Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3 SESI 7

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

NAMA : Imam Pratama

NIM : 044589785

PERTANYAAN

1. Bacalah terlebih dahulu.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah membantah tudingan yang menyebutkan


pembahasan Rancangan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dilakukan dengan tidak
transparan dan diam-diam. Pembahasan payung hukum Omnibus Law telah melalui proses
panjang.

Selain itu, aturan ini juga telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres)
87/2014 tentang peraturan pelaksanaan UU 12/2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan.

Penyusunan awal RUU Cipta Kerja dilakukan dengan pembahasan substansi. Ini dilakukan
dengan melibatkan berbagai stakeholder yang pelaksanaannya sudah dilakukan sejak jauh
hari sebelum RUU Cipta Kerja disampaikan kepada Presiden.

Pembahasan tidak hanya dilakukan di kalangan pemerintah (kementerian/ lembaga),


namun juga bersama kalangan akademisi dan serikat kerja maupun pengusaha dalam
bentuk tripartite pembahasan, mengingat substansi dari RUU tersebut terkait dengan
ketenagakerjaan.

Menko Perekonomian sebagai pemrakarsa pembentukan UU Cipta Kerja, telah membentuk


kelompok kerja yang terdiri dari pengusaha maupun serikat kerja. Sehingga substansi UU
ini sudah melibatkan berbagai macam stakeholder.
Pertanyaan:

Berikan analisis anda peran pemrakarsa dalam pembentukan suatu undang-undang.

2. Bacalah terlebih dahulu.

Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Advokasi untuk Demokrasi mengungkapkan bahwa naskah
akademik dan draf Rancangan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker)
dibuat secara simultan atau bersamaan. Padahal idealnya, naskah RUU dibuat setelah ada
naskah akademik. Mereka mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
dan Kemenkumham sudah melakukan asesmen untuk Omnibus Law Ciptaker sejak bulan
September 2019. Dengan kata lain sebelum Presiden Joko Widodo berpidato mengenai
rencana pembuatan aturan baru tersebut.

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus di atas, berikan analisis pentingnya naskah akademik dalam suatu
rancangan undang-undang.

JAWABAN

1. Bacalah terlebih dahulu.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah membantah tudingan yang menyebutkan


pembahasan Rancangan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dilakukan dengan tidak
transparan dan diam-diam. Pembahasan payung hukum Omnibus Law telah melalui proses
panjang.

Selain itu, aturan ini juga telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres)
87/2014 tentang peraturan pelaksanaan UU 12/2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan.
Penyusunan awal RUU Cipta Kerja dilakukan dengan pembahasan substansi. Ini dilakukan
dengan melibatkan berbagai stakeholder yang pelaksanaannya sudah dilakukan sejak jauh
hari sebelum RUU Cipta Kerja disampaikan kepada Presiden.

Pembahasan tidak hanya dilakukan di kalangan pemerintah (kementerian/ lembaga),


namun juga bersama kalangan akademisi dan serikat kerja maupun pengusaha dalam
bentuk tripartite pembahasan, mengingat substansi dari RUU tersebut terkait dengan
ketenagakerjaan.

Menko Perekonomian sebagai pemrakarsa pembentukan UU Cipta Kerja, telah membentuk


kelompok kerja yang terdiri dari pengusaha maupun serikat kerja. Sehingga substansi UU
ini sudah melibatkan berbagai macam stakeholder.

Pertanyaan:

Berikan analisis anda peran pemrakarsa dalam pembentukan suatu undang-undang.

Menurut peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2005, Pemrakarsa


adalah menteri/pimpinan lembaga pemerintah non departemen yang mengajukan usul penyusunan
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang,
Rancangan Pemerintah dan Rancangan Peraturan Presiden. DPR memegang kekuasaan
membentuk undang-undang. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau
DPD. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diajukan
oleh Anggota, komisi, atau gabungan komisi.

Artinya bahwa peran pemrakarsa dalam pembentukan suatu undang-undang ini sangat
penting dalam suatu Negara, dikarenakan undang-undang ini akan digunakan untuk ketentuan
yang berlaku untuk semua penduduk di Negara Indonesia ini. Maka dari itu, peran pemrakarsa ini
sangat penting sekali.

2. Bacalah terlebih dahulu.

Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Advokasi untuk Demokrasi mengungkapkan bahwa naskah
akademik dan draf Rancangan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker)
dibuat secara simultan atau bersamaan. Padahal idealnya, naskah RUU dibuat setelah ada
naskah akademik. Mereka mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
dan Kemenkumham sudah melakukan asesmen untuk Omnibus Law Ciptaker sejak bulan
September 2019. Dengan kata lain sebelum Presiden Joko Widodo berpidato mengenai
rencana pembuatan aturan baru tersebut.

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus di atas, berikan analisis pentingnya naskah akademik dalam suatu
rancangan undang-undang.

Seharusnya, menurut saya pribadi bahwa naskah akademik ini memang sudah seharusnya
disiapkan terlebih dahulu yang nantinya akan dijadikan acuan atau gambaran untuk naskah RUU.
Sehingga naskah akademik ini sangat penting untuk dibuat namun tidak dibuat secara bersamaan
dengan naskar RUU. Didalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang No.12 tahun 2011 tentang
pembentukan Peraturan Perudang-Undangan menyebutkan bahwa Naskah Akademik adalah
naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut
dalam suatu Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah sebagai solusi
terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat. Keberadaan naskah akademik memiliki
nilai yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan karena
naskah akademik harus disertakan dalam proses penyusunan suatu rancangan perundang-
undangan.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2005

Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia 2022

Anda mungkin juga menyukai