NAMA : HAIKAL
NIM : 220232019
KELAS : A
SEMESTER : SATU (1)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiraat Allah SWT. Atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemilihan
Umum (Pemilu)”. Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Dan mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua kami yang
selalu mendukung dan mendoakan kami. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi orang lain.
Apabila ada kata-kata yang kurang tepat dalam makalah ini maka kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. LatarBelakang...............................................................................................1
B. RumusanMasalah..........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Apa Yang Dimaksud Dengan
Pemilu............................................................2
B. Bagaimana Tata Kelola Pemilu Di
Indonesia................................................3
C. Bagaimana Sejarah Singkat Sistem Pemilu Di
Indonesia..............................4
BAB III...................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan umum atau yang biasa disebut sebagai pemilu di Indonesia lekat
dengan suatu proses pemilihan pemimpin. Momen pemilu kerap disebut sebagai
pesta demokrasi rakyat. Sebab, lewat pemilu, rakyat diberikan hak penuh untuk
memilih calon pemimpin, dari tingkat pusat hingga ke level daerah.
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945.
Oleh karenanya, pemilu menjadi perwujudan kedaulatan rakyat karena melalui
pemilu rakyat diberi keleluasaan untuk memilih pemimpin yang nantinya akan
menjalankan fungsi pengawasan, menyalurkan aspirasi politik, membuat
undangundang, serta merumuskan anggaran pendapatan dan belanja guna
membiayai pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pemilu?
2. Bagaimana Tata Kelola Pemilu Di Indonesia!
3. Bagaimana Sejarah Singkat Sistem Pemilu Di Indonesia!
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Pemilu
2. Untuk Mengetahui Tata Kelola Pemilu Di Indonesia
3. Untuk Mengetahui Sejarah Singkat Sistem Pemilu Di Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2 M masan dan Rachmat, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas 6, ( Jakarta: PT.
Grasindo, 2011), hlm. 32.
2
B. Tata Kelola Pemilu Di Indonesia
Tata kelola pemilu didefinisikan sebagai sebuah siklus atas pengelolaan
tahapan-tahapan kepemiluan yang melibatkan interaksi antar para pemangku
kepentingan di dalam kepemiluan.
Adapun dimensi yang dapat menjelaskan tata kelola pemilu di Indonesia yakni :
1. Nilai, prinsip dan asas pemilu: hal ini terkait dengan berbagai nilai, prinsip
dan asas yang ada dalam tata kelola pemilu di Indonesia. Ketiga hal
tersebut merupakan kombinasi antara standar internasional yang berlaku
dan norma yang juga diterapkan dalam pemilu di Indonesia;
2. Sistem pemilu: hal ini terkait dengan sistem pemilu yang telah dan sedang
digunakan di Indonesia, baik di dalam konteks pemilu presiden/wakil
presiden, pemilihan legislatif, maupun pemilihan kepala daerah/wakil
kepala daerah. Namun demikian, sistem pemilu di Indonesia juga memiliki
dinamika sosial dan politik yang tinggi;
4. Tahapan pemilu; hal ini terkait dengan siklus, tahapan, dan jadwal
pemilihan umum nasional dan lokal (pemilu presiden dan wakil presiden,
pemilu legislatif, dan pemilu kepala daerah).
3
pemilu, maupun dinamika antara lembaga penyelenggara pemilu dengan para
pemangku kepentingan yang lain.
Pemilu Pemilu 1955 dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada tanggal
29 September 1955 untuk memilih 260 anggota DPR dan pada
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih 520 anggota
Konstituante yang salah satu tugasnya adalah merumuskan
konstitusi negara.
Para calon di pemilu ini berasal dari berbagai latar belakang, yaitu
36 Parpol, 34 organisasi kemasyarakatan, dan 48 calon
perseorangan. Sedangkan untuk Konstituante, pesertanya adalah 39
Parpol, 23 organisasi kemasyarakatan, dan 29 calon perseorangan.
4
peserta pemilu sesuai dengan perolehan jumlah suaranya dibagi
dengan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) di masing-masing dapil.
Jika masih terdapat kursi sisa, maka pembagian kursi tersisa
didasarkan pada urutan sisa suara terbanyak berikutnya.
5
pengaruh PKI dan ideologi komunisme. Namun demikian, dalam
perkembangannya, instrumen ini juga diwarnai oleh unsur
subyektivitas yang sangat kuat (like and dislike). Hampir dapat
dipastikan, dengan demikian, bahwa calon di nomor urut kecil
adalah mereka yang memiliki sikap loyal dan sesuai dengan garis
politik dari pemerintah. Ketiga, Parpol melakukan proses
pencalonan yang sangat dipengaruhi oleh unsurunsur Parpol
sebelum adanya kebijakan fusi. Tidak jarang, hal ini juga
melahirkan friksi di internal PPP dan PDI.
6
pengaturan 310 kursi. Sedangkan jumlah kursi DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota sesuai dengan proporsi jumlah penduduk.
7
populer dengan sebutan uang mahar, uang formulir, uang perahu,
dan sebutan-sebutan lain. Selain itu, juga berkembang fenomena
politik
8
jumlah kursi di setiap dapil). Bagi mereka yang tidak mencapai
BPP, penetapan calon terpilih didasarkan pada nomor urut dalam
daftar calon. Untuk Pemilu 2009 dan Pemilu 2014, pemenang
ditentukan berdasarkan pada perolehan suara terbanyak calon. 5
Dengan demikian, dengan kata lain, metode konversi suara ke kursi
yang digunakan di Pemilu 1999 sampai dengan di Pemilu 2014
adalah Metode Kuota Hare.
5 Penentuan pemenang berdasarkan atas perolehan suara terbanyak untuk Pemilu DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota didasarkan pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
2224/PUU-VI/2008 dikarenakan oleh berbagai pertimbangan, misalnya karena hal tersebut sesuai
dengan substansi kedaulatan rakyat yang dijamin oleh konstitusi, agar tidak memasung suara
rakyat, dan meningkatkan legitimasi calon terpilih.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu
unsur yang sangat vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis
tidaknya suatu negara adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan umum
yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari pemerintahan oleh rakyat
adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional melalui
mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum. Jadi pemilihan
umum adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat dan pemimpinnya.
Harapan warga dari terselenggaranya pemilu adalah terpilihnya wakil
rakyat yang sesuai dengan keinginan rakyat. Tantangan yang ada adalah
adanya warga yang tidak menunaikan hak pilihnya atau golput karena
kecewa dengan kinerja pemimpin sebelumnya.
10
Sejak awal kemerdekaan Indonesia telah mengalami pasang surut
dalam sistem pemilu. Dari pemilu terdahulu hingga sekarang dapat
diketahui bahwa adanya upaya untuk mencari sistem pemilihan umum
yang cocok untuk Indonesia . sejak awal pemerintahan yaitu demokrasi
parlementer, terpimpin, pancasila dan reformasi, dalam kurun waktu
itulah Indonesia telah banyak mengalami transformasi politik dan sistem
pemilu.
B. Saran
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kehidupan politik
Indonesia semakin kompleks. Diharapkan dengan semakin banyaknya
pengalaman dan perkembangan politik Indonesia dapat menciptakan
stabilitas nasional. Tugas pembangunan kehidupan politik pada masa yang
akan datang bukan hanya tugas partai politik saja, tetapi semua elemen
pemerintahan dan tidak ketinggalan masyarakat juga harus ikut
berpartisipasi mengembangkan perpolitikan di Indonesia. Manejemen dan
kepemimpinan juga haruis terus ditingkatkan, ongkos politik yang tidak
terlalu mahal dan transparansi terhadap publik harus dekembangkan dan
ditumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar stabilitas
nasional dan politik kita semakin kokoh.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/0
3/18380641/pengertian-pemilu-asas-prinsip-dan-tujuannya
https://kota-tangerang.kpu.go.id/page/read/37/pengertian-pemilu
https://www.academia.edu/40322106/MAKALAH_PELAKSANAAN_PE
MILIHAN_UMUM_PEMILU_DI_INDONESIA
12