Anda di halaman 1dari 13

HUKUM TATA NEGARA

MAKALAH KONSTITUSI KEL. I


DISUSUN OLEH:
1. FAHRIZA DWI UTAMI: D10120124
2. DONNALLO DEBORA: D10120358
3. SALWATI: D10120039
4. KEVIN REIYAN: D10115692
5. SANDI AKBAR: D10117530
6. MOH. BAMBANG GUNAWAN: D10118315
7. ASTONI: D10119861
8. DANDI SETIAWAN: D10120237
9. ANINDA DWI MULIANINGTYAS: D10120024
10. OKKY VIOLA ADYANATA: D10120346
11. YUNI SASKIA: D10120036
12. NINA MAISARA: D10120040
13. FIHIRUDIN: D10120060
14. MUHAMMAD FARHAN HIDAYAT: D10120406
15. HARDIYANSYAH: D10120532
16. RIZKIYANI AMELIA TOLINGGI: D10120088
17. PATRICIA ELIZABETH TULANDI: D10120104
18. CHIKA VALENCIA PRATAMA: D10120138
19. NI DEWA AYU MADE ARDIA PRAMESTI: D10120154
20. SALMAN ALFARISI: D10120285
21. EDWIN REFALDY: D10120192
22. UKI ANDIKA PRATAMA: D10120214

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,


Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula saya haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah dengan judul “Konstitusi” ini bertujuan untuk memenuhi


tugas mata kuliah Hukum Tata Negara. Dalam makalah ini membahas tentang:
Gerakan Anti Korupsi, Peran Mahasiswa, dan keterlibatan Mahasiswa.

Terlepas dari pembuatan makalah ini, kami hanyalah manusia biasa yang penuh
dengan kekurangan. Sehingga jika didalam penulisan makalah ilmiah ini terjadi
ketidaksesuaian serta penulisan kata-kata yang belum sempurna, mohon diberikan
kritik dan masukkan guna membangun dan bisa membantu mengembangkan
keterampilan menulis kami.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB 2.PEMBAHASAN ........................................................................................... 3


A.Pengertian Konstitusi ....................................................................................... 3
B.Sejarah Konstitusi ............................................................................................ 5
C.Fungsi Dan Tujuan ........................................................................................... 7
D.Sifat Konstitusi ................................................................................................ 8
E.Kedudukan Konstitusi ...................................................................................... 8
F.Jenis Jenis Konstitusi........................................................................................ 8
G.Unsur Unsur Konstitusi ................................................................................... 9
H.Nilai Nilai Konstitusi ....................................................................................... 9

BAB 3.Penutup ...................................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi


adalah hal paling fundamental yang mengatur jalannya sebuah
pemerintahan. Selain itu, konsitusi juga mengatur tugas atau pembagian
wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia
memiliki konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar 1945, maka undang
undang 1945 inilah yang menjadi landasan utama atau acuan dalam
menjalankan kegiatan pemerintahan. Selain itu undang-undang 1945 ini
adalah sumber hukum tertinggi dari negara Indonesia. Undang-undang
dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi membatasi kekuasaan
negara, akan tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan suatu
negara.
Secara umum konstitusi tidak dapat dipisahkan dari sebuah negara,
bahkan hingga saat ini saat negara ditandai dengan ide demokrasi negara
tanpa demokrasi tidak akan bisa terbentuk. Konstitusu adalah hukum dasar
suatu negara yang dinamakan negara konstitusional. Konstitusional
merupakan suatu ide, gagasan atau faham.
Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai
ketaanegaraan. Berdirinya sebuah negara tidak dapat lepas dari adanya
konstitusi yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hokum dasar tertulis
yang lazim disebut undang-undang dasar, dan dapat pula tidak tertulis.
Konstitusi merupakan dasar dari tatanan hokum sebuah negara, yang
didalamnya terdapat perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dan
mengatur tentang distribusi kekuasaan (Distribution Of Power) dalam
penyelenggaraan negara. Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hokum
fundamental negara, sebab konsitusi ialah aturan dasar.
Di Indonesia konsitusi yang digunakan merupakan konstitusi ertulis
undang-undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tetntang pembentukan
Peraturan Perundang-undangan mempertegas kedudukan Undang-undang
dasar sebagai dasar hukum.

1
1.2. Rumusan Masalah

a. Apa itu konstitusi


b. Bagaimana sejarah konstitusi
c. Apa fungsi dan tujuan konstitusi
d. Bagaimana sifat konstitusi
e. Bagaimana kedudukannya
f. Apa saja jenis-jenis konstitusi
g. Apa saja unsur-unsur konstitusi
h. Bagaimana nilai-nilai konstitusi

1.3. Tujuan

a. Mengetahui pengertian dari konstitusi


b. Mengetahui sejarah lahirnya konstitusi
c. Memahami apa fungsi dan tujuan konstitusi
d. Mengetahui bagaimana sifat konstitusi
e. Memahami kedudukannya
f. Mengetahui jenis-jenis serta unsur-unsur konstitusi
g. Memahami nilai-nilai konstitusi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSTITUSI

Dari aspek bahasa, konstitusi berasal dari bahasa Inggris “contitution” yang
berasal dari kata “constitute”, “constitue” atau “to constitue” yang artinya
adalah “membentuk”. Oleh karena itu kata “konstitusi” maknanya selalu
terikat dalam konteks pembentukan suatu organ dan organisasi. Bahkan,
adakalanya konstitusi itu ditempatkan sebagai dokumen pembentukan atau
akta kelahiran suatu organisasi.

Demikian pula halnya degan konstitusi dalam konteks bernegara. Secara


bahasa ada yang menempatkan sebagai dokumen yang membentuk negara
sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat organ-organ negara.
Bahkan, ada kalanya konstitusi juga menjadi sertifikat kelahiran negara
karena keberadaan negara dimulai pada saat pemberlakuan konstitusi itu.

Pengertian konstitusi dapat dipahami dalam dua arti, yaitu dalam arti luas
dan arti sempit. Menurut arti luas, konstitusi adalah keseluruhan tatanan
aturan dalam rangka penyelenggaraan Negara baik tertulis maupun tidak
tertulis. Dalam pengertian arti luas ini, setiap Negara pasti mempunyai
konstitusi untuk mengatur jalannya kehidupan Negara. Sedangkan menurut
arti sempit, konstitusi adalah aturan dasar yang tertuang secara tertulis dalam
satu naskah atau dokumen tertentu dan diberikan sifat agung serta luhur
sebagai landasan konstitusional tertinggi dalam mengatur negara.

Sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, organisasi negara modern


senantiasa membutuhkan konstitusi karena di dalam konstitusi itulah
dituangkan kesepakatan dasar tentang tujuan negara yang hendak dicapai
bersama, organ-organ apa yang dimiliki dan harus dibentuk, bagaimana
mekanisme kerja dan hubungan antar organ negara, serta yang lebih penting
lagi adalah hak dan kedudukan warga dalam kehidupan bernegara. Semakin
kompleknya kehidupan dan urusan yang ditangani oleh negara, semakin

3
diperlukan pengaturan dan kebutuhan diwujudkan dalam satu dokumen
tertulis juga menjadi semakin penting. Oleh karena itu di era modern
konstitusi diartikan oleh Brian thompson sebagai “a document which
containts the rules for the operation of an organization”.

Konstitusi memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik secara


tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan
suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada umunya menggambarkan seluruh
sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan
yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara. Hukum dalam konstitusi
tidak mengatur hal yang sifatnya rinci, namun hanya menjabarkan beberapa
prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan lainnya.

Secara sederhana, konstitusi mengemukakan antara lain:


1. Bagaimana para pemimpin negara dipilih dan berapa lama mereka akan
bertugas.
2. Bagaimana Undang-Undang baru dibuat dan hukum lama harus diuah
atau dihapus berdasarkan hukum.
3. Seperti apa orang yang diizinkan untuk memilih.
4. Hak-hak apa yang akan dijamin.
5. Bagaimana konstitusi dapat diubah.

Khusus tentang konstitusi negara, mengingat negara adalah organisasi


kekuasaan, maka substansi konstitusi dapat dilihat sebagai hukum yang
mengatur kekuasaan. Konstitusi mengatur tentang sumber kekuasaan,
struktur kekuasaan, pembagian kekuasaan, dan pembatasan kekuasaan di
suatu negara.

Menurut seorang ahli bernama E.C. Wade, konstitusi merupakan naskah


yang memaparkan kerangka dan tugas pokok dari badan pemerintahan suatu
negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.

Sedangkan menurut ahli Herman Heller, ia membagi konstitusi menjadi tiga


pengertian, yaitu:
1. Konstitusi bersifat politik sosiologi yang mencerminkan kehidupan
politik masyarakat.

4
2. Konstitusi bersifat politis yang ditulis dalam sebuah naskah sebagai
undang-undang.
3. Konstitusi bersifat yuris yang merupakan suatu kesatuan kaidah yang
hidup di masyarakat.

B. SEJARAH KONSTITUSI

Sebenarnya, konstitusi bebrbeda dengan Undang-Undang Dasar,


dikarenakan suatu kekhilafan dalam pandangan orang mengenai konstitusi
pada negara-negara modern sehingga pengertian konstitusi itu kemudian
disamakan dengan Undang-Undang dasar. Kekhilafan ini disebabkan oleh
pengaruh faham kodifikasi yang menghendaki agar semua peraturan hukum
dituis, demi mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum dan kepastian
hukum. begitu besar pengaruh faham kodifikasi, sehingga setiap peraturan
hukum penting itu harus ditulis, dan konstitusi yang ditulis itu adalah
Undang-Undang dasar.

Pada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian kekuasaan


berdasarkan jenis kekuasaan itu dibentuklaj lembaga-lembaga negara.
Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukan terlebih dahulu, baru
kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan jenis kekuasaan tertentu itu.

Beberapa sarjana terdahulu mengemukakan pendangannya mengenai jenis


tugas atau kewenangan itu, salah satu yang paling terkemuka adalah
pandangan Montesquieu bahwa kekuasaan negara itu terbagi dalam tiga
jenis kekuasaan yang harus dipisahkan secara ketat. Ketiga jenis kekuasaan
itu adalah:
1. Kekuasaan membuat peraturan perundangan (legislative)
2. Kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (eksekutif)
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif).
Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau dipisahkan
di dalam konstitusi dikemukakan oleh Van Vollenhoven. Ia membagi
kekuasaan menjadi empat macam yaitu:

5
1. Pemerintah
2. Perundang-undangan
3. Kepolisian
4. Pengadilan.
Van Vollenhoven menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya
perlu dipecah menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan
pemerintahan dan kekuasaan kepolisian. Wirjono Prodjodikoro dalam
bukunya Azas-azas Hukum Tata Negara di Indonesia mendukung gagasan
Van Vollenhoven ini, bahkan ia mengusulkan untuk menambah dua lagi
jenis kekuasaan negara yaitu kekuasaan Kejaksaan dan Kekuasaan
Pemeriksa Keuangan untuk memeriksa keuangan negara serta menjadi jenis
kekuasaan ke-lima dan ke-enam.
Berdasarkan teori hukum ketatanegaran yang dijelaskan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa jenis kekuasaan negara yang diatur dalam suatu
konstitusi itu umumnya terbagi atas enam dan masing-masing kekuasaan itu
diurus oleh suatu badan atau lembaga tersendiri yaitu:
1. Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)
2. Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3. Kekuasan melaksanakan undang-undang (yudikatif)
4. Kekuasaan kepolisian
5. Kekuasaan kejaksaan
6. Kekuasaan memeriksa keuangan negara.

a. Konstitusi Indonesia.
Konstitusi negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945.
1. Konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
a. UUD 1945 (17 agustus 1945-27 desember 1949)
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat ( 27 desember 1949 -17
Agustus1950)
c. UUD sementara 1950 (17 agustus 1950- 5 juli 1959)
d. UUD 1945 belaku lagi semenjak dikeluarkan dekrit presiden 1959
sampai sekarang.
6
Dalam keempat periode berlakunya keempat macam Undang-Undang
Dasar itu, UUD 1945 berlaku dalam dua kurun waktu. kurun waktu
pertama berlaku UUD 1945 sebagaimana diundangkan dalam berita
Republik Indonesia Tahun II No. 7. Kurun waktu kedua berlaku sejak
presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai
sekarang. Melalui dekrit itu, telah dinyaakan berlakunya kembali
UUD 1945

C. FUNGSI DAN TUJUAN

 Menurut C.F. Strong pada prinsipnya fungsi konstistusi adalah untuk


membatasi kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-
hak yang diperintahkan dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang
berdaulat.
 Secara umum, fungsi konstitusi adalah sebagai berikut:
a. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-
wenang sehingga hak setiap masyarakat dapat terlindungi.
b. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara
c. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi
d. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan
e. Konstituis berfungsi sebagai identitas nasional.
f. Berfungsi sebagai pelindng hak asasi manusia dan kebebasan
warga suatu negara.

Selain fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan.


Tujuan-tujuannya adalah:

a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus


pengawasan terhadap kekuasaan politik.
b. Bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan
sendiri. Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak asasi
manusia (HAM).
c. Memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar dapat
berdiri kokoh.

7
D. SIFAT KONSTITUSI

a. Sifat Konstitusi
Sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kaku
Konstitusi yang sifatnya kaku atau rigid, yang hanya dapat diubah
melalui prosedur berbeda dengan membuat undang-undang pada
negara yang bersangkutan.

2. Supel
Konstitusi yang sifatnya flexibel dimana konstitusi dapat diubah
melalui sebuah prosedur yang sama dengan prosedur membuat
undang-undang pada negara yang bersangkutan.

E. KEDUDUKAN KONSTITUSI

Kedudukan konstitusi dapat disebut sebagai:

1. Hukum Dasar
Hal ini dikarenakan dalam konstitusi terdapat aturan pokok mengenai
penyelenggaran negara sebagai suatu badan dan lembagapemerintahan
yang memberikan kekuasaan serta adanya suatu bentuk dan prosedur
penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.

2. Hukum Tertinggi
Hal ini dikarenakan konstitusi mempunyai kedudukan lebih tinggi
dibandingkan peraturan-peraturan lain yang ada dalam ketatanegaraan.
Maka dari itu, aturan yang tingkatannnya berada di bawah konstitusi
tidak akan dan tidak boleh bertentangan dan tentunya tetap harus
disesuaikan dengan aturan yang ada dalam konstitusi.

F. JENIS-JENIS KONSTITUSI

8
Jenis konstitusi terdiri dari dua macam, diantaranya adalah:
1. Konstitusi Tertulis
Berupa naskah yang menjelaskan kerangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan dimana naskah tersebut tutur menentukan cara kerja dari
suatu badan pemerintahan. Konstitusi ini disebut undang-undang dasar.

2. Konstitusi tidak tertulis


Berupa suatu aturan tetapi tidak tertulis yang ada dan senantiasa
dipelihara dalam praktik penyelenggaraan sistem kenegaraan. Konstitusi
jenis ini biasa disebut konvensi. Syarat-syarat agar suatu konstitusi dapat
disebut sebagai konvensi adalah konstitusi tersebut diakui dan digunakan
berulang-ulang dalam praktik pengelenggaraan negara, tidak
bertentangan dengan UUD 1945, dan memeperhatikan pelaksanaan UUD
1945.

G. UNSUR-UNSUR KONSTITUSI

Menurut Savormin Lohman, ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam


konstitusi yaitu:
a. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial)
b. Konstitusi sebagai pinjaman yang menjamin hak-hak asasi manusia
c. Kontitusi sebagai performa regimenis, yaitu kerangka bangunan
pemerintahan.

H. NILAI-NILAI KONSTITUSI

1. Nilai Normatif berarti suatu konstitusi resmi diterima oleh bangsa dan
bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam artian hukum, tetapi
juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2. Nilai Nominal. Nilai nominal berarti suatu konstitusi yang menurut
hukum tetaplah berlaku, tetapi tidak sempurna. Ketidak sempurnaan itu
disebabkan pasal-pasal tertentu tidak berlaku/ tidak seluruh pasal-pasal
yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai Semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa
menggunakan konstitusi sebagai alat melaksanakan politik.

9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan

Sebagaimana dijelaskan diawal, bahwa konstitusi berpesan


sebagai sebuah aturan dasar yang mengatur kehidupan dalam
bernegara dan berbangsa maka sepatutnya konstitusi dibuat atas
dasar kesepakatan bersama antara negara dan warga negara.
Konstitusi merupakan bagian dan terciptanya kehidupan yang
demokratis bagi seluruh warga negara. Jik anegara yang memilih
demokrasi, maka konstitusi demokratis merupakan aturan yang
dapat menjamin terwujudnya demokrasi dinegara tersebut. Setiap
konstitusi yang digolongkan sebagai konstitusi demokratis
haruslah memiliki prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri.

Konstitusi bertujuan untuk membagi kekuasaan agar pemerintah


tidak sewenang-wenang dan hak setiap warga tetap terjamin.
Konstitusi ini juga memiliki sifat, jenis, tujuan,fungsi, unsur-unsur
serta kedudukannya sendiri.

10

Anda mungkin juga menyukai