Oleh:
Bunga
Haikal
Ilhamzah
Nur Halifah
Nur Jannah
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Maha suci Allah SWT dan segala puji hanya milik-Nya. Penggenggam
segala sesuatu yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya
dalam melakukan seala aktivitas. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada baginda nabiyullah Muhammad SAW dan kepada para sahabat nya.
Kami menyadari penulisan makalah kami masih jauh dari kata sempurna
dan banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
4. Tokoh yang berperan dalam kemajuan peradaban Islam pada masa Daulah
Abbasiyah.......................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1
2
1
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hal 1284.
2
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia…hal 9.
3
4
3
Tim Penulis Teks Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang:IAIN Alaudin, 1981-
1982) hlm. 116.
5
4
Charlemagne disebut juga Charles (Karel) Agung, Raja Franka yang kemudian menjadi kaisar
romawi.
5
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
259
6
Islam ke seluruh dunia. Dari paparan diatas kita bias ketahui betapa indahnya kota
Baghdad yang dijadikan sebagai kota intelektual,maha guru masyarakat Islam,
pusat perkembangan ilmu pengetahuan yang diminati oleh para ulama dari
berbagai penjuru dunia.
Gambaran kemegahan kota Baghdad dapat dilihat ketika Khalifah Harun
menerima duta Raja Konstantin VII untuk membicarakan soal tawaran-tawaran
perang. Pengawal Khalifah terdiri dari 16.000 oang pasukan berjala kaki dan
berkuda, 7.000 orang pelayan, kurang lebih seratusekor singa dan 700 orang
pegawai istana. Di dalam istana terdapat 38.000 buah tirai, diantaranya 12.000
bersadur benang emas, dan permadani sebanyak 22.000 helai. Dan dalam istana
juga terdapat sebatang pohon tang terbuat dari emas dan perak seberat 500.000
gram. Di atas cabangnya bertengger berbagai burung yang di buat dari bahan
emas yang juga dapat bernyanyi secara otomatis10
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa perekonomian Daulah Abbasiyah
berkembang pesat bahkan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Harun
al-Rasyid karena dia mampu menjadikan kota Baghdad sebagai kota perdagangan
juga kota terindah dan termegah.
Di masa Khalifah Al-Makmun, pertemuan-pertemuan ilmiyah tidak lagi
dilaksanakan di istana. Tetapi dia membangun tempat pertemuan yang dipusatkan
di “Balai Ilmu” atau “Baitul Hikmah”. Sebagai perwujudan kecintaan Al-Makmun
terhadap ilmu pengetahuan, beliau memfungsikan Balai Ilmu kedalam tiga fungsi:
pertama: sebagai akademi. Kedua: sebagai perpustakaan. Ketiga: sebagai tempat
penerjemahan berbagai macam ilmu pengetahuan.
pada masa Daulah Abbasiyah terdapat perkembangan ilmu pengetahuan
seperti menyangkut diskusi ilmiyah, penerjemahan buku-buku dan perpustakaan,
Ilmu Kedokteran, Ilmu Matematika, Ilmu Astronomi, Ilmu Kimia, Ilmu Farmasi,
Ilmu Geografi dan Falsafat.
Ilmu Kedokteran Islam telah ada semenjak masa Rasulullah. Di kala itu
dokter yang terkenala adalah Al-Harits Ibn Al-Kananah kemudian berkembang
10
Ibid., hlm. 112-113
8
pada masa Dinasti Abbasiyah setelah mendapat pengaruh dari Judhisafur11 dan
Iskandariyah.12
Ilmu Matematika berkembang pada masa Al-Mansur karena perencanaan
pembangunan kota Baghdad didasarkan pada perhitungan matematis, sebab
banyak matematikawan pergi untuk meneliti rencana tersebut. Salah seorang
matematikawan yang terkenal pada masa itu ialah Muhammad bin Musa al-
Khawarizmi. Beliaulah yang paling berjasa dalam perhitungan sebagai ganti
alfabeta dan beliau pula orang pertama yang membicarakan aljabar secara
sistematis.13
Ilmu fisika pun turut berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Dan
diantara fisikawan muslim terkenal adalah Ibn Sina dalam bukunya Al-Syifa’,
beliau membahas tentang kecepatan suara dan cahaya. karya-karya Ibn al-
Haitsham, Al-Biruni, Al-Khazin dan sarjana-sarjana muslim lainnya tetap menjadi
karya-karya standar dan dipelajari oleh sarjana-sarjana barat sampai akhir abad ke
17 termasuk karya dari pada Ibnu Sina.
Adapun untuk Ilmu kimia, maka yang menjadi tokoh yang berperan
penting di dalamnya yaitu Jabir bin Hayyan. Jabir bin Hayyan ini merupakan
seorang yang terkenal di seluruh dunia sebagai Bapak Ilmu Kimia Muslim.
Nah itulah beberapa ilmu yang menjadikan peradaban pada masa Daulah
Abbasiyah ini menjadi berkembang pesat dalam ilmu pengetahuan.
11
Sebuah perguruan kedokteran di Persia dan terdapat dokter-doter yang berkumpul dari yunani,
Persia dan India.
12
Merupakan pusat kedokteran Yunani di bagian timur.
13
Abdul Halim Mutasir, Dalam Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO: sumbangan Islam
Kepada Ilmu dan Kebudayaan (Bandung: Pustaka, 1986) hlm 179-180.
9
perjalanan sejarah, tidak ada peristiwa yang lebih buruk dan menyakitkan hati
selain daripada peristiwa runtuhnya kota Baghdad.
Maka dari itu, dengan runtuhnya peradaban islam pada masa Dinasti
Abbasiyah kami ingin menyebutkan disini siapa saja tokoh yang berperan penting
dalam mengembangkan peradaban islam pada masa Daulah Abbasiyah. dan
tentunya yang menjadi tokoh utama dari perkembangannya masa Dinasti
Abbasiyah adalah Khalifah dari pada orang Abbasiyah itu sendiri. Yang dimana
mereka memiliki masing masing peran penting dalam mengembangkan kemajuan
peradaban Islam yang dipimpinnya. Berikut nama-nama tokoh para Khalifah
Daulah Abbasiyah pada masanya:
Pengaruh Persia (750-847 M)
a. Khalifah Abu Abbas al-Safah (750-754 M)
b. Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (754-775 M)
c. Khalifah Al-Mahdi (775-785 M)
d. Khalifah Ai-Hadi (785-786 M)
e. Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M)
f. Khalifah Al-Amin (809-813 M)
g. Khalifah Al-Makmun (813-833 M)
h. Khalifah Al-Muktasim (833-842 M)
i. Khalifah Al- Wasiq (842-847 M)
Peranan Turki (847-944 M)
a. Khalifah Al-Mutawakkil (847-944 M)
b. Khalifah Al-Muntasir (861-862 M)
c. Khalifah Al-Mustain (862-866 M)
d. Khalifah Al-Muktaz (866-869 M)
e. Khalifah Al-Muhtadi (869-870 M)
f. Khalifah Al-Muktamid (870-892)
g. Khalifah Al-Muktadid (892-902 M)
h. Khalifah Al-Muktafi (902-908 M)
i. Khalifah Al-Muktadir (908-932 M)
j. Khalifah Al-Kahir (932-934 M)
10
14
Bani Saljuk tidak hanya berkuasa di Baghdad, tetapi juga di Anatolia merek berkuasa (1081-
1296 M). di Iran Timur (1118-1194 M) dan di Syria (1094-1114 M). Sewaktu Turki Seljuk
berkuasa di Syria mereka menghalangi orang Kristen menziarahi Palestina yangmenyebabkan
terjadinya Perang Salib.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hal 1284.
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia…hal 9.
Tim Penulis Teks Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang:IAIN Alaudin, 1981-
1982) hlm. 116.
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
259
Syed mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), hlm.
254
Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm.308
Syed Amir, Api Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 556-558
Ibid., hlm. 112-113
Abdul Halim Mutasir, Dalam Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO: sumbangan Islam Kepada
Ilmu dan Kebudayaan (Bandung: Pustaka, 1986) hlm 179-180.
12