PETA KONSEP
Amatilah gambar di atas dengan seksama ! Apakah yang muncul dalam benak kalian? Tentu
tentang wilayah NKRI yang begitu luas yang menggambarkan betapa kedaultan RI yang
meliputi darat, laut dan udara merupakan tantangan bagi setiap warga negara Indonesia
untuk membela, menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI. Menjaga wilayah terluar
pulau-pulau Indonesia merupakan tantangan yang harus dihadapi. Dengan demikian
pantaskah NKRI merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia, sesuaikah bentuk negara
kesatuan dan bentuk pemerintahan republik adalah paling cocok atau sesuai dengan kondisi
Indonesia. Itulah yang akan kita bahsa dalam bab ini
3. Kementrerian Negara
Para menteri yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah pemerintahan,
bukanlah pejabat biasa, karena sesungguhnya para meneterilah yang menjalan tugas
pemerintahan sehari-hari. Kementerian negara adalah perangkat pemerintah yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Kementerian Negara berkedudukan di Ibu
Kota Negara Republik Indonesia dan berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
Ketentuan tentang Kementrian Negara secara konstitusi diatur dalam UUDNRI Tahun
1945 Bab V 1945 pasal 17 yang menyebutkan :
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang- undang.
Untuk selanjutnya ketentuan tentang Kementerian Negara diatur dengan UU No. 39
Tahun 2008. Pembentukan kementerian dilakukan 14 (empat belas) hari sejak Presiden
mengucapkan sumpah/janji sebagai Presiden RI. Dalam hal pembentukan kementerian,
jumlah keseluruhan Kementerian paling banyak 34 (tiga puluh empat).
Dalam pembentukan Kementerian, Presiden harus mempertimbangkan:
d. pelaksanaan tugas
Sedangkan dalam hal Presiden melakukan pengubahan sebagai akibat pemisahan atau
penggabungan Kementerian, Presoden RI meminta pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pertimbangan dimaksud paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak surat Presiden diterima.
Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, DPR belum menyampaikan pertimbangannya, maka
DPR dianggap sudah memberikan pertimbangan.
Pengubahan suatu kementerian ilakukan dengan mempertimbangkan :
a. efisiensi dan efektivitas
b. perubahan dan/atau perkembangan tugas fungsi
c. cakupan tugas dan proporsionalitas beban tugas
d. kesinambungan, keserasian, dan keterpaduan pelaksanaan tugas
e. peningkatan kinerja dan beban kerja pemerintah
f. kebutuhan penanganan urusan tertentu dalam pemerintahan secara mandiri
g. kebutuhan penyesuaian peristilahan yang berkembang
Dalam hal pengubahan dan pembubaran kementerian, Presiden tidak dapat mengubah
atau membubarkan Kementerian Luar Negeri, Dalam Negeri, dan Pertahanan. Mekanisme
pengubahan dan pembubaran kementerian yang dilakukan Presiden harus tetap
memperhatikan mempertimbangkan DPR, kecuali pembubaran Kementerian Agama, Hukum,
Keuangan, dan Keamanan harus dengan persetujuan DPR.
Dalam menjalan tugasnya, Kementerian Negara mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Jenis kementerian atau urusan pemerintahan di bagi menjadi 3 (tiga) jenis urusan
pemerintahan,yaitu :
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur (tata nama) Kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam Undang Undang Dasar NRI Tahun 1945, meliput : Kementerian Luar
Negeri, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar
NRI Tahun 1945, meliputi : agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasimanusia,
pendidikan, kebudayaan, kesehatan,sosial, ketenagakerjaan, industri,
perdagangan,pertambangan, energi, pekerjaan umum,transmigrasi, transportasi,
informasi, komunikasi,pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,kelautan, dan
perikanan.
c. Urusan Pemerintahan dalam rangka penajaman,koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah, meliputi urusanperencanaan pembangunan nasional, aparaturnegara,
kesekretariatan negara, badan usaha miliknegara, pertanahan, kependudukan,
lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan
menengah, pariwisata,pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga,perumahan, dan
pembangunan kawasan ataudaerah tertinggal.
Dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus, Presiden
dapat mengangkat Wakil Menteri pada Kementerian tertentu. Kementerian yang terdapat
wakil menteri meliputi 18 kementerian, yaitu :
a. Kementerian Menteri Perindustrian
b. Kementerian Perhubungan
c. Kementerian Pekerjaan Umum
d. Kementerian Pertahanan
e. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
f. Kementerian Keuangan
g. Kementerian Keuangan
h. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
i. Kementerian Keuangan
j. Kementerian Perdagangan
k. Kementerian Pertanian
l. Kementerian Kesehatan
m. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan
n. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan
o. Kementerian Agama
p. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
q. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
r. Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Sedangkan Kementrian Negara dalam melaksanakan tugasnya,mempunyai fungsi :
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya, dan
d. pelaksana kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah
Seorang Menteri berhenti dari jabatannya karena meninggal dunia atau berakhir masa
jabatan. Sedangkan seorang Menteri dapat diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden
karena:
a. mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis
b. tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut
c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih
d. melanggar ketentuan larangan rangkap jabatan
e. alasan lain yang ditetapkan oleh Presiden
Presiden dapat juga memberhentikan sementara seorang menteri yang didakwa melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
4. Pemerintahan Daerah
Pemerintahan daerah diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 Bab VI dengan judul Pemerintah
Daerah, pada pasal 18 sampai dengan pasal 18B. Ketentuan lebih lanjut tentang
Pemerintahan daerah diatur dengan UU No. 32 tahun 2004. Yang dimaksud dengan
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
NRI Tahun 1945. Sedangkan yang dimaksud dengan pemerintah daerah adalah Gubernur,
Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah
Didalam pasal 18 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 dinyatakan bahwa : “Pemerintahan
daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dam tugas pembantuan”.Am/2).
Yang dimaksud asas otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas
adalah, dalam penyelenggaraan pemeintahan daerah, Pemerinah Pusat menggunakan atau
menganut 3 (tiga) asas otonomi daerah, yaitu :
h. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepadadaerah dan/atau desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten kotakepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom, selanjutnya disebut
daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
13) Memberikan pertimbagan dalam pengangkatan seorang Duta dan penempatan seorang
SOSOK
Ket : Montesquieu (1689-1755) Filsuf Prancis dalam bukunya L’Esprit Des Lois (the Spirit of
Law) tahun 1748 yang membagi kekuasaan negara dalam teori Pemisahan Kekuasaan (Trias Politica)
menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikastif.
Pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif diartikan bahwa kekuasaan eksekutif
dipegang oleh badan atau organ yang dalam menjalankan tugasnya tidak bertanggung jawab
kepada badan perwakilan rakyat (parlemen), melainkan bertanggung jawab kepada rakyat,
karena dipilih langsung oleh rakyat.
Dengan demikian kedudukan kekuasaan eksekutif adalah bebas dari pengaruh
kekuasaan legislatif, sehingga mengakibatkan kekuasaan eksekutif lebih kuat dalam
menghadapi kekuasaan eksekutif.
Susunan kekuasan eksekutif terdiri dari seorang presiden selaku kepala pemerintahan
dan didampingi atau dibantu oleh wakil presiden. Presiden dalam mejalankan kekuasaannya
sehari-hari dibantu oleh para menteri, bahkan sesungguhnya menteri-menterilah yang
menjalankan oprasional pemerinahan sehari-hari. Para menteri kedudukannya sebagai
pembantu presiden, maka para menteri dalam menjalankan tugasnya harus bertanggung
jawab kepada presiden, karena para menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
Dengan demikian presidenlah, baik sebagai eksekutif maupun sebagai kepala negara yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan tugas yang diberikan kepada para menteri.
N KELEBIHAN KELEMAHAN
O
1. Selama masa jabatannya Presiden Karena Presiden selama masa jabatannya
tidak dapat dijatuhkan DPR, sehingga tidak dapat dijatuhkan oleh DPR, maka
pemerintahan dapat berlangsung pengawasan rakyat terhadap pemerintah
stabil kurang berpengaruh
2. Pemerintah punya waktu yang cukup Pengaruh rakyat terhadap politik (kebijakan)
untuk melaksankan programnya negara kurang mendapat tempat yang seluas-
tanpa terganngu oleh krisis kabinet luasnya
(jatuhnya pemerintahan)
3. Penyusunan program kerja mudah Pada umumnya keputusan yang diambil hasil
disesuaikan dengan lama masa tawar menawar antara eksekutif dan legislatif,
jabatan yang dipegang eksekutif sehingga berdampak pada hasil keputusan
yang tidak tegas.
Tabel
Beberapa contoh negara yang menerapkan sistem pemerintahan Parlementer antara lain,
Indonesia, Amerika Serikat, Filipina dan Perancis, Argentina.
Lambang
Negara Amerika
Serikat
Ket :
Lambang Negara AS : As merupakan contoh negara yang menganut teori Trias Politica
dengan sistem Presidensial
BAB 1 PKn HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA hal 3-6 KTSP (Edisi revisi)
Dalam UUD NRI Tahun 1945 pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa : “Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal ini menunjukan dan
mempertegas sejatinya pemegang kedaulatan tertinggi adalah rakyat, baik kedaultan
kedalam mapun keluar. Rakyatlah sebagai pemegang dan pemilik kedaulatan atau kekuasaan
yang sebenarnya sebagaimana diatur melalui UUD NRI Tahun 1945.
Kalau kita telaah dengan sesksama konsep, asas, dan sistem yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD NRI tahun 1945, sesungguhnya menganut 4
(empat) teori kedaulatan, yaitu :
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Didalam UUD NR Tahun 1945 kata Tuhan disebutkan sebanyak 4 (empat) kali, masing-
masing yaitu:
1. Pertama, kata “Allah” pada rumusan pembukaan alenia ketiga: “Atas berkat rakhmat Allah
Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.”
Dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 aline ketiga dinyatakan bahwa : “ Atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”.
Berdasarkan aline ketiga tersebut merupakan bentuk pengakuan yang nyata terhadap
adanya kedaulatan Tuhan berupa nilai religius, artinya rakyat Indonesia mengakui bahwa
kemerdeaan Ri diperoleh dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Hal ini mengandung
makna, bahwa negara Indonesia mengakui adanya nilai relegius atau hukum Tuhan (teori
kedaulatan Tuhan), hukum kodrati dan hukum etis, bahkan ketiganya merupakan sumber
hukum dan sumber nilai dan moral nagi negara RI dan menjadi hukum postif bagi Negara
Indonesia. Sedangkan hukum filsafatnya adalah dasar filsafat atau pedoman dasar dalam
bentuk dan sifat yang disimpulkan dari hukum kodrat dan hukum etis.
Secara filosofis bangsa Indonesia mengakui bahwa manusi adalah makhluk Tuhan Yang
Maha Kuasa, sehingga kemerdekaan dan negara Indonesia disamping jerih payah perjuangan
bangsa Indonesia , dan juga yang terpenting adalah merupakan rahmat dari Tuhan Yang
maha Kuasa.
Pengakuan nilai moral, yang terkandung dalam pernyataan : “didorongkan oleh keinginan
luhir supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas”.... Hal ini mengandung makana negara
dan bangsa Indonesia mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrati untuk segala bangsa.
Demikian juga niali-nilai moral dan nilai-nilai kodrat tersebut merupakan asas bagi kehidupan
kenegaraan bangsa Indonesia merdeka.
2. Kedua, kata “Tuhan” dalam rumusan Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan rumusan sila pertama Pancasila :
“...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,...”
3. Ketiga, kata “Allah” dalam rumusan Pasal 9 ayat (1) UUD 1945, yang dimulai dengan
kalimat: “...Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya...”.
4. Keempat, Kata Tuhan dalam rumusan Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan
bahwa: “Negara Berdasarkan Atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Dari pemaparan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa secara normatif dan
kontekstual, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang berdasar dan
mendasarkan diri pada kedaulatan Tuhan.
Prof. Jimly Asshiddiqie menyebutkan bahwa dalam pengertian ke-Maha Kekuasaan Tuhan
atau Kedaulatan Tuhan, dalam praktik ketatanegaraan mengandung maksud bahwa terdapat
persamaan dan kemanusiaan dan persamaan antara warga negara yang dipandang sama
sebagai khalifah dimuka bumi ini. Setiap orang lahir dalam keadaan yang sama dan
menyandang hak-hak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yang mutlak dan
berkuasa hanyalah Tuhan, sedangkan yang lain hanyalah nisbi dan relatif belaka.
b. Teori Kedaulatan Rakyat
Konsepsi kedaulatan rakyat atau demokrasi jelas terkandung dalam UUD 1945. Dari
pembukaan sampai ke Pasal dan ayat-ayatnya jelas terkandung konsepsi Kedaulatan Rakyat.
Dalam Alenia Keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan: “....dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Prinsip kedaulatan rakyat juga tercantum dengan jelas dalam Pasal 1 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945 yang berbunyi: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”. Prinsip kedaulatan rakyat tersebut juga nampak dalam seluruh
mekanisme dan prosedur yang terdapat dalam UUD NRI Tahun 1945. Mulai dari prosedur
rekruitmen politik, kekuasaan, legislasi, pajak dan pemilu mencerminkan bahwa UUD NRI
Tahun 1945 menganut paham kedaulatan rakyat dengan konsep perwakilan.
Bahkan menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, konsep kedaulatan rakyat yang terdapat dalam
UUD NRI Tahun 1945 bukan hanya bersifat politik, melainkan juga ekonomi dan sosial. Hal ini
dapat dilhat dalam pasal 33 ayat (4) UUD 1945 menyebutkan bahwa: “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Dalam pasal 33 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 diatas menyiratkan bahwa Indonesia
menganut paham kedaulatan rakyat dibidang ekonomi. Hal ini tentu saja berbeda dengan
negara-negara liberal seperti Amerika Serikat, dimana soal-soal ekonomi tidak diatur dalam
konstitusi. Oleh karena itu, menurut KC Wheare dan C.F. Strong, Undang-Undang Dasar
Negara yang tidak mengatur mengenai ekonomi dan sosial, disebut sebagai Konstitusi Politik
bukan Konstitusi Ekonomi atau Konstitusi Sosial.
Sedangkan Indonesia, UUD NRI Tahun 1945 mengatur mengenai ekonomi (Pasal 33) dan
Sosial (Pasal 34), maka bisa disebut, demikian menurut para ahli, bahwa UUD NRI Tahun
1945 bukan hanya konstitusi politik semata melainkan konstitusi ekonomi dan sosial. Oleh
karenanya kedaulatan yang terdapat di dalam UUD NRI Tahun 1945, juga termaktub
kedaulatan rakyat dibidang politik, hukum,ekonomi dan sosial-budaya, serta hankam.
c. Teori Kedaultan Hukum.
Dalam UUD NRI Tahun 1945 secara jelas menyebutkan menganut paham kedaulatan
hukum. Hal itu bisa dilihat dalam Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi: ”Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Selain itu rumusan Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi ”Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar” mencerminkan suatu
konsep konstitusional demokrasi atau demokrasi yang bersifat konstitusional atau demokrasi
yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar.
Oleh karena itu rumusan Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) mengandung maksud bahwa
negara hukum yang ada di Indonesia adalah sebuah negara hukum yang demokratis dan
konstitusional. Sehingga pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara Indonesia bukanlah
raja, rakyat, atau penguasa melainkan konstitusi yang harus dan wajib dijunjung tinggi,
dimana tidak boleh ada suatu hukum atau peraturan yang boleh bertentangan dengan
Konstitusi.
d. Teori Kedaulatan Negara
Dalam ketentuan UUD NRI 1945 Indonsia dapat dikatakan menganut teori kedaulatan
negara, sebagaiman terdapat dalam alinea ke empat UUD NRI Tahun 1945, yang menyatakan
bahwa “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,.....”
Oleh karena itu teori kedaulatan negara Indonesia sebagaimana diamanatkna Pembukaan
UUD NRI 1945 merupakan penganut teori kedaulatan negara kesejahteraana, yang tidak
hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (HAM),
tetapi harus mampu menjeheterakan dan mencerdasakan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini
dipertegas dengan pasal-pasal dalam UUD NRI 1945 pasal 28,A-28J, 31, 32 dan 33 serta 34.
Sebagaiman negara yang berdaulat, maka Indonesia harus terus membangun kedaulatan
negara dalam arti yang sesungguhnya, baik itu kedaulatan kedalam maupun kedaulatan
keluar. Membangun kedaulatan merupakan amanat UUD NRI Tahun 1945 yang berlangsung
terus menenerus sepanjang waktu dan sepanjang jalan dengan cara mempertahan, membela
dan memperjuangkan dalam berbagai aspek kehidupan yang meliputi kedaulatan politik,
hukum, ekonomi (pangan), sosial-budaya serta poethanan dan kemamanan negara.
Di bawah ini merupakan upya- dalam mebanganum kedaultan dalam berbagai aspek
kehidupan, antara lain :
a. Kedaulatana politik
Indonesia memang sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945, namun betulkah Indonesia
sejatinya telah mempunyai kedaulatan dalam arti yang sesungguhnya. Dapatkah Indonesia
mempunyai kedaulatan yang utuh kalau masih banyak ditemukan kasus-kasus pelanggaran
terhadap wilayah kedaulatan Indonsia terutama oleh negara tetangga, baik kedaulatan di
darat, laut maupun udara, sebagaimana diamanatkan UUD 1945 pasal 25A, yang
menyebutkan : “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”.
Kedaulatan wilayah darat dan puluau-pulau terluar Indonesia dengan negara tetangga,
belum mempu menjaganya dengan baik, bahkan ditemukan patok-patok perbatasan darat di
Kalimantan dengan Malaysia hampir sulit ditentukan dengan jelas
Parbatasan anatara kedua negara.
Kedaulatan pulau-pulai terluar wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai
Merauke masih memerlukan perjuangan yang gigih untuk tetap menjadi NKRI. Lepasnya
Sipadan dan Ligitan dar NKRI sejak 17 Desember 2002 menjadi pelajaran berharga bagi
Indonesia dalam memperjuangan wilayah kedaulatan Indonesia. Jangan semapai Ambalat dan
pulau-pulau terluar Indonesia bernasib sama dengan Sipadan dan Ligitan.
Kedaulatan politik Indonesia tidak boleh tunduk dan takut akan tekanan dan campur
tangan asing tergadap urusan dalam negeri Indonesia. Terungkapnya kasus penyadapan
Pemerintah Australia terhadap Indonesia, sesunggung menyangkaut kedaulatan Indonsia.
Ilustrasi foto tentang pengingkaran kedaulatan/membangun kedaulatan
dalam bidang politik
b. Kedaulatan hukum
Kedaultan hukum merupakan kedaulatan tertinggi dalam sistem negara Indonesia,
sebagai tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (3) yang menyebutkan bahawa : “Indonesia
adalah negara hukum”. Siapapun yang berada dalam wilayah yurisdiksi Indonesia harus
tunduk dan menghormati hukum di Indonesia. Salah satu yang melukai rasa kedilan hukum
rakyat Indonsia adalah menyangkut kasus hukum dalam kasus narkoba atas nama Schapelle
Corby si “ratu mariyuana”, adalah seorang warga negara Australia yang tertangkap tangan
hendak menyelundupkan ganja sebanyak 4,2 kg di Bandara Ngurah Rai, Bali pada tanggal 8
Oktober 2004 silam, yang divonis selama 20 tahun, belakangan ia mendapat grasi dari
Presiden RI. Kasus demikian bisa jadi indikasi lemahnya kedaultan hukum di Indonesia. Atau
kasus terduga teroris atas nama Hambali yang diciduk oleh AS di wilayah yurisdiksi Indonesia,
dan pihak Indonesia terkesan tanpa berbuat apa-apa.
Kedaultan hukum harus terus dibangun, terutama oleh Pemerintah di bawah
kepemimpinan yang kuat, bersih dan berwibawa dengan dukungan rakyat secara penuh
terhadap sikap dan tindakan pemerintah beasarkan amanat konstitusir
Ilustrasi foto tentang pengingkaran kedaulatan/membangun kedaulatan
dalam bidang hukum
d. Kedaulatan sosial-budaya
Kedaulatan sosial budaya hendaknya berdasarkan pada UUD 1945 pasal 29 ayat (1) dan
(2), pasal 31,32 dan 34. Pancasila sebagai jati diri dan karakter bangsa merupakan indikator
yang dapat dijadikan landasan membangun kedaulatan dalam bidang sosial-budaya kedaultan
budaya sebagaimana tercntum dalam UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Untuk membangun kedaulatan budaya Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar
berkembangnya bagi penetrasi nilai-nilia budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
budaya bangsa. Indonesia harus mampu mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa
dala percaturan internasional, guna memperkaya peradaban umat manusia, sehingga
Indonesia tidak hanya berdaulta budata di negeri sendiri tetapi dapat berdaulat dalam
pergau;an internasional dengan menjadikan budaya nasional ,menjadi budaya dunia, seperti
batik, angklung dan tari saman.
Ilustrasi foto tentang pengingkaran kedaulatan/membangun kedaulatan
dalam bidang sosial-budaya
Isilah telaah konstitusi dalam AKTIVITAS CIVICS di bawah ini dengan terlebih dahulu mengamati UUD NRI
Tahun 1945, kemudian bertanyalah, atau dapat mengumpulkan data/refensi dari berbagai sumber dan
menghubungkannya serta mengkomukasikan di depan kelas dengan cara menjawab pertanyaan di bawah
ini !
Rangkuman Materi
1. Bentuk negara merupakan peninjauan secara sosiologis, yaitu suatu sistem yang
berlaku, yang menentukan bagaimana hubungan antara alat perlengkapan negara yang
diatur oleh konstitusinya. Jadi bentuk negara adalah pengelompokan negara
berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan (resmi) antar berbagai tingkat pemerintahan
dalam suatu negara.
2. Bentuk dan kedaulatan Republik Indonesia terdapat dalam BAB I pasal 1 UUD NRI Tahun
1945, yang menyebutkan :
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum
3. Bentuk kedaulatan berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, sesungguhnya menganut teori
kedaulatan Tuhan, rakyat dan hukum sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat (2)
dan (3) serta pasal 29 UUD 1945. Kemudian dalam parktik penyelenggaraan
pemerintahan negara menganut sistem pemerintahan presidensial.
4. Bentuk dan kedaulatan serta kekuasaan Negara RI daam praktiknya sebagaimana
amanat UUD NRI Tahun 1945 didistribusikan melalui lembaga-lemaba negara, baik itu
lemabaga legislatif, eksekutif, yudikatif dan eksaminatif, seperti MPR, DPR, DPD,
Presiden, MA,dan BPK yang diberikan tugas dan wewenang oleh konstitusi negara
5. Sebagai realisasi dari Indonesa menganut teori kedaulatan rakyat dan hukum, maka
diselenggarakan Pemilu setiap lima tahun sekali, untuk memilih wakil-wakil rakyat, baik
itu di lembaga legislatif maupun eksekutif, di tingkat pusat maupun di daerah,
sebagaimana amanat UUD 1945 yang ketentuannya diatur dengan UU.
6. Kedaulatan diartikan sebagai kekuaaan tertinggi dalam penyelenggaraan kegiatan
bernegara. Kedaulatan negara meliputi kedaulatan kedalam dan kedaulatan keluar.
Kedaulatan kedalam adalah suatu pemerintahan negara yang berhak mengatur segala
kehidupan rakyat Indonesia melalui berbagai lembaga negara dan perangkat lainnya,
tanpa campur tangan negara lain. Sedangkan kedaulatan keluar adalah suatu
pemerintahan negara yang mempunyai hak atau kekuasaan untuk mengadakan
hubungan dan kerjasama dengan negara lain yang saling menguntungkan demi
terpenuhinya kepentingan bersama.
7. Kedaulatan menurut Jean Bodin ada 4 sifat pokok yaitu:
a. Kedaulatan permanen, artinya kedaulatan yang tetap ada selama negara itu masih
berdiri
b. Kedaultan asli, artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih
tinggi
c. Kedaulatan bulat, artinya kedaulatan itu hanya satusatunya kekuasaan yang tertinggi
d. Kedaultan tidak terbatas, artinya tidak ada yang terbatas, sebab apabila terbatas
maka sifat tertinggi akan lenyap
8. Indonesia sebagai negara yang berdaulat menganut teori kedaultan Tuhan, teori kedaultan
rakyat, teori kedaultan hukum dan teori kedaultan negara
9. Kedaulatan yang terdapat di dalam UUD NRI Tahun 1945, terdiri dari kedaulatan dalam
bidang dibidang politik, hukum,ekonomi dan sosial-budaya, serta hankam.
I Pilihan Ganda
1. Bentuk dan kedaulatan NKRI terdapat dalam UUD NRI 1945 pasal .....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
2. Bentuk negara Indonesia sebagaiaman tercantum dalam UUD 1945 adalah ....
A. Republik
B. Kesatuan
C. Presidensil
D. Parlementer
E. Federasi
3. Rongrorang terhadp NKRI pernah terjadi pada masa awal kemerdekaan dengan
berlakunya KOnstitui RIS 1949 dengan bentuk negara ....
A. Republik
B. Parlementer
C. Federasi
D. Uni republik
E. Monarki
4. Mekanisme dan cara kerja yang membicarakan bagaimana pemabagian kekuasaan serta
hubungan antar lembaga-lembaga negara yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan
negara itu dalam rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat, disebut ….
A. Sistem ketatanegaraan
B. Sistem politik
C. Sistem kekuasaan
D. Sistem pemerintahan
E. Sistem kenegaraan
5. Segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat
dan kepentingan negara, mulai dari pemerintah Pusat sampai daerah, yang terdiri dari
eksekutif, legislatif dan yudikatif, disebut ….
A. Pemerintah
B. Pemerintah dalam arti sempit
C. Pemerintah dalam arti luas
D. Pemerintahan negara
E. Pemerintahan Pusat
6. Perhatikan tabel berikut !
Berdasarkan tabel di atas perbedaan pemerintahan dalam arti luas dengan pemerintahan
dalam arti sempit ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
8. Setiap sistem pemerintahan mempunyai ciri-ciri tertentu. Di bawah ini bukan ciri-ciri
sistem pemerintahan Presidensial, yaitu ….
a. Presiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden
c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen
d. Presiden tidak dapat dibubarkan oleh parlemen
e. Presiden hanya sebagai kepala negara
11. Sistem pemerintahan yang pelaksanaan tugas menteri-menteri (kabinet) kepada Parlemen
(DPR), disebut ….
c. Sistem Presidensial
d. Sistem Parlementer
e. Monarki Parlementer
f. Monarki Republik
g. Bentuk Pemerintahan Republik
KELEBIHAN KELEMAHAN
1 Selama masa jabatannya Presiden tidak Karena Presiden selama masa
dapat dijatuhkan DPR, sehingga jabatannya tidak dapat
pemerintahan dapat berlangsung stabil dijatuhkan oleh DPR, maka
pengawasan rakyat terhadap
pemerintah kurang berpengaruh
2 Pada umumnya keputusan yang diambil Penyusunan program kerja
hasil tawar menawar antara eksekutif dan mudah disesuaikan dengan lama
legislatif, sehingga berdampak pada hasil masa jabatan yang dipegang
keputusan yang tidak tegas eksekutif
3 Pemerintah punya waktu yang cukup untuk Pengaruh rakyat terhadap politik
. melaksankan programnya tanpa terganngu (kebijakan) negara kurang
oleh krisis kabinet (jatuhnya mendapat tempat yang seluas-
pemerintahan) luasnya
4 Penyusunan program kerja mudah Pada umumnya keputusan yang
. disesuaikan dengan lama masa jabatan diambil hasil tawar menawar
yang dipegang eksekutif antara eksekutif dan legislatif,
sehingga berdampak pada hasil
keputusan yang tidak tegas.
5 Karena Presiden selama masa jabatannya Pemerintah punya waktu yang
tidak dapat dijatuhkan oleh DPR, maka cukup untuk melaksankan
pengawasan rakyat terhadap pemerintah programnya tanpa terganngu
kurang berpengaruh oleh krisis kabinet (jatuhnya
pemerintahan)
Berdasarkan tabel di atas yang termasuk kelebihan dan kelemahan sistem pemerintahan
presidensial, terdapat pada nomor .....
a. 1, 2 dan 3
b. 2,3 dan 4
c. 1,3 dan 4
d. 3,4 dan 5
e. 2,3 dan 5
N KELEBIHAN KELEMAHAN
O
1. Mudah tercapai kesesuaian pendapat Kedudukan eksekutif tidak stabil
antara eksekutif dengan legislatif, selama Karena kabinet dapat
pemerintahan bukan kabinet koalisi diberhentikan setiap saat oleh
parlemen
2. Menteri-menteri yang diangkat Sering terjadi pergantian kabinet,
merupakan kehendak suara terbanyak di bila kabinet dalam bentuk koalisi,
parlemen, sehingga merefresentasikan sehingga kebijakan politik negara
kehendak rakyat. menjadi labil
3. Menteri-menteri akan berhati-hati dalam Karena dapat terjadi pergantian
menjalankan tugasnya, karena setiap kabinet secara mendadak,
saat dapat dijatuhkan oleh parlemen sehingga eksekutif tidak dapat
mengerjakan program kerjanya
dengan baik
4 Kedudukan eksekutif tidak stabil Karena Mudah tercapai kesesuaian
kabinet dapat diberhentikan setiap saat pendapat antara eksekutif dengan
oleh parlemen legislatif, selama pemerintahan
bukan kabinet koalisi
5 Sering terjadi pergantian kabinet, bila Menteri-menteri yang diangkat
kabinet dalam bentuk koalisi, sehingga merupakan kehendak suara
kebijakan politik negara menjadi labil terbanyak di parlemen, sehingga
merefresentasikan kehendak
rakyat.
Berdasarkan tabel data diatas yang merupakan kelebihan dan kelemahan sistem
pemerintahan parlementer adalah pada nomor ....
a. 1, 2 dan 3
b. 2,3 dan 4
c. 3,4 dan 5
d. 2,4 dan 5
e. 1,3 dan 5
15. Kabinet yang dibentuk di luar campur tangan parlemen atau DPR. Dalam kabinet ini,
menteri-menteri dipilih oleh presiden dan merupakan tokoh yang dianggap cakap untuk
melaksanakan tugas-tugas kabinet (zaken kabinet), disebut .....
a. Kabinet presidensial
b. Kabinet parlementer
c. Kibinet ekstra parleenter
d. Quasi parlementer
e. Kabinet Koalisi
YA
TDK
NO PERNYATAAN
Keterangan:
Ya= sependapat dengan pernyataan ( skor 1, jika pernyataan positif, dan skor 0 jika
pernyataan negatif)
Tdk=tidak sependapat dengan pernyataan ( skor 0, jika pernyataan positif dan skor 1 jika
pernyataan negatif)
1. MPR
2 DPR
3 PRESIDEN
4. BPK
5. MA(MK,KY)