Anda di halaman 1dari 14

ISLAM ABAD MODERN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SEJARAH PERADABAN ISLAM


yang diampu oleh:

DHARMAYANI M.SY

Disusun Oleh:

Yossi Yosefa : 2221020196

Dicky Ali Fadli : 2221020052

Gladis citra Anggraini : 2221020267

Intan Permata sari : 2221020078

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023/1444H
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung 20 Mei 2023

Kelompok !0

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................3

A. Latar Belakang ...........................................................................................................3


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................4

A. Islam Di Mesir ...........................................................................................................4


B. Napoleon Bonaparte ...................................................................................................7
C. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan......................................................8
D. Tokoh-tokoh Modern Dalam Islam ...........................................................................9
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12

A. Kesimpulan ..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abad modern dimulai setelah terlaksananya perjanjian Carltouiz (carlouiz)
melumpuhkan Usmani menjadi negara kecil. 1 Secara umun, istilah modern
berasal dari kata moderna yang artinya: “sekarang” (Jerman: Jetzeit). Dengan
pengertian itu, ditahui bahwa yang disebut modern, manakala semangat
kekinian menjadi kesadaran seseorang.

1
Ali, K. Muslim O Adhunik Bissher. Dhaka: Ali Publication, 1969, hal. 32-33. dalam Hasan Ibrahim
Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, terj. Jahdan Ibnu Humam, Yogyakarta: Kota Kembang, 1986, hal.
372 dalam M. Abdul karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 1.
Yogyakarta: Pustaka Book Publister, 2007, hal.341

3
Sebagai bentuk peradaban dan semangat zaman, modernitas dicirikan oleh tiga
hal yaitu: indifidualistik, rasionalisme dan kemajuan.2Dalam bahasa Indonesia,
untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau
modernisme. Masyarakat Barat menggunakan istilah modernisme tersebut
untuk suatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah
ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh
ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Dari definisi tersebut untuk itu makalah ini dibuat agar dapat mengetahui
bagaimana latar belakang pemikiran dan peradaban serta sejarah yang terjadi
oleh tokh-tokoh islam pada masa modern.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah islam sebelum era modern terjadi?
2. Bagaimana Sejarah Napoleon Bonapoerte?
3. Siapa Saja Tokoh-tokoh yang Muncul Pada Masa Islam Modern?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sejarah Islam sebelum era modern terjadi
2. Untuk mengetahui Sejarah Napoleon Bonaporte
3. Untuk mengetahui Tokoh-tokoj yang muncul pada masa Islam modern
BAB II PEMBAHASAN

A. Islam Di Mesir
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘ālamīn merupakan agama terakhir yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai penutup segala nabi-nabi
sebelumnya. Kehadirannya bukan untuk menghapuskan ajaran sebelumnya,
namun sebagai penyempurna ajaran sebelumnya agar manusia selamat di dunia
dan akhirat. Peradaban Islam telah meletakkan dasar istimewa, berdiri di atas
dasar yang tiada duanya, menyediakan petunjuk yang melimpah ruah. Dari
setiap petunjuknya mempunyai peran dalam pertumbuhan. Keistimewaan dan
nilainya juga memberikan pengaruhnya dalam hitungan peradaban tersebut

2
http://blog.uin-malang.ac.id/ivageje/2011/01/01

4
dengan berbagai macam perbedaan berharga, perubahan dan penjelasan yang
gambling daripada peradaban-peradaban umat terdahulu.3
Kehidupan sosial masa lalu Afrika Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat
pedesaan yang bersifat kesukuan, nomaden (berpindah-pindah) dan patriarkhi.
Ketika daerah ini berada di bawah kekuasaan Romawi, tak pelak pengaruhnya
sangat besar bagi masyarakat Barbar. setelah orang-orang Vandal (Barbar)
memperoleh kemenangan, pengaruh Romawi di sebagian besar Afrika mulai
berhenti, kecuali pengaruh ekonomi, dan peradaban Barbar lama secara
bertahap muncul kembali.
Mesir adalah salah-satu kawasan yang berada di Afrika Utara. Afrika Utara
merupakan daerah yang sangat penting bagi penyebaran agama Islam di daratan
Eropa. Ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah yang selama
berabad-abad berada di bawah kekuasaan Kristen sekaligus “benteng
pertahanan” Islam untuk wilayah tersebut. Istilah Mesir diambil dari seseorang
yang bernama Mishr Ibn Mihsrayim Ibn Ham Ibn Nuh as.4 Sejak Rasulullah

3 1Raghib al-Sirjani, MādzaQaddama al-Muslimūnalil ‘AlamIshāmatu al-Muslimīnfī al- Hadhārah


al-Insaniyah, terj. Sonif, SumbanganPeradaban Islam padaDunia(Jakarta: Pustaka alKautsar,
2011), h. 39.
4 Abdullah al-Hajjaj, Maria al-QibthiyahUmmu Ibrahim, terj. RisyanNurhakim, Maria al-
Qibthuyah: The Forgotten Love of Muhammad saw. (Bandung; PT. MizanPustaka, 2008), h. 18
masih hidup, Mesir sudah menjalin hubungan baik dengan Rasulullah. Salah
satu bukti hal tersebut adalah istrinya sendiri yang bernama Maria al-Qibthiyah,
seorang yang berasal dari Mesir. Bahkan Rasulullah mempunyai anak dari
wanita tersebut yang bernama Ibrahm5
Meskipun hubungan sudah terjalin sejak lama, Mesir baru menjadi kota Islam
sejak Umar menjabat sebagai khalifah yang menggantikan Abu Bakar yang
berkuasa sebelumnya. Mesir dapat ditaklukkan di bawah pimpinan Amr Bin
Ash ra. Dengan dikuasainya Iskandariah suatu tanda bahwa seluruh Mesir sudah
berada di tangan kaum Muslimin.6. Dinasti pertama yang berkuasa di Mesir
secara mandiri adalah Dinasti Fatimiyah. Dinasti Fathimiyah merupakan dinasti
yang beraliran Syiah. Dinasti ini didirikan di Tunisia pada tahun 909 M.11
sebagai tandingan bagi penguasa dunia Muslim saat itu yang berkuasa di

5
Baghdad yaitu Bani Abbasiyah. Dinasti Fathimiyah didirikan oleh Said Ibn
Husain.
Islam mencapai kejayaannya di Mesir pada masa khalifah yang kelima, Abu
Manshur Nizar al-Aziz (975-996 M.). Dalam pemerintahannya, Dia mampu
menyaingi Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Al-Azizi bahkan menghabiskan uang
dua juta dinar untuk membangun istana yang dapat menyaingi istana Abbasiyah.
Setelah Dinasti Fatimiyah berkuasa di mesir, Dinasti ini mengalami kehancuran
setelah mengalami beberapa pergantian kepemimpinan yang banyak
menimbulkan kekacauan.Oleh karena itu Shalahuddin al-Ayyubi mengakhiri
dinasti ini pada tahun 1171. Khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah adalah al-
Adhid (1160-1171 M.).
Shalahuddin al-Ayyubi tidak semerta meninggalkan dinasti Fatimiyah namun
justru melanjutkan dinasti tersebut dengan mengubah corak keagamaan yang
semula beraliran Syiah menjadi Sunni.Di masa Shalahudin terjadi peristiwa
besar yang terkenal yaitu perang salib.Kemudian setelah Baghdad runtuh dinasti
ini diambil oleh orang-orang keturunan Turki (Dinasti Mamluk).

5 5Abdullah al-Hajjaj, Maria al-QibthiyahUmmu Ibrahim, terj. RisyanNurhakim, Maria al-


Qibthuyah: The Forgotten Love of Muhammad saw h. 21.
6 6Muhammad HusainHaekal, Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar Bin Khattab(Bogor;
PT. PustakaLiteraAntarnusa, 2009), h. 542.
Pada masa Mamluk berkuasa, banyak hal yang terjadi, di antaranya,
pemerintahan Mamluk berhadil bertahan dari serangan membabi buta bangsa
Mongol. Akhir dari pemerintahan Mamluk terjadi pada tahun 1517 M. 3Pada saat
itu, Mamluk dapat ditaklukkan oleh pemerintahan Turki Utsmani. Hal Ini
ditandai dengan terbunuhnya Sultan Thumanbai. Dengan demikian berakhir
pula pemerintahan Mamluk di Mesir. Pada masa Turki Utsmani, wilayah Mesir
tetap dikuasai oleh keturunan Mamluk. Namun demikian mereka tunduk kepada
pemerintahan Turki Utsmani. Pada masa itu, Mamluk telah membagi wilayah
Mesir ke beberapa wilayah. Banyak hal yang terjadi pada saat itu, di antaranya
penyerangan pasukan Perancis ke Mesir di bawah pimpinan Napoleon

3
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikhu al-Islami, terj Samson Rahman, Sejarah Islam: SejakNabi Adam hingga
Abad XX, h. 312.

6
Bonaparte. Serangan ini menyebabkan Mesir jatuh ke tangan orang-orang
Perancis.

B. Napoleon Bonaparte
Napoleon Bonaparte lahir pada 15 Agustus 1769, di Ajaccio, di pulau Corsica
di Mediterania. Dia adalah anak kedua dari delapan bersaudara yang lahir dari
Carlo Buonaparte (1746-1785), seorang pengacara, dan Letizia Romalino
Buonaparte (1750-1836). Sebagai anak laki-laki, Napoleon bersekolah di
daratan Prancis, di mana dia belajar bahasa Prancis, dan lulus dari akademi
militer Prancis pada 1785. Dia kemudian menjadi letnan dua di resimen artileri
tentara Prancis.
Ketika kekuasan mesir jatuh ke tangan Turki Utsmani banyak gejolakgejolak
yang terjadi,hingga pada akhirnya kekuatan Turki Utsmani kian melemah. Hal
yang membuktikannya adalah mendaratnya tantara Napoleon Bonaporte ke
daratan Mesir. Saat dikunjungi Napoleon, Kairo berpenduduk sekira 263 ribu
orang. Seperti umumnya wilayah Mesir saat itu, kota tersebut secara de facto
dipimpin sekelompok elite. Pemerintah pusat Utsmaniyah memang mengangkat
seorang gubernur (wali) untuk masyarakat setempat, tetapi kekuasaan wakil
Istanbul itu formalitas belaka. Tujuan kedatangannya adalah untuk menghukum
para Mamluk, yang dalam pidato kedatangannya ia menuduh kaum Mamluk
sebagai muslim yang tidak baik, tidak seperti dirinya, dan orang Prancis lain,
serta untuk mengembalikan kekuasaan Porte. Meskipun, tujuan sebenarnya dari
Napoleon adalah untuk melancarkan serangan hebat pada Inggris dengan cara
memutus jalur komunikasinya dengan wilayah timur, sehingga ia memiliki daya
tawar untuk menguasai dunia. Pada tanggal 21 Juli tentara Napoleon telah
sampai di daerah Piramid di dekat Cairo. Pertempuran percah antara pasukan
Napoleon dengan kaum Mamluk, kerena tidak sanggup melawan senjata-senjata
meriam pasukan Napoleon, pasukan Mamluk pun lari ke Cairo.
Pada tanggal 22 Juli Napolean telah dapat menguasai pusat dari wilayah Mesir,
yaitu cairo. Namun setelah Napoleon menginvasi mesir banyak dampak positif

7
yang terjadi khususnya bagi intelektual muslim. Intelektual muslim mulai
melakukan pembaharuan khususnya di bidang ilmu pengetahuan demi mengejar
ketertinggalan dari bangsa barat. Pada masa pendudukan Napoleon di
Mesir dibentuk suatu lembaga ilmiah bernama Institut d’Egypte, yang
mempunyai empat bagian: bagian ilmu pasti, bagian lmu alam, bagian ilmu
ekonomi-politik, dan bagian ilmu sastra-seni. Walaupun begitu upaya Napoleon
untuk menginvasi seluruh daerah mesir tidak selamanya berhasil. Pada tanggal
18 Agustus 1799, ia meninggalkan Mesir dan kembali ke Prancis. Ekspedisi
yang dibawa Napoleon kemudian dipimpin oleh Jenderal Kleber. Dalam
pertempuran yang terjadi di tahun 1801 dengan armada Inggris, kekuatan
Prancis di Mesir mengalami kekalahan. Ekspendisi yang dibawah Napoleon itu
pun meninggalkan Mesir pada tanggal 31 Agustus 1801. Dengan perginya
tentara Prancis, kekosongan kekuasaan di Mesir dimanfaatkan oleh salah salah
satu perwira yang dirimkan Sultan Salim III ke Mesir untuk naik ke permukaan.
Perwira itu bernama Muhammad Ali Pasya.

C. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan


Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya berada di Afrika.
Sejak zaman Khalifah Umar bin Khattab, tepatnya pada 640, Mesir telah
menjadi wilayah Islam. Dalam perkembangannya, negara ini memiliki peran
sentral dalam pengembangan Islam di wilayah Afrika. Namun, pada akhir abad
ke-18, Mesir sempat dikuasai oleh Perancis di bawah pimpinan Napoleon
Bonaparte. Meski penjajahan tersebut tidak bertahan lama, tetapi pengaruh yang
ditimbulkan sangat besar, salah satunya memicu pembaruan Islam. Sejak awal
abad ke-19, mulai muncul tokoh-tokoh pembaruan Islam di Mesir yang
berusaha meninggalkan keterbelakangan menuju modernisasi di berbagai
bidang, seperti politik, ekonomi, dan pendidikan. Salah satu tokoh pembaruan
Islam di Mesir yang terkenal adalah Muhammad Ali Pasha, yang kemudian
disebut sebagai peletak dasar Mesir modern. Sejak menjabat sebagai gubernur
Mesir pada 1805, Muhammad Ali Pasha menata kembali masyarakat Mesir dan
membangun militer yang lebih modern. Ia memulai pembaruan dengan

8
menaikkan pajak sebagai sumber pendapatan negaranya. Kemudian,
Muhammad Ali juga menciptakan undang-undang pidana pertamanya yang
mengubah sistem hukum di Mesir agar lebih bisa memegang kendali atas
rakyatnya. Selama memerintah Mesir, ia banyak mendirikan sekolah, salah
satunya sekolah kedokteran untuk perempuan pada 1832. Selain sekolah
kedokteran untuk perempuan, Muhammad Ali Pasha juga mendirikan sekolah
militer, sekolah teknik, sekolah ketabiban, dan sekolah penerjemahan. Ia juga
diketahui mengirimkan sekitar 300 pelajar Mesir ke Eropa, terutama Paris,
untuk menempuh pendidikan.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang
gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan
dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim.
Budaya Islam un tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk
kehidupan manusia di permukaan bumi. Toleransi beragama merupakan salah
satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat
rasialisme.
D. Tokoh-tokoh Modern Dalam Islam
Islam mengalami puncak kejayaan di berbagai bidang dan menjadi kiblat
peradaban seantero dunia ketika Dinasti Abbasiyah berkuasa yang berpusat di
Bagdad. Bersamaan dengan itu, di belahan dunia bagian Barat berdirilah dengan
kokohnya sebuah pusat peradaban yang didirikan oleh keturunan Bani
Umayyah di Spanyol, kemudian diikuti oleh Dinasti Fatimiyah di Masir. Ke tiga
pusat kerajaan ini masingmasing menyumbangkan paradaban tiada tara yang
bukan hanya mengharumkan nama Islam, tapi juga menjadi penyebab
bangkitnya Eropa (Barat) dari keterbekangan khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Punahnya kejayaan Islam terjadi antara abad VI – XI M. Akhirnya abad XI M.
Datanglah serangan Pasukan Salib yang mengumandangkan perang suci
melawan umat Islam berlangsung kurang lebih dua abad. Belum sembuh luka
yang diderita umat Islam dari peristiwa itu, muncul lagi serangan yang lebih
dahsyat dari sebelumnya yakni serangan Jangis Khan dan cucunya Khulagu

9
Khan serta Timur Lenk secara bertubi-tubi dan mebabi buta. Akibat serangan
tersebut, peradaban Islam porak-poranda, hancur berkepingkeping. Islam
mengalami kemunduran, sementara Eropa (Barat) mengalami kemajuan yang
ditandai dengan adanya Revolusi Industri dan Renaissance di Dunia Barat.
Banyak tokoh pembaru yang muncul. Pada dasarnya mereka merasa tergugah
untuk melakukan pembaruan. Mereka melihat keadaan umat Islam yang terjajah
oleh bangsa Barat. Sehingga pemikiran yang mereka keluarkan bermaksud agar
Islam bisa keluar dari penjajahan, bahkan bisa kembali jaya seperti halnya yang
dialami di masa lampau. Berikut adalah beberapa tokoh pembaharu yang
muncul.4
1. Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali Pasya adalah seorang tokoh pembaru di Mesir yang
berasal dari keturunan Turki , lahir di Kwal Yunani , pada tahun 1765
dan meninggal di mesir pada tahun 1849. Setelah dewasa ia bekerja
sebagai pemungut pajak karena kemampuanya dan kecakapanya
Gubernur Usmani jatuh hati kepadanya dan menjadikanya sebagai
menantunya. Selanjutnya ia masuk ke dinas kemileteran dalam bidang
tersebut, ia menunjukan kecakapanya, sehingga dalam waktu singkat
pangkatnya naik menjadi perwira. Sepintas pembaharuan yang
dilakukan oleh Muhammad Ali hanya bersifat keduniaan saja, namun
dengan terangkatnya kehidupan dunia ummat Islam sekaligus terangkat
pula derajat keagamaannya. Pembaharuan yang dilaksanakan oleh
Muhammad Ali merupakan landasan pemikiran dan pembaharuan
selanjutnya. Pembaharuan Muhammad Ali dilanjutkan oleh tahtawi,
Jalaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan
muridmurid Muhammad Abduh lainnya
2. Rifa’ah Badawi at-Tahtawi
Rifa’ah Badawi at-Tahtawi lahir di Tahta tahun 1801. Sejak kecil ia
sudah dipaksa belajar dengan bantuan keluarga dari ibunya. Pada usia

4
Fauzi, M. (2017). Tokoh-Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam Di Mesir. Jurnal Tarbiyah, 24(2).

10
16 tahun ia belajar di al-Azhar. Kemudian ia melanjutkan studi di
Perancis. Sekembalinya di Kairo ia diangkat sebagai guru bahasa
Perancis dan penerjemah di sekolah Kedokteran. Pada tahun 1836
didirikan “Sekolah Penerjemahan” yang kemudian diubah namanya
menjadi “Sekolah Bahasa-bahasa Asing”. Di antara pendapat baru yang
dikemukakannya adalah ide pendidikan yang universal. Sasaran
pendidikannya terutama ditujukan kepada pemberian kesempatan yang
sama antara laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat.
Menurutnya, perbaikan pendidikan hendaknya dimulai dengan
memberikan kesempatan belajar yang sama antara pria dan wanita,
sebab wanita itu memegang posisi yang menentukan dalam pendidikan.
Wanita yang terdidik akan menjadi isteri dan ibu rumah tangga yang
berhasil. Mereka yang diharapkan melahirkan putra dan putri yang
cerdas.

3. Jamalaudin al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani lahir di Asadabadi, Afghanistan pada tahun 1839
dan meninggal di Istanbul pada tahun 1897 M. Ia adalah seorang tokoh
pemimpin politik sekaligus sebagai pembaru. Jamaluddin al-Afghani
semasa hidupnya sering berpindahpindah dari satu daerah ke daerah
lain. Dalam perjalanan hidup dan aktivitasnya, al-Afghani berpindah
dari satu negara ke negara lainnya, seperti India, Mesir, dan Paris. Ia
mulai mendapat pendidikan di kampungnya, lalu dilanjutkannya di
Kabul dan Iran. Al-Afghani disebut sebagai modernis Muslim yang
pertama dan asli. Walaupun tidak melakukan modernisme di bidang
Intelektual secara spesifik, ia telah menggugah kaum Muslimin untuk
mengembangkan dan menyuburkan disiplin-disiplin filosofis dan ilmiah
dengan memperluas kurikulum lembaga-lembaga pendidikan dan
melakukan pembaharuanpembaharuan pendidikan secara umum
(Hamid, 2010: 244-245).

11
Menurut Jamaluddin al-Afghani, pada intinya Islam sangat tepat
dijadikan sebagai landasan bagi sebuah masyarakat modern. Islam
adalah agama akal dan membebaskan penggunaan akal pikiran. Al-
Afghani berdalih, bahwasanya al-Qur’an harus ditafsirkan dengan akal
dan mestilah dibuka kesempatan bagi penafsiran ulang (reintrepetasi)
oleh para individu dalam setiap zaman. Dengan menekankan penafsiran
al-Qur’an secara rasional, al-Afghani yakin bahwa Islam mampu
menjadi dasar bagi sebuah masyarakat ilmiah modern, sebagaimana ia
telah menjadi dasar masyarakat muslim masa pertengahan yang
dibangun berdasarkan keimanan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Abad modern dimulai setelah terlaksananya perjanjian Carltouiz (carlouiz)
melumpuhkan Usmani menjadi negara kecil. Peradaban Islam telah meletakkan
dasar istimewa, berdiri di atas dasar yang tiada duanya, menyediakan petunjuk
yang melimpah ruah. Dari setiap petunjuknya mempunyai peran dalam
pertumbuhan.Mesir adalah salah satu dari tiga peradaban besar islam. Islam
mencapai kejayaannya di Mesir pada masa khalifah yang kelima, Abu Manshur
Nizar al-Aziz (975-996 M.). Dalam pemerintahannya, Dia mampu menyaingi
Dinasti Abbasiyah di Baghdad.Kemudian pada akhirnya mesir jatuh ke tangan
pemerintahan Turki Utsmani dan di rebut oleh bangsa Perancis ketika Napoleon
Bonaporte melakukan invasi ke Mesir.
Pada tanggal 22 Juli Napolean telah dapat menguasai pusat dari wilayah Mesir,
yaitu cairo. Namun setelah Napoleon menginvasi mesir banyak dampak positif
yang terjadi khususnya bagi intelektual muslim. Intelektual muslim mulai
melakukan pembaharuan khususnya di bidang ilmu pengetahuan demi mengejar
ketertinggalan dari bangsa barat. Banyak tokoh-tokoh pembaharu yang muncul
ketika islam merasa terbelakang dari bangsa barat. Tokoh-tokoh tersebut antara
lain,Muhammad ali pasya, Rifa’ah Badawi at-Tahtawi, Jamaludin al-

12
Afghani,dan masih banyak lagi sebenarya tokoh-tokoh yang mendukung
Gerakan modernisasi terhadap islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, K. Muslim O Adhunik Bissher. Dhaka: Ali Publication, 1969, hal. 3233. dalam
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, terj. Jahdan Ibnu Humam,
Yogyakarta: Kota Kembang, 1986, hal. 372 dalam M. Abdul karim,
Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Book
Publister, 2007, hal.341
http://blog.uin-malang.ac.id/ivageje/2011/01/01
Raghib al-Sirjani, MādzaQaddama al-Muslimūnalil ‘AlamIshāmatu alMuslimīnfī
al- Hadhārah al-Insaniyah, terj. Sonif, SumbanganPeradaban Islam
padaDunia(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011), h. 39.
Abdullah al-Hajjaj, Maria al-QibthiyahUmmu Ibrahim, terj. RisyanNurhakim,
Maria al- Qibthuyah: The Forgotten Love of Muhammad saw. (Bandung; PT.
MizanPustaka, 2008), h. 18
Abdullah al-Hajjaj, Maria al-QibthiyahUmmu Ibrahim, terj.
RisyanNurhakim, Maria al- Qibthuyah: The Forgotten Love of Muhammad saw h.
21.
Muhammad HusainHaekal, Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar Bin
Khattab(Bogor; PT. PustakaLiteraAntarnusa, 2009), h. 542.
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikhu al-Islami, terj Samson Rahman, Sejarah Islam:
SejakNabi Adam hingga Abad XX, h. 312.
Fauzi, M. (2017). Tokoh-Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam Di
Mesir. Jurnal Tarbiyah, 24(2).

Anda mungkin juga menyukai