BAB III
LIABILITAS KEUANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mengkaji topik ini, pembaca akan mampu:
1. menjelaskan pengertian liabilitas keuangan;
2. menjelaskan pengertian dan mengklasifikasikan liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
3. menentukan pengakuan dan pengukuran liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
4. menentukan penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
5. memahami analisis rasio keuangan atas liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
6. menjelaskan pengertian dan mengklasifikasikan liabilitas jangka panjang;
7. menentukan pengakuan dan pengukuran liabilitas jangka panjang;
8. menentukan penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka panjang;dan
9. memahami analisis rasio keuangan atas liabilitas jangka panjang.
3.1 PENDAHULUAN
Liabilitas adalah bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuangan sendiri
merupakan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan dan liabilitas keuangan
atau instrumen ekuitas lain (IAI, 2022:50.3). Jadi, instrumen keuangan terdiri dari aset
keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas.
Liabilitas keuangan (IAI, 2022:50.3) adalah setiap liabilitas yang berupa:
1. kewajiban kontraktual
a. untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
b. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;
2. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
a. nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
b. derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instrument dan kewajiban yang timbul
pada saat likuidasi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang
merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas di masa yang akan datang.
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (Puttable instrument) adalah
instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual
kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain
2
atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa depan atau kematian atau punakarya dari
pemegang instrumen (IAI, 2022: 50.3)
Pengukuran awal liabilitas keuangan adalah pada nilai wajarnya (IAI, 2022:
71.13). Sedangkan pengukuran selanjutnya liabilitas keuangan adalah pada biaya
perolehan diamortisasi (amortized cost) dan nilai wajar melalui laporan laba rugi (at fair
value through profit and loss-FVTPL) (IAI, 2022: 71.14).
7. Uang muka dan simpanan pelanggan: pembayaran dimuka dari pembeli / customer
untuk barang-barang atau jasa yang dipesan dan akan diberikan kembali kepada
pelanggan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3.2.2 Provisi
Akuntansi untuk provisi menggunakan dasar acuan PSAK no 57 (Revisi 2009,
penyesuaian tahun 2014), tentang Provisi, Liabilitas kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
Provisi adalah liabilitas yang masih belum pasti waktu dan jumlahnya. PSAK 57
menggunakan istilah provisi sebagai istilah baru atas istilah kewajiban yang diestimasi.
Provisi adalah sangat umum dan dapat dilaporkan sebagai liabilitas jangka pendek atau
jangka panjang, tergantung pada perkiraan tanggal pembayarannya. Contoh: garansi
produk.
Pengakuan
PSAK 57 paragraf 14 menetapkan pengakuan beban dan liabilitas terhadap
provisi, jika syarat berikut terpenuhi (IAI, 2022:57.4):
1. entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu;
2. kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik; dan
3. estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui. Ketika tidak
memenuhi ketiga persyaratan tersebut, kemungkinan liabilitas tersebut cukup
diungkapkan sebagai kewajiban kontinjensi tergantung materialitas dan kemungkinan
terjadinya (Martani, et al., 2015:32).
Pengukuran
Jumlah yang diakui harus merupakan perkiraan terbaik (best estimate) dari
pengeluaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian kewajiban tersebut ( Kieso,et al., 2020:
1050 dan IAI, 2022:57.7). Untuk menentukan perkiraan terbaik (best estimate), manajemen
harus menggunakan kebijakan (judgement), berdasarkan transaksi yang sejenis di masa
lalu, tenaga ahli, kemajuan teknologi, dan informasi lain yang berkaitan dengan hal
tersebut. Provisi diukur sebelum memperhitungkan pajak karena dampak pajak dari
4
provisi.
3.2.3 Kontinjensi
Menurut PSAK 57 paragraf 10, liabilitas kontinjensi adalah:
1. kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi
pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa depan yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
2. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
a. tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajibannya, atau
b. jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal
Standar menetapkan bahwa perusahaan tidak diperkenankan mengakui liabilitas
kontinjensi, tetapi pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan harus dilakukan jika
terdapat kemungkinan besar terjadinya arus keluar sumber daya (IAI, 2022: 57.6).
5
Liabilitas kontijensi harus terus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat
kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik bertambah
sehingga menjadi kemungkinan besar. Jika hal ini terjadi berarti liabilitas kontinjensi
dapat berubah menjadi provisi.
Aset Kontinjensi
Aset kontinjensi adalah aset potensial yang berasal dari peristiwa masa lalu,
dimana keberadaannya menjadi pasti tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya
peristiwa di masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas (IAI, 2022:
57.2). Contoh:
1. Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, donasi, bonus.
2. Perkara pengadilan, dengan kemungkinan hasil yang menguntungkan
3. Kemungkinan pengembalian pajak dari pemerintah
Standar menetapkan bahwa perusahaan tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi, tetapi pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan harus dilakukan jika
terdapat kemungkinan besar arus masuk sumber daya diperoleh perusahaan (IAI, 2022:
57.7). Jika realisasi penghasilan sudah dapat dipastikan, aset tersebut bukan lagi
merupakan aset kontinjensi, melainkan diakui sebagai aset.
Provisi diakui oleh entitas Provisi tidak diakui Provisi tidak diakui
Dilakukan pengungkapan
Dilakukan pengungkapan Tidak diperlukan
mengenai liabilitas
mengenai provisi tersebut pengungkapan
kontinjensi tersebut
Liabilitas kontinjensi juga timbul dalam kasus yang sangat jarang terjadi yaitu pada saat
terdapat liabilitas yang tidak dapat diakui karena liabilitas tersebut tidak dapat diukur
dengan andal. Pengungkapan disyaratkan untuk liabilitas kontinjensi.
3.2.5 Penyajian
Penyajian liabilitas jangka pendek dalam laporan keuangan disajikan pada bagian
atas sebelum liabilitas jangka panjang (Martani, et al., 2015: 41). PSAK tidak
menjelaskan klasifikasi dan jenis liabilitas jangka pendek yang harus disajikan, jadi
perusahaan yang harus menentukan informasi apa yang material sehingga perlu
diklasifikasikan secara terpisah (Martani, et al., 2015: 41).
Berikut contoh penyajian liabilitas jangka pendek pada laporan keuangan PT.
Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
7
3.2.6 Pengungkapan
Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan rincian dan tambahan penjelasan
lebih detil di dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya untuk hutang usaha, yang
diungkapkan biasanya rincian dari hutang usaha tersebut berdasarkan pemasok dengan
nilai material, klasifikasi berdasarkan umur hutang, dan pengungkapan hutang
berdasarkan mata uang asing (Martani, et al., 2015: 42).
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan (IAI, 2022: 57.13):
a. nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
b. provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk
peningkatan jumlah provisi yang ada;
c. jumlah yang digunakan, (yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi)
selama periode bersangkutan;
d. jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan;
dan
e. peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul
karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
3.3 Analisis Rasio Keuangan Atas Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan
Kontinjensi
Aset Cepat
Rasio Cepat =
Liabilitas Jangka Pendek
Tujuan penerbitan obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila
jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman.
Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan memiliki nilai nominal. Harga jual
obligasi bisa dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan dari pembeli serta penjual,
risiko relatif, kondisi pasar, dan keadaan perekonomian. Hutang obligasi dinilai pada nilai
sekarang (present value) dari arus kas masa depannya, yang terdiri dari (1) pokok dan (2)
bunga. Pengakuan awal dan pengukuran liabilitas jangka panjang adalah sebesar nilai
wajar dikurangi dengan biaya transaksi.
Nilai nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas
pada saat liabilitas tersebut jatuh tempo. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal,
maka liabilitas dijual dengan harga premium, sebaliknya jika dijual lebih rendah dari nilai
nominal berarti dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut muncul apabila terdapat
perbedaan antara tingkat suku bunga efektif dan tingkat suku bunga kupon.
bunga efektif. Nilai tercatat (nilai buku) adalah jumlah nominal dikurangi diskonto yang
belum diamortisasi atau ditambah premi yang belum diamortisasi. Langkah selanjutnya
adalah menentukan amortisasi diskonto dan premi dengan membandingkan beban bunga
obligasi terhadap bunga yang dibayarkan.
Obligasi 8% senilai Rp 100.000 diterbitkan tanggal 1 Januari 2010, jatuh tempo 1 Januari
2015, dengan bunga dibayar setiap 1 Juli dan I Januari, dan bunga efektif 10%.
Perhitungan nilai tunai hutang obligasi dan amortisasi diskonto adalah sebagai berikut:
Keterangan :
FV = Future Value
PVF = Present Value Factor
PVF-OA = Present Value Factor of an Ordinary Annuity
R = Periodic Rent
12
Jurnal untuk mencatat beban bunga akrual 31 Desember 2010 dan amortisasi diskonto:
Beban Bunga Obligasi Rp 4.000
Hutang Bunga Obligasi Rp 4.000
Berikut adalah contoh soal jika obligasi dijual di antara tanggal bunga, namun
mengabaikan diskonto atau premi.
Obligasi 10 tahun dengan nominal Rp 800.000 tertanggal 1 Januari 2011, bunga 10%
dibayar setiap setengah
tahunan pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli, diterbitkan pada tanggal 1 Maret 2011 pada
nilai nominal ditambah bunga akrual.
Catatan: jika obligasi dijual pada diskonto atau premi, maka amortisasi diskonto atau
premi dilakukan terhitung mulai tanggal penjualan obligasi.
Dua tahun setelah penerbitan, obligasi tersebut dilunasi per 1 Januari 2012 pada
kurs 101. Berikut adalah perhitungan laba rugi pelunasan lebih awal.
Perhitungan laba/rugi pelunasan sebagai berikut:
Harga pelunasan (Rp 100.000 x 101%) Rp 101.000
Nilai Buku (lihat tabel) (94.925)
Rugi pelunasan Rp 6.075
Misalnya pada 1 Januari 2020, PT Aneka Media menerbitkan surat hutang dengan
nominal $30.000, bunga 5%, jangka waktu 3 tahun. Suku bunga efektif adalah 5 %. Surat
utang akan ditebus sebesar nominal. Liabilitas diklasifikasikan sebagai FVTPL. Pada
akhir tahun pertama, suku bunga pasar adalah 6%. Liabilitas diklasifikasikan sebagai
FVTPL karena diperdagangkan atau merupakan opsi manajemen sebagai FVTPL.
Bunga obligasi dan bunga efektif sama sebesar 5%, maka nilai buku pada 31 Desember
2020 adalah senilai $30.000. Karena diklasifikasikan ke FVTPL, maka liabilitas ini harus
16
disesuaikan. Nilai wajar dengan menggunakan suku bunga pasar senilai 6% adalah
sebagai berikut:
Nilai sekarang (present value) obligasi :
Nilai sekarang nominal obligasi Rp 30.000, jatuh tempo 2 tahun yang akan datang.
FV (PVF 2, 6 %)
$30.000 x PVIF, 2, 6%= $26.700
Nilai sekarang dari pembayaran bunga 2 kali lagi:
$1.500 x PVIFA, 2, 6%= 2.750
Nilai sekarang (present value) obligasi $29.450
Jurnal yang dibuat pada 31 Desember 2020 adalah:
Beban bunga $1.500
Kas $ 1.500
(untuk mencatat pembayaran bunga)
Rugi $ 550
Hutang obligasi-FVTPL $ 550
(untuk mencatat penyesuaian fair value)
Jika tingkat suku bunga pasar yang digunakan sebesar 6% di atas bukan
dikarenakan tingkat suku bunga pasar yang secara umum meningkat, melainkan karena
resiko kredit perusahaan meningkat, maka rugi senilai $ 550 diakui di OCI.
Setelah dilakukan penyesuaian nilai wajar pada 31 Desember 2020, maka nilai tercatat
obligasi pada tahun 2021 sebagai berikut:
3.4.3 Penyajian
3.4.4 Pengungkapan
Pengungkapan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beberapa
persyaratan pengungkapan liabilitas jangka panjang yang diatur dalam PSAK 60 (Revisi
2014) adalah:
1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap
setiap baris pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan, kebijakan
akuntansi yang digunakan.
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang yang menunjukkan
sisa jatuh tempo kontraktual.
Berikut adalah contoh pengungkapan liabilitas jangka panjang milik PT. PT.
Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
19
Total Utang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total aset
Total hutang mencakup hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Rasio
hutang yang lebih besar dibandingkan ekuitas maupun aset meningkatkan risiko suatu
perusahaan.
Rasio keuangan lain yang terkait dengan hutang jangka panjang yaitu times interest
earned. Rasio ini mengukur sejauhmana laba tersedia untuk menutupi beban bunga, yang
mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi
perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Berikut ini transaksi yang terjadi selama tahun 2020 pada PT Intan.
a. Tgl 1 Agustus, perusahaan menandatangani sebuah wesel 6 bulan, 12%, untuk
pembelian mesin seharga Rp 14.000.000.
b. Tanggal 31 Oktober, perusahaan menerima pembayaran sewa gedung Rp 2.000.000
untuk 4 bulan mendatang.
c. Penjualan bulan Desember berjumlah Rp 63.000.000 dan perusahaan memungut PPN
10% yang akan disetorkan ke kantor pajak bulan Januari.
d. Perusahaan memiliki utang wesel jangka panjang sejumlah Rp 75.000.000. Dari
jumlah tersebut pada tanggal 31 Desember dilunasi sebesar Rp 25.000.000 ditambah
bunga Rp 900.000 yang baru akan dibayarkan bulan Januari.
DIMINTA:
1. Buat jurnal yang diperlukan!
2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada 31 Desember 2020!
21
SOAL 2
PT. BUANA menjual produk dengan memberikan garansi perbaikan selama satu tahun.
Berdasarkan hasil analisis dan pengalaman industri, diketahui hanya3% pelanggan yang
datang meminta garansi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memberikan garansi tiap
produk sebesar Rp. 100.000. Pada tahun 2020 penjualan produk sebanyak 55.000 unit
dengan total garansi aktual yang dikeluarkan sebesar Rp. 84.000.000. Buatlah pencatatan
pengakuan beban dan pemberian garansi tahun 2020!
SOAL 3
PT GUGUS melakukan penutupan buku setiap tanggal 30 Juni. Informasi saldo rekening
yang berhasil dikumpulkan pada tanggal 30 Juni 2019 sbb:
Hutang wesel jangka pendek Rp 21.000.000
Hutang Dagang 105.520.000
Hutang PPN 738.000
Pendapatan Diterima Dimuka 4.800.000
Hutang Jaminan 6.950.000
Hutang Jangka Panjang 120.000.000
sebesar Rp 4.800.000.
DIMINTA:
1. Bukalah rekening-rekening diatas dan cantumkan saldo sebelum disesuaikan.
2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan dan bukukan jurnal tersebut ke rekening-
rekening yang bersangkutan.
3. Tunjukkan penyajian hutang di laporan posisi keuangan.
SOAL 4
Selama tahun 2020, PT. SELAT KARIMATA mengalami perselisihan pajak dengan
pemerintah. Pengacara perusahaan memperkirakan bahwa kemungkinan perusahaan akan
kalah dalam perselisihan tersebut. Pengacara juga memperkirakan bahwa perusahaan
harus membayar ke pemerintah antara Rp 800.000 sampai Rp 1.200.000. Setelah laporan
keuangan tahun 2020 diterbitkan, perselisihan tersebut telah diselesaikan dengan
membayar Rp 1.200.000.
DIMINTA:
Berapakah jumlah yang harus dilaporkan sebagai liabilitas untuk kasus tersebut per 31
Desember 2020?
SOAL 5
PT SINAR SURYA menerbitkan obligasi dengan nominal Rp 300.000.000 pada tanggal
1 Januari 2020, jangka waktu 5 tahun dan tingkat suku bunganya 8%. Tingkat bunga
efektif saat penjualan adalah 10%. Berapa kas yang diterima oleh PT Sinar Surya pada
saat penerbitan obligasi tersebut?
SOAL 6
Pada tanggal 1 Mei 2020 PT BENTARA mengeluarkan obligasi 15% berjangka 5 tahun
dengan nominal Rp 400.000.000. Bunga obligasi dibayar setiap tanggal 30 September.
Pada tanggal dikeluarkannya obligasi ini tingkat bunga pasar 12%. Obligasi dimiliki
sampai jatuh tempo.
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 30 September 2020
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi pada tanggal 31 Desember 2020
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
23
tahun 2020
SOAL 7
Untuk setiap situasi di bawah ini memiliki tahun tutup buku per 31 Desember.
a. PT SANGO menjual obligasi 10% nominal Rp 5.000.000 pada 1 Maret 2015. Tanggal
bunga 1 Maret dan 1 September. Obligasi jatuh tempo pada tanggal 1 September 2018.
Tingkat bunga efektif saat penjualan terjadi sebesar 12%. Buatlah jurnal sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016.
b. PT MAYDA menjual obligasi 12% nominal Rp 4.000.000 pada tanggal 1 Juli 2014.
Tanggal bunga obligasi 1 Juli dan 1 Januari. Obligasi jatuh tempo pada 30 Juni 2018.
Bunga efektif saat tanggal penjualan sebesar 10%. Tanggal 1 Oktober 2016 PT
MAYDA membeli kembali obligasi senilai Rp 4.000.000 seharga Rp 4.260.000
(termasuk bunga akrual). Buat jurnal sampai dengan 1 Oktober 2016.
SOAL 8
Pada tanggal 1 Januari 2014, PT Sakura menerbitkan obligasi dengan nominal Rp
300.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 8%. Bunga dibayar setiap tanggal
1 Januari dan 1 Juli. Tingkat suku bunga efektif 6%. Pada tanggal 1 Maret 2018, PT
Sakura melunasi sepertiga dari obligasi tersebut dengan membayar sebesar Rp
220.000.000. Bunga efektif tanggal 31 Desember 2014, 2015, 2016 dan 2017 adalah 7%,
5%, 4% dan 9%.
DIMINTA:
a. Hitung harga jual obligasi jika obligasi diklasifikasikan sebagai amortized cost.
b. Buatlah tabel amortisasi.
c. Catatlah jurnal pada saat penerbitan obligasi, serta pada tanggal 1 Juli 2017 dan
31 Desember 2017.
d. Buatlah jurnal untuk mencatat pelunasan sebagian obligasi tanggal 1 Maret 2018.
e. Catatlah jurnal pada saat penerbitan obligasi, serta jurnal lain yang dibutuhkan
selama tahun 2014-2017 jika klasifikasinya FVTPL.
24
SOAL 9
Pada tanggal 1 Maret 2015 PT Mayapada mengeluarkan obligasi 15% jatuh tempo
tanggal 1 maret 2021 dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000.000. Bunga obligasi
dibayar setiap tanggal 1 September. Pada tanggal dikeluarkannya obligasi ini, tingkat
bunga pasar sebesar 12%. Pada tanggal 1 Desember 2020, obligasi dilunasi dengan kurs
95%
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 1 September 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi per tanggal 31 Desember 2015
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2015
e. Hitung dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Desember 2020
SOAL 10
Pada tanggal 1 Mei 2013 PT MENTARI mengeluarkan obligasi 12% jatuh tempo tanggal
1 mei 2019 dengan nilai nominal sebesar Rp 300.000.000. Bunga obligasi dibayar setiap
tanggal 1 Mei dan 1 Nopember. Pada tanggal dikeluarkannya obligasi ini tingkat bunga
pasar sebesar 15%. Pada tanggal 1 Desember 2018, Setengah dari keseluruhan nominal
obligasi dilunasi dengan kurs 65%
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 1 Nopember 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi per tanggal 31 Desember 2015
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2015
e. Hitung dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Desember 2018
25
SOAL 11
Pada tanggal 1 Pebruari 2014 PT Blood Moon mengeluarkan obligasi 11% jatuh tempo
tanggal 1 Februari 2019 dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000.000. Bunga obligasi
dibayar setiap tanggal 1 Pebruari dan 1 Agustus. Pada tanggal dikeluarkannya obligasi
ini tingkat bunga pasar sebesar 14%. Pada tanggal 1 Desember 2018, setengah obligasi
dilunasi dengan kurs 56%
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 1 Agustus 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi pada tanggal 31 Desember 2015
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2015
e. Hitung dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Desember 2018