Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu (1) menyusun rencana keuangan untuk membuka
bisnis (sumber-sumber dana, termasuk modal sendiri), (2) membuat proyeksi keuangan, (3)
membuat proyeksi laba/laba ditahan selama kurun waktu tertentu..
Pendapatan dan biaya adalah rekening-rekening laporan laba-rugi, pendapatan bersifat menambah
dan biaya bersifat mengurangi. Kedua transaksi mencerminkan kegiatan bukan penerimaan dan
pengeluaran kas. Penerimaan kas dan pengeluaran kas adalah rekening-rekening laporan aliran kas,
penerimaan kas bersifat menambah dan pengeluaran kas bersifat mengurangi. Kedua transaksi
inilah yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas.
Laporan/proyeksi aliran kas juga merupakan laporan periode seperti halnya laporan/proyeksi laba-
rugi. Kedua laporan menghasilkan rekening-rekening penting untuk neraca, yaitu laporan/proyeksi
laba-rugi menghasilkan laba dan laporan/proyeksi aliran kas menghasilkan saldo kas akhir.
Perbedaan antara pendapatan dan biaya disebut laba/rugi, sedangkan perbedaan antara penerimaan
kas dan pengeluaran kas disebut surplus/defisit kas, kemudian ditambahkan/dikurangkan dengan
saldo kas awal menjadi saldo kas akhir. Jika laba boleh merupakan bilangan negatif, saldo kas akhir
TIDAK boleh negatif.
Laporan laba-rugi menceritakan apakah suatu perusahaan memperoleh laba atau rugi selama
periode tertentu, misalnya dari 1 Januari sampai 31 Desember 2008. Laporan laba-rugi adalah
laporan periode.
Laporan aliran kas menunjukkan seberapa jauh aliran kas masuk (penerimaan kas) ke dalam
perusahaan cukup untuk membiayai antiva lancar dan aktiva tetap, mengembalikan pinjaman
serta pembayaran-pembayaran lainnya selama periode tertentu, misalnya dari 1 Januari sampai
31 Desember 2008. Laporan aliran kas juga merupakan laporan periode.
Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, misalnya 31 Desember
2007 (neraca awal) atau 31 Desember 2008 (neraca akhir).
156
Pendapatan: Penerimaan kas:
Penjualan (tunai & kredit) Penjualan tunai
Pendapatan lain Pendapatan lain (tunai)
Hasil penagihan piutang dagang
Pinjaman yang diterima
Modal yang diterima dari pemilik
Costs: Pengeluaran kas:
Biaya bahan langsung Pembelian tunai bahan
Biaya karyawan langsung Pembayaran upah karyawan langsung
Biaya overhead Biaya overhead di luar biaya penyusutan
Biaya operasional Biaya operasional di luar biaya penyusutan
Biaya bunga Pembayaran biaya bunga
Pembayaran utang dagang
Pengembalian pinjaman
Penarikan modal pemilik
Laba/rugi Surplus/defisit kas
Ditambahkan atau dikurangkan pada Ditambahkan atau dikurangkan pada pada saldo kas
laba ditahan di neraca akhir di neraca akhir
157
Studi Kasus: Toko Tas
158
Sebuah toko tas memulai bisnisnya dengan modal Rp. 50 juta, dipakai untuk membayar sewa
toko 1-tahun Rp. 12 juta, membeli mebel toko Rp. 6 juta (dengan usia pemakaian 5 tahun), dan
membeli 1.200 tas @ IDR 20,000. Sisanya juga dipakai untuk memulai bisnis.
Selama bulan pertama toko tas itu menjual 1.120 tas @ Rp. 30.000, tetapi 40% dari
penjualannya akan tertagih pada bulan kedua. Toko itu membeli lagi 1.100 tas @ Rp. 20.000
tunai, membayar gaji Rp. 3 juta dan biaya-biaya lain (tagihan listrik, air dan telepon,
transportasi, dsbnya.) Rp. 2½ juta. Toko itu juga membeli tambahan 100 tas @ Rp. 20.000 untuk
dibayar pada bulan kedua.
Penjualan;
Penerimaan kas;
Pengeluaran kas;
Setelah itu minta mahasiswa menyusun kembali data di atas menjadi tiga laporan keuangan:
▪ Laporan laba-rugi;
2. Dapatkah pada akhir bulan pemilik toko mengambil seluruh laba untuk keperluan
pribadinya?
3. Ke mana labanya?
160
Jawaban:
“Toko Tas”
161
Laporan Laba-Rugi Laporan Aliran Kas
Sales 33.600.000 Saldo kas awal 8.000.000
Harga pokok barang dijual 22.400.000 Penerimaan kas 20.160.000
Laba kotor 11.200.000 Jumlah 20.160.000
Biaya-biaya lain: Kas tersedia 28.160.000
Rent 1.000.000 Pengeluaran kas:
Penyusutan, mebel toko 100.000 Pembelian tas 22.000.000
Gaji 3.000.000 Gaji 3.000.000
Biaya-biaya lain 2.500.000 Biaya-biaya lain 2.500.000
Jumlah 6.600.000 Jumlah 27.500.000
Laba 4.600.000 Saldo kas akhir 660.000
Neraca Awal
Cash 8.000.000 Utang dagang -
Piutang dagang - Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 24.000.000
Sewa toko 12.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 6.000.000 Laba ditahan -
Jumlah aktiva 50.000.000 Jumlah kewajiban 50.000.000
Neraca Akhir
Cash 660.000 Utang dagang 2.000.000
Piutang dagang 13.440.000 Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 25.600.000
Sewa toko 11.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 5.900.000 Laba ditahan 4.600.000
Jumlah aktiva 56.600.000 Jumlah kewajiban 56.600.000
(1) Toko Tas itu memang memperoleh laba. Laporan laba-rugi menunjukkan laba
(sebelum pajak) sebesar Rp. 4.600.000.
(2) Pemilik toko tidak bisa menarik seluruh labanya karena saldo kas akhirnya hanya
Rp. 660.000 seperti tampak pada laporan aliran kas.
162
(3) Labanya masih dalam perusahaan, dalam bentuk penjualan yang belum tertagih,
persediaan, atau masih terikat dalam sisa sewa toko dan mebel.
(5) Selisihnya, yaitu Rp. 4.600.000 mewakili laba yang tidak ditarik.
Kasus pendek ini menunjukkan perlunya laporan keuangan lengkap (laporan laba-rugi, aliran
kas dan neraca). Kemampulabaan tidak hanya dalam hal laba tapi juga dalam bentuk kas
Proyeksi laba-rugi
Penjualan 33.600
Harga pokok penjualan 22.400
Laba kotor 11.200
Biaya-biaya lain:
Sewa 1.000
Penyusutan, mebel toko 100
Gaji 3.000
Biaya-biaya lain 2.500
Jumlah 6.600
Laba 4.600
Neraca awal
Aktiva Kewajiban dan modal sendiri
Kas 8.000 Utang dagang -
Piutang dagang - Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 24.000
Sewa toko 12.000 Modal pemilik 50.000
Mebel 6.000 Laba ditahan -
Jumlah aktiva 50.000 Jumlah modal sendiri 50.000
Neraca akhir
Aktiva Kewajiban dan modal sendiri
Cash 660 Utang dagang 2.000
Piutang dagang 13.440 Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 25.600
Sewa toko 11.000 Modal pemilik 50.000
Mebel 5.900 Laba ditahan 4.600
Jumlah aktiva 56.600 Jumlah kewajiban 56.600
NERACA
Sisi kiri neraca mencerminkan aktiva (harta), atau pada aktiva mana dana diinvestasikan. Pada
neraca awal, sisi kiri neraca mencerminkan bagaimana modal awal dibelanjakan, yaitu
164
membayar sewa toko Rp. 12 juta, membeli mebel toko Rp. 6 juta dan persediaan Rp. 24 juta dan
Rp. 8 juta untuk saldo kas awal. Jumlah Rp. 50 juta.
Sisi kanan neraca mencerminkan kewajiban dan modal sendiri, atau sumber-sumber dana. Pada
neraca awal, sisi kanan menceritakan bahwa modal awal Rp. 50 juta berasal modal pemilik
sendiri.
Jumlah pada sisi kiri harus sama dengan jumlah pada sisi kanan karena kedua sisi menyangkut
dana yang sama, yaitu Rp. 50 juta. Sisi kiri menceritakan untuk apa dana itu atau ke mana uang
dibelanjakan, dan sisi kiri menceritakan siapa yang memiliki uang atau dari mana uang berasal.
Neraca akhir berbeda dengan neraca awal karena transaksi kas dan transaksi non-kas berikut ini:
Penerimaan kas dan pengeluaran kas mengubah saldo kas (Lihat laporan aliran kas), dari
Rp. 8 juta menjadi Rp. 660.000;
Penjualan yang belum tertagih Rp. 13,44 juta (Lihat laporan aliran kas) ditambahkan
pada rekening piutang dagang;
Penjualan dan pembelian barang dagangan mengubah rekening persediaan, dari Rp. 24
juta menjadi Rp. 23,6 juta;
Biaya sewa toko mengurangi (Lihat laporan laba-rugi) rekening sewa toko, dari Rp. 12
juta menjadi Rp. 11 juta;
Biaya penyusutan (Lihat laporan laba-rugi) mengurangi rekening mebel dari Rp. 6 juta
menjadi 5,9 juta;
Pembelian yang belum dibayar Rp. 2.000.000 ditambahkan pada rekening utang dagang;
dan
Laba (sebelum pajak) Rp. 4,6 juta (Lihat laporan laba-rugi) ditambahkan pada rekening
laba ditahan.
Uraian di atas menjelaskan bagaimana neraca awal dan neraca akhir berkaitan dengan laporan
laba rugi dan laporan aliran kas. Yang jelas adalah laba pada laporan laba-rugi ditambahkan
pada laba ditahan pada neraca akhir, saldo kas awal pada laporan aliran kas berasal dari kas pada
neraca awal, saldo kas akhir pada laporan aliran kas menjadi kas pada neraca akhir.
165
Modal awal adalah sejumlah uang yang harus dibelanjakan sebelum kegiatan bisnis
menghasilkan pendapatan melalui penjualan.
(1) Pengeluaran pra-operasi, yaitu uang yang harus dibayarkan oleh wirausahawan
yang membuka bisnis sebelum bisnis mulai beroperasi. Jumlah uang yang diperlukan
untuk pengeluaran-pengeluaran ini juga disebut modal investasi.
(2) Pengeluaran operasi awal, yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan wirausahawan
untuk berbagai pengeluaran awal sebelum pendapatan dari penjualan masuk ke dalam
bisnis. Jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran-pengeluaran ini disebut modal
kerja.
Awal bisnis
Pendapatan
pertama
166
sambungan air asuransi
sambungan listrik bahan bakar
sambungan tilpun tagihan air
biaya hukum, perizinan tagihan listrik
papan nama tagihan tilpun
publikasi biaya bunga
upacara pembukaan biaya transportasi
dsbnya. dsbnya.
MODAL AWAL
Periode “lamanya waktu sampai pendapatan dari penjualan kembali ke dalam bisnis dalam
bentuk penerimaan kas” yang mempengaruhi jumlah kebutuhan modal kerja juga disebut “daur
kas”, biasanya diukur dalam hari atau minggu. Daur kas adalah jangka waktu mulai saat kas
keluar (aliran kas keluar untuk membeli bahan, perlengkapan, untuk membayar gaji, dsbnya.)
sampai kas diterima kembali (aliran kas masuk dari penjualan).
Daur kas adalah suatu konsep abstrak yang sebaik-baiknya bisa dipahami dengan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan untuk memperoleh uang kembali. Kegiatan-kegiatan ini
meliputi pengadaan, produksi, penjualan dan penagihan pembayaran. Masing-masing kegiatan
membutuhkan waktu,atau periode dalam hari atau minggu. Jumlah waktu untuk semua kegiatan
adalah jumlah lamanya waktu menunggu sampai uang kembali ke dalam bisnis.
Pengeluaran Penerimaan
kas kas
167
Pengadaan Produksi Penjualan Penagihan
(Persediaan (Bahan dalam (Persediaan barang (Piutang
bahan baku proses) jadi) dagang)
Pengeluaran Penerimaan
kas kas
Pengeluaran Penerimaan
kas kas
168
Kebutuhan modal kerja dihitungdengan rumus:
Contoh:
Kebutuh
Pengeluaran an
Bisnis Periode Hari
kas per hari Modal
kerja
Pabrik Jas Waktu menunggu sampai bahan 3
Pria siap untuk diproses
Waktu yang diperlukan untuk 2
memproses produk
Waktu menunggu sampai produk 5
jadi dijual
Waktu menunggu sampai produk 5
yang terjual dibayar
Daur kas 15 4 juta 60 juta
Toko Jas Pria Waktu menunggu sampai barang 6
dagangan terjual
Waktu menunggu sampai 1
pembayaran barang dagangan tertagih
Daur kas 7 2 juta 14 juta
Penjahit Jas Waktu menunggu sampai jasa 3
Pria terjual
Waktu yang diperlukan untuk 2
operasi jasa
Waktu tmenunggu sampai 1
pembayaran jasa tertagih
Daur kas 6 1 juta 6 juta
169
170
12.4. RATIO-RATIO KEUANGAN DASAR
1
Utang hanya terdiri atas kewajiban lancar saja.
Current Ratio mengukur apakah perusahaan memiliki cukup sumberdaya untuk membayar utang
selama 12 bulan mendatang. Perusahaan dengan aktiva lancar yang tinggi dibandingkan dengan
kewajiban lancarnya disebut perusahaan yang likid (liquid), yang berarti perusahaan ini memiliki
kemampuan yang tinggi untuk membayar utang lancarnya.
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Kewajiban Lancar
Debt Ratio menunjukkan bagian dari aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang. Meskipun
perusahaan baru umumnya dibiayai seluruhnya dengan modal sendiri, setelah tumbuh
perusahaan bisa menggunakan utang untuk membiayai aktivanya. Hal ini juga disebut leverage.
Perusahaan dengan debt ratio yang terlalu tinggi memiliki risiko yang tinggi jika kreditor mulai
menuntut pembayaran kembali utangnya.
171
Jumlah U tan g
Debt Ratio =
Jumlah Aktiva
Profit margin adalah ukuran kemampulabaan. Profit margin adalah indikator kebijakan
penetapan harga jual perusahaan dan kemampuannya mengendalikan biaya-biaya. Ada tiga
metode meningkatkan kemampulabaan. Profit margin mengacu pada peningkatan harga jual dan
reduksi biaya.
Laba
Pr ofit M arg in =
Penjualan
Total Assets Turnover mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan penjualan. Total assets turnover mengacu pada metode ketiga untuk meningkatkan
kemampulabaan, yaitu meningkatkan volume penjualan. Perputaran (turnover) yang tinggi bisa
menunjukkan pembaruan barang dagangan yang cepat.
Penjualan
Total Assets Turnover =
Jumlah Aktiva
Return on Assets menunjukkan seberapa jauh aktiva perusahaan cukup menguntungkan dalam
menghasilkan pendapatan, atau berapa laba yang bisa diperoleh perusahaan dari aktiva yang
dikuasainya. Hal ini berarti perusahaan sebaiknya melakukan investasi pada aktiva-aktiva yang
menghasilkan pendapatan.
Laba
Re turn On Assets =
Jumlah Aktiva
172
Return on Equity menunjukkan imbalan bagi modal sendiri atau modal yang diperoleh dari
pemilik perusahaan. Bila mengacu pada seluruh aktiva atau seluruh modal (yang berasal dari
pemilik maupun kreditor), ROE mengacu hanya pada modal dari para pemilik perusahaan.
Laba
Re turn On Equity =
Modal Sendiri
Jika “Toko Tas” menjual tasnya dengan harga Rp. 27.000 per buah, toko bisa menjual 1.200
buah selama Bulan 1. Proyeksi keuangannya berubah menjadi sebagai berikut:
Neraca awal
Cash 8.000.000 Utang dagang -
Piutang dagang - Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 24.000.000
Sewa toko 12.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 6.000.000 Laba ditahan -
Jumlah aktiva 50.000.000 Jumlah kewajiban 50.000.000
173
Neraca akhir
Cash 3.585.000 Utang dagang 2.000.000
Piutang dagang 15.390.000 Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 21.000.000
Sewa toko 11.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 5.900.000 Laba ditahan 4.875.000
Jumlah aktiva 56.875.000 Jumlah kewajiban 56.875.000
Hubungan antara penurunan harga dan peningkatan volume penjualan dijelaskan oleh teori
permintaan dan digambarkan dalam Business Game Modul 2 dan 3. Pada kasus “Toko Tas”,
reduksi harga jual akan menurunkan profit margin (PM) tetapi meningkatkan total assets
turnover (TATO), dan return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).
Ratio-ratio keuangan akan bermakna bila dibandingkan dengan ratio-ratio keuangan sejenis dari
perusahaan-perusahaan lain dalam bisnis (industri) yang sama. Tetapiratio-ratio keuangan juga
merupakan indikator penting operasi perusahaan, sebagaimana diuraikan dalam “Analisis
DuPont”.
Analisis DuPont adalah suatu persamaan yang menguraikan ROE (Return on equity) menjadi
tiga bagian:
174
efisiensi operasional (yang diukur dengan profit margin)
1
Re turn On Equity = Pr ofit M arg in x Total Assets Turnover x
1 − Debt Ratio
Beberapa industri tertentu, seperti industri mode, lebih banyak memanfaatkan keunggulan
bersaing dari menjual dengan marjin tinggi dibandingkan dengan meningkatkan volume
penjualan. Untuk mode-mode tinggi, peningkatan penjualan tanpa mengorbankan marjin
mungkin cukup berisiko.
175
Industri lain, seperti bisnis pengecer, khususnya toko kelontong dan pasar swalayan, mungkin
menerapkan profit margin yang sangat rendah, dan leverage yang moderat. Sebaliknya, industri
pengecer menerapkan perputaran (turnover) yang tinggi, penjualannya berlipat kali aktivanya per
tahun.
Beberapa sektor, seperti sektor keuangan, sangat mengandalkan leverage tinggi untuk
memperoleh sasaran ROE-nya. Sebaliknya, bagi banyak industri lain leverage yang tinggi terlalu
riskan.
176