Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN
BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU : Komariah Pandia, Dra., M.Si.

Nama : Anna Santha Theresia Karo


NIM : 200502060

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi
tugas Manajemen dengan judul “Budaya dan Lingkungan Organisasi.”

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Komariah
Pandia, Dra., M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen yang telah membimbing
saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat membantu para pembaca dan
mahasiswa untuk dapat lebih memahami Budaya dan Lingkungan Organisasi. Namun
terlepas dari itu, saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan
makalah ini dikesempatan yang akan datang. 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................3
BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI.......................................................3
2.1. Manajer Yang Mumpuni Dan Simbolis..............................................................3
2.2. Isu-Isu Budaya Organisasi Terkini.....................................................................4
2.3. Identifikasi Fitur Lingkungan Bisnis Bersifat Umum Dan Khusus....................6
BAB III..........................................................................................................................7
KESIMPULAN.............................................................................................................7
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Budaya organisasi adalah sebuah sistem yang dianut bersama oleh anggota organisasi yang
membuat berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya. Budaya atau tradisi suatu organisasi
yang dijalankan saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan
seberapa besar kesuksesan yang diraihnya dimasa lalu. Budaya disetiap organisasi berbeda-beda
seperti halnya peraturan di setiap negara yang berbeda tergantung pemimpin mereka. Pendiri
organisasi memiliki pengaruh besar pada budaya organisasi tersebut karena pendiri organisasi
tidak memiliki kendala dalam menentukan ideologi suatu organisasi.
Visi yang dibuat pendiri sangat mempengaruhi anggotanya, apabila organisasi mencapai
kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik itu
seluruh kepribadian pendiri jadi melekat dalam budaya organisasinya. Budaya organisasi sebagai
suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu
kelompok agar organisasi dapat belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalahnya
yang timbul akibat adaptasi eksternel dan integrasi internal yang berjalan cukup baik, sehingga
perlu diajarkan oleh anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah tersebut.
Budaya organisasi mempunyai peran strategik yaitu: sebagai perekat, sebagai alat untuk
membentuk rasa ikut memilih dan rasa bangga menjadi bagian organisasi dan sebagai core
organizational values yang dapat mendorong para anggotanya untuk memberikan ide-ide baru
mereka, dan sebagai alat efektivitas.

1.2. Rumusan Masalah


1. Menjelaskan tentang Manajer Yang Mumpuni Dan Simbolis

2. Menjelaskan tentang Isu-Isu Budaya Organisasi Terkini

3. Menjelaskan tentang Identifikasi Fitur Lingkungan Bisnis Bersifat Umum Dan Khusus
3
Bagan Sub Bab

BUDAYA DAN
LINGKUNGAN
ORGANISASI

IDENTIFIKASI
FITUR

MANAJER YANG ISU-ISU BUDAYA LINGKUNGAN

MUMPUNI DAN ORGANISASI BISNIS BERSIFAT

SIMBOLIS TERKINI UMUM DAN


KHUSUS

PANDANGAN PANDANGAN
MUMPUNI SIMBOLIS

4
BAB II

BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

2.1. Manajer Yang Mumpuni Dan Simbolis

- Pandangan Mumpuni
Dalam pandangan mumpuni (omnipotent), harus ada orang yang memikul tanggung
jawab ketika sebuah organisasi memperlihatkan kinerja yang buruk terlepas dari apapun
alasannya, dan orang tersebut adalah manajer. Pandangan mumpuni pada para manajer selaras
dengan gambaran stereotip tentang eksekutif perusahaan yang tampil memimpin didepan dan
menembus segala rintangan demi meraih kesuksesan perusahaannya. Dan panangan ini tidak
terbatas dalam lingkungan organisasi bisnis saja. Adanya pandangan ini juga menjelaskan
tingginya tingkat pergantian pelatih di dunia olahraga profesional maupun perguruan tinggi, yang
juga sering dipandang sebagai manajer bagi tim asuhannya.

- Pandangan Simbolis
Pandangan simbolis mengatakan bahwa kemampuan manajer untuk menentukan hasil
akhir sangat dipengaruhi dan dibatasi oleh berbagai faktor eksternal. Menurut pandangan ini,
sangat tidak beralasan meyakini bahwa kemampuan seorang manajer dapat membawa dampak
yang besar terhadap kinerja organisasi. Alih-alih, kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor diluar
kendali para manajer seperti perekonomian, para pelanggan, kebijakan pemerintah, langkah-
langkah pesaing, situasi industri, dan keputusan para manajer terdahulu.

Pandangan ini menyandang nama simbolis karena didasarkan pada keyakinan bahwa para
manajer hanya melambangkan kekuasaan dan kendali. Alasannya karena mereka menjalankan
perencanaan, membuat keputusan dan menjalankan tugas-tugas pengelolaan lainnya untuk
sekedar memahami serta meluruskan berbagai kekacauan, kebingungan, dan kerancuan dalam
dunia kerja mereka. Namun, peran yang dimainkan para manajer dalam menentukan
keberhasilan atau kegagalan organisasi tersebut terbatas.

5
2.2. Isu-Isu Budaya Organisasi Terkini

Ada 3 (tiga) isu budaya saat ini, yaitu: mewujudkan budaya inovatif, mewujudkan budaya
responsif pelanggan, dan memelihara spiritualitas di tempat kerja.

- Mewujudkan budaya inovatif

Sebuah fakta menunjukan bahwa semua perusahaan yang sukses pasti menerapkan
budaya yang mendukung inovasi. Dalam jajak pendapat yang baru-baru ini dilakukan kepada
para eksekutif senior dari berbagai perusahaan, lebih dari setengah berpendapat bahwa faktor
penggerak terpenting bagi tumbuhnya inovasi dalam sebuah perusahaan adalah budaya
perusahaan yang mendukung hal itu.

Menurut seorang peneliti manajemen asal Swedia, Goran Ekvall, budaya yang inovatif
umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Tantangan dan keterlibatan


 Kebebasan
 Kepercayaan dan keterbukaan
 Waktu bagi gagasan
 Keceriaan atau humor
 Penyelesaian konflik
 Silang pendapat
 Pengambilan resiko

- Menciptakan budaya yang responsif terhadap pelanggan

Harrah’s Entertainment, perusahaan permainan terbesar di dunia, sangat fanatik akan


kesempurnaan dalam melayani pelanggan. Sejumlah penelitian internal perusahaan
mengungkapkan bahwa para pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan yang mereka terima
disalah satu kasino milik Harrah’s cenderung akan menghabiskan uang 10% lebih banyak untuk
bermain dan mereka yang merasa sangat puas cenderung akan menghabiskan uang 24% lebih
banyak. Karena pelayanan pelanggan dapat memberikan dampak seperti ini, pasti akan berlomba

6
menciptakan budaya yang responsif pelanggan. Peraga 3-10 memaparkan 5 ciri yang dimiliki
oleh budaya yang berorientasi pelanggan dan menyajikan beberapa saran untuk membantu para
manajer menciptakan budaya semacam ini.

- Spiritualitas dan budaya organisasi

Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa organisasi spiritual biasanya memiliki 5


ciri budaya berikut ini:

 Kesadaran yang kuat akan makna. Organisasi spiritual membangun budaya yang
berintikan tujuan yang bermakna. Walaupun laba dianggap penting, tetapi hal itu bukan
segala-galanya bagi organisasi, contohnya slogan yang digunakan Timberland adalah
Bots, Brand, Believe (sepatu, merek, keyakinan) yang merupakan kristalisasi dari tujuan
dasar perusahaan untuk mempergunakan segenap sumber daya energi, dan laba yang
dimiliki sebagai sebuah perusahaan publik dibidang usaha alas kaki dan pakaian guna
memerangi penyakit-penyakit sosial, memperbaiki lingkungan hidup, serta
meningkatkan kondisi tenaga kerja di seluruh dunia dan menciptakan basis pekerja yang
lebih produktif, efisien, setia, serta berkomitmen penuh.
 Penekanan pada pengembangan individu. Organisasi spiritual menyadari nilai dan
martabat seorang individu. Organisasi ini tidak hanya sekedar menyediakan pekerjaan
saja tetapi juga berupaya menciptakan sebuah budaya yang didalamnya para karyawan
dapat tumbuh dan belajar secara terus menerus.
 Kepercayaan dan keterbukaan. Organisasi spiritual dicirikan oleh rasa saling percaya,
kejujuran, dan keterbukaan. Para manajer tidak merasa takut untuk mengakui
kesalahannya dan cenderung bersikap terus terang kepada para karyawan, pelanggan,
serta pemasok.
 Pemberdayaan karyawan. Para manajer mempercayai bahwa para karyawan akan
mengambil tindakan yang telah dipikirkan secara matang dan berani bertanggung jawab
atas dampak yang mungkin timbul. Sebagai contoh, di South West Airlines, para
karyawan, termasuk pramugari, pengelolaan bagasi, petugas gerbang, dan petugas
pelayanan pelanggan didorong untuk berani mengambil tindakan apa pun yang dianggap

7
perlu demi memenuhi kebutuhan pelanggan atau membantu sesama rekan karyawan,
meskipun hal itu dapat melanggar kebijakan perusahaan.
 Toleransi terhadap ekspresi diri karyawan. Organisasi spiritual membiarkan orang
menjadi apa adanya dengan mengekspresikan perasaan dan suasana hati mereka tanpa
takut terkena sanksi dan hukuman.

2.3. Identifikasi Fitur Lingkungan Bisnis Bersifat Umum Dan Khusus

Lingkungan eksternal mengacu pada lembaga atau kekuatan yang berada diluar
organisasi tertentu yang berpotensi kinerja organisasi itu. Lingkungan eksternal terdiri dari dua
komponen, lingkungan khusus dan lingkungan umum :

a) Lingkungan Khusus

Lingkungan khusus mencakup kekuatan-kekuatan luar yang mempunyai dampak


langsung dan segera pada keputusan dan tindakan manajer dan relevan secara langsung terhadap
pencapaian sasaran organisasi adalah unik dan berubah-ubah mengikutin perubahan kondisi.
Unsur yang membentuk lingkungan khusus yang utama adalah konsumen, pemasok, pesaing,
dan kelompok penekan.

b) Lingkungan Umum

Lingkungan Umum mencakup kondisi umum ekonomi, politik/hukum. Sosial budaya,


demografi, teknologi, dan kondisi umum yang mungkin memengaruhi organisasi. Perubahan
dalam sejumlah bidang itu biasanya tidak berdampak sebesar dampak yang ditimbulkan oleh
lingkungan khusus, tetapi manajer harus mempertimbangkan bidang-bidang itu ketika mereka
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan.

8
BAB III

KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Manajemen organisasi adalah suatu perencanaan yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian organisasi dari memilih anggota
sampai penyelesaian masalah. Dimensi-dimensi budaya organisasi tersebut antara lain :

a) Inovasi dan pengambilan resiko

Kadar seberapa karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil risiko.

b) Perhatian pada detail

Kadar sebarapa karyawan diharapkan mampu menunjukkan ketepatan, analisis, dan


perhatian pada detail.

c) Orientasi hasil

Kadar seberapa manajer berfokus pada hasil atau keluaran bukannya pada cara mencapai
hasil itu.

d) Orientasi orang

Kadar seberapa keputusan manajemen turut mempengaruhi orang-orang yang ada dalam
organisasi.

e) Orientasi tim

Kadar seberapa pekerjaan disusun berdasar tim bukannya perorangan.

f) Keagresifan

Kadar seberapa keryawan agresif dan bersaing daripada bekerjasama.

g) Stabilitas

Kadar seberapa keputusan dan tindakan organisasi menekankan usaha untuk


mempertahankan status.

9
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). Manajemen, edisi ketigabelas jilid I. Jakarta: Penerbit Erlagga.

10

Anda mungkin juga menyukai