Anda di halaman 1dari 15

PERADABAN ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH

Disusun untuk Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah

Wal Irsyad Mangkoso Angkatan 2022

Oleh:

Bunga

Haikal

Ilhamzah

Nur Halifah

Nur Jannah

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

MANGKOSO KABUPATEN BARRU

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Maha suci Allah SWT dan segala puji hanya milik-Nya. Penggenggam
segala sesuatu yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya
dalam melakukan seala aktivitas. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada baginda nabiyullah Muhammad SAW dan kepada para sahabat nya.

Alhamdulillah berkat rahhmat dan hidayah Allah SWT, kami dapat


menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan serta
sebagai syarat utuk memenuhi mata kuliah Sejarah Peradaban Islam disemester I
perkuliahan STAI DDI Mangkoso.

Kami menyadari penulisan makalah kami masih jauh dari kata sempurna
dan banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mangkoso, 3 oktober 2002

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan masalah..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

1. Definisi Sejarah Peradaban Islam...........................................................................3

2. Sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah.....................................................................3

3. Perkembangan Peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah............................4

4. Tokoh yang berperan dalam kemajuan peradaban Islam pada masa Daulah
Abbasiyah.......................................................................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

B. Saran....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban islam mengalami puncak kejayaan pada masa daulah Abbasiyah.


Yang dimana pada masa kepemerintahan itu ilmu pengetahuan sangat maju.
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang paling berhasil dalam
mengembangkan peradaban islam. Para ahli sejarah tidak meragukan hasil kerja
pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam memajukan ilmu
pengetahuan dan peradaban islam.
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah itu sendiri merupakan kelanjutan
daripada kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Apa yang menjadi sebab dinasti itu
dinamakan Dinasti Bani Abbasiyah? Hal itu disebabkan oleh faktor keturunan
daripada paman baginda Nabi Muhammad SAW yang bernama Abbas bin Abdul
Muthalib. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah Ibn Muhammad
Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al-Abbas. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104
H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Pada abad
ketujuh terjadi pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari
segala pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan
pasukan Marwan Ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah) yang akhirnya
dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas dengan jatuhnya negeri Syria. Maka saat
itulah berakhir riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersamaan dengan itu pula lah
bangkit kekuasaan Abbasiyah. Dengan adanya masa itu, berjayalah puncak
keemasan islam yang mengalami berbagai peningkatan dan kemajuan dalam
segala bidang seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik, dan system
pemerintahnnya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah Definisi daripada sejarah peradaban islam itu sendiri?


2. Bagaimanakah Sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah pada masa itu?

1
2

3. Bagaimanakah gambaran kemajuan atau Perkembangan Peradaban Islam


Pada Masa Daulah Abbasiyah?
4. Siapa saja Nama Tokoh yang berperan dalam kemajuan Dan Perkembangan
peradaban islam pada masa Daulah Abbasiyah?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Sejarah Peradaban Islam

Arti sejarah dalam kamus bahasa Indonesia adalah asal-usul(keturunan)


silsilah, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.1
Sedangkan peradaban dalam kamus tersebut adalah identic dengan “kemajuan
(kecerdasan, kebudayaan) lahir batin.2
Kemudian arti Islam sendiri tidak lain merujuk kepada agama Islam.
Sehingga jika kita gabungkan kalimat sejarah peradaban Islam sebagaimana yang
telah dijelaskan secara terpisah di atas artinya ilmu yang mempelajari asal-usul
atau kejadian di masa lalu tentang kemajuan kebudayaaan Islam secara lahir dan
batin.

2. Sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah

Berdirinya dinasti Abbasiyah di sebabkan karna berawalnya kerapuhan


system kepemimpinan dinasti Bani Umayyah di damaskus. Maka dari itu Bani
Abbasiyah mengambil langkah dalam upaya untuk menggantikan pemimpin yang
telah di kuasai oleh dinasti Bani Umayyah. karna dinasti ini didirikan oleh
Abdullah Ibn al-Saffah Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al-Abbas, orang
Abbasiyah merasa lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan islam,
sebab mereka merupakan cabang dari Bani Hasyim yang secara nasab keturunan
lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka, orang Umayyah secara paksa
menguasai khilafah melalui tragedi perang Siffin. Karna menganggap mereka
seperti itu, mereka melakukan gerakan yang luar biasa seperti melakukan
pemberontakan terhadap dinasti Umaiyyah. Sebelum Daulah Bani Abbasiyah
berdiri, terdapat 3 tempat yang menjadi pusat kegiatan kelompok. Adapun yang
menjadi 3 tempat itu adalah Humaimah, Kufah, Khurasan.

1
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hal 1284.
2
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia…hal 9.

3
4

Dengan berakhirnya pemerintahan Daulah Umayyah, maka Daulah


Abbasiyah mewarisi pemerintahan besar dari Bani Umayyah. Pergantian
Umayyah ke Abbasiyah sebagai akibat dari ketidak puasan unsur-unsur penting
dalam masyarakat terhadap Khalifah-Khalifah Daulah Umayyah yang sedang
berkuasa.
Sebagai Khalifah pertama Daulah Abbasiyah, Abu Abbas al-Saffah
melakukan tindakan dengan mengundang pemuka-pemuka Daulah Umayyah
untuk jamuan makan malam. Ketika jamuan malam itu sedang berlangsung,
sejumlah kurang lebih 80 orang dari Bani Umayyah itu dibunuh oleh Abul Abbas.
Sejak saat itulah ia terkenal sebagai Al-Safah, yaitu Sang Penumpah Darah.
Dari 37 Khalifah Daulah Abbasiyah yang memerintah dunia islam, ada
tiga orang Khalifah yang paling berjasa membangun Daulah Abbasiyah tersebut,
yaitu Abu Ja’far Al-Mansur (754-755 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), dan Al-
Makmun (813-833 M).

3. Perkembangan Peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah.

Pemerintahan Daulah Abbasiyah berkembang dimulai dari Khalifah


kedua, yaitu Abu Ja’far AL-Mansur. Dia diangkat menjadi Khalifah setelah
saudaranya Abu Abbas al-Safah meninggal dunia pada tahun 136/754 M. beliau
dikenal sebagai seorang yang gagah perkasa, keras hati, kuat keimanan, bijaksana,
cerdas, pemberani, teliti, disiplin, kuat beribadah dan sederhana3
Langkah pertama yang dilakukan Khalifah Al-Mansur setelah diangkat
menjadi Khalifah adalah menciptakan stabilitas pemerintahannya. Sebab di atas
pemerintahan stabillah pembangunan dapat dilaksanakan. Untuk terciptanya
stabilitas tersebut beliau menghadapi pemberontakan-pemberontakan dan
kerusuhan-kerusuhan seperti menghadapi pemberontakan terhadap Abdullah bin
Ali dan Shaleh bin Ali, menghadapi kekuatan Abu Muslim dan menghadapi
pemberontakan golongan Syi’ah.

3
Tim Penulis Teks Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang:IAIN Alaudin, 1981-
1982) hlm. 116.
5

Sepuluh tahun terakhir dari pemerintahan Al-Mansur adalah masa aman


dan damai, masa kemakmuran yang melimpah ruah sehingga seluruh perhatian
telah dapat sepenuhnya dicurahkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
kesastraan dan kebudayaan.
Masa Kejayaan pemerintahan dan kemajuan ilmu pengetahuan pada
dinasti Abbasiyah mulai terkenal pada saat Harun Al- Rasyid menduduki jabatan
khalifah, maka Daulah Abbasiyah memasuki era baru yang sangat gemilang.
Beliau adalah seorang penguasa yang paaling cakap dan paling mulia di antara
Daulah Abbasiyah yang memerintah Selama 23 tahun.
Dalam sejarah, pada “abad kesembilan ada dua nama raja besar yang
gemilang dalam urusan dunia; Charlemagne4 di barat dan Harun al-Rasyid di
timur.5 Di antara kedua raja itu, Harun merupkan raja yang paling gemilang dan
paling berkuasa yang dapat mengembangkan kebudayaan yang lebih tinggi.
Kedua raja tersebut juga mengadakan hubungan persahabatan yang didorong oleh
kepentingan masing-masing. Charles mengharapkan Harun menjadi sekutunya
menghadapi bizantium yang juga merupkan musuh Harun, juga Harun
mengharapkan Charles menjadi sekutunya menghadapi penguasa Bani Umayyah
di Spanyol, juga musuh Charles.
Pada masa kepemerintahan Khalifah Al-Mansur kota Baghdad didirikan di
pinggir sebelah barat sungai tigris yang dapat menghubungkan kota ini dengan
negeri-negeri lain seperti tiongkok untuk mengekspor barang dan sesuatu apa saja
yang diperlukan, baik hasil lautan maupun bahan makanan yang di hasilkan
Mesopotamia, Armenia dan daerah sekitarnya sebgai bahan impor.
Dari segi ekonomi letak kota ini mempunyai kemajuan ekonomi yang
sangat menguntungkan, sebab di situ terletak sungai tigris yang dapat
menghubungkan kota dengan Negara lain untuk mengekspor-mengimpor barang
sehingga aktivitas ekspor-impor itu dapat menyebabkan perekonomian Daulah
Abbasiyah dapat berkembang dan rakyat bias hidup makmur.

4
Charlemagne disebut juga Charles (Karel) Agung, Raja Franka yang kemudian menjadi kaisar
romawi.
5
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
259
6

Sejak awal Dalam kepemerintahan Al-Mansur, kota ini sudah menjadi


pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Perkembangn
ilmu pengetahuan pada masa Al-Mansur karna adanya dukugan dari keluarga
bermakid (bermakiyah) yang kepala keluarganya bernama Khalid bin Barmak
diangkat menjadi wazir6 oleh Khalifah. Mereka dikenal mempunyai
perhatianbesar pada ilmu pengetahuan.7 Salam hal ini Al-Mansur mendirikan
Departemen Study Ilmiah dan penterjemah di pusat ibu kota Baghdad8
Dengan beralihnya masa kepemerintahan kepada Harun al-Rasyid, beliau
memperindah kota Baghdad yang telah dibangun oleh kakeknya Al-Mansur
sebelumnya sehingga puncak keindahan, kemegahan dan kecemerlangan kota
Baghdad sebagai ibu kota Daulah Abbasiyah pada masa pemerintah Harun al-
Rasyid sampai mencapai kotaterindah di kala itu.
Sebagai gambaran, bahwa kota Baghdad muncul sebagai kota yang
terindah dan termegah di dunia pada waktu itu dapat di lihat dari yang dilukiskan
oleh seorang penyair cemerlang Anwari, di antaranya dia bersenandung:

Selamat, selamatlah kota Baghdad, kota ilmu dan seni.


Tiada kota lain menandinginya di seluruh dunia.
Iklimnya yang sehat menyamai hembusan angina.
Temboknya kemilau laksana permata dan batu delima.
Tanahnya subur berbau ambar.
Taman-tmn penuh bidadari, menari kemilau.
Laksana mentari di angkasa.9

Kota Baghdad menjadi masyhur lagi, karena perannya sebagai pusat


perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam, sehingga banyak para ilmuwan
yang dating dari berbagai penjuru untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin
mereka dalami. Dan dari kota inilah memancar sinar ebudayaan dan peradaban
6
Sebutan untuk perdana mentri pada saat itu
7
Syed mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
254
8
Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm.308
9
Syed Amir, Api Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 556-558
7

Islam ke seluruh dunia. Dari paparan diatas kita bias ketahui betapa indahnya kota
Baghdad yang dijadikan sebagai kota intelektual,maha guru masyarakat Islam,
pusat perkembangan ilmu pengetahuan yang diminati oleh para ulama dari
berbagai penjuru dunia.
Gambaran kemegahan kota Baghdad dapat dilihat ketika Khalifah Harun
menerima duta Raja Konstantin VII untuk membicarakan soal tawaran-tawaran
perang. Pengawal Khalifah terdiri dari 16.000 oang pasukan berjala kaki dan
berkuda, 7.000 orang pelayan, kurang lebih seratusekor singa dan 700 orang
pegawai istana. Di dalam istana terdapat 38.000 buah tirai, diantaranya 12.000
bersadur benang emas, dan permadani sebanyak 22.000 helai. Dan dalam istana
juga terdapat sebatang pohon tang terbuat dari emas dan perak seberat 500.000
gram. Di atas cabangnya bertengger berbagai burung yang di buat dari bahan
emas yang juga dapat bernyanyi secara otomatis10
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa perekonomian Daulah Abbasiyah
berkembang pesat bahkan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Harun
al-Rasyid karena dia mampu menjadikan kota Baghdad sebagai kota perdagangan
juga kota terindah dan termegah.
Di masa Khalifah Al-Makmun, pertemuan-pertemuan ilmiyah tidak lagi
dilaksanakan di istana. Tetapi dia membangun tempat pertemuan yang dipusatkan
di “Balai Ilmu” atau “Baitul Hikmah”. Sebagai perwujudan kecintaan Al-Makmun
terhadap ilmu pengetahuan, beliau memfungsikan Balai Ilmu kedalam tiga fungsi:
pertama: sebagai akademi. Kedua: sebagai perpustakaan. Ketiga: sebagai tempat
penerjemahan berbagai macam ilmu pengetahuan.
pada masa Daulah Abbasiyah terdapat perkembangan ilmu pengetahuan
seperti menyangkut diskusi ilmiyah, penerjemahan buku-buku dan perpustakaan,
Ilmu Kedokteran, Ilmu Matematika, Ilmu Astronomi, Ilmu Kimia, Ilmu Farmasi,
Ilmu Geografi dan Falsafat.
Ilmu Kedokteran Islam telah ada semenjak masa Rasulullah. Di kala itu
dokter yang terkenala adalah Al-Harits Ibn Al-Kananah kemudian berkembang

10
Ibid., hlm. 112-113
8

pada masa Dinasti Abbasiyah setelah mendapat pengaruh dari Judhisafur11 dan
Iskandariyah.12
Ilmu Matematika berkembang pada masa Al-Mansur karena perencanaan
pembangunan kota Baghdad didasarkan pada perhitungan matematis, sebab
banyak matematikawan pergi untuk meneliti rencana tersebut. Salah seorang
matematikawan yang terkenal pada masa itu ialah Muhammad bin Musa al-
Khawarizmi. Beliaulah yang paling berjasa dalam perhitungan sebagai ganti
alfabeta dan beliau pula orang pertama yang membicarakan aljabar secara
sistematis.13
Ilmu fisika pun turut berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Dan
diantara fisikawan muslim terkenal adalah Ibn Sina dalam bukunya Al-Syifa’,
beliau membahas tentang kecepatan suara dan cahaya. karya-karya Ibn al-
Haitsham, Al-Biruni, Al-Khazin dan sarjana-sarjana muslim lainnya tetap menjadi
karya-karya standar dan dipelajari oleh sarjana-sarjana barat sampai akhir abad ke
17 termasuk karya dari pada Ibnu Sina.
Adapun untuk Ilmu kimia, maka yang menjadi tokoh yang berperan
penting di dalamnya yaitu Jabir bin Hayyan. Jabir bin Hayyan ini merupakan
seorang yang terkenal di seluruh dunia sebagai Bapak Ilmu Kimia Muslim.
Nah itulah beberapa ilmu yang menjadikan peradaban pada masa Daulah
Abbasiyah ini menjadi berkembang pesat dalam ilmu pengetahuan.

4. Tokoh yang berperan dalam kemajuan peradaban Islam pada masa


Daulah Abbasiyah

Para sejarawan menggambarkan bahwa dengan runtuhnya Baghdad sebagai


ibu kota Negara islam, merupakan lembaran sejarah yang sangat menyedihkan
dan menyakitkan sepanjang sejarah Islam. Bahkan mereka menyebutkan dalam

11
Sebuah perguruan kedokteran di Persia dan terdapat dokter-doter yang berkumpul dari yunani,
Persia dan India.
12
Merupakan pusat kedokteran Yunani di bagian timur.
13
Abdul Halim Mutasir, Dalam Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO: sumbangan Islam
Kepada Ilmu dan Kebudayaan (Bandung: Pustaka, 1986) hlm 179-180.
9

perjalanan sejarah, tidak ada peristiwa yang lebih buruk dan menyakitkan hati
selain daripada peristiwa runtuhnya kota Baghdad.
Maka dari itu, dengan runtuhnya peradaban islam pada masa Dinasti
Abbasiyah kami ingin menyebutkan disini siapa saja tokoh yang berperan penting
dalam mengembangkan peradaban islam pada masa Daulah Abbasiyah. dan
tentunya yang menjadi tokoh utama dari perkembangannya masa Dinasti
Abbasiyah adalah Khalifah dari pada orang Abbasiyah itu sendiri. Yang dimana
mereka memiliki masing masing peran penting dalam mengembangkan kemajuan
peradaban Islam yang dipimpinnya. Berikut nama-nama tokoh para Khalifah
Daulah Abbasiyah pada masanya:
 Pengaruh Persia (750-847 M)
a. Khalifah Abu Abbas al-Safah (750-754 M)
b. Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (754-775 M)
c. Khalifah Al-Mahdi (775-785 M)
d. Khalifah Ai-Hadi (785-786 M)
e. Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M)
f. Khalifah Al-Amin (809-813 M)
g. Khalifah Al-Makmun (813-833 M)
h. Khalifah Al-Muktasim (833-842 M)
i. Khalifah Al- Wasiq (842-847 M)
 Peranan Turki (847-944 M)
a. Khalifah Al-Mutawakkil (847-944 M)
b. Khalifah Al-Muntasir (861-862 M)
c. Khalifah Al-Mustain (862-866 M)
d. Khalifah Al-Muktaz (866-869 M)
e. Khalifah Al-Muhtadi (869-870 M)
f. Khalifah Al-Muktamid (870-892)
g. Khalifah Al-Muktadid (892-902 M)
h. Khalifah Al-Muktafi (902-908 M)
i. Khalifah Al-Muktadir (908-932 M)
j. Khalifah Al-Kahir (932-934 M)
10

k. Khalifah Al-Radhi (934-940 M)


l. Khalifah Al-Muttaqi (940-944 M)
 Bani Buwaihi (944-1075)
a. Khalifah Al-Mustakfi (944-946 M)
b. Khalifah Al-Muthi’ (946-974 M)
c. Khalifah Al-Tha’I (974-991 M)
d. Khalifah Al-Kadir (991-1031 M)
e. Khalifah Al-Qaim (1031-1075 M)
 Turki Bani Saljuk (1075-1258 M)14
 Khalifah Al-Muqtadi (1075-1084 M)
 Khalifah Al-mustazhir (1084-1118 M)
 Khalifah Al-Mustasid (1118-1135 M)
 Khalifah Al-Rasyid (1135-1136 M)
 Khalifah Al-Muqtafi (1136-1160 M)
 Khalifah Al-Mustanjid (1160-1170 M)
 Khalifah Al-Mustathi’ (1170-1180 M)
 Khalifah Al-Nasir (1180-1224 M)
 Khalifah Al-Zahir (1224-1226 M)
 Khalifah Al-Mustansir (1226-1242 M)
 Khalifah Al-Muktasim (1242-1258 M)

Dan diantara tokoh yang berperan dalam kemajuan atau berkembangnya


peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiya ialah Khalid bin Barmak,
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Hasan bin al-Haitsam (Ibnu
Haitsam) atau dikenal dengan Alhazen, Abu Musa Jabir bin Hayyan atu dikenal
dengan sebutan Jabir bin Hayyan dan masih banyak lagi tokoh yang berperan
penting dalam kemajuan dan perkembangan peradaban Islam pada masa Dinasti
Abbasiyah yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

14
Bani Saljuk tidak hanya berkuasa di Baghdad, tetapi juga di Anatolia merek berkuasa (1081-
1296 M). di Iran Timur (1118-1194 M) dan di Syria (1094-1114 M). Sewaktu Turki Seljuk
berkuasa di Syria mereka menghalangi orang Kristen menziarahi Palestina yangmenyebabkan
terjadinya Perang Salib.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Zaman Pemerintahan Abbasiyah merupakan puncak Keemasan


Peradaban Islam.
 Zaman Pemerintahan Abbasiyah mempunyai tokoh yang kuat
sekaligus merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus.
 Di sisi lain Zaman Pemerintahan Abbasiyah memiliki kemakmuran
masyarakat yang mencapai tingkat tertinggi.
 Zaman Pemerintahan Abbasiyah merupakan Zaman Keemasan
Islam yang ditandai dengan Penguasaan Ilmu Pengetahuan di
berbagai sector yang telah membawa dampak kemakmuran
tersendiri pada masyarakat saat itu.
 Kemajuan dan Perkembangan di segala bidang yang diperoleh
Bani Abbasiyah menempatkan bahwa Bani Abbasiyah Lebih Baik
Dari Bani Umayyah yang disamping pada masa itu Dinasti ini
banyak terlahir tokoh-tokoh inteletual muslim yangcukup
berpengaruh sampai saat ini.

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah kami menyadari bahwa banyak sekali


kesalahan dan jauh dari kesempurnaan Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber, kami akan memperbaiki
makalah tersebut. Oleh sebab itu kami harapkan kritik serta sarannya
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan yang telah kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hal 1284.
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia…hal 9.
Tim Penulis Teks Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang:IAIN Alaudin, 1981-
1982) hlm. 116.
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
259
Syed mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
254
Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm.308
Syed Amir, Api Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 556-558
Ibid., hlm. 112-113
Abdul Halim Mutasir, Dalam Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO: sumbangan Islam Kepada
Ilmu dan Kebudayaan (Bandung: Pustaka, 1986) hlm 179-180.

12

Anda mungkin juga menyukai