NIM : 2110313320023
Mata Kuliah : Akuntansi EMKM
Contoh: Misalkan pada tanggal 31 Desember 2010, PT Fujiyama meminjam uang sebesar Rp
60.000.000,00 dengan menarik promes dengan bunga 12%. Promes tersebut akan dilunasi
dengan enam kali angsuran tahunan.
Promes yang ditarik oleh PT. Fujiyama harus diangsur tiap tanggal 31 Desember. Dengan
demikian besarnya angsuran tahunan terdiri atas pokok pinjaman Rp 10.000.000,00 (1/6 x
Rp60.000.000,00) ditambah bunga sampa dengan angsuran dibayar
*Angsuran pokok tetap sama, namun beban bunga menurun karena saldo pokok pinjaman juga
menurun dengan persenan tetap sama besar
2. UTANG OBLIGASI
Seperti halnya wesel, obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan
pokok pinjaman (nilai nominal). Nilai nominal obligasi dan tingkat bunga obligasi dicantumkan
pada surat obligasi. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan persentase bunga
terhadap nilai nominal. Kebanyakan bunga obligasi dibayar secara setengah tahunan (setap enam
bulan sekali). Tanggal pelunasan obligasi harus ditetapkan denga pasti dan dicantumkan pada surat
obligasi. Nilai nominal adalah nilai yang harus dilunasi pada tanggal jatuh obligasi tersebut.
Perbedaan antara utang obligasi dengan utang wesel
Apabila perusahaan (atau perorangan) meminjam uang dengan menanik promes, biasanya
pinjaman tersebut diperoleh dari satu kreditur, misalnya sebuah bank. Berbeda dengan utang
wesel, pengeluaran obligasi biasanya meliputi jumlah lembar obligasi yang besar dan dijual kepada
masyarakat, bukan kepada orang per orang. Dengan demikian sumber pemberi pinjaman obligasi
adalah masyarakat luas yang jumlahnya bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan orang.
Saham adalah bukti kepemilikan dan penyetoran modal pada suatu perseroan,Sebagai contoh bila
seseorang memiliki 1000 lembar saham suatu perseroan dari 10.000 lembar saham beredar
perusahaan tersebut,maka orang tersebut mempunyai hak kepemilikan sebesar 1/10 dari total
perusahaan.Sedangkan obligasi tidak merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan.Obligasi
adalah bukti bahwa pemegang surat tersebut telah memberi pinjaman kepada perusahaan yang
mengeluarkan obligasi yang bersangkutan.
Rencana A Rencana B
Rp900.000.000,00 Rp800.000.000,00
laba per lembar saham akan lebih tinggi jika perusahaan memenuhi kebutuhan dana dengan cara
mengeluarkan obligasi.Hal ini disebabkan karena dalam penentuan laba kena pajak,bunga obligasi
dapat dikurangkan terhadap laba sehingga pajak penghasilan menjadi lebih kecil.
Obligasi Berseri
Obligasi Sinking Fund
Obligasi Atas Nama dan Obligasi Atas Tunjuk
Obligasi Dengan Jaminan Dan Obligasi Tanpa Jaminan
b) PENERBITAN OBLIGASI
Apabila perusahaan mengeluarkan obligasi,maka obligasi tersebut biasanya di jual kepada suatu
perusahaan penjamin emisi yang disebut underwriter.Selanjutnya penjamin emisi inilah yang
menjual obligasi kepada masyarakat.Dokumen atau akta yang memuat hak kewajiban perusahaan
serta pemegang obligasi disebut perjanjian obligasi yaitu merupakan suatu kontrak tertulis antara
perusahaan penerbit obligasi dengan para pemegang obligasi.Setiap pemegang obligasi akan
menerima sertifikat obligasi yang merupakan bukti bahwa perusahaan mempunyai hutang
terhadap pemegang obligasi tersebut.
c) PERDAGANGAN OBLIGASI
Pemegang obligasi bisa mengubah obligasi yang dimilikinya menjadi tang dengan cara menjual
obligasi tersebut sebesar harga pasar yang berlaku pada saat penjualan di pasar modal. Harga
obligasi dinyatakan dalam kurs yang merupakan persentase dari nilai nominal obligasi.
Selembar obligasi bernilai nominal Rp 100.000,00 dengan kurs 97 berarti bahwa harga jual
obligasi tersebut 97% dari nilai nominal atau Rp 97.000,00.
Nilai sekarang atau nilai suatu obligasi adalah nilai pada harga tersebut obligasi di jual di pasar
modal.Dengan demikian,harga pasar merupakan fungsi dari tiga faktor untuk menentukan nilai
sekarang,yaitu : (1) jumlah rupiah yang akan diterima(2) jangka waktu hingga uang sejumlah
tersebut diterima dan (3) tingkat bunga pasar.
Tingkat bunga pasar adalah tingkat bunga yang diminta investor untuk meminjamkan dana yang
dimilikinya.
Untuk memahami akuntansi tentang obligasi,perlu memahami beberapa istilah yang telah
disinggung di atas yaitu :
1. Nilai nominal obligasi yaitu nilai yang tercantum pada surat obligasi
3. Bunga obligasi adalah bunga per tahun yang akan dibayar kepada pemegang obligasi
4. Tanggal bunga adalah tanggal pembayaran bunga obligasi, umumnya dibayar secara tengah
tahunan (per 6 bulan).
Apabila pada tanggal 1 Juli 2012, Perusahaan membayar bunga obligasi untuk periode 6 bulan (1
Januari 2012 sampai 1 Juli 2012), maka jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembayaran
bunga obligasi adalah sebagai berikut:
Pada saat obligasi dilunasi (tanggal 1 Januari 2032), perusahaan akan membuat jurnal sebagai
berikut:
yang menjadi hak pembeli obligasi adalah selama periode B (1 Maret – 1 Juli), sedangkan bunga selama
periode A (bunga berjalan) selama 2 bulan, bukan hak pembeli obligasi. Akan tetapi pada tanggal 1
Juli, perusahaan penerbit obligasi akan membayar bunga untuk satu periode pembayaran bunga, yaitu
untuk 6 bulan atau sebesar Rp4.500,00 (Rp100.000,00 x 9% x 6/12). Oleh karena itu agar pembeli
obligasi menerima bunga tidak melebihi haknya (4 bulan), maka pada saat penjualan, pembeli akan
dibebani bunga selama 2 bulan atau Rp1.500,00 (Rp100.000,00 x 9% x 2/12), yang nantinya akan
dikembalikan pada saat pembeli menerima bunga dari perusahaan.
Umumnya perusahaan penerbit obligasi akan menawarkan tingkat bunga kontrak sebesar
tingkat bunga pasar yang diperkirakan berlaku pada tanggal penerbitan obligasi. Apabila taksiran
perusahaan sesuai dengan kenyataan dan tingkat bunga kontrak sama dengan tingkat bunga pasar
pada tanggal obligasi diterbitkan, maka obligasi itu dapat dijual sebesar nilai pari/nominal. Namun
dalam praktik, tingkat bunga kontrak seringkali tidak sesuai dengan tingkat bunga pasar.
Akibatnya obligasi sering dijual dengan harga lebih rendah dari nilai nominal atau juga dijual
dengan harga diatas harga nominal, sehingga timbul diskonto obligasi dan premi obligasi.
Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi dengan diskonto adalah sebagai
berikut:
2010
Jan 1 Kas…………………………… Rp93.492.000.000,00
Diskonto Obligasi………......... Rp6.508.000.000,00
Utang Obligasi…………… Rp100.000.000.000,00
(Penjualan obligasi, bunga 8%,
jangka waktu 10 tahun)
Seandainya perusahaan menyusun neraca pada tanggal penjualan obligasi di atas, maka obligasi
tersebut akan dicantumkan pada kelompok utang jangka panjang dengan cara sebagai berikut:
Neraca (sebagian)
Utang Jangka Panjang:
Obligasi, 8%, tanggal jatuh
1 Januari 2010…………………………………… Rp100.000.000.000,00
Diskonto Obligasi, atas darar tingkat
bunga pasar yang berlaku pada
tanggal penerbitan obligasi, 9%......................................... 6.508.000.000,00
--------------------------
Rp93.492.000.000,00
--------------------------
Diskonto obligasi yang dilaporkan dalam neraca, adalah jumlah diskonto yang belum diamortisasi
(masih akan diamortisasi di masa yang akan datang). Saldo diskonto obligasi dikurangi terhadap
nilai nominal obligasi, sehingga dapat ditentukan nilai buku obligasi.
7. AMORTISASI DISKONTO
Dalam contoh di atas, perusahaan menerima kas dari hasil penjualan obligasi sebesar
Rp93.492.000.000,00, tetapi 10 tahun kemudian harus melunasi obligasi tersebut sebesar nilai
nominalnya, yaitu Rp100.000.000.000,00. Diskonto yang timbul sebesar Rp6.508.000.000,00
merupakan beban pemakaian dana sebesar Rp93.492.000.000,00 , timbul karena tingkat bunga
kontrak lebih rendah dari tingkat bunga pasar.
karena manfaat pemakaian pinjaman obligasi berlangsung selama beberapa tahun, maka
beban ini juga harus disebarkan pada periode-periode yang memperoleh manfaat dari pinjaman
tersebut. Oleh karena itu, setiap periode akuntansi selama masa pinjaman obligasi harus mendapat
bagian beban yang layak. Pengalokasian beban ini dapat dilakukan dengan dua metoda sebagai
berikut.
Jurnal untuk amortisasi obligasi pada tanggal 1 Juli 2010 (tangal pembayaran bunga)
sebagai berikut:
2010
Juli 1 Beban Bunga………………………… Rp325.000.000,00
Diskonto Obligasi………………... Rp325.000.000,00
(Untuk mencatat amortisasi diskonto
obligasi)
Pada tanggal yang sama perusahaan juga membuat jurnal untuk mencatat transaksi pembayaran
bunga sebagai berikut:
2010
Juli 1 Beban Bunga………………………… Rp4.000.000.000,00
Kas……………...………………... Rp4.000.000.000,00
(Untuk mencatat pembayaran bunga
obligasi)
Apabila digabung:
2010
Juli 1 Beban Bunga………………………… Rp4.325.000.000,00
Diskonto Obligasi………………... Rp 325.000.000,00
Kas……………………………….. Rp4.000.000.000,00
(Untuk mencatat pembayaran bunga
dan amortisasi diskonto obligasi)
Oleh karena pembayaran bunga dan amortisasi berlangsung dalan jangka waktu yang panjang dan
akan berpengaruh pada nilai buku obligasi yang berubah setiap 6 bulan, maka biasanya perusahaan
membuat suat tabel seperti terlihat dalam contoh di halaman 261. Dalam tabel tersebut terlihat
beban bunga yang dicatat perusahaan, amortisasi diskonto, dan sebagainya. berapa hal penting
yang dapat disimpulkan dari tabel berkut adalah:
1. Obligasi dijual dengan diskonto Rp6.508.000.000,00. Nilai buku obligasi pada awal
periode 1 adalah sama dengan harga jual obligasi yaitu Rp93.492.000.000,00
(Rp100.000.000.000,00 - Rp6.508.000.000,00).
2. Beban bunga yang dicatat terdiri dari bunga yang dibayar kepada pemegang obligasi
ditambah beban bunga yang berasal dan amortisasi diskonto obligasi.
3. Bunga yang dibayar kepada pemegang obligasi tiap periode bunga, dihitung dengan
mengalikan nilai nominal obligasi dengan tingkatbunga kontrak untuk 6 bulan (Rp
100.000.000.000,00 x 8% x6/12 Rp4.000.000.000,00)
4. Amortasi diskonto tiap periode bunga adalah Rp6.508 000.000.00 20 - Rp325.400.000,00
(dibulatkan menjadi Rp325.000.000.00, tetapi akibat pembulatan ini akan disesuaikan pada
amortisasi yang ke-20)
5. Diskonto yang belum diamortisasi pada akhir tiap periode, ditetapkan dengan
menurangkan amortisasi pada periode tersebut terhadap saldo diskonto yang belum
diamortisasi pada awal periode.
6. Nilai buku obligasi akhir periode ditetapkan dengan mengurangkan saldo diskonto yang
belum diamortisasi pada akhir periode terhadap nilai nominal obligasi. Sebagai contoh nilai
buku ulang obtigasi pada akhir periode 1 adalah Rp 100.000.000.000,00 -
Rp6.183.000.000,00 = Rp93.817.000.000.00
jumlah beban bunga yang dicatat pada setiap periode akan berubah-ubah, untuk menghitun jumlah
beban bunga di setia periode, maka kita harus mengalikan nilai buku obligasi awal periode dengan
suatu tingkat bunga konstan yaitu bunga pasar yang pada saat obligasi di terbitkan. dalam metoda
ini yang berperan penting adalah tingkat bunga pasar. setelah beban bunga periode yang
bersangkutan dihitung, kita dapat menentukan jumlah diskonto yang akan diamortisasi pada
periode tersebut, Jumlah diskonto yang akan diamortisasi dikurangi dengan jumlah bunga yang di
bayar dari beban bunga periode yang bersangkutan.
1. Jumlah beban bunga yang dicatat adalah hasil perkalian saldo nilai buku utang obligasi awal
periode dengan tingkat bunga pasar (bunga efektif) untuk 6 bulan atau 4,5% (9% x 6/12).
Sebagai contoh, beban bunga yang dicatat pada periode 1 adalah Rp93.492 x 4,5% = Rp4.207
dan pada periode 2 adalah Rp93.699 x 4,5% = Rp4.216 (semua angka dinyatakan dalam jutaan
rupiah)
2. Diskonto obligasi yang harus diamortisasi setiap periode ditetapkan dengan mengurangkan
jumlah bunga yang dibayar kepada pemegang obligasi dari jumlah beban bunga yang dicatat.
contoh jurnal untuk mencatat pembayaran bunga obligasi dan amortisasi diskonto obligasi pada
akhir periode ke-1 sebagai berikut:
2010 Beban Bunga………………………………………. Rp4.207.000.000.00
Juli Rp.207.000.000.00
Diskonto obligasi……………………………
1 4.000.000.000.00
Kas…………………………………………………..
(Untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi
diskonto obligasi)
Seandainya Perusahaan menyusun neraca pada tanggal penjualan obligasi, maka utang obligasi
dan premi obligasi akan dicantumkan dalam neraca dengan cara berikut:
Rp 106.232.000.000.00
a) AMORTISASI PREMI
Dalam contoh di atas, perusahaan menerima kas sebesar Rp 106.232.000.000,00 dari
penjualan obligasi. Padahal pada tanggal jatuh obligasi, perusahaan hanya membayar sebesar
Rp 100.000.000.000,00. Ini berarti bahwa premi sebesar Rp6.232.000.000,00 merupakan
pengurang atas beban pemakaian dana sebesar Rp 106.232.000.000,00. Premi tersebut harus
diamortisasi selama jangka waktu obligasi, dan dengan demikian akan mengurangi beban
bunga pada setiap periode bunga. Tabel berikut menunjukkan beban bunga dan amortisasi
premi tiap periode bunga dengan menggunakan metoda bunga efektif.
Bunga yang
Beban
Nilai Buku dibayarkan Premi yang Nilai buku
Bunga
Periode Awal kepada Amortisasi belum di akhir
yang
Periode pemegang amortisasi periode
dicatat
obligasi
1 Rp106.232 Rp5.312 Rp5.500 Rp188 Rp6.044 Rp106.044
2 106,044 5,302 5,500 198,00 5,846 105,846
3 105,846 5,292 5,500 208,00 5,638 105,638
4 105,638 5,282 5,500 218,00 5,420 105,420
5 105,420 5,271 5,500 229,00 5,191 105,191
6 105,191 5,260 5,500 240,00 4,951 104,951
7 104,951 5,248 5,500 252,00 4,699 104,699
8 104,699 5,235 5,500 265,00 4,434 104,434
9 104,434 5,222 5,500 278,00 4,156 104,156
10 104,156 5,208 5,500 292,00 3,864 103,864
11 103,864 5,193 5,500 307,00 3,557 103,557
12 103,557 5,178 5,500 322,00 3,235 103,235
13 103,235 5,162 5,500 338,00 2,897 102,897
14 102,897 5,145 5,500 355,00 2,542 102,542
15 102,542 5,127 5,500 373,00 2,169 102,169
16 102,169 5,108 5,500 392,00 1,777 101,777
17 101,777 5,089 5,500 411,00 1,366 101,366
18 101,366 5,068 5,500 432,00 934 100,934
19 100,934 5,047 5,500 453,00 481 100,481
20 100,481 5,019* 5,500 481,00 -o- 100,000
9. UTANG BUNGA
Akhir periode akuntansi diperlukan penyesuaian. Misalkan, obligasi diterbitkan pada
tanggal 1 Mei 2010, dan bunga pertama kali dibayar dan dicatat pada tanggal 1 November 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010, bunga selama 2 bulan (November dan Desember 2010) telah
terutang. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Desember perlu dibuat penyesuaian untuk mencatat
bunga yang telah terutang tersebut. Pencatatan amortisasi premi dan diskonto biasanya dilakukan
bersamaan dengan pencatatan bunga. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember, perusahaan
selain membuat penyesuaian untuk beban bunga, juga melakukan amortisasi untuk periode 2
bulan.
Jurnal penyesuaian apabila dilakukan secara terpisah untuk mencatat bunga terutang dan
amortisasi premi selama 2 bulan adalah sebagai berikut:
2010
Des 31 Beban bunga Rp 1.833.000.000,00
Utang bunga Rp 1. 833.000.000,00
(untuk mencatat beban bunga
selama 2 bulan)
2010
Des 31 Premi obligasi Rp 66.000.000,00
Utang bunga Rp 66.000.000,00
(untuk mencatat amortisasi premi
obligasi selama 2 bulan)
amortisasi premi untuk periode enam bulan ke-2 adalah Rp 198.000.000,00. Oleh karena itu
amortisasi untuk 2 bulan adalah 2/6 × Rp 198.000.000,00 = Rp 66.000.000,00.
Apabila digabung :
2010
Des 31 Beban bunga Rp 1.767.000.000,00
Premi obligasi Rp 66.000.000,00
Utang bunga Rp 1.833.000.000,00
(untuk mencatat penyesuaian
beban bunga dan amortisasi premi
obligasi selama 2 bulan)
Dengan adanya jurnal penyesuaian yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2010, maka jurnal
yang harus dibuat pada tanggal 1 Mei 2011 akan menjadi sebagai berikut:
2011
Mei 1 Utang bunga Rp 1.833.000.000,00
Beban bunga Rp 3.535.000.000,00
Premi obligasi Rp 132.000.000,00
Kas Rp 5.500.000.000,00
(untuk mencatat amortisasi premi
obligasi selama 2 bulan)
Pada umumnya, kas yang diterima dari hasil pencairan investasi sinking fund sedikit lebih
besar atau lebih kecil daripada jumlah yang harus dibayar kepada para pemegang obligasi. Apabila
kas yang dihasilkan lebih besar, maka kelebihannya disetorkan kepada perusahaan, dan sebaliknya
apabila kurang, maka kekurangannya harus ditutup oleh perusahaan. contoh, apabila pencairan
investasi sinking fund yang disediakan untuk melunasi utang obligasi Rp 1.000.000.000,00
menghasilkan kas sebesar Rp 1.001.325.000,00, maka trustee akan menggunakan Rp
1.000.000.000,00 untuk membayar para pemegang oblisasi dan kelebihannya sebesarnya Rp
1.325.000,00 dikembalikan kepada perusahaan selanjutnya perusahaan akan mencatat pelunasan
obligasi dan penerimaan kelebihan kas sebagai berikut: