Anda di halaman 1dari 14

Nama: Anna Santha Theresia Karo

Nim: 200502060

Mata Kuliah: Manajemen Keuangan

FINANCIAL DISTRESS

Defenisi

Situasi di mana arus kas operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban saat
ini dan perusahaan terpaksa mengambil tindakan korektif. Kesulitan keuangan dapat
menyebabkan perusahaan gagal membayar kontrak, dan mungkin melibatkan restrukturisasi
keuangan antara perusahaan, krediturnya, dan investor ekuitasnya.
Finansial distress biasanya tidak mengakibatkan kematian perusahaan. Perusahaan mengatasi
kesulitan dengan:
1. Menjual aset utama.
2. Penggabungan dengan perusahaan lain.
3. Mengurangi belanja modal dan penelitian dan pengembangan.
4. Menerbitkan surat berharga baru.
5. Melakukan negosiasi dengan bank dan kreditur lainnya.
6. Tukar hutang dengan ekuitas.
7. Mengajukan kebangkrutan.

Ciri-ciri perusahaan yang mengalami financial distress:

1. Kekurangan likuiditas
2. Mengalami kerugian
3. Pengembalian saham yang kecil
4. Mempunyai hutang yang tinggi
Investor sebagai pihak penanam modal, cenderung menghindari berinvestasi pada saham - saham
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, sehingga permintaan akan saham ini pun
menjadi rendah. Permintaan yang rendah akan menurunkan harga saham perusahaan -
perusahaan yang mengalami financial distress.

Cara mengatasi financial distress

1. Restrukturisasi kredit

Restrukturisasi kredit diberikan kepada perusahaan bila mereka menghadapi financial


distress. Hal ini berarti perusahaan diberikan keleluasaan untuk pembayaran hutang kredit,
seperti penurunan suku bunga, perpanjangan waktu kredit, dan lainnya.Ketika sudah bisa
restrukturisasi kredit, maka hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah menilik kembali
proposal bisnis plan perusahaan. Kamu bisa melihat kembali bagian operasional dan performa
pasar, serta mengatur target dan tanggal deadline target untuk mencapai tujuan. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan banyak aset likuid yang bisa digunakan untuk membayar hutang.

2. Penekanan pengeluaran

Poin kedua ini bisa diterapkan untuk perusahaan mau pun individu. Dalam skenario ini,
perusahaan akan memangkas budget, seperti budget untuk marketing, pemotongan gaji atau
bonus, dan bahkan hingga pemutusan hubungan kerja.Bagi individu, kamu bisa mengurangi
pengeluaran yang tidak perlu, seperti makan di luar, pergi jalan-jalan, atau biaya lainnya yang
tidak termasuk kebutuhan. Fokus kamu adalah untuk mempunyai aset likuid yang cukup untuk
melunasi hutang. 

3. Meningkatkan sumber pendapatan

Hal ini merupakan salah satu pendekatan yang lebih tepat untuk individu. Kamu bisa
mencoba mencari pendapatan tambahan dengan menjalankan bisnis sampingan, meningkatkan
passive income (pendapatan pasif), atau mengambil pekerjaan sampingan untuk menambah
pendapatan bulanan kamu. Bahkan kamu juga bisa mencoba untuk meminjam uang kepada
teman atau keluarga, yang mungkin tidak menetapkan bunga. Jika kamu mendapat kesempatan
ini, pastikan kamu membayar hutang kamu yang mempunyai bunga paling tinggi terlebih dahulu.

Likuidasi

Pembubaran perusahaan sekaligus pemberesan dengan cara melakukan penjualan harta


perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang, dan penyelesaian sisa harta atau utang di antara
para pemilik (liquidation).

Likuidasi adalah tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban sebagai akibat
pengakhiran/pembubaran entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan pada kementerian
negara/lembaga, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
272/PMk.05/2014 Tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada
Kementerian Negara/Lembaga.

Likuidasi bertujuan untuk melakukan penyelesaian atas harta suatu perusahaan atau badan
hukum yang dibubarkan. Jika syarat pembubaran perusahaan telah terpenuhi, proses likuidasi ini
akan dimulai dengan menunjuk seorang atau lebih likuidator. Berbeda dengan kepailitan,
likuidasi dilakukan untuk membubarkan sebuah badan hukum atau perusahaan sedangkan
kepailitan tidak menyebabkan pembubaran tersebut.

Penyebab Likuidasi

Berikut adalah hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya likuidasi:

 Atas kehendak atau Rapat Umum Pemegang Saham (dengan kuorum dan voting
supermajority).
 Waktu berdirinya perusahaan sudah berakhir dan tidak diperpanjang
 Berdasarkan putusan pengadilan
 Hasil merger atau konsolidasi perusahaan yang membutuhkan likuidasi.
Distribusi prioritas dalam likuidasi :

 Beban administrasi yang berkaitan dengan likuidasi aset perusahaan yang dinyatakan
pailit.
 Klaim yang timbul setelah pengajuan petisi kebangkrutan.
 Upah, gaji, dan komisi.
 Kontribusi untuk imbalan kerja yang timbul dalam waktu 180 hari sebelum tanggal
pengajuan.
 Klaim konsumen.
 Klaim pajak.
 Klaim kreditur terjamin dan tanpa jaminan.
 Klaim pemegang saham preferen.
 Klaim pemegang saham biasa.

Contoh kasus likuidasi:

Persekutuan Tuan A, B, C dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba rugi di dalam
persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut : 30%, 30%, 20%, 20% Neraca per 1
Mei 2008 yang disusun sebelum likuidasi menunjukkan saldo sebagai berikut:

Kas Rp 10.000 Hutang dagang Rp 75.000


Macam-macam Aktiva Rp 180.000 Hutang kepada tuan B Rp 6.000
Hutang kepada tuan D Rp 5.000
Modal A Rp 42.000
Modal B Rp 31.500
Modal C Rp 20.500
Modal D Rp 10.000

AKTIVA Rp 190.000 PASIVA Rp 190.000

Dengan beberapa kemungkinan di dalam pelaksanaan realisasi pengubahan macam-macam


aktiva menjadi uang tunai dan proses likuidasi selanjutnya:
Realisasi macam aktiva sebesar Rp 140.000. kerugian dalam realisasi macam aktiva dibebankan
kepada rekening modal masing-masing anggota dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh
saldo modal.

Realisasi macam aktiva sebesar Rp 100.000. kerugian realisasi macam aktiva mengakhibatkan
defisitnya rekening modal seorang anggota.

Penyelesaian: No. 1

Nilai buku macam-macam aktiva Rp 180.000

Dijual menjadi kas Rp 140.000

Rugi penjualan aktiva Rp 40.000

Kerugian dibebankan kepada anggota A, B, C dan D dengan perbandingan : 30% ; 30%; 20%
dan 20%

Pembebanannya sebagai berikut:

A. 30% x Rp 40.000 = Rp 12.000


B. 30% x Rp 40.000 = Rp 12.000
C. 20% x Rp 40.000 = Rp 8.000
D. 20% x Rp 40.000 = Rp 8.000

Jurnal penjualan dan pembebanan macam-macam aktiva adalah:

Kas Rp 140.000

Modal A Rp 12.000

Modal B Rp 12.000

Modal C Rp 8.000

Modal D Rp 8.000
Macam-macam aktiva Rp 180.000

Pembayaran hutang dagang

Hutang dagang Rp 75.000

Kas Rp 75.000

Pembayaran kewajiban yang lainnya

Hutang kepada B Rp 6.000

Hutang kepada D Rp 5.000

Modal A Rp 30.000

Modal B Rp 19.500

Modal C Rp 12.500

Modal D Rp 2.000

Kas Rp 75.000
Ikhtisar Laporan Likuidasi

Penyelesaian: No. 2

Realisasi aktiva sebesar Rp 100.000 sehingga mengalami kerugian Rp 80.000

Jurnal penjualan dan pembebanan macam-macam aktiva adalah:

Kas Rp 100.000

Modal A Rp 24.000

Modal B Rp 24.000

Modal C Rp 16.000

Modal D Rp 16.000

Macam-macam aktiva Rp 180.000

Pembayaran hutang dagang

Hutang dagang Rp 75.000

Kas Rp 75.000
Hutang kepada D Rp 5.000

Modal D Rp 5.000

Hutang kepada B Rp 6.000

Modal A Rp 17.625

Modal B Rp 7.125

Modal C Rp 4.250

Kas Rp 35.000

Kas Rp 1.000

Modal D Rp 1.000

Modal A Rp 375

Modal B Rp 375

Modal C Rp 250

Kas Rp 1.000
Ikhtisar Laporan Likuidasi

Perhitungan jumlah uang yang akan dibayarkan kepada para anggota

Reorganisasi

Langkah untuk melakukan reorganisasi :


1. Menentukan nilai perusahaan.

2. Menentukan struktur modal yang baru.

Perubahan garis kewenangan, struktur organisasi, struktur keuangan dan perubahan lainnya yang
ditujukan untuk memperbaiki struktur manajemen dan keuangan suatu organisasi

Contoh:

Untuk menyehatkan posisi keuangan, PT. Timbul Tenggelam ingin melakukan reorganisasi
keuangan. Data neraca per 30 Desember 2011 (dalam Rupiah) sebagai berikut:

Kreditor dan manajemen PT. Timbul Tenggelam sepakat melakukan revaluasi atas aktiva
sebelum reorganisasi, dengan hasil:

a. Piutang dapat ditagih tunai sebesar 30%nya. Piutang baru diakui 75% dari nilai sisa.

b. Persediaan yang rusak 40%

c. 30% dari aktiva tetap dijual tunai. Aktiva tetap baru diakui 70% dari nilai buku.

d. Total kerugian ditanggung bersama, dengan beban sebagai berikut: 35% kreditor jangka
panjang dan 65% pemegang saham.

e. Struktur modal yang harus mencadangkan kerugian 50% dari modal saham baru.

Pertanyaan:

1. Susunlah neraca PT. Timbul Tenggelam setelah revaluasi.


2. Tentukan nilai cadangan keuangan yang harus dicadangkan.

3. Susunlah neraca keuangan PT. Timbul Tenggelam setelah reorganisasi keuangan.

Penyelesaian:

1. Neraca PT. Timbul Tenggelam setelah revaluasi

2. Nilai cadangan kerugian yang harus dicadangkan oleh PT. Timbul Tenggelam

X = Saham lama – rugi – 0,5X

X = 20.000.000 – 17.728.750 – 0,5X

(1+0,5X) = 2.271.250

1,5X = 2.271.250
X = 1.514.166,667

Cadangan = 0,5X

= 0,5 (1.514.166,667)

= 757.083,333

3. Neraca PT. Timbul Tenggelam setelah reorganisasi

Private Workout Dan Kepailitan

Untuk perusahaan rata-rata kepailitan formal lebih mahal daripada private workout, tapi
untuk beberapa perusahaan kepailitan formal lebih baik. Kepailitan formal mendukung
perusahaan untuk menerbitkan utang yang senior untuk semua utang yang dibuat sebelumnya.
Utang baru ini adalah 'debitur dalam kepemilikan' (DIP) utang. Untuk perusahaan-perusahaan
yang membutuhkan dana sementara, utang DIP membuat kepailitan reorganisasi alternatif yang
menarik untuk private workout. Ada beberapa keuntungan pajak dengan kebangkrutan.
Perusahaan tidak mengalami kerugian fiskal dalam kebangkrutan, dan perlakuan pajak dari
pembayaran utang lebih baik dalam kebangkrutan. Juga, bunga pra-kepailitan utang tanpa
jaminan berhenti diperoleh dalam kebangkrutan formal.
Berdasarkan hal itu, maka disimpulkan bahwa private workout lebih disarankan daripada
kepailitan.

Prepackaged Bankruptcy

Prepackaged bankruptcy adalah kombinasi antara private workout dengan legal


bankruptcy. Sebelum perusahaan mengajukan permohonan kebangkrutan, perusahaan terlebih
dahulu melakukan pendekatan dengan kreditur serta membawa rencana reorganisasi perusahaan.
Kedua belah pihak kemudian melakukan negosiasi untuk mencari kesepakatan mengenai rincian
bagaimana keuangan perusahaan direstrukturisasi. Kemudian perusahaan dan kreditor sekaligus
menyiapkan dokumen administrasi yang diperlukan sebelum mengajukan permohonan
kebangkrutan. Permohonan disebut prepackage jika pada perusahaan mengajukan permohonan
ke pengadilan, namun pada saat yang sama, juga sudah melampirkan rencana reorganisasi
lengkap dengan persetujuan dari kreditor.

Cara Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan

Altman Z-score

Altman Z-score merupakan formula multivariabel untuk mengukur potensi kebankrutan sebuah
perusahaan. Itu merupakan fungsi dari lima rasio keuangan , yakni rasio profitabilitas, leverage ,
likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas.

Ada 2 model Z-score yaitu :

Model Z-score (original), digunakan digunakan pada perusahaan publik dan perusahaan
manufaktur.

Model Z-score (revised), digunakan untuk perusahaan private dan perusahaan non manufaktur.

Z-Score = 1,2X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 … Model 1

dimana:
X1 = Modal kerja /Total aset ( Modal Kerja/Total aset )

X2 = Laba ditahan/Total aset ( Laba ditahan/Total aset )

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak/Total aset ( Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT/Total
aset )

X4 = Nilai pasar ekuitas/Total liabilitas ( Nilai pasar ekuitas/Total aset )

X5 = Pendapatan /Total aset ( Total penjualan/Total aset )

Z-Score = 0,717X 1 + 0,847X 2 + 3,107X 3 +0,420X 4 +0,998X 5 … Model 2

CONTOH:

Anda mungkin juga menyukai