Anda di halaman 1dari 32

PIUTANG DAGANG

Yulia Tri Kusumawati


DEFINISI

Piutang merupakan hak untuk menerima sejumlah uang


di waktu yang akan datang sebagai akibat dari
transaksi saat ini.
PIHAK YANG TERKAIT PIUTANG

KREDITUR

Pihak yang memiliki piutang/tagihan

DEBITUR

Pihak yang memiliki utang dan berkewajiban


membayar di kemudian hari
JENIS PIUTANG

1. PIUTANG DAGANG/PIUTANG USAHA

❖ Piutang Dagang terjadi karena adanya transaksi


penjualan secara kredit kepada pihak lain.
JENIS PIUTANG
2. PIUTANG WESEL

❑ Piutang wesel merupakan tagihan perusahaan yang


disertai dengan surat wesel.
❑ Surat wesel adalah janji tertulis yang dibuat oleh
pihak debitur (yang berhutang) kepada pihak
kreditur (yang memberi utang) untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada jangka waktu tertentu,
sesuai yang tertera pada surat.
❑ Piutang wesel biasanya memiliki jangka waktu
pelunasan yang lebih panjang dibanding piutang
dagang (minimal 60 hari)
JENIS PIUTANG
3. PIUTANG LAIN-LAIN

❑ Piutang lain-lain merupakan piutang yang tidak


berhubungan dengan lini usaha utama perusahaan
(piutang non usaha).
❑ Contoh :
- Pemberian pinjaman kepada pihak lain
- Pemberian pinjaman kepada karyawan
- Pemberian pinjaman lain yang tidak berkaitan
dengan usaha perusahaan
Piutang Dagang
 Masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang
meliputi tiga hal:
 1. Pengakuan piutang dagang
 2. Penilaian piutang dagang
 3. Pengalihan piutang dagang

PENGAKUAN PIUTANG DAGANG

Misal:
Pada tanggal 1 Juli, PT Merapi menjual barang dagang kepada PT Merbabu
seharga Rp 100.000, termin 2/10, n/30. Pada tanggal 5 Juli, barang seharga Rp
10.000 dikembalikan oleh PT Merbabu kepada PT Merapi. Tanggal 12 Juli, PT
Merapi menerima pembayaran dari PT Merbabu sebesar saldo tagihannya.
JURNAL

Pada kasus di atas, perusahaan melakukan penjualan secara kredit, sehingga


perusahaan harus mengakui transaksi tersebut sebagai Piutang Dagang
terhadap Penjualan, sebagai berikut:

Juli 1 Piutang Dagang Rp 100.000


Penjualan Rp 100.000
Pada tanggal 5 Juli, barang seharga Rp 10.000 dikembalikan oleh PT Merbabu
kepada PT Merapi.

Artinya, barang yang sudah dijual oleh PT Merapi dikembalikan oleh pembeli
(disebut dengan Retur Penjualan), sehingga piutang dagang terhadap barang yang
dikembalikan tersebut tidak boleh lagi diakui dan harus dikurangkan dari total
piutang pembeli.

Juli 5 Retur Penjualan Rp 10.000


Piutang Dagang Rp 10.000
Tanggal 12 Juli, PT Merapi menerima pembayaran dari PT Merbabu sebesar saldo
tagihannya.

Penjualan dilakukan pada tanggal 1 Juli dengan termin 2/10, n/30. Artinya, pelunasan
PT Merbabu tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan potongan penjualan
karena dilakukan lewat dari termin 10 hari sejak tanggal faktur.

Piutang dagang yang awalnya sesesar Rp 100.000 harus dikurangi karena terdapat
Retur Penjualan sebesar Rp 10.000. Sehingga, total Kas yang diterima dan Piutang
Dagang yang dilunasi hanya sebesar Rp 90.000

Juli 12 Kas Rp 90.000


Piutang Dagang Rp 90.000
Jika piutang dilunasi pada tanggal 10 Juli, maka PT Merbabu mendapat potongan
penjualan sebesar 2%, karena masih masuk dalam jangka waktu termin.

Potongan Penjualan = 2% x Rp 90.000 = Rp 1.800.


Artinya, penerimaan kas dari pelunasan piutang dagang yang seharusnya Rp 90.000,
hanya menjadi Rp 88.200.

Juli 10 Kas Rp 88.200


Potongan Penjualan Rp 1.800
Piutang Dagang Rp 90.000
PENILAIAN PIUTANG DAGANG

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia:


Piutang Dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa
direalisasi, yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.

KEUNTUNGAN KERUGIAN
PENJUALAN KREDIT PENJUALAN KREDIT

Pemberian kredit kepada pembeli Penjualan kredit seringkali


akan menaikkan volume penjualan memiliki risiko yang tidak dapat
karena pembeli lebih terbantu dihindari, yaitu adanya piutang
untuk membeli barang, terutama tidak tertagih (debitur tidak mau
jika harganya relatif mahal. atau tidak mampu melunasi
Peningkatan jumlah penjualan ini kewajibannya). Dalam akuntansi,
tentu akan juga meningkatkan hal ini biasa disebut dengan
pendapatan perusahaan. Kerugian Piutang.
METODE PENCATATAN KERUGIAN PIUTANG

Kerugian Piutang

Metoda
Metoda Cadangan
Penghapusan Langsung
METODA CADANGAN

➢ Menurut Prinsip Akuntansi, metode cadangan sebaiknya digunakan apabila


kerugian piutang berjumlah signifikan (material).

➢ Terdapat tiga hal penting dalam metode ini:


1. Perusahaan menaksir jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih.
2. Perusahaan mendebet taksiran kerugian piutang ke dalam akun Kerugian
Piutang dan mengkredit akun Cadangan Kerugian Piutang (akun kontra
piutang) melalui jurnal yang dibuat pada setiap akhir periode.
3. Apabila perusahaan akan menghapus piutang tertentu yang sudah tidak dapat
ditagih lagi, maka jumlah yang sesungguhnya tidak dapat ditagih tersebut
didebetkan ke akun Cadangan Kerugian Piutang dan jumlah yang sama
dikreditkan ke akun Piutang Usaha.
METODA CADANGAN

Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang


PT Kerinci pada tahun 2013 melakukan penjualan kredit sebesar Rp 2.000.000. Dari jumlah
tersebut terdapat piutang sebesar Rp 500.000 yang belum dapat ditagih sampai tanggal 31
Desember 2013. Manajer kredit memperkirakan bahwa dari piutang yang belum
tertagih tersebut, sebesar Rp200.000 diantaranya tidak mungkin dapat diterima.
Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:

Des 31 Kerugian Piutang Rp 200.000


Cadangan Kerugian Piutang Rp 200.000

*NOTE:
Jika terdapat kalimat “memperkirakan piutang tak tertagih”, maka masuk dalam kategori
Taksiran Kerugian Piutang.
METODA CADANGAN

Pencatatan Penghapusan Piutang


Bagian penagihan pada PT Kerinci pada tanggal 1 Mei 2014 memberikan persetujuan
bahwa piutang PT Semeru sebesar Rp 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak
mungkin dapat diterima pelunasannya.

Jurnal pencatatan penghapusan piutang adalah sbb:

Mei 1 Cadangan Kerugian Piutang Rp 50.000


Piutang Dagang Rp 50.000

*NOTE:
Jika terdapat kalimat, “tidak mungkin dapat diterima pelunasannya dan harus dihapus
(bukan taksiran atau perkiraan)”, maka masuk dalam kategori Penghapusan Piutang.
METODA CADANGAN

Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus


PT Semeru melakukan pembayaran kewajibannya pada PT Kerinci pada tanggal 1
Juli 2014.

Apabila terjadi penerimaan kembali piutang yang telah dihapus, maka


perusahaan membuat dua jurnal:

1.) Jurnal untuk mencatatat balik piutang yang telah dihapus

Juli 1 Piutang Dagang Rp 50.000


Cadangan Kerugian Piutang Rp 50.000

2.) Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus

Juli 1 Kas Rp 50.000


Piutang Dagang Rp 50.000
METODA CADANGAN

Dasar Taksiran Piutang Tak


Tertagih

Persentase dari Persentase dari


penjualan piutang

Penandingan Nilai Tunai Piutang

Penjualan Kerugian Piutang Piutang Dagang CKP

Ditekankan pada Lap. Laba Rugi Ditekankan pada Neraca


Persentase dari Penjualan

PT Muria memilih dasar persentase dari penjualan dan memperkirakan bahwa


piutang sebesar 1% dari penjualan kredit bersih tidak akan tertagih. Apabila
jumlah penjualan kredit bersih selama tahun 2012 adalah Rp 100.000.000, maka
kerugian piutang ditaksir sebesar:

Rp 100.000.000 x 1% = Rp 1.000.000, dan jurnal pencatatan kerugian piutang


adalah:

Des 31 Kerugian Piutang Rp 1.000.000


Cad. Kerugian Piutang Rp 1.000.000
Persentase dari Piutang

Analisis Umur Piutang

DAFTAR UMUR PIUTANG

Jumlah Saldo Belum jatuh Jumlah Hari Lewat Waktu


Nama Pelanggan
Piutang tempo 1 s/d 30 31 - 60 61 - 90 >90
Amri Rp 600 Rp 300 Rp 200 Rp 100
Basri Rp 300 Rp 300
Chaerul Rp 450 Rp 200 Rp 250
Dirman Rp 700 Rp 500 Rp 200
Erwin Rp 600 Rp 300 Rp 300
Lainnya Rp 36,950 Rp 26,200 Rp 5,200 Rp 2,450 Rp 1,600 Rp 1,500
Rp 39,600 Rp 27,000 Rp 5,700 Rp3,000 Rp 2,000 Rp 1,900

Taksiran Persentase
2% 4% 10% 20% 40%
Tak Tertagih

Total Taksiran Tak


Tertagih Rp 2,228 Rp 540 Rp 228 Rp 300 Rp 400 Rp 760
Persentase dari Piutang

Seandainya neraca saldo menunjukkan rekening Cadangan Kerugian Piutang


dengan saldo kredit sebesar Rp 528, jurnal penyesuaian yang dibutuhkan
adalah:

Des 31 Kerugian Piutang Rp 1.700


Cad. Kerugian Piutang Rp 1.700 (Rp 2.228 – Rp 528)

Tetapi, jika neraca saldo menunjukkan rekening Cadangan Kerugian Piutang


dengan saldo debet sebesar Rp 528, jurnal penyesuaian yang dibutuhkan adalah:

Des 31 Kerugian Piutang Rp 2.856


Cad. Kerugian Piutang Rp 2.856 (Rp 2.228 + Rp 528)
METODA PENGHAPUSAN LANGSUNG

CV Serayu memiliki piutang kepada CV Sandang sebesar Rp 200.000. Pada tanggal


12 Desember, manajaer kredit CV Serayu memutuskan untuk menghapuskan
piutang kepada CV Sandang karena sudah tidak mungkin ditagih. Jika CV Serayu
menggunakan metoda penghapusan langsung, maka jurnalnya adalah:

Des 12 Kerugian Piutang Rp 200.000


Piutang Dagang Rp 200.000

*NOTE:
Jika pada Metode Cadangan, terdapat akun Cadangan Kerugian Piutang pada saat
penghapusan, maka pada Metode Penghapusan Langsung, piutang tak
tertagih langsung diakui sebagai Kerugian Piutang.
PENGALIHAN PIUTANG

➢Perusahaan yang memiliki piutang dalam jumlah besar seringkali berusaha


untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan cara menjual atau
mengalihkan piutang tersebut kepada lembaga keuangan atau bank dan
selanjutnya menerima pembayaran atas piutang tersebut dari debitur.

➢Perusahaan bersedia mengalihkan piutang kepada pihak lain karena


beberapa alasan, yaitu:
1. Perusahaan menghadapi kesulitan keuangan dan sulit mendapatkan pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan kasnya.
2. Perusahaan membutuhkan kas cepat untuk memenuhi kebutuhan
operasionalnya.
3. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang
memerlukan biaya yang cukup besar.
CARA PENGALIHAN PIUTANG

➢ Pengalihan piutang biasanya dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:


1. Penjualan piutang kepada lembaga keuangan
2. Penggadaian piutang
3. Penjualan dengan kartu kredit (credit card)
PENJUALAN PIUTANG

❖ Penjualan piutang dilakukan dengan menjual piutang kepada suatu factor, yaitu suatu lembaga
keuangan atau bank yang bersedia membeli dan selanjutnya menerima pembayaran atas
piutang tersebut dari debitur.

❖ Biasanya pihak lembaga keuangan atau bank membebankan sejumlah komisi kepada
perusahaan yang menjual piutang, berkisar antara 1-3% dari jumlah piutang yang dibeli.

❖ Contoh:

Pada tanggal 17 Juni, PT Garda menjual piutangnya kepada lembaga keuangan sebesar Rp
50.000.000. Lembaga keuangan tersebut membebankan komisi sebesar 1% kepada PT Garda
atas piutang yang dijual.

Artinya, jumlah Beban Komisi Factor adalah sebesar Rp 500.000. Sehingga kas yang diperoleh PT
Garda dari penjualan piutangnya hanya sebesar Rp 49.500.000 (Rp 50.000.000 – Rp 500.000).

Jurnal Pencatatan Penjualan Piutang Dagang

Juni 17 Kas Rp 49.500.000


Beban Komisi Rp 500.000
Piutang Dagang Rp 50.000.000
PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT

❖ Terdapat tiga pihak yang terlibat dalam penggunaan kartu kredit ketika melakukan transaksi
penjualan, yaitu:
1. Penerbit Kartu Kredit (Biasanya bekerjasama dengan bank)
2. Penjual
3. Pembeli

❖ MEKANISME PENGALIHAN PIUTANG DENGAN KARTU KREDIT

Ketika penjual menerima pembayaran dari konsumen atas pembelian barang, maka kartu kredit
milik konsumen akan diproses melalui mesin yang terhubung secara elektronik dengan penerbit kartu
kredit. Pihak penerbit kartu kredit (bank) akan menalangi pembayaran tersebut dan penjual
biasanya akan dikenakan beban administrasi kartu kredit. Pada kasus ini, penjual telah
mengalihkan piutangnya kepada pihak bank, artinya pembeli tidak lagi harus melunasi kepada
penjual tetapi kepada bank penerbit kartu. Setiap bulan, bank penerbit kartu akan menyampaikan
tagihan kepada pemegang kartu melalui laporan pemakaian kartu kredit (billing statetment) yang
berisi total rupiah pemakaian kartu kredit selama 1 bulan. Pembeli bisa segera membayar penuh di
bank (tanpa bunga) atau mengangsurnya sesuai dengan ketentuan bank penerbit kartu.
PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT

❖ AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT

Pada tanggal 19 Juli, Toko Yazid menjual barang dagangan seharga Rp 1.500.000 kepada Tuan
Dadang yang membayar transaksi menggunakan kartu kredit Visa-BNI. Atas transaksi tersebut bank
BNI mengenakan biaya administrasi sebesar 3%.

Artinya, jumlah Beban Adm. Kartu Kredit adalah sebesar Rp 45.000. Sehingga kas yang diperoleh
Toko Yazid dari penjualan barangnya hanya sebesar Rp 1.455.000 (Rp 1.500.000 – Rp 45.000).

Jurnal Pencatatan Penjualan dengan Kartu Kredit Visa-BNI

19 Juli Kas Rp 1.455.000


Beban Adm.Kartu Kredit Rp. 45.000
Penjualan Rp 1.500.000
KUIS

1. Piutang dagang terjadi karena adanya transaksi……


a. Jual beli barang
b. Penjualan tunai
c. Penjualan kredit
d. Pembelian kredit

2. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan piutang lain-lain:


a. Pemberian pinjaman kepada pihak lain
b. Pemberian pinjaman kepada karyawan
c. Pemberian pinjaman lain yang tidak berkaitan dengan usaha perusahaan
d. Tidak ada jawaban yang benar

3. Dijual barang dagangan seharga Rp 600.000 secara kredit. Jurnalnya adalah:


a. Kas Rp 600.000 (D), Penjualan Rp 600.000 (K)
b. Piutang Dagang Rp 600.000 (D) , Penjualan Rp 600.000 (K)
c. Piutang Dagang Rp 600.000 (D), Kas Rp 600.000 (K)
d. Penjualan Rp 600.000 (D), Piutang Dagang Rp 600.000 (K)
KUIS

4. Dihapus piutang sebesar Rp 600.000 dengan metode langsung. Jurnalnya adalah:


a. Cadangan Kerugian Piutang Rp 600.000 (D), Piutang Dagang Rp 600.000 (K)
b. Kerugian Piutang Rp 600.000 (D) , Cadangan Kerugian Piutang Rp 600.000 (K)
c. Piutang Dagang Rp 600.000 (D), Kerugian Piutang s Rp 600.000 (K)
d. Kerugian Piutang Rp 600.000 (D), Piutang Dagang Rp 600.000 (K)

5. Dihapus piutang sebesar Rp 800.000 dengan metode cadangan. Jurnalnya adalah


a. Cadangan Kerugian Piutang Rp 800.000 (D), Piutang Dagang Rp 800.000 (K)
b. Kerugian Piutang Rp 800.000 (D) , Cadangan Kerugian Piutang Rp 800.000 (K)
c. Piutang Dagang Rp 800.000 (D), Kerugian Piutang s Rp 800.000 (K)
d. Kerugian Piutang Rp 800.000 (D), Piutang Dagang Rp 800.000 (K)

6. Diketahui pada bulan Juni 2019, penjualan perusahaan sebesar Rp 100.000.000.


Apabila perusahaan menggunakan metoda cadangan dan menaksir piutang yang tidak
tertagih sebesar 1,5% dari penjualan, maka jurnalnya adalah:
a. a. Cadangan Kerugian Piutang Rp 800.000 (D), Piutang Dagang Rp 800.000 (K)
b. Kerugian Piutang Rp 800.000 (D) , Cadangan Kerugian Piutang Rp 800.000 (K)
c. Piutang Dagang Rp 800.000 (D), Kerugian Piutang s Rp 800.000 (K)
KUIS

6. Diketahui pada bulan Juni 2019, penjualan perusahaan sebesar Rp 100.000.000.


Apabila perusahaan menggunakan metoda cadangan dan menaksir piutang yang tidak
tertagih sebesar 1,5% dari penjualan, maka jurnalnya adalah:
a. Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.500.000 (D), Piutang Dagang Rp 1.500.000 (K)
b. Kerugian Piutang Rp 1.500.000 (D) , Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.500.000 (K)
c. Piutang Dagang Rp 1.500.000 (D), Kerugian Piutang s Rp 1.500.000 (K)
d. Kerugian Piutang Rp 1.500.000 (D), Piutang Dagang Rp 1.500.000 (K)

7. Pengalihan piutang dapat dilakukan dengan cara:


a. Penjualan piutang kepada lembaga keuangan
b. Penggadaian piutang
c. Penjualan dengan kartu kredit (credit card)
d. Semua jawaban benar
KUIS

8. Berikut ini manakah yang bukan merupakan alasan perusahaan untuk melakukan
penjualan piutang?
a. Perusahaan menghadapi kesulitan keuangan dan sulit mendapatkan pinjaman untuk
memenuhi kebutuhan kasnya.
b. Perusahaan ingin mengurangi jumlah piutang dagang
c. Perusahaan membutuhkan kas cepat untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.
d. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang
memerlukan biaya yang cukup besar.

9. Pada tanggal 31 Maret, PT Dahana menjual piutangnya kepada lembaga keuangan


sebesar Rp 40.000.000. Lembaga keuangan tersebut membebankan komisi sebesar
2,5% kepada PT Garda atas piutang yang dijual. Berapakah kas yang diperoleh oleh PT
Dahana atas penjualan piutang tersebut?
a. Rp 40.000.000
b. Rp 41.000.000
c. Rp 39.000.000
d. Rp 42.000.000
KUIS

10. Pihak yang diberikan pinjaman dan memiliki kewajiban disebut….


a. Kreditur
b. Debitur
c. Penjual
d. Pembeli

Anda mungkin juga menyukai