Anda di halaman 1dari 18

Bangun dan

Bangkitlah Wahai
Pembangun Islam
[Subjudul dokumen]

Rafi Kamil Arief


XI MIPA F
Daftar Isi
A. Pembaharuan Islam.......................................................................................2
B. Periodisasi Sejarah Islam..............................................................................4
C. Islam Periode Modern...................................................................................7
D. Tokoh-Tokoh Pembaharu Islam....................................................................9
E. Jenis Pembaharuan Islam................................................................................14
F. Bangkitnya Pejuang Islam..............................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................17
A. Pembaharuan Islam

Pembaharuan islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham


keagamaan islam dengan dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa arab, gerakan
pembaharuan Islam disebut tajdid, secara harfiah tajdid berarti pembaharuan dan
pelakunya disebut mujadid. Dalam pengertian itu, sejak awal sejarahnya, islam
sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan karena ketika menemukan
masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas
doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan “
Sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini (Islam) pada permulaan
setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki –memperbaharui- agamanya ”
(HR. Abu Daud). Meskipun demikian, istilah ini baru terkenal dan populer pada
awal abad ke-18. tepatnya setelah munculnya gaung pemikiran dan gerakan
pembaharuan Islam, menyusul kontak politik dan intelektual dengan Barat. Pada
waktu itu, baik secara politis maupun secara intelektual, Islam telah mengalami
kemunduran, sedangkan Barat dianggap telah maju dan modern. Kondisi
sosiologis seperti itu menyebabkan kaum elite muslim merasa perlu untuk
melakukan pembaharuan. Awalnya memang pembaharuan dalam keseluruhan
Islam, namun pembaharuan Islam di sini akan mempengaruhi segala aspek salah
satunya adalah pendidikan, dilansir pendidikan adalah hal utama yang diharapkan
dari seluruh Negara bahwa pendidikan sangat menentukan kemajuan negaranya,
dari berita-berita negara-negara barat yang telah memulai kariernya dan menjadi
negara modern, sedangkan Islam mengalami kemunduran, hal ini menyulut Islam
untuk melakukan pembaharuan dan memperbaiki apa yang menjadi hambatan
untuk bangkit dan maju. 8 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
memasuki ensiklopedi Islam, terutama sesudah pembukaan abad ke-19 M, yang
dalam sejarah Islam dipandang sebagai permulaan Periode Modern. Kontak
dengan Dunia Barat selanjutnya membawa ide-ide baru ke dalam dunia Islam
seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi, dan sebagainya. Semua ini
menimbulkan persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin Islam pun
mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru itu (Nasution,
2003:3). Sebagaimana perubahan dan kontak dengan dunia luar membuat Islam
merasa harus tertinggal dan harus bangkit. Paham-paham yang selama ini perlu
adanya rekonstruksi yang benar dan memahami Islam.
B. Periodisasi Sejarah Islam

Periodisasi sejarah Islam menurut Harun Nasution, dibagi menjadi tiga:

1. periode klasik (650 – 1250 Masehi)


2. pertengahan (1250 – 1800 M)
3. dan modern (1800 – sekarang)

Periode klasik dibagi lagi menjadi masa kemajuan Islam 1 (650-1000 M) dan
masa Disintegrasi (1000-1250 M). Periode abad klasik menggambarkan kondisi
kejayaan dunia Islam. Periode abad pertengahan menggambarkan kondisi
kemunduran dunia Islam. Periode abad modern menggambarkan kondisi
kebangkitan dunia Islam. Dunia Islam membentang dari Maroko sampai ke
Indonesia dengan mengecualikan beberapa wilayah yang penduduknya mayoritas
bukan islam.

Menurut Muhaimin (2011), Islam mencapai kemajuan di abad klasik,

disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

1. Umat Islam melaksanakan ajaran al-Qur’an yang memerintahkan supaya

manusia banyak menggunakan akal.

2. Umat Islam melaksanakan ajaran Rasulullah saw. yang mendorong agar kaum

Muslimin tidak hanya menuntut “ilmu agama”, tetapi juga mempelajari ilmu-ilmu

lain yang bermanfaat bagi kehidupan.

3. Umat Islam mengembangkan “ilmu agama” dengan berijtihad dan

mengembangkan sains. Pada masa ini dunia Islam bukan hanya muncul ahli

ilmu hadis, fiqih, dan tafsir. Akan tetapi juga ahli kedokteran, matematika,

optika, kimia, fisika, astronomi, dan sebagainya.

4. Ulama yang berdiri sendiri. Para ulama pada periode ini menolak tawaran
penguasa untuk menjadi pegawainya.

Pada periode abad pertengahan terutama abad ke-16 sampai 18, laju keilmuan

dari para ulama semakin melemah. Ciri-ciri periode abad pertengahan ini adalah:

1. Ulama kurang berani lagi melakukan ijtihad.

2. Para ulama menganggap bahwa penggunaan akal sebagaimana diajarkan

al- Qur’an sudah bukan zamannya.

3. Ulama pada periode ini menerima saja karya-karya yang dihasilkan oleh ulama

zaman abad klasik.

4. Banyak ulama yang tidak lagi berdiri sendiri, tetapi bergantung kepada
penguasa.

5. Para ulama pada periode ini hanya menurut/mengikuti (bertaklid) pada ulama

zaman klasik.

6. Ulama hanya sibuk pada “ilmu agama” saja, sehingga “ilmu umum” tidak

berkembang dan justru cenderung lenyap.

7. Ilmu yang datang dari dunia Barat ke dunia Islam tidak dikenali lagi sebagai

warisan umat Islam di zaman sebelumnya. Produktivitas keilmuan di zaman abad


pertengahan menurun jauh dibandingkan dengan produktivitas keilmuan di abad
klasik. Umat Islam mengalami kemundurandi berbagai bidang, sedangkan orang
Eropa menikmati kemajuan yang pesat di bidang sains, ekonomi, politik, militer,
dan lainnya.

Pada periode abad modern (abad ke-19) mulailah muncul kesadaran umat

Islam. Kesadaran tersebut muncul ketika orang-orang Eropa berhasil menguasai

dunia Islam. Pada awalnya, bangsa Eropalah yang mengalami kemunduran.

Bangsa Eropa juga pernah dikalahkan oleh umat Islam pada zaman abad klasik
(650-1250). Contoh berhasilnya orang-orang Eropa yang menguasai dunia Islam

di antaranya adalah:

1. Negara Turki Usmani yang dielu-elukan umat Islam pada penghujung abad

pertengahan ternyata mulai surut akibat kalah perang dengan penguasa Eropa.

2. Napoleon Bonaparte dari Perancis dapat menguasai seluruh Mesir dalam waktu

kurang dari tiga minggu.

3. Inggris sebagai salah satu kekuatan Eropa mampu memasuki India dan

menaklukkan kerajaan Mughal.

Dalam kondisi keterpurukan seperti itu, membuat para ulama sadar atas derita

kemunduran yang dialami umat Islam dibandingkan dengan kemajuan 􀀧ropa.

Oleh karena itu, pada abad modern muncul para ulama dengan gagasan-gagasan

yang bertujuan memajukan umat Islam sehingga dunia Islam dapat mengejar

kemajuan Barat.
C. Islam Periode Modern

Masa pembaharuan (Modern) bagi dunia islam adalah masa yang dimula dari
tahun 1800M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya
kesadaran  umat islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk
memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Pada awal masa pembaharuan , kondisi islam secara politis berbeda di bawah
penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia islam bangkit
memerdekakan negaranya dari penjajahan bangsa barat (Eropa).

Diantara Negara-negara islam atau Negara-negara penduduk mayoritas umat


islam, yang memerdekakan dirinya dari penjajahan seperti:

a) Indonesia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1947.


b) Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947.
c) Mesir secara pormal memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M.
Namun, mesir baru merasa benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952.
yakni setelah jamal Abdul Nasir menjadi penguasa. Sebab dapat
menggulingkan raja Faruq yang dalam masa pemerintahannya pengaruh inggris
sangat besar.
d) Irak merdeka secara pormal dari penjajah inggris tahun 1932M, tetapi
sebenarnya baru benar-benar merdeka tahun 1958M.
e) Syira dan Libanon merdeka dari penjajah prancis tahun 1946M.
f) Beberapa Negara di Afrika merdeka dari Negara prancis, seperti Lybia tahun
1951M, Sudan dan maroko tahun 1956M, dan Aljazair tahun 1962M.
g) Di Asia tenggara Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang
merdeka dari penjajah inggris adalah Malaysia tahun 1957 M, dan Brunei
Darussalam tahun 1984 M.
h) Di Asia Tengah, Negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun 1992M.
adalah Uzbekistan, Kirghstan, Kazakhtan, danAzerbaijan.
Sedangkan Bosnia merdeka dari penjajah Yogoslavia juga tahun 1992 M.
D. Tokoh-Tokoh Pembaharu Islam
1. India
a. Syah Waliyullah (1700—1762 M)
 Lahir di Delhi, 21 Februari 1703.
 Belajar dari orang tua yang dikenal “sufi” dan pengelola madrasah,
yaitu Syah Abd. Rahim. Setelah dewasa, turut menjadi guru di
madrasah tersebut
 Menunaikan haji dan belajar pada ulama di Makkah dan Madinah
selama setahun, kemudian kembali ke Delhi pada 1732, kembali
menjadi guru
 Karya tulis yang terkenal: Hujjatullah Al-Balighah dan Fuyun Al-
Haramain
 Pendapat mengenai penyebab kemunduran Islam:
1. Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem
kekhalifahan menjadi sistem kerajaan
2. Sistem demokrasi yang melekat dalam kekhalifahan diganti dengan
sistem monarki absolut
3. Perpecahan di kalangan umat Islam merupakan akibat dari adanya
perbedaan aliran-aliran yang muncul di dalamnya. Tiap-tiap aliran
mengaku dirinya yang paling benar
4. Mencampuradukkan ajaran Islam dengan unsur ajaran lain
 Pemikiran baru mengenai perlunya penerjemahan al-Qur’an ke dalam
bahasa asing agar masyarakat yang tidak mengerti bahasa arab dapat
memahami maksud dan menerapkannya. Saat itu awalnya masih
dilarang
 Bahasa terjemahan saat itu adalah bahasa Persia, disempurnakan Syah
Waliyullah pada 1758
 Putra Syah Waliyullah membuat terjemahan dalam bahasa Urdu yang
lebih umum digunakan masyarakat India dibanding bahasa Persia
b. Sayyid Ahmad Khan (1817—1898 M)
Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal
sebagai akibat dari Pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad
Khan untuk memimpin umat Islam India, yang telah kena pukul itu
untuk dapat berdiri dan maju kembali sebagai di masa lampau.
 Ia lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal
dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan
Ali. Neneknya, Sayyid Hadi, adalah pembesar istana di zaman
Alamghir II (1754‒1759). Sewaktu berusia 18 tahun, ia masuk
bekerja pada Serikat India Timur. Kemudian, ia bekerja pula
sebagai hakim. Tetapi, pada tahun 1846, ia pulang kembali ke
Delhi untuk meneruskan studi.
 Di masa Pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah
terjadinya kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang
Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris menganggap ia telah
banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas jasanya, tetapi
hadiah yang dianugerahkan Inggris kepadanya ia tolak. Gelar Sir
yang kemudian diberikan kepadanya dapat ia terima. Hubungannya
dengan pihak Inggris menjadi baik dan ini ia pergunakan untuk
kepentingan umat Islam India.
c. Muhammad Iqbal (1876—1938 M)
Muhammad Iqbal, selain dikenal sebagai seorang pembaru gerakan
Islam di India dan Pakistan, juga dikenal sebagai seorang penyair yang
handal, politikus, reformis, ahli perundang-undangan, serta filsuf.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Iqbal bin Muhamad Nur bin
Muhammad Rafiq. Lahir pada tahun 1873 M (dalam riwayat lain tahun
1877 M), di Siyalkut, sebuah provinsi di Punjab, India, di dekat
Pakistan Selatan.
Ayahnya adalah Muhammad Nur, seorang pengikut ajaran tasawuf
yang taat (sufi). Ayahnya pula yang mengajarkannya membaca
Alquran. Alquran adalah sumber hukum Islam yang paling utama. Di
dalamnya diceritakan tentang berbagai hal, mulai dari akidah, akhlak,
hukum, kisah umat terdahulu, dan sumber ajaran moral.
Bagi Iqbal, Alquran adalah tuntunan dalam membimbing jiwanya.
''Setiap hari selepas shalat Subuh, aku terus membaca Alquran.
Ayahku memerhatikan keadaan ini lalu bertanya: ''Apa yang engkau
baca?'' Aku menjawab: ''Aku sedang membaca Alquran.'' Selama tiga
tahun, ayahku bertanya mengenai hal yang sama dan aku memberikan
jawaban yang sama.
2. Mesir
a. Jamaludin Al-Afghani (1839—1897 M)
Nama lengkapnya adalah Jamaluddin Al-Afghani As-Sayid
Muhammad bin Shafdar Al-Husain. Namun, ia lebih dikenal dengan
Jamaluddin Al-Afghani. Ia merupakan seorang pemikir Islam, aktivis
politik, dan jurnalis terkenal. Kebencian Al-Afghani terhadap
kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator paham serta
gerakan nasionalisme dan pan-Islamisme yang gigih, baik melalui
pidatonya maupun tulisan-tulisannya. Di tengah kemunduran kaum
Muslimin dan gejolak kolonialisme bangsa Eropa di negeri-negeri
Islam, Al-Afghani menjadi seorang tokoh yang amat memengaruhi
perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-
20. Dilahirkan di Desa Asadabad, Distrik Konar, Afghanistan pada
tahun 1838, Al-Afghani masih memiliki ikatan darah dengan cucu
Rasulullah SAW, Hussein bin Ali bin Abi Thalib.Ayahnya, Sayyid
Safdar al-Husainiyyah, yang nasabnya bertemu dengan Sayyid Ali Al-
Tirmidzi (seorang perawi hadits yang masyhur yang telah lama
bermigrasi ke Kabul) juga senasab hingga Sayyidina Hussein bin Ali
bin Abi Thalib. Keluarganya merupakan penganut mazhab Hanafi.
Masa kecil dan remajanya, ia habiskan di Afghanistan. Namun ketika
beranjak dewasa, ia berpindah dari satu negara ke negara lainnya,
seperti India, Mesir, dan Prancis.
b. Muhammad Rasyid Rida (1865—1935 M)
Muhammad Rasyid Ridha lahir di Qalmun, sebuah desa di
Lebanon, dekat dengan Tripoli (Suriah). Ia lahir pada 27 Jumada al-
Ula 1282 H, atau 27 September 1865 M. Nama lengkapnya
Muhammad Rasyid bin ‘Aly Ridla bin Muhammad Syams ad-Din bin
Minla ‘Aly Khalifah al-Qalmuny al-Baghdady al-Hasany. Setelah
tamat di Kuttab, ia melanjutkan studi ke Madrasah Ibtidaiyyah. Satu
tahun kemudian ia pindah ke sekolah Islam Husain Afandi al-Jisr, di
Tripoli. Ia belajar Hadits hingga khatam kepada Mahmud Nasyabah
hingga bergelar Voltaire. Kemudian, ia belajar ilmu ushul dan logika
ke Abdul Ghani al-Rafi. Namun dalam proses belajarnya, pola pikirnya
lebih banyak dipengaruhi guru idolanya, Muhammad Abduh. Ia
termasuk murid yang sangat tekun. Ia membagi waktunya untuk
belajar dan ibadah, sehingga kurang waktu untuk tidur atau pun
istirahat. Ia pun dikenal sebagai ahli Hadits dan memiliki cakrawala
pemikiran yang mendalam.
3. Turki
a. Sultan Mahmud II (1785—1839 M)
Mahmud bin Salim lahir di Istambul pada tanggal 13 Ramadhan
1199 bertepatan dengan tanggal 20 Juli 1785 dan meninggal pada
tanggal 1 Juli 1839. Dia adalah sultan ke-33 dari sultan Kerajaan
Ottoman di Turki. Diangkat menjadi sultan pada tanggal 28 Juli 1808
menggantikan kakaknya Mustafa IV sampai ia meninggal. Sultan
Mahmud II mempunyai didikan tradisional, antara lain pengetahuan
agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki dan
Persia. Ia diangkat menjadi Sultan pada tahun 1807 dan meninggal
pada tahun 1839.
Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam
dunia Islam, yaitu sebagai berikut.
a. Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.
b. Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga
pendidikan madrasah.
d. Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-
tenaga administrasi, dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang
mempersiapkan tenagatenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.
E. Jenis Pembaharuan Islam
Menjelang dan pada masa awal-awal pembaharuan yaitu sebelum dan sesudah
tahun 1800M. Umat Islam di berbagai negara telah menyimpang dari ajaran islam
yang seharusnya bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis. Penyimpangan itu
terdapat dalam hal:

a) Ajaran Islam tentang tauhid telah tercampur dengan kemaksiatan. Hal ini
ditandai dengan banyaknya umat Islam yang selain menyembah Allah SWT
juga menyembah makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam
urusan gaib kepada dukun-dukun dan orang yang dianggap sakti. Selain itu
juga kelompok umat Islam yang beranggapan bahwa sultan adalah orang suci
yang segala perintahnya ditaati

b) Adanya kelompok umat Islam yang selama hidup didunia ini hanya
mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan
bahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan Ilmu
tentang pengetahuan dunia adalah tidak perlu. Karena hidup didunia ini cuman
sebentar dan sementara, sedangkan hidup di akhirat bersifat kekal dan abadi.
Selain itu, banyak umat Islam yang menganut paham fatalisme, yaitu paham
yang mengharuskan berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar,
karena hidup manusia dikuasai dan dikendalikan oleh nasib.

Penyimpangan- penyimpangan umat Islam terhadap ajaran agamanya tersebut,


mendorong lahirnya para tokoh pembaharu, yang berusaha menyadarkan umat
islam agar kembali kepada ajaran Islam yang benar, yang bersumber kepada Al-
Qur’an dan As-Sunnah (hadis).
F. Bangkitnya Pejuang Islam

Gerakan pembaruan Islam yang muncul di Mesir, India, dan Turki pada abad
modern, secara langsung atau tidak langsung, berpengaruh pada gerakan Islam di
Asia Tenggara. Para tokoh Islam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menyerap
secara selektif ide-ide pembaruan dari tokoh-tokoh Islam luar negeri yang telah
disebutkan sebelumnya.

Pengaruh tersebut diakui oleh para tokoh Islam dan intelektual Islam di Indonesia
berikutnya dalam bentuk tulisan-tulisan. Misalnya, pada tahun 1961, Haji Abdul
Malik Karim Amrullah (HAMKA), mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI), menulis buku berjudul 3engaruh Muhammad Abduh di Indonesia. Pada
tahun 1969, H.A. Mukti Ali, mantan Menteri Agama Repulik Indonesia menulis
buku berjudul Alam 3ikiran Islam Modern di Indonesia. Pada tahun 1973, tulisan
Deliar Noer diterbitkan oleh Oxford University Press berjudul The Modernist
Muslim MoYement in Indonesia 1900-1942. Buku tersebut diterbitkan dalam
versi bahasa Indonesia pada tahun 1980 berjudul Gerakan Modern Islam di
Indonesia Tahun 1900-1942. Tulisan serupa masih banyak muncul di Indonesia di
tahun tahun berikutnya.

Dari buku H.A. Mukti Ali dapat diketahui adanya lima faktor yang mendorong
munculnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia, yaitu:

1. Adanya kenyataan ajaran Islam yang bercampur dengan kebiasaan yang bukan
Islam.
2. Adanya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kurang efisien.
3. Adanya kekuatan misi dari luar Islam yang mempengaruhi gerak dakwah
Islam.
4. Adanya gejala dari golongan intelegensia tertentu yang merendahkan Islam.
5. Adanya kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang buruk akibat
penjajahan.
Melihat pada lima realitas tersebut, maka para ulama pembaru Islam melakukan
lima gerakan besar pembaruan, yaitu:

1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan


Islam;
2. Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern;
3. Mereformasi penafsiran-penafsiran terhadap ajaran dan kondisi pendidikan
Islam;
4. Mempertahankan Islam dari desakan-desakan dan pengaruh kekuatan luar
Islam;
5. Melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.

Lima gerakan pembaruan tersebut bukan peristiwa yang terjadi begitu saja. Akan
tetapi secara langsung atau tidak langsung memiliki akar panjang sejarah dari
tokoh pembaru Islam di Mesir, India, dan Turki. Pengaruh tersebut berlangsung
melalui proses pendidikan dan bahan bacaan (surat kabar/majalah).

Pada akhir abad ke-19 ada banyak kaum muslim muda Indonesia yang belajar ke
Mekkah dan Mesir. Di sana mereka bersentuhan dengan ide-ide pembaruan.
Mereka membaca majalah-majalah yang diterbitkan khusus untuk misi pembaruan
Islam, seperti majalah Al-8rwat Al-:u£qa dan Al-Manar yang terbit di Mesir.
Daftar Pustaka
-Haedar. 2016. Muhammad Rasyid Ridha.
http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/01/07/muhammad-rasyid-ridha-
pencetus-tafsir-yang-mencerahkan/ (7 Januari, 2016)

-Mustahdi, Mustakim. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.


Kemendikbud: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

-Wahyuni. 2019. Periodisasi Sejarah Islam.


https://wisatanabawi.com/periodisasi-sejarah-islam/ (21 Oktober 2019)

-Zakiyah. 2016. Perkembangan Islam pada Masa Modern.


http://agamaislamsmk.blogspot.com/2016/01/perkembangan-islam-pada-masa-
modern.html (Minggu, 31 Januari 2016)

Anda mungkin juga menyukai