistematika yang
diharapkan dikuasai peserta didik/konseli. diatur dalam panduan penyelenggaraan
4. Tujuan Layanan Bimbingan dan layanan bimbingan dan konseling pada
Konseling satuan pendidikan.
Rumusan tujuan yang akan dicapai 9. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
disusun dalam bentuk perilaku yang harus Rencana evaluasi perkembangan
dikuasai peserta didik/ konseli setelah peserta didik/konseli didasarkan pada
memperoleh layanan bimbingan dan rumusan tujuan yang ingin dicapai dari
konseling. layanan yang dilakukan. Di samping itu,
5. Komponen Program Bimbingan dan perlu dilakukan evaluasi keterlaksanaan
Konseling program, dan hasilnya sebagai bentuk
Komponen program bimbingan dan akuntabilitas layanan bimbingan dan
konseling di satuan pendidikan meliputi: konseling. Hasil evaluasi harus dilaporkan
(1) Layanan Dasar, (2) Layanan Peminatan dan diakhiri dengan rekomendasi tentang
peserta didik dan Perencanaan Individual tindak lanjut pengembangan program
(3) Layanan Responsif, dan (4) Dukungan selanjutnya.
sistem. 10. Anggaran Biaya
6. Bidang Layanan Bimbingan dan Rencana anggaran biaya untuk
Konseling mendukung implementasi program
Bidang layanan bimbingan dan layanan bimbingan dan konseling disusun
konseling meliputi pribadi, sosial, belajar secara realistik dan dapat
dan karir. Materi layanan bimbingan dipertanggungjawabkan secara transparan.
klasikal disajikan secara proporsional Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan
sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 biaya operasional layanan bimbingan dan
(empat) bidang layanan. konseling dan pengembangan profesi
7. Pengembangan Tema/Topik bimbingan dan konseling.
Tema/topik ini merupakan rincian
lanjut dari identifikasi diskripsi kebutuhan
137
11. Rencana Operasional (Action Plan) elemen Model Nasional ASCA bagi
Rencana kegiatan (action plans) Program Bimbingan dan Konseling di
diperlukan untuk menjamin program Sekolah, antara lain:
bimbingan dan konseling dapat 1. Landasan, setiap program konseling
dilaksanakan secara efektif dan efesien. sekolah harus berdasarkan atas
Rencana kegiatan adalah uraian detil dari perangkat kepercayaan, filosofi, tiga
program yang menggambarkan struktur isi domain utama (akademik, karir, pribadi
program, baik kegiatan untuk sosial) dan standar nasional program
memfasilitasi peserta didik/konseli konseling;
mencapai kemandirian dalam 2. Sistem penyampaian, setiap program
kehidupannya. konseling sekolah perlu memiliki
Kenyataannya, masih banyak guru sistem penyampaian yang terdiri atas:
BK yang belum membuat prorgam kurikulum bimbingan, perencanaan
berdasarkan standar ASCA dan sesuai individual, layanan responsif dan
dengan standar permendikbud. Akhirnya dukungan sistem;
siswa belum merasakan peranan layanan 3. Sistem Manajemen, setiap program
bimbingan dan konseling secara optimal. konseling sekolah perlu memiliki
Selanjutnya, peneliti melakukan sistem manajemen yang terkait dengan
studi pendahuluan di SMAN 7 Kota upaya mengkhususkan tanggung jawab
Tasikmalaya, ditemukan bahwa masih ada konselor, mengumpulkan dan
siswa yang merasa takut datang ke ruang menganalisi data untuk pemantauan
guru BK. Selain itu program yang dibuat siswa, merekatkan jurang prestasi
oleh guru BK sudah berjalan dengan baik antara siswa yang berbeda ras,
namun masih ada kendala dari pihak menetapkan action plan untuk mencapai
sekolah yang belum mengoptimalkan hasil yang diinginkan dan
fasilitas pelayanan bimbingan dan mengalokasikan waktu untuk digunakan
konseling di sekolah. pada masing-masing area sistem
Kondisi ini bisa terjadi karena masih penyampaian.
ada guru BK yang belum memahami
konteks pengelolaan dalam manajemen Atas dasar permasalahan tersebut
program BK, terlebih dalam penyusunan peneliti ingin mengetahui kinerja Guru BK
program bimbingan dan konseling di dalam pelaksanaan manajemen program
sekolah, belum berdasarkan elemen- bimbingan dan konseling berbasis asosiasi
elemen model nasional ASCA. Elemen- counseling amerika, data kinerja konselor
138
ini dapat dimanfaat oleh semua pihak yang HASIL DAN PEMBAHASAN
terkait dengan siswa SMA di kota Berdasarkan hasil penelitian tentang
Tasikmalaya. Peneliti tidak mengajukan pelaksaan program bimbingan dan
hipotesis, karena tidak ada dukungan teori konseling berdasarkan panduan ASCA
atau konsep untuk menegakkan hipotesis. yang telah dilakukan oleh konselor dapat
dijelaskan pada tabel 1.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Tabel 1 Data Kinerja Konselor
beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA)
di Kota Tasikmalaya, antara lain: 1)
SMAN 7 Kota Tasikmalaya; 2) SMA
Swasta Al-Amin Kota Tasikmalaya; 3)
SMAN 4 Kota Tasikmalaya selama 12
Hari sejak 21 Mei 2018 sampai 7 Juni
2018. Populasi penelitian berjumlah 9
orang. Sampel diambil menggunakan
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
purposive sampling berjumlah 9 orang
diketahui bahwa pelaksanaan program BK
guru BK di sekolah tersebut. Instrumen
berdasarkan panduan ASCA yang telah
yang digunakan untuk data kinerja guru
dilakukan oleh Guru BK di sekolah, dapat
BK untuk mengukur pelaksanaan
diketahui dari hasil penelitian bahwa:
manajemen program bimbingan dan
SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya dengan
konseling digunakan instrumen ASCA,
perolehan 320 dengan persentasi 72,2%
semua instrumen ini sudah standard
berada pada kategori baik, Madrasah
peneliti tidak melakukan uji coba lagi.
Aliyah Al-Amin Tasikmalaya dengan
Instrumen yang digunakan adalah skala
perolehan 357 dengan persentasi 81,13%
dengan mengunakan model skala Likert
berada pada kategori sangat baik,
untuk pelaksanaan majemen program
selanjutnya SMA Negeri 7 Kota
bimbingan dan konseling di sekolah.
Tasikmalaya dengan perolehan 395 dengan
Pengumpulan data dilaksanakan
persentasi 89,77% berada pada kategori
dengan cara mengobservasi dengan
sangat baik.
instrumen pelaksanaan manajemen
Hasil penelitian ini juga didukung
program BK kepada guru BK yang
oleh Mitchell (dalam Nursalim 2015)
menjadi sampel dalam penelitian.
ukuran kinerja dapat dilihat dari lima hal,

139
yaitu quality of work-kualitas pekerjaan, tersebut tentang peranan kompetensi
promptness-ketepatan waktu dalam konselor terhadap pelayanan yang
menyelesaikan pekerjaan, initiatif-prakarsa diberikan kepada siswa menunjukan
untuk menyelesaikan pekerjaan, bahwa konselor sudah memahami dan
communication kemampuan membina menguasai konsep dan praktik dalam
kerja sama dengan pihak lain. pelayanan Bimbingan dan Konseling
Berkaitan dengan kinerja Guru BK, wujud namun belum begitu optimal.
perilaku yang dimaksud adalah kegiatan Dari beberapa paparan dan analisis
Guru BK dalam proses Bimbingan dan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Konseling yaitu bagaimana seseorang kinerja guru BK SMAN 4, MA Al-Amin,
Guru BK merencanakan, melaksanakan, SMAN 7 di kota Tasikmalaya adalah
dan mengevaluasi program Bimbingan dan semua hambatan terkait merencanakan,
Konseling. Oleh karena itu, Guru BK melaksanakan, dan mengevaluasi dapat
mempunyai kompleksitas untuk mengatur, terselesaikan dan mempunyai pandangan
mengelola dan melaksanakan program penanganan yang baik sehingga semua
Bimbingan dan Konseling. bisa terselesaikan. Upayanya dalam
Selanjutnya Daryanto dan Farid meningkatkan kinerja adalah dengan
(2015) penilaian kinerja Guru BK adanya dukungan Kepala Sekolah, dan
mencangkup tiga hal yaitu perencanaan dinas setempat selaku pihak yang
layanan Bimbingan dan Konseling, mengeluarkan kebijakan pada sektor
pelaksanaan layanan Bimbingan dan pendidikan. Agar pelaksanaan Bimbingan
Konseling, dan evaluasi, pelaporan, dan Konseling berjalan dengan baik dan
tindaklanjut. Penelitian Jumail (2013) pemahaman tentang Bimbingan dan
menunjukkan bahwa kompetensi konselor Konseling menjadi baik sehingga
sekolah dalam menguasai kerangka teoritik Bimbingan dan Konseling dapat berjalan
dan praksis Bimbingan dan Konseling, dengan lancar. Setiap Guru Bimbingan dan
merancang program Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kinerja
Konseling, menilai proses dan hasil adalah dengan adanya upaya membina
kegiatan Bimbingan dan Konseling, kedisiplinan, mendukung visi misi
memiliki kesadaran dan komitmen sekolah, mempunyai target dalam bekerja,
terhadap etika profesional, menguasai adanya kurikulum yang mendukung
konsep dan praksis penelitian Bimbingan kemajuan sekolah. Guru BK SMAN 4,
dan Konseling berada dalam katagori MA Al-Amin, SMAN 7 di kota
sedang. Berdasarkan hasil penelitian Tasikmalaya dapat meningkatkan
140
kualitasnya dengan mengikuti seminar, sekolah sebagai dasar memberikan fasilitas
workshop, MGBK dan kegiatan ilmiah yang mendukung dalam pelayanan
untuk meningkatkan kemampuannya. bimbingan dan konseling kepada siswa.
Upaya lainnya adalah adanya kerjasama Selain itu, data ini juga dapat membantu
yang kooperatif dari Guru BK, Kepala pengawas sekolah untuk mengetahui
Sekolah dan semua pihak agar berjalan kinerja Guru BK dalam pelayanan
dengan baik dan lancar. program bimbingan dan konseling.
Keterbatasan penelitian pada sampel
beberapa konselor sekolah di kota DAFTAR PUSTAKA
American School Counselor
Tasikmalaya. Tidak dapat digunakan untuk
Association.
penentuan kebijakan pelayanan program (2012). ASCA national model: A
framework for school counseling
bimbingan dan konseling di sekolah yang
programs. American School
berada di wilayah lain. Counselor Association.
Daryanto dan Farid, M.. 2015. Bimbingan
Konseling Panduan Guru BK dan
KESIMPULAN DAN SARAN Guru Umum. Yogyakarta: Gava
Media
a. Kesimpulan
Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan
Pelaksanaan program bimbingan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam
dan konseling berdasarkan ASCA di
Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:
sekolah SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya Depdiknas
Gysbers, N.C. & Henderson P. (2012).
berada di kategori baik dengan peroleh 320
Developing and Managing Your
dengan persentasi 72,2%. School Guidance and Counseling.
Program Fourth Edition. Alexandria
Pelaksanaan program bimbingan
: American Counseling Assosiation
dan konseling berdasarkan ASCA di Jumail. 2013. Kompetensi Profesional
dalam Perspektif Konselor Sekolah
sekolah MA Al-Amin Kota Tasikmalaya
dan Perananya terhadap Pelayanan
berada di kategori baik dengan peroleh 357 Bimbingan dan Konseling di SMA
Negeri Padang. Tesis. Padang:
dengan persentasi 81,13%.
Program Pasca Sarjana UNP
Pelaksanaan program bimbingan Juntika, A., N. 2006. Bimbingan Dan
Konseling, Bandung: Refika
dan konseling berdasarkan ASCA di
Aditama
sekolah SMA Negeri 7 Kota Tasikmalaya Nursalim, M. 2015. Pengembangan
Profesi Bimbingan & Konseling.
berada di kategori baik dengan peroleh 395
Jakarta: Erlangga
dengan persentasi 89,77%. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
b. Saran
No. 111 Tahun 2014. Bimbingan dan
Hasil penelitian ini disarankan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
untuk dapat dimanfaatkan oleh pihak
141
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. No. 27 Tahun
2008. Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor.
Peraturan Pemerintah. No. 19 Tahun 2005.
Standar Nasional Pendidikan.

142

Anda mungkin juga menyukai