Anda di halaman 1dari 20

Statistik Ekonomi

Lanjutan

PENDUGAAN SECARA STATISTIK

Disusun Oleh:

Ni Nyoman Santini (20202140262)

Ni Kadek Diah Astari (20202140263)

I Kadek Putra Sanjaya (20202140271)

I Made Januarta (20202140264)

Jurusan Manajemen

Universitas Ngurah Rai

2021

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunianya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Statistik Ekonomi Lanjutan, dengan judul “Pendugaan Secara Statistik”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami diharapkan mampu memahami mengenai


materi tentang Pendugaan Secara Statistik. Walaupun dalam penulisannya banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, dengan masih banyaknya
kekurangan dalam makalah ini, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca,
dengan harapan kedepan supaya makalah ini dapat lebih sempurna lagi dan berguna bagi kita
semua.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Gianyar, 8 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Manfaat Penulisan 2
1.5 Metode Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendugaan Secara Statistik 3


2.2 Ciri-Ciri Penduga Yang Baik 3
2.3 Metode Pendugaan Secara Statistik 4
2.4 Pendugaan Parameter Populasi Sampel Besar 6
2.5 Pendugaan Parameter Populasi Sampel Besar 9
2.6 Menentukan Ukuran Sampel 12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan ilmu pengetahuan peran Pendugaan Statistik sangat penting karena
ilmu yang dipelajari statistika adalah tentang data. Data yang dihasilkan memberikan gambaran
tentang suatu persoalan. Ilmu yang dipelajari pendugaan statistik diantaranya adalah proses
pengumpulan data dan penyajian data yang tergolong kedalam statistik pendugaan yang hanya
memberikan gambaran informasi mengenai data yang dimiliki. Salah satu bidang utama dalam
statistik adalah pendugaan statistik pendugaan statistik mencangkup beberapa metode yang
digunakan dalam penarikan kesimpulan mengenai suatu populasi. Pendugaan adalah suatu
metode yang dilakukan untuk mengetahui disekitar berapa nilai-nilai karakteristik suatu populasi
terletak dengan menggunakan nilai-nilai karakteristik sampel.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendugaan secara statistik?

2. Apa ciri-ciri dari pendugaan yang baik?

3. Apa saja metode dari pendugaan secara statistik?

4. Apa faktor yang menentukan ukuran sampel?

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari pendugaan secara statistik

2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari pendugaan yang baik

3. Untuk mengetahui metode dari pendugaan secara statistik

4. Untuk mengetahui faktor yang menentukan ukuran sampel

1
1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini, sebagai berikut:

Bagi pembaca:

1. Memberikan informasi mengenai pengertian dari pendugaan secara statistik

2. Memberikan informasi mengenai ciri-ciri pendugaan yang baik

3. Memberikan informasi mengenai metode pendugaan secara statistik

4. Memberikan informasi terkait faktor yang menentukan ukuran sampel

Bagi penulis:

- Menambah pengetahuan penulis mengenai pendugaan secara statistik

1.4 Metode Penulisan

- Metode penulisan yang digunakan adalah metode kajian pustaka, yaitu mencari informasi
melalui internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendugaan Secara Statistik


Pendugaan Secara Statistik merupakan salah satu dari dua tugas utama statistika
inferensia, yang mencakup : ciri-ciri pendugaan yang baik, pendugaan titik, pendugaan
interval untuk sampel pendugaan. Tugas utama Statistika infrensia yang lain adalah
pengujian hipotesis. Pendugaan secara statistik adalah menduga parameter populasi induknya
berdasarkan statistik sampelnya dan Pendugaan secara Statistik dapat diartikan menduga
parameter populasi berdasarkan statistik sampel, atau dengan kata lain menduga keadaan
populasi berdasarkan simpulan yang diperoleh pada sampel tersebut.
2.2 Ciri-Ciri Pendugaan Yang Baik
Bila parameter populasi dilambangkan sebagai dan pendugaanya (Statistik Sampel)

dilambangkan sebagai Suatu Pendugaan (Estimator) dikatakan baik bila pendugaan

tersebut memenuhi 4 kriteria ( Gupta dan Gupta, 1993) yaitu sebagai berikut :
1. Penduga tidak bias
Suatu penduga dikatakan tidak bias, apabila penduga tersebut secara tepat menduga
nilai parameternya. Yang dapat dikatakan sebagi berikut E ( ) = . Arti nilai yang

diharapkan sebagai penduga sama persis dengan nilai yang diduga. Bila E ( )> ,

disebut bias positif dan bila E ( )< , disebut bias negatif.

3
2. Penduga yang Efisien
Suatu penduga yang dikatakan efisien, apabila penduga tersebut memiliki variansi
yang kecil. Agar penduga tersebut memiliki variansi yang kecil, maka distribusi
penduga tersebut sebaiknya terkonsentrasi sedekat mungkin terhadap nilai parameter
yang akan diduga. Jadi, dari beberpa peduga yang ada maka penduga yang memiliki
Variansi yang kecil merupakan penduga yang paling efisien.

3. Penduga Konsisten
Suatu penduga yang dikatakan konsisten, bila ukuran sampel semakin besar yaitu
bertambah mendekati tak berhingga ( n ∞), maka penduga tersebut akan semakin
terkonsentrasi secara sempurna pada parameter yang diduga atau nilai penduga
( Statistik Sampel) akan mendekati nilai parameternya.
4. Penduga Sufisien
Suatu penduga dikatakan sebagai sufisien (cukup), apabila penduga itu mempunyai

seluruh informasi tentang parameter yang akan diduga. Misalnya, rata-rata sampel ( )

merupakan penduga yang cukup baik bagi rata-rata populasi ( ), oleh karena tidak ada

ukuran statistik sampel lain yang dapat memberikan keterangan lebih sempurna

mengenai (( ) , dari pada keterangan yang diberikan ( ) demikian halnya simpangan

4
buku sampel (s) merupakan penduga cukup baik bagi simpamgan buku populasi

promosi sampel ( ) merupakan penduga yang cukup baik bagi proporsi populasi (p),

Koefisien korelasi sampel (r) merupakan penduga yang cukup baik bagi koefisien

korelasi populasinya ( ) dan koefisien regrasi sampel (b) merupakan penduga yang

cukup baik bagi koefisien regresi populasinya (β).


2.3 Metode Pendugaan Secara Statistik
Parameter sesuatu populasi dapat diduga dengan 2 metode yaitu sebagai berikut :
1. Pendugaan titik
Pendugaan titik (Point Estimation) yang disebut pendugaan atas dasar nilai tunggal
adalah suatu pendugaan parameter populasi atas dasar satu (nilai) statistik sampel.
Statistik sampel dari satu sampel ke sampel yang lain ( Sampel-sampel yang mungkin
terpilih) dapat sama, akan tetapi kemungkinan besar berbeda. Sehingga penduga titik
kemungkinan besar berbeda dari nilai populasinya, meskipun dalam sampel yang
berulang-ulang.
2. Pendugaan Interval
Pendugaan interfal (Interval Estimation) adalah suatu pendugaan terhadap parameter
populasi, berdasarkan dua batas nilai (Interval atau selang) dan didalam interval
(Dengan keyakinan tertentu) itu diharapkan parameternya akan termuat. Sangan
mustahil bahwa interfal itu 100 persen benar karena sampel merupakan bagian
(biasanya bagian kecil) dari populasi oleh karena itu pendugaan interval disertai
dengan peluang atau tingkat keyakinan, berikut adalah rumus Pendugaan Interval

untuk sampel berukuran besar, dan Pendugaan Interval untuk sampel

berukuran kecil, n < 30 yaitu :

Keterangan adalah statistik sampel (besaran penduga), adalah Para meter populasi

5
(besaran yang diduga), adalah simpangan baku distribusi statistik sampel atau

t
kesalahan standar dan statistik sampel, Z dan ( ./2,df) adalah koefisien yang

sesuai dengan interval keyakinan yang digunakan dalam pendugaan dan nilainya
diberikan dalam distribusi z (Lampiran 3) dan distribusi t (Lampiran 4). Besarnya

, adalah 0 < < 1.

■ Apa makna Interval Keyakinan (1- )? Misalkan, didalam pendugaan interval

digunakan interval keyakinan atau interval kepercayaan atau selang kepercayaan

sebesar (1 - ) atau kesalahan dugs (error of estimate) yang ditolerir sebesar a, ini

berarti bahwa dalam jang-ka panjang, jika pendugaan itu dilakukan berulang-ulang
dengan cara yang sama, maka parameter populasi akan tercakup (termuat) di dalam

interval yang bersangkutan (1 - ) dari keseluruhan waktu. Dengan kata lain, sekitar (1

- ) persen interval yang disusun mengandung parameter yang diduga atau kalau 100

interval disusun, maka sekitar (1 - persen interval akan mema-sukkan/memuat nilai


parameter. Untuk menggambarkan luas dugaan secara peluang interval keyakinan,
perhatikan Gambar 6.2, 6.3, 6.4 dan Gambar 6.5.

6
adalah statistik sampel, adalah parameter populasi, dan adalah simpangan
baku distribusi statistik sampel. Sedangkan nilai padanan sta-tistik sampel ( ).

2.4 Pendugaan Parameter Populasi Sampel Besar


Pada sub-bab ini akan dibahas secara berturut-turut pendugaan rata-rata dan beda
dua rata-rata populasi, proporsi dan beda dua proporsi populasi dari sampel
berukuran besar (n 30) .

2.4.1 Pendugaan Rata-rata Populasi


Untuk menduga rata-rata populasi ( ) digunakan rata-rata sampel ( ) cengan
interval keyakinan tertentu. Penyusunan interval keyakinan rata-rata populasi
didasarkan atas: pertama, apakah sampelnya ditarik dari populasi yang terbatas atau
tak terbatas. Kedua, apakah simpangan baku atau variansi populasinya diketahui
atau tidak.

 Pendugaan µ dengan diketahui dan populasi tak terbatas


Bila simpangan baku populasi diketahui dan sampel ditarik dari populasi
ak terbatas, maka rumus pendugaan intervalnya adalah:

7
Contoh soal :
Sebuah mesin minuman ringan diatur sedemikian sehingga banyaknya minuman
yang dikeluarkan menyebar normal dengan simpangan baku 15 ml. Tentukanlah
selang kepercayaan 90% bagi rata-rata volume minuman yang dikeluarkan oleh
mesin ini, bila suatu sampel acak 36 gelas mempunyai isi (volume) rata-rata 225 ml.

 Pendugaan dengan diketahui dan populasi terbatas


Bila simpangan baku populasi ( ) diketahui dan sampel ditarik dari populasi
terbatas, maka rumus pendugaan intervalnya adalah :

8
2.4.2 Pendugaan Proporsi Populasi
Pengugaan Interval Proporsi Populasi sampel besar disusun atau dibuat berdasarkan ukuran
populasinya, apakah sampel besar itu ditarik dari populasi tak terbatas atau populasi terbatas.
Pendugaan Interval Proporsi sampel besat dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan : adalah proporsi sampel (penduga ), p adalah proporsi populasi (yang


diduga), adalah simpangan baku distribusi proporsi sampel, N adalah ukuran populasi,
dan n adalah ukuran sampel.

2.4.3 Pendugaan Beda Dua Rata –Rata Populasi


Bila adalah nilai rata-rata dari sampel berukuran , yang ditarik dari populasi pertama
(dengan dan adalah nilai rata-rata dari sampel berukuran yang ditarik dari

populasi kedua (dengan ). Kedua populasi bersifat independen satu sama Iainnya.
Bila distribusi sampel (statistik sampel) masing-masing mendekati atau normal, maka
pendugaan interval beda dua rata-rata parameter populasinya ( ) didasarkan atas

beda dua rata-rata sampelnya ( - ) dirumuskan sebagai berikut:

Bila simpangan baku masing-masing populasi dan 62 tidak diketahui, maka kedua
simpangan baku populasinya dapat diduga/didekati dengan simpangan baku sampelnya
9
masing-masing, yaitu dan s2. Sehingga sim-pangan baku distribusi sampel beda rata-
ratanya, menjadi :

2.4.4 Pendugaan Beda Proporsi Populasi


Bila p1 dan p2 adalah proporsi sampel dari dua populasi pertama dan kedua, dengan
distribusi sampel masing-masing mendekati normal atau normal, dan sampel-sampel
tersebut bersifat indepnden satu sama lainnya. Maka pendugaan intervar beda dua populasi
didasarkan beda proporsi sampelnya dirumuskan sebagai berikut :

2.5 Pendugaan Parameter Populasi Sampel Kecil

Untuk sampel yang berukuran besar (n 30) pendugaan parameter popu-umumnya simpangan

baku populasinya diketahui. Bila tidak diketahui, simpangan baku populasi didekati
(digantikan) dengan simpangan baku sam-pelnya, pendugaan dengan menggunakan distribusi
z memberikan hasil du-gaan yang memuaskan. Akan tetapi, bila ukuran sampelnya kecil
(n<30) dan simpangan baku populasinya tidak diketahui, pendugaan parameter populasi
dengan mengganti simpangan baku populasi dengan simpangan baku sam-pelnya, tetap
menghasilkan kesalahan. Dalam hal ini menggunakan distribusi z dalam pendugaan kurang
sesuai. Bila sampel acak berukuran kecil (n<30) dan simpangan baku populasinya tidak
diketahui, maka pendugaan parame-ter populasi dilakukan dengan distribusi t (distribusi
student). Secara umum nilai padanan dalam t dapat dihitung dengan rumus :

10
= statistik sampel (penduga), = parameter populasi (yang diduga ) dan = simpangan
baku distribusi statistik sampel.

Rata-rata dan variansi distribusi t adalah µ = dan ry2 = k/(k - 2) untuk k >2.

Tampilan umum distribusi t sama dengan distribusi normal baku, bahwa Kedua distribusi ini
simetris dan unimodal (bermodus satu). Tetapi distribusi t mempunyai ekor lebih panjang dari
pada distribusi normal, yaitu menunjukkan variabilitas yang lebih besar. Variabel t menyerupai
variabel normal baku Z. Perbedaan keduanya adalah dalam pengubahan variabel acak kontinu
X ke dalam variabel normal baku Z, simpangan baku populasi induknya diketahui. Sedangkan
pengubahan variabel acak kontinu X ke dalam variabel distribusi student t, umumnya
simpangan baku populasi sampel induknya tidak dike-tahui, maka pendugaan memakai
simpangan baku sampelnya.

Kurva distribusi t akan makin melebar bila n makin kecil, dan sebaliknya bila n semakin besar,
maka distribusi t akan mendekati distribusi normal. Tabel t tidak disusun berdasarkan besarnya
ukuran sampel n, akan tetapi disusun menurut derajat kebebasan (degree of fredom) yang
dirumuskan, df = v = (n - 1).

2.5.1 Pendugaan Rata-rata Populasi


Seperti telah dijelaskan sebelumnya dan perlu diingat kembali. bahwa pendugaan parameter
populasi dengan mengambil sampel berukuran kecil (n < 30) umumnya simpangan baku
11
populasi tidak diketahui.

1. Pendugaan dengan tidak diketahui dan populasi tak terbatas

Bila (-7 tidak diketahui dan populasinya tak terbatas, rumus pendugaannya adalah:

2. Pendugaan dengan tidak diketahui dan populasi terbatas

Bila populasinya terbatas perlu adanya faktor koreksi populasi terbatas. Untuk itu rumus
pendugaannya adalah :

2.5.2 Pendugaan Proporsi Populasi


Pendugaan interval proporsi populasi berdasarkan proporsi sampelnya untuk sampel
berukuran kecil (n< 30 ), dan populasinya tak terbatas dipakai rumus :

2.5.3 Pendugaan Beda Dua Rata-rata Sampel Kecil


Pendugaan beda dua rata-rata populasi berdasarkan beda dua rata-rata sampelnya, yang
sampelnya berukuran kecil dan populasinya berdistribusi normal atau mendekati
distribusi normal dibedakan atas dua yaitu : pertama, variansi populasi induknya

12
dianggap sama, tetapi nilainya tidak diketahui, dan yang kedua: variansi populasi
induknya dianggap tidak sama, dan nilainya tidak diketahui

1. Bila dan nilai tidak diketahui, maka pendugaan beda dua rata-rata

populasi, sampel berukuran kecil dirumuskan sebagai berikut:

2. Bila , serta nilai nilai tidak diketahui, maka pendugaan beda rata-
rata populasi, dirumuskan sebagai berikut :

2.6 MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Pada contoh-contoh sebelumnya ukuran sampel selalu ditetapkan. Da-lam prateknya set-

0g kali timbul pertanyaan, berapa besar ukuran sampel yang diambil, agar pendugaan

parameter ) berdasarkan statistik sampel ( ) cukup balk? Dengan kata lain, berapa besar

13
ukuran sampel yang tepat itu? Sehingga ukuran sampel tidak terlalu besar ataupun terlalu

kecil? Ukuran sampel yang terlalu besar, memerlukan biaya dan waktu yang lebih banyak,

dan hasilnya pun belum tentu lebih balk dari sampel berukuran lebih kecil. Sebaliknya

bila ukuran sampel terlalu kecil, simpulan yang diperoleh mungkin tidak tepat. Untuk itu

ukuran sampel perlu ditetapkan secara tepat. Menurut Davis dan Cosenza (Kuncoro, M.,

2003), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran sampel yaitu : (1)

Homogenitas, (2) Derajat keper-cayaan, (3) Presisi, (4) Prosedur Analisis, dan (5) Kendala

Sumberdaya. Se-mentara Lind, Marchal dan Wathen (2008) menyatakan ada tiga faktor

yang menentukan ukuran sampel yaitu:

1. Derajat keyakinan yang dipilih (1 = ( ).


Besarnya derajat keyakinan ini, se-cara spesifik ditetapkan oleh peneliti sendiri. Apakah
pada 0,95 atau 0,90 atau pada derajat keyakinan yang lain. Semakin tinggi tingkat
keyakinan semakin besar sampel yang diperlukan untuk memberikan tingkat ketepa-tan
tertentu.

2. Kesalahan duga yang maksimum.

Besar kesalahan duga yang maksi-mum ini, ditentukan oleh peneliti sendiri. Misalnya
peneliti menginginkan kesalahan duga yang maksimum dalam suatu pendugaan sebesar E
dari parameter populasinya. Itu artinya statistik sampel sebagai penduga boleh mengambil

nilai ( - E) atau ( + E) dan pendugaan pada tingkat keya-kinan tertentu sudah dianggap

tepat atau memuaskan.

3. Variasi dari populasi.

Variasi dari populasi yang akan diselidiki, dinya-takan oleh simpangan baku ( ) atau

variansinya ( . Simpangan baku dari suatu populasi dalam prakteknya jarang diketahui.

Oleh karena itu perlu diduga. Untuk menduga/mendekatinya dapat dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama, yaitu melakukan survei percobaan dengan menggu-nakan sampel

14
kecil, selanjutnya simpangan baku sampel yang didapat dipakai untuk
menduga/mendekati simpangan baku populasi. Cara yang kedua, menduga simpangan
baku populasi berdasarkan pengetahuan tentang populasi.

Contoh 6-16 Sebuah studi dilakukan untuk mengetahui persentase (proporsi) pemilik
rumah yang mempunyai paling sedikit dua televisi. Berapa besar sarm pel yang
diperlukan, agar dengan tingkat keyakinan 99%, bahwa kesalahan (error) dalam
memperkirakan persentase pemilik rumah yang mempunyai pa. ling sedikit dua televisi
ini kurang dari (paling banyak) satu persen (1%).
Penyelesaian
lnformasi yang tersedia, E = 1 persen = 0,01 dan (1 - ) = 99%.
Maka,
(1 - a ) = 99% a = 1 % —> 2 = 5% = 0,005

Z = = 2,58

Selanjutnya nilai-nilai di ,atas dimasukkan ke rumus (6.18), didapat hasil sebagai berikut:

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami uraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dimana proses yang menggunakan sampel statistik untuk menduga atau menaksir hubungan
parameter populasi yang tidak diketahui, sehingga pendugaan merupakan suatu pernyataan
mengenai parameter populasi yang diketahui berdasarkan informasi dari sampel random yang
diambil dari populasi bersangkutan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan
kesalahan dalam hal penulisan dan penyusunannya. Oleh karena itu, kami menantikan saran
dan kritikan yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pustaka keilmuan bagi mahasiswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, N. (2017). Cara Mudah Memahami Statistika Ekonomi Dan Bisnis (Buku 2: Statistika
Inferensia). Denpasar: Keraras Emas.

17

Anda mungkin juga menyukai