Anda di halaman 1dari 23

BAB XII

Modal awal dan proyeksi keuangan

Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu (1) menyusun rencana keuangan untuk membuka
bisnis (sumber-sumber dana, termasuk modal sendiri), (2) membuat proyeksi keuangan, (3)
membuat proyeksi laba/laba ditahan selama kurun waktu tertentu..

12.1. LAPORAN/PROYEKSI ALIRAN KAS

Pendapatan dan biaya adalah rekening-rekening laporan laba-rugi, pendapatan bersifat menambah
dan biaya bersifat mengurangi. Kedua transaksi mencerminkan kegiatan bukan penerimaan dan
pengeluaran kas. Penerimaan kas dan pengeluaran kas adalah rekening-rekening laporan aliran kas,
penerimaan kas bersifat menambah dan pengeluaran kas bersifat mengurangi. Kedua transaksi
inilah yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas.

(1) Pendapatan yang bukan penerimaan kas: penjualan kredit.

(2) Penerimaan kas yang bukan pendapatan: hasil penagihan


piutang dagang, penerimaan pinjaman.

(3) Biaya yang bukan pengeluaran kas: penyusutan, pemakaian


bahan yang sudah tersedia.

(4) Pengeluaran kas yang bukan biaya: pembayaran utang


dagang, pengembalian pinjaman.

Pendapatan Penerimaan Kas


Sales 33.600.000 Penerimaan kas 20.160.000
Jumlah 33.600.000 Jumlah 20.160.000

Biaya Pengeluaran Kas


Harga pokok barang dijual 22.400.000 Pembelian tas 22.000.000
154
Rent 1.000.000 Gaji 3.000.000
Penyusutan of mebel toko 100.000 Biaya-biaya lain 2.500.000
Gaji 3.000.000 Jumlah 27.500.000
Biaya-biaya lain 2.500.000
Jumlah 29.000.000

Laporan/proyeksi aliran kas juga merupakan laporan periode seperti halnya laporan/proyeksi laba-
rugi. Kedua laporan menghasilkan rekening-rekening penting untuk neraca, yaitu laporan/proyeksi
laba-rugi menghasilkan laba dan laporan/proyeksi aliran kas menghasilkan saldo kas akhir.

Komponen-komponen utama laporan laba-rugi adalah pendapatan dan biaya, sedangkan


komponen-komponen utama aliran kas adalah penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dengan
penyederhanaan format laporan/proyeksi laba-rugi, biaya penyusutan dipisahkan sehingga lebih
mudah menyisihkannya dalam laporan/proyeksi aliran kas.

Perbedaan antara pendapatan dan biaya disebut laba/rugi, sedangkan perbedaan antara penerimaan
kas dan pengeluaran kas disebut surplus/defisit kas, kemudian ditambahkan/dikurangkan dengan
saldo kas awal menjadi saldo kas akhir. Jika laba boleh merupakan bilangan negatif, saldo kas akhir
TIDAK boleh negatif.

Laporan laba-rugi 2008

Laporan aliran kas 2008

Neraca akhir per 31


December 2008 155
Neraca awal per 31
Desember 2007

Laporan laba-rugi menceritakan apakah suatu perusahaan memperoleh laba atau rugi selama
periode tertentu, misalnya dari 1 Januari sampai 31 Desember 2008. Laporan laba-rugi adalah
laporan periode.

Laporan aliran kas menunjukkan seberapa jauh aliran kas masuk (penerimaan kas) ke dalam
perusahaan cukup untuk membiayai antiva lancar dan aktiva tetap, mengembalikan pinjaman
serta pembayaran-pembayaran lainnya selama periode tertentu, misalnya dari 1 Januari sampai
31 Desember 2008. Laporan aliran kas juga merupakan laporan periode.

Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, misalnya 31 Desember
2007 (neraca awal) atau 31 Desember 2008 (neraca akhir).

Laporan laba-rugi Aliran kas

(Accrual Basis) (Cash Basis)


Penambahannya disebut pendapatan, Penambahannya disebut penerimaan kas,
pengurangannya disebut biaya, pengurangannya disebut pengeluaran kas, selisihnya
selisihnya disebut laba atau rugi disebut surplus atau defisit pada saldo kas

156
Pendapatan: Penerimaan kas:
 Penjualan (tunai & kredit)  Penjualan tunai
 Pendapatan lain  Pendapatan lain (tunai)
 Hasil penagihan piutang dagang
 Pinjaman yang diterima
 Modal yang diterima dari pemilik
Costs: Pengeluaran kas:
 Biaya bahan langsung  Pembelian tunai bahan
 Biaya karyawan langsung  Pembayaran upah karyawan langsung
 Biaya overhead  Biaya overhead di luar biaya penyusutan
 Biaya operasional  Biaya operasional di luar biaya penyusutan
 Biaya bunga  Pembayaran biaya bunga
 Pembayaran utang dagang
 Pengembalian pinjaman
 Penarikan modal pemilik
Laba/rugi Surplus/defisit kas

Ditambahkan atau dikurangkan pada Ditambahkan atau dikurangkan pada pada saldo kas
laba ditahan di neraca akhir di neraca akhir

157
Studi Kasus: Toko Tas

158
Sebuah toko tas memulai bisnisnya dengan modal Rp. 50 juta, dipakai untuk membayar sewa
toko 1-tahun Rp. 12 juta, membeli mebel toko Rp. 6 juta (dengan usia pemakaian 5 tahun), dan
membeli 1.200 tas @ IDR 20,000. Sisanya juga dipakai untuk memulai bisnis.

Selama bulan pertama toko tas itu menjual 1.120 tas @ Rp. 30.000, tetapi 40% dari
penjualannya akan tertagih pada bulan kedua. Toko itu membeli lagi 1.100 tas @ Rp. 20.000
tunai, membayar gaji Rp. 3 juta dan biaya-biaya lain (tagihan listrik, air dan telepon,
transportasi, dsbnya.) Rp. 2½ juta. Toko itu juga membeli tambahan 100 tas @ Rp. 20.000 untuk
dibayar pada bulan kedua.

Minta mahasiswa menghitung hal-hal berikut ini untuk bulan pertama:

 Penjualan;

 Harga pokok barang yang dijual;

 Biaya-biaya lain (biaya tetap);

 Saldo kas awal;

 Penerimaan kas;

 Pengeluaran kas;

 Penjualan yang belum tertagih;

 Tas yang tidak terjual;

 Sisa sewa toko;

 Sisa nilai mebel toko;

 Pembelian tas yang belum dibayar; dan

 Laba (yang belum ditarik).

Setelah itu minta mahasiswa menyusun kembali data di atas menjadi tiga laporan keuangan:

▪ Laporan laba-rugi;

▪ Laporan aliran kas; dan

▪ Neraca awal dan neraca akhir.


159
Pertanyaan:

1. Apakah toko tas itu memperoleh laba?

2. Dapatkah pada akhir bulan pemilik toko mengambil seluruh laba untuk keperluan
pribadinya?

3. Ke mana labanya?

4. Berapa nilai bisnisnya pada akhir bulan?

5. Apakah selisih antara nilai aktiva dengan modal awalnya?

160
Jawaban:

“Toko Tas”

Penjualan 33.600.000 Penjualan yang belum tertagih 13.440.000


Harga pokok barang dijual 22.400.000 Tas yang tidak terjual 25.600.000
Biaya-biaya lain 6.600.000 Sisa sewa toko 11.000.000
Saldo kas awal 8.000.000 Sisa nilai mebel toko 5.900.000
Penerimaan kas 20.160.000 Pembelian tas yang belum
dibayar 2.000.000
Pengeluaran kas 27.500.000 Laba yang belum ditarik 4.600.000

161
Laporan Laba-Rugi Laporan Aliran Kas
Sales 33.600.000 Saldo kas awal 8.000.000
Harga pokok barang dijual 22.400.000 Penerimaan kas 20.160.000
Laba kotor 11.200.000 Jumlah 20.160.000
Biaya-biaya lain: Kas tersedia 28.160.000
Rent 1.000.000 Pengeluaran kas:
Penyusutan, mebel toko 100.000 Pembelian tas 22.000.000
Gaji 3.000.000 Gaji 3.000.000
Biaya-biaya lain 2.500.000 Biaya-biaya lain 2.500.000
Jumlah 6.600.000 Jumlah 27.500.000
Laba 4.600.000 Saldo kas akhir 660.000

Neraca Awal
Cash 8.000.000 Utang dagang -
Piutang dagang - Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 24.000.000
Sewa toko 12.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 6.000.000 Laba ditahan -
Jumlah aktiva 50.000.000 Jumlah kewajiban 50.000.000

Neraca Akhir
Cash 660.000 Utang dagang 2.000.000
Piutang dagang 13.440.000 Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 25.600.000
Sewa toko 11.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 5.900.000 Laba ditahan 4.600.000
Jumlah aktiva 56.600.000 Jumlah kewajiban 56.600.000

Jawaban atas kelima pertanyaan:

(1) Toko Tas itu memang memperoleh laba. Laporan laba-rugi menunjukkan laba
(sebelum pajak) sebesar Rp. 4.600.000.

(2) Pemilik toko tidak bisa menarik seluruh labanya karena saldo kas akhirnya hanya
Rp. 660.000 seperti tampak pada laporan aliran kas.

162
(3) Labanya masih dalam perusahaan, dalam bentuk penjualan yang belum tertagih,
persediaan, atau masih terikat dalam sisa sewa toko dan mebel.

(4) Jumlah nilainya Rp. 54.600.000 seperti tampak pada neraca.

(5) Selisihnya, yaitu Rp. 4.600.000 mewakili laba yang tidak ditarik.

Kasus pendek ini menunjukkan perlunya laporan keuangan lengkap (laporan laba-rugi, aliran
kas dan neraca). Kemampulabaan tidak hanya dalam hal laba tapi juga dalam bentuk kas

LAPORAN KEUANGAN “TOKO TAS”

Proyeksi laba-rugi
Penjualan 33.600
Harga pokok penjualan 22.400
Laba kotor 11.200
Biaya-biaya lain:
Sewa 1.000
Penyusutan, mebel toko 100
Gaji 3.000
Biaya-biaya lain 2.500
Jumlah 6.600
Laba 4.600

Proyeksi aliran kas


Saldo awal 8.000
Penerimaan kas 20.160
Jumlah 20.160
Kas tersedia 28.160
Pengeluaran kas:
163
Pembelian tas (tunai) 22.000
Gaji 3.000
Biaya-biaya lain 2.500
Jumlah 27.500
Saldo akhir 660

Neraca awal
Aktiva Kewajiban dan modal sendiri
Kas 8.000 Utang dagang -
Piutang dagang - Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 24.000
Sewa toko 12.000 Modal pemilik 50.000
Mebel 6.000 Laba ditahan -
Jumlah aktiva 50.000 Jumlah modal sendiri 50.000

Neraca akhir
Aktiva Kewajiban dan modal sendiri
Cash 660 Utang dagang 2.000
Piutang dagang 13.440 Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 25.600
Sewa toko 11.000 Modal pemilik 50.000
Mebel 5.900 Laba ditahan 4.600
Jumlah aktiva 56.600 Jumlah kewajiban 56.600

NERACA

Sisi kiri neraca mencerminkan aktiva (harta), atau pada aktiva mana dana diinvestasikan. Pada
neraca awal, sisi kiri neraca mencerminkan bagaimana modal awal dibelanjakan, yaitu
164
membayar sewa toko Rp. 12 juta, membeli mebel toko Rp. 6 juta dan persediaan Rp. 24 juta dan
Rp. 8 juta untuk saldo kas awal. Jumlah Rp. 50 juta.

Sisi kanan neraca mencerminkan kewajiban dan modal sendiri, atau sumber-sumber dana. Pada
neraca awal, sisi kanan menceritakan bahwa modal awal Rp. 50 juta berasal modal pemilik
sendiri.

Jumlah pada sisi kiri harus sama dengan jumlah pada sisi kanan karena kedua sisi menyangkut
dana yang sama, yaitu Rp. 50 juta. Sisi kiri menceritakan untuk apa dana itu atau ke mana uang
dibelanjakan, dan sisi kiri menceritakan siapa yang memiliki uang atau dari mana uang berasal.

Neraca akhir berbeda dengan neraca awal karena transaksi kas dan transaksi non-kas berikut ini:

 Penerimaan kas dan pengeluaran kas mengubah saldo kas (Lihat laporan aliran kas), dari
Rp. 8 juta menjadi Rp. 660.000;

 Penjualan yang belum tertagih Rp. 13,44 juta (Lihat laporan aliran kas) ditambahkan
pada rekening piutang dagang;

 Penjualan dan pembelian barang dagangan mengubah rekening persediaan, dari Rp. 24
juta menjadi Rp. 23,6 juta;

 Biaya sewa toko mengurangi (Lihat laporan laba-rugi) rekening sewa toko, dari Rp. 12
juta menjadi Rp. 11 juta;

 Biaya penyusutan (Lihat laporan laba-rugi) mengurangi rekening mebel dari Rp. 6 juta
menjadi 5,9 juta;

 Pembelian yang belum dibayar Rp. 2.000.000 ditambahkan pada rekening utang dagang;
dan

 Laba (sebelum pajak) Rp. 4,6 juta (Lihat laporan laba-rugi) ditambahkan pada rekening
laba ditahan.

Uraian di atas menjelaskan bagaimana neraca awal dan neraca akhir berkaitan dengan laporan
laba rugi dan laporan aliran kas. Yang jelas adalah laba pada laporan laba-rugi ditambahkan
pada laba ditahan pada neraca akhir, saldo kas awal pada laporan aliran kas berasal dari kas pada
neraca awal, saldo kas akhir pada laporan aliran kas menjadi kas pada neraca akhir.

12.2. Proyeksi Modal Awal

165
Modal awal adalah sejumlah uang yang harus dibelanjakan sebelum kegiatan bisnis
menghasilkan pendapatan melalui penjualan.

Modal awal memiliki dua fungsi:

(1) Pengeluaran pra-operasi, yaitu uang yang harus dibayarkan oleh wirausahawan
yang membuka bisnis sebelum bisnis mulai beroperasi. Jumlah uang yang diperlukan
untuk pengeluaran-pengeluaran ini juga disebut modal investasi.

(2) Pengeluaran operasi awal, yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan wirausahawan
untuk berbagai pengeluaran awal sebelum pendapatan dari penjualan masuk ke dalam
bisnis. Jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran-pengeluaran ini disebut modal
kerja.

Awal bisnis

pra-operasi operasi awal

(beberapa minggu atau


bulan)

Pendapatan
pertama

Modal Investasi Modal Kerja


 tanah  sewa
 bangunan  biaya pemeliharaan
 bengkel  bahan baku
 mesin  bahan dalam proses
 perkakas  barang jadi
 peralatan  perlengkapan kantor
 perabot kantor  promosi penjualan
 computer  upah dan gaji

166
 sambungan air  asuransi
 sambungan listrik  bahan bakar
 sambungan tilpun  tagihan air
 biaya hukum, perizinan  tagihan listrik
 papan nama  tagihan tilpun
 publikasi  biaya bunga
 upacara pembukaan  biaya transportasi
 dsbnya.  dsbnya.

MODAL AWAL

12.3. Daur Kas dan Kebutuhan Modal Kerja

Periode “lamanya waktu sampai pendapatan dari penjualan kembali ke dalam bisnis dalam
bentuk penerimaan kas” yang mempengaruhi jumlah kebutuhan modal kerja juga disebut “daur
kas”, biasanya diukur dalam hari atau minggu. Daur kas adalah jangka waktu mulai saat kas
keluar (aliran kas keluar untuk membeli bahan, perlengkapan, untuk membayar gaji, dsbnya.)
sampai kas diterima kembali (aliran kas masuk dari penjualan).

Daur kas adalah suatu konsep abstrak yang sebaik-baiknya bisa dipahami dengan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan untuk memperoleh uang kembali. Kegiatan-kegiatan ini
meliputi pengadaan, produksi, penjualan dan penagihan pembayaran. Masing-masing kegiatan
membutuhkan waktu,atau periode dalam hari atau minggu. Jumlah waktu untuk semua kegiatan
adalah jumlah lamanya waktu menunggu sampai uang kembali ke dalam bisnis.

Pengeluaran Penerimaan
kas kas

Pabrik Jas Pria

167
Pengadaan Produksi Penjualan Penagihan
(Persediaan (Bahan dalam (Persediaan barang (Piutang
bahan baku proses) jadi) dagang)

Pengeluaran Penerimaan
kas kas

Toko Jas Pria

Waktu menunggu sampai barang Pena-


dagangan terjual gihan

Pengeluaran Penerimaan
kas kas

Penjahit Jas Pria

Waktu menunggu Pena-


Operasi gihan
pesanan

168
Kebutuhan modal kerja dihitungdengan rumus:

Contoh:

Kebutuh
Pengeluaran an
Bisnis Periode Hari
kas per hari Modal
kerja
Pabrik Jas  Waktu menunggu sampai bahan 3
Pria siap untuk diproses
 Waktu yang diperlukan untuk 2
memproses produk
 Waktu menunggu sampai produk 5
jadi dijual
 Waktu menunggu sampai produk 5
yang terjual dibayar
Daur kas 15 4 juta 60 juta
Toko Jas Pria  Waktu menunggu sampai barang 6
dagangan terjual
 Waktu menunggu sampai 1
pembayaran barang dagangan tertagih
Daur kas 7 2 juta 14 juta
Penjahit Jas  Waktu menunggu sampai jasa 3
Pria terjual
 Waktu yang diperlukan untuk 2
operasi jasa
 Waktu tmenunggu sampai 1
pembayaran jasa tertagih
Daur kas 6 1 juta 6 juta
169
170
12.4. RATIO-RATIO KEUANGAN DASAR

Menggunakan kasus Toko Tas

Ratio-ratio keuangan dasar untuk “Toko Tas”:

Aktiva lancar 50.700.000 Current ratio 25,35


Kewajiban lancar 2.000.000 Debt ratio1 0,035
Laba 4.600.000 Profit margin 13,7%
Penjualan 33.600.000 Total assets turnover 0,59
Jumlah aktiva 56.600.000 Return on assets 8,13%
Modal sendiri 54.600.000 Return on equity 8,42%

1
Utang hanya terdiri atas kewajiban lancar saja.

Current Ratio mengukur apakah perusahaan memiliki cukup sumberdaya untuk membayar utang
selama 12 bulan mendatang. Perusahaan dengan aktiva lancar yang tinggi dibandingkan dengan
kewajiban lancarnya disebut perusahaan yang likid (liquid), yang berarti perusahaan ini memiliki
kemampuan yang tinggi untuk membayar utang lancarnya.

Aktiva Lancar
Current Ratio =
Kewajiban Lancar

Debt Ratio menunjukkan bagian dari aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang. Meskipun
perusahaan baru umumnya dibiayai seluruhnya dengan modal sendiri, setelah tumbuh
perusahaan bisa menggunakan utang untuk membiayai aktivanya. Hal ini juga disebut leverage.
Perusahaan dengan debt ratio yang terlalu tinggi memiliki risiko yang tinggi jika kreditor mulai
menuntut pembayaran kembali utangnya.

171
Jumlah U tan g
Debt Ratio =
Jumlah Aktiva

Profit margin adalah ukuran kemampulabaan. Profit margin adalah indikator kebijakan
penetapan harga jual perusahaan dan kemampuannya mengendalikan biaya-biaya. Ada tiga
metode meningkatkan kemampulabaan. Profit margin mengacu pada peningkatan harga jual dan
reduksi biaya.

Laba
Pr ofit M arg in =
Penjualan

Total Assets Turnover mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan penjualan. Total assets turnover mengacu pada metode ketiga untuk meningkatkan
kemampulabaan, yaitu meningkatkan volume penjualan. Perputaran (turnover) yang tinggi bisa
menunjukkan pembaruan barang dagangan yang cepat.

Penjualan
Total Assets Turnover =
Jumlah Aktiva

Return on Assets menunjukkan seberapa jauh aktiva perusahaan cukup menguntungkan dalam
menghasilkan pendapatan, atau berapa laba yang bisa diperoleh perusahaan dari aktiva yang
dikuasainya. Hal ini berarti perusahaan sebaiknya melakukan investasi pada aktiva-aktiva yang
menghasilkan pendapatan.

Laba
Re turn On Assets =
Jumlah Aktiva

172
Return on Equity menunjukkan imbalan bagi modal sendiri atau modal yang diperoleh dari
pemilik perusahaan. Bila mengacu pada seluruh aktiva atau seluruh modal (yang berasal dari
pemilik maupun kreditor), ROE mengacu hanya pada modal dari para pemilik perusahaan.

Laba
Re turn On Equity =
Modal Sendiri

Jika “Toko Tas” menjual tasnya dengan harga Rp. 27.000 per buah, toko bisa menjual 1.200
buah selama Bulan 1. Proyeksi keuangannya berubah menjadi sebagai berikut:

Laporan laba-rugi Laporan aliran kas


Penjualan 38.475.000 Saldo kas awal 8.000.000
Harga pokok barang dijual 27.000.000 Penerimaan kas 23.085.000
Laba kotor 11.475.000 Jumlah 23.085.000
Biaya-biaya lain: Kas tersedia 31.085.000
Sewa 1.000.000 Pengeluaran kas:
Penyusutan, mebel toko 100.000 Pembelian tas 22.000.000
Gaji 3.000.000 Gaji 3.000.000
Biaya-biaya lain 2.500.000 Biaya-biaya lain 2.500.000
Jumlah 6.600.000 Jumlah 27.500.000
Laba 4.875.000 Saldo kas akhir 3.585.000

Neraca awal
Cash 8.000.000 Utang dagang -
Piutang dagang - Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 24.000.000
Sewa toko 12.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 6.000.000 Laba ditahan -
Jumlah aktiva 50.000.000 Jumlah kewajiban 50.000.000

173
Neraca akhir
Cash 3.585.000 Utang dagang 2.000.000
Piutang dagang 15.390.000 Pinjaman jangka-pendek -
Persediaan 21.000.000
Sewa toko 11.000.000 Modal pemilik 50.000.000
Mebel 5.900.000 Laba ditahan 4.875.000
Jumlah aktiva 56.875.000 Jumlah kewajiban 56.875.000

The ratio-ratio keuangannya menjadi sebagai berikut:

Aktiva lancar 50.975.000 Current ratio 25,49


Kewajiban lancar 2.000.000 Debt ratio 0,035
Laba 4.875.000 Profit margin 12,7%
Penjualan 38.475.000 Total assets turnover 0,68
Jumlah aktiva 56.875.000 Return on assets 8,57%
Modal sendiri 54.875.000 Return on equity 8,88%

Hubungan antara penurunan harga dan peningkatan volume penjualan dijelaskan oleh teori
permintaan dan digambarkan dalam Business Game Modul 2 dan 3. Pada kasus “Toko Tas”,
reduksi harga jual akan menurunkan profit margin (PM) tetapi meningkatkan total assets
turnover (TATO), dan return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).

Ratio-ratio keuangan akan bermakna bila dibandingkan dengan ratio-ratio keuangan sejenis dari
perusahaan-perusahaan lain dalam bisnis (industri) yang sama. Tetapiratio-ratio keuangan juga
merupakan indikator penting operasi perusahaan, sebagaimana diuraikan dalam “Analisis
DuPont”.

Analisis DuPont adalah suatu persamaan yang menguraikan ROE (Return on equity) menjadi
tiga bagian:

174
 efisiensi operasional (yang diukur dengan profit margin)

 efisiensi penggunaan aktiva (diukur dengan total asset turnover)

 leverage keuangan (diukur dengan debt ratio)

Laba Laba Penjualan


Re turn On Assets = = x = PM x TATO
Jumlah Aktiva Penjualan Jumlah Aktiva

Laba Laba Jumlah Aktiva


Re turn On Equity = = x
Modal Sendiri Jumlah Aktiva Modal Sendiri

Labat Jumlah Aktiva 1


Re turn On Equity = x = ROA x
Jumlah Aktiva Jumlah Aktiva − U tan g U tan g
1−
Jumlah Aktiva

1
Re turn On Equity = Pr ofit M arg in x Total Assets Turnover x
1 − Debt Ratio

Mahasiswa telah mempelajari tiga metode untuk meningkatkan kemampulabaan, yaitu


menaikkan harga jual, menekan biaya dan meningkatkan volume penjualan. Formula DuPont di
atas memperkenalkan metode yang keempat, yaitu leverage (penggunaan utang) untuk
meningkatkan kemampulabaan.

Industri margjin tinggi (high margin industries)

Beberapa industri tertentu, seperti industri mode, lebih banyak memanfaatkan keunggulan
bersaing dari menjual dengan marjin tinggi dibandingkan dengan meningkatkan volume
penjualan. Untuk mode-mode tinggi, peningkatan penjualan tanpa mengorbankan marjin
mungkin cukup berisiko.

Industri perputaran tinggi (high turnover industries)

175
Industri lain, seperti bisnis pengecer, khususnya toko kelontong dan pasar swalayan, mungkin
menerapkan profit margin yang sangat rendah, dan leverage yang moderat. Sebaliknya, industri
pengecer menerapkan perputaran (turnover) yang tinggi, penjualannya berlipat kali aktivanya per
tahun.

Industri leverage tinggi (high leverage industries)

Beberapa sektor, seperti sektor keuangan, sangat mengandalkan leverage tinggi untuk
memperoleh sasaran ROE-nya. Sebaliknya, bagi banyak industri lain leverage yang tinggi terlalu
riskan.

176

Anda mungkin juga menyukai