Anda di halaman 1dari 12

INVESTASI OBLIGASI DAN DANA PELUNASAN OBLIGASI

PENGERTIAN OBLIGASI
Surat obligasi merupakan pengakuan utang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli
(investor). Surat obligasi menunjukan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayaran dan perjanjian-
perjanjian lain, sehingga dapat dikatakan obligasi merupakan sesuatu janji tertulis untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga setiap tanggal
tertentu.
Pembeli surat obligasi dapat menjual kembali obligasi yang di milikinya sewaktu- waktu, mungkin dalam
waktu yang relatif pendek atau cukup lama, sehinga obligasi yang di beli dapat di catat sebagai investasi
jangka pendek atau jangka panjang. Investasi dan obligasi akan memberikan pendapatan bunga yang
tetap setiap periodenya.

KLASIFIKASI INVESTASI OBLIGASI


Di dalam PSAK No. 50, Akuntansi Investasi Efek Tertentu, di nyatakan bahwa invetasi obligasi harus di
kelompokan ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut :
a. Di miliki hingga jatuh tempo ( heald to meturity ). Investasi obligasi harus di masukan ke dalam
kelompok yang di miliki hingga jatuh tempo jika perusahaan bermaksud untuk memiliki obligasi
itu hingga jatuh temponya.
b. Diperdagangkan( trading). Jika perusahaan tidak bermaksud memiliki obligasi hingga jatuh
tempo dan akan menjualnya kembali dalam waktu dekat, investasi ini haru di kelompokan
sebagai diperdagangakan. Intinya adalah membeli dan segera menjualnya kembali untuk
mendapatkan keuntungan perbedaan harga.
c. Tersediaa untuk di jual (available for sale ). Investasi obligasi yang tidak dapat di kelompokan
sebagai di miliki sampai jatuh tempoatau di perdagangkan , harus di kelompokan sebagai
tersedia untuk di jual.
Invetasi obligasi diperdagangkan di cantumkan dalam kelompok aktiva lancar di neraca sebesar nilai
wajarnya. Laba atau rugi yang belum di realisasi yang mungkin timbul akibat perubahan perubahan nilai
wajar harus di akui sebagai pengahsilan (laba) dalam laporan laba rugi. Obligasi- Obligasi yang di
kelompokkan sebagai dimiliki hinga jatuh tempo dan tersedia untuk di jual akan di klasifikasikan ke
dalam kelompok aktiva lancar atau tidak lancar tergantung keputusan manajemen. Investasi obligasi
dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo di sajikan dalam neraca sebesar harga perolehan setelah
dikurangi amortisasi agio / disagio. Sedangkan investasi obligasi dalam kelompok tersedia untuk di jual
di sajikan dalam neraca sebesar nilai sewajarnya. Laba atau rugi yang belum di realisasi untuk kelompok
tersedia untuk di jual harus di laporkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah dan
tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut direaliasasikan.
MACAM-MACAM OBLIGASI
Pengelompokan obligasi dapat di lakukan dengan berbagai macam cara yaitu :
a. Di tinjau dari waktu jatuh temponya, ada dua macam obligasi yaitu obligasi biasa (term bonds)
dan obligasi berseri (serial bonds). Obligasi biasa adalah obligasi yang jatuh tempo pada saat
yang ssama, sedangkan obligasi bersseri adalah obligasi yang jatuh temponya berurutan dalam
periode –periode tertentu.
b. Di tinjau dari jaminannya, ada dua maccam obligasi yaitu obligasi yang di jamin dan obligasi
yang tidak dijamin. Jaminan ini berbentuk aktiva tetap yang dimilik perusahaan ( hipotik).
Obligasi yang di jamin berarti memberijaminan pada investor bila perusahaan tidak dapat
membayar utangnya, investor dapat mengklaim jaminan itu. Jaminan yang di berikan dapat
beberapa tingkatan ,jaminan tingkat kedua berarti klaimnya terhadap jaminan adalah sesudah
obligasi dengan jaminan pertama. Kadang-kadang dapat di berikan dalam bentuk surat-surat
berharga ( saham dan obligasi ) perusahaan lain yang di miliki.
c. Obligasi yang di jamin oleh pihak lain di sebut obligasi bergaransi, misalnya perusahaan induk
jaminan obligasi anak perusahaan.
d. Obligasi yang dapat di tukarkan dengan dengan saham di sebut obligasi yang dapat ditukarkan,
pertukaran ini bergantung pada keinginan pemegang obligasi. Apabila obligasi dapat di
tukarkan dengan saham maka investor dapat mengubah pemiliknya menjadi pemegang saham,
oleh karena itu obligasi ini banyak menarik perhatian investor.
e. Di tinjau dari bentuknya obligasi dapat di bedakan menjadi 2 macam yaituobligasi atas nama
dan obligasi kupon. Obligasi atas namahanya dapat diambil bunganya oleh orang yang
terdaftar, sehingga kalau dijual harus di laporkan ke perusahaan yang mengeluarkan obligasi
itu. Obligasi kupon merukan obligasi yang bebas, tidak atas nama. Setiap lembar obligasin di
sertai dengan kupon - kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga, kupon-kupon itu di gunakan
untuk mengambil bunga. Karena tidak atas nama maka penjualan obligasi ini tidak perlu di
beritahukan pada perusahaan yang mengeluarkanya.

MENENTUKAN HARGA OBLIGASI


Harga jual (beli) obligasi tidak selalu sebesar nilai nominalnya. Besarnya harga ditentukan oleh tingkat
bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya semakin kecil
bunga obligasi, semakin rendah harganya. Untuk mengetahui apakah bunga obligasi itu cukup besar
atau kurang, di bandingkan antara persentase bunga obligasi dengan tingkat bunga di pasar. Apabila
persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar, maka harga jual obligasi akan di atas nilai
nominal (dengan ahio), tetapi bila tarif bunga obligasi lebih rendah dari pada tingkat bunga di pasar
maka harganya di bawah nilai nominal ( dengan disagio). Agio atau disagio obligasi merupakan
perbedaan antara tarif bunga obligasi yang di bayarkan. Bunga obligasi di tambah atau di kurangi
dengan agio atau disagio yang timbul pada saat pembelian menunjukan hasil sesungguhnya dari
obligasi, disebut tarif efektif. Untuk menentukan besarnya harga obligasi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
 Menghitung nilai tunai (a) Jumlah jatuh tempo di tambah (b) nilai tunai bunga yang akan di terima.
Misalnya :
Pada tanggal 1 januari 2015 Tuan Syarif membeli obligasi dari PTHarmoni nilai nominal Rp
10.000.000,00, bunga 7% per tahun di bayarkan setiap tanggal 31 Desember, jatuh tempo tanggal 31
Desember 2019, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya (tarif efektif ) sebesar 8%.
a) Nilai tunai jumlah jatuh tempo = Rp 10.000.000,00, x A n7p
= Rp 10.000.000,00, x A 578
= Rp 10.000.000,00, x 0.68058
= Rp 6.805.800,00

b) Nilai tunai bunga yang akan terima = Rp 700.000,00 x a n7p


= Rp 700.000,00 x a n578
= Rp 700.000,00 x 3,99271
= Rp 2.794.897,00
Jadi harga beli obligasi di atas agar menghasilkan tarif efektif 8% adalah sebesar
Rp 6.805.800,00 + Rp 2.794.897,00 = Rp 9.600.697,00 atau dengan kata lain ada disagio obligasi sebesar
Rp 10.000.000,00 – Rp 9.600.697,00 = Rp 399.303,00
Apabila tarif efektif yang di harapkan sebesar 5% maka harga obligasinya :
a) Nilai tunai jatuh tempo = Rp 10.000.000,00 x A n7p
= Rp 10.000.000,00 x A575
= Rp 10.000.000,00 x 0,78353
= Rp 7.835.300,00
b) Nilai tunai bunga yang akan di terima = Rp 700.000,00 a x n7p
= Rp 700.000,00 a x 575
= Rp 3.030.636,00
Harga belinya sebesar = Rp 7.835.300,00 + Rp 3.030.636,00 = Rp 10.865.936,00 atau dengan kata lain
ada agio obligasi sebesar Rp 865.936,00.

AMORTISASI AGIO DAN AKUMULASI DISAGIO


Agio atau disagio adalah selisih harga beli obligasi dengan nilai nominal. Agio obligasi adalah selisih
harga beli obligasi di atas nilai nominal, sedangkan disagio obligasi adalah selisih harga beli obligasi
dibawah nilai nominal. Agio dan disagio ini akan di amortisasikan atau di akumulasikan.
Ada 2 cara untuk amortisasi agio atau akumulasi disagio obligasi.
A. Metode garis lurus ( Straight-line method )
B. Metode bunga efektif ( Effective interest method )
Contoh : Perhitungan Akumulasi Disagio.
Tuan syarif membeli obligasi dari PT. Harmoni, nilai nominal Rp 10.000.000, bunga 7% per tahun
dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2009. Harga
beli obligasi tersebut adalah Rp 9.600.697 dan pembeliannya pada tanggal 1 January 2005.
A. Table akumulasi disagio dengan metode GARIS LURUS sebagai berikut :
Tahun Bunga Obligasi Akumulasi Disagio Jumlah Pendapatan Bunga
2005 Rp 700.000 (1) Rp 79.860 (2) Rp 779.860 (3)
2006 Rp 700.000 Rp 79.860 Rp 779.860
2007 Rp 700.000 Rp 79.860 Rp 779.860
2008 Rp 700.000 Rp 79.860 Rp 779.860
2009 Rp 700.000 Rp 79.860 Rp 779.860
Jumlah Rp 3.500.000 Rp 339.303 Rp 3.839.303
1) Rp 10.000.000 X 7% = Rp 700.000
2) Rp 10.000.000 – Rp 9.600.697 = Rp 339.303 : 5 = Rp 79.860 (dibulatkan)
3) Rp 700.000 + Rp 79.860 = Rp 779.860
B. Table akumulasi disagio dengan metode BUNGA EFEKTIF, Tarif efektifnya diharapkan 8% maka
tampak sebagai berikut :

Jumlah Pendapatan Nilai Buku


Tahun Bunga Obligasi Akumlasi Disagio
Bunga Obligasi
1-1-2005 Rp 9.600.697
31-12-05 Rp 700.000 (1) Rp 768.056 (2) Rp 68.056 (3) 9.668.753 (4)
31-12-06 RP 700.000 73.500 73.500 9.742.235
31-12-07 Rp 700.000 79.380 79.380 9.821.633
31-12-08 Rp 700.000 85.730 85.730 9.907.363
31-12-09 Rp 700.000 92.590 92.590 10.000.000 (5)

1) Rp. 10.000.000 X 7% = Rp. 700.000


2) Rp. 9.600.697 X 8% = Rp. 768.056 (dibulatkan)
3) Rp. 768.056 – Rp. 700.000 = Rp. 68.056
4) Rp. 9.600.697 + Rp. 68.056 = Rp. 9.688.056
5) Dibulatkan

PENCATATAN PENANAMAN MODAL DALAM OBLIGASI


Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman modal jangka panjang dicatat dengan jumlah harga
perolehannya yaitu harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti komisi, materai, provisi dan lain-
lain. Apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, pembeli membayar harga beli ditambah
bunga perjalanan yaitu sejak tanggal pembayaran bunga terakhir sampai tanggal pembelian obligasi.
Pembayaran bunga berjalan ini bukan merupakan harga perolehan obligasi.
Contoh : Perhitungan bunga berjalan dan pencatatan obligasi sebagai berikut.
Nona risa membeli obligasi PT. Hartamin pada tanggal 1 Mei 1991, nominal Rp. 1.000.000, bunga 12 %
dengan harga beli sebesar Rp. 1.000.000. biaya pembelian yaitu komisi dan materai sebesar Rp. 25.000.
Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga perolehan obligasi dan bunga
berjalan dihitung sebagai berikut :
Harga beli obligasi Rp 1.000.000
Komisi dan materai Rp 25.000
Rp 1.025.000
Bunga berjalan (maret-mei)
2/12 X 12% X 1.000.000 Rp 20.000
Jumlah uang yang diterima Rp 1.045.000

Jurnal yang dibuat oleh nona Risa untuk mencatat pembelian obligasi diatas sebagai berilut :
Penanaman modal dalam obligasi Rp 1.025.000
Pendapatan bunga obligasi Rp 20.000
Kas Rp 1.045.000
Rekening pendapatan bunga obligasi didebet dengan jumlah Rp 20.000 yaitu bunga berjalan yang
dibayarkan kepada penjual obligasi, sehingga pada tanggal 1 September 1991 yaitu tanggal pembayaran
bunga akan dibuat jurnal sebagai berikut :
Kas Rp 60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp 60.000
(Perhitungan bunga : 6/12 X 12% X 1.000.000 = Rp 60.000. )
Apabila bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi didebitkan ke rekening piutang bunga
obligasi, maka pada tanggal 1 September 1991 penerimaan bunga obligasi dicatat dengan jurnal sebagai
berikut:
Kas Rp 60.000
Piutang bunga obligasi Rp 20.000
Pendapatan bunga obligasi Rp 40.000
Berikut contoh mengenai perhitungan amortisasi agio dan disagio dengan metode garis lurus beserta
jurnal – jurnal untuk mencatatnya.
Contoh :
Pada tanggal 1 Maret 1991 dibeli obligasi, nominal Rp 1.000.000, bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31
Desember 1993 dengan harga Rp 966.000 termasuk komisi dan materai. Bunga obligasi dibayarkan
setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli tiap tahunnya. Pada tanggal 31 Desember 1993 obligasi di lunasi oleh
perusahaan yang mengeluarkan.
Perhitungan:
Harga beli Rp. 966.000
Bunga berjalan (2/12 X 12% X Rp. 1.000.000) RP. 20.000
Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 986.000
Disagio obligasi (Rp 1.000.000 – Rp 966.000 = Rp 34.000) akan diakumulasikan selama umur obligasi
yaitu 34 bulan (1 Maret 1991 s.d. 31 Desember 1993).
Akumulasi disagio setiap bulan sebesar Rp 34.000 : 34 = Rp 1.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi – transaksi diatas sebagai berikut :
Transaksi Jurnal
1-3-1991 Penerimaan modal dalam obligasi Rp 966.000
Pembelian obligasi Pendapatan Bunga obligasi Rp 20.000
Kas Rp 986.000
1-7-1991 Kas Rp 60.000
Penerimaan bunga Pendapatan bunga obligasi Rp 60.000
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 = Rp 60.000
31-12-1991 Piutang bunga Rp 60.000
Penyesuaian Pendapatan Bunga obligasi Rp 60.000
a) Mencatat Bunga 6 bulan Penanaman modal dalam obligasi Rp 10.000
b) Akumulasi disagio 10 bulan X Rp 1.000 = Pendapatan Bunga obligasi Rp 10.000
RP 10.000
1-1-1992 Pendapatan bunga obligasi Rp 60.000
a) Penyesuaian kembali Piutang bunga Rp 60.000
b) Penerimaan bunga Kas Rp 60.000
Pendapatan Bunga obligasi Rp 60.000
1-7-1992 Kas Rp 60.000
Penerimaan bunga Pendapatan bunga obligasi Rp 60.000
6/12 X 12% X Rp 1.000.000 = Rp 60.000
31-12-1992 Piutang bunga Rp 60.000
Penyesuaian Pendapatan bunga obligasi Rp 60.000
a) Mencatat pendapatan bunga Penanaman modal dalam obligasi Rp 12.000
b) Akumulasi disagio 12 bulan X Rp 1.000 Pendapatan bunga obligasi Rp 12.000

Dalam tahun 1993 dibuat jurnal seperti dalam tahun 1992. Pada tanggal 31 Desember 1993 ketika
obligasi dilunasi dibuat jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 1.000.000
Penanaman modal obligasi Rp. 1.000.000

PENJUALAN OBLIGASI SEBELUM TANGGAL JATUH TEMPO


Apabila obligasi yang dimiliki dengan tujuan untuk penanaman modal jangka panjang dijual sebelum
tanggal jatuh temponya maka perhitungan laba atau rugi penjualan didasarkan pada jumlah yang
diterima dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi dihitung dengan cara sebagai berikut :
Harga perolehan obligasi ditambah dengan akumulasi disagio sampai tanggal penjualan atau harga
perolehan obligasi dikurangi amortisasi agio sampai tanggal penjualan. Misalnya obligasi yang dibeli
dalam contoh (2) di atas, pada tanggal 1 April 2007 dijual dengan harga Rp 1 015.000,00 (sesudah
dikurangi komisi dan lain-lain). Laba rugi dihitung sebagai berikut :
Harga perolehan obligasi Rp 1.066.000,00
Amortisasi agio :
2005 = 9 x Rp. 2.000,00 = Rp. 18.000,00
2006 = 12 x Rp. 2.000,00 = 24.000,00
2007 = 3 x Rp. 2.000,00 = 6.000,00
48.000,00
Nilai buku obligasi Rp 1.018.000,00
Harga jual obligasi Rp 1.015.000,00
Rugi penjualan obligasi Rp 3.000,00
Bunga berjalan : 1/12 x 12% X Rp 1.000.000,00 Rp 10.000,00
Uang yang diterima = Rp 1.015.000,00 + Rp 10.000,00 Rp 1.025.000,00
Penjualan obligasi pada tanggal 1 April 2007 di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Mencatat amortisasi agio Pendapatan bungaobligasi Rp 6.000,00
selama 3 bulan Penanaman modal dalam obligasi Rp 6.000,00

Mencatat penjualan bunga Kas Rp 1.025.000,00


Dan penerimaan bunga Rugi penjualan obligsi Rp 3.000,00
Penanaman modal dalam obligasi Rp 1.018.000,00
Pendapatan bunga obligasi Rp 10.000,00
PELUNASAN OBLIGASI SEBELUM TANGGAL JATUH TEMPO
Obligasi yang dapat dilunasi kembali sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dilakukan dengan memberi
agio kepada pemegang obligasi pada waktu pelunasan itu terjadi. Akuntansi disagio atau amortisasi agio
dalam buku investor tidak lagi dengan cara garis lurus tetapi menggunakan cara amortisasi yang di
percepat.
Misalnya : obligasi dikeluarkan pada tanggal 1 Januari 1992 dan jatuh tempo pada tanggal 1 Januari
2010. Daftar tanggal pelunasan dengan jumlah pelunasan sebagai berikut:
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 1995 sampai 31 Desember 1999 = 105
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2004 = 103
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2009 = 101
Apabila obligasi ini dibeli oleh investor di atas nilai nominal maka perhitungan amortisasi agionya harus
dibuat sedemikian rupa agar nilai buku obligasi tidak melebihi nilai jatuh tempo tiap-tiap jangka waktu.
Misalnya obligasi nominal Rp 1.000.000,00 dibeli dengan hargaRp 1.100.000,00, amortisasi yang
dipercepat dihitung sebagai berikut:
Rp 1.100.000,00 – Rp 1.050.000,00 : 3 tahun (1992-1994) = Rp 16.667,00 per tahun.
Rp 1.050.000,00 – Rp 1.030.000,00 : 5 tahun (1995-1999) = Rp 4.000,00 per tahun.
Rp 1.030.000,00 – Rp 1.010.000,00 : 5 tahun (2000-2004) = Rp 4.000,00 per tahun.
Rp 1.010.000,00 – Rp 1.000.000,00 : 5 tahun (2005-2009) = Rp 2.000,00 per tahun.
Dengan amortisasi yang dipercepat, nilai buku investasi obligasi sama dengan jumlah pelunasan pada
akhir suatu jangka waktu. Obligasi yang agio atau disagionya tidak lebih besar dari nilai jatuh tempo
setiap periode, tidak menimbulkan masalah. Pelunasan obligasi seperti ini dicatat dalam buku investor
dengan debit kas, kredit penanaman modal dalam obligasi, sedang laba ruginya merupakan selisihnya.
Penerimaan bunga obligasi tetap dikreditkan ke rekening pendapatan bunga obligasi.
PERTUKARAN OBLIGASI
Apabila obligasi yang dimiliki ditukarkan dengan surat berharga lain, maka, rekening investasi obligasi
ditutup dan dibuka rekening penanaman modal yang baru. Surat berharga yang diterima sebesar
harganya di bursa, selisihnya dengan nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi.
Misalnya obligasi yang dimiliki nominal Rp 100.000,00, bunga 12%, dibayarkan setiap tanggal 1 Maret
dan 1 September.Pada tanggal 1 April 2005 nilai bukunya sebesar Rp 102.400,00, dan ditukarkan dengan
10 lembar saham biasa, nominal Rp 10.000,00 per lembar. Pada tanggal tersebut harga pasar saham
biasa tercatat sebesar Rp 12.000,00 per lembar.
Mencatat amortisasi agio Pendapatan bunga obligasi Rp xx
Selama 3 bulan Penanaman modal dalam saham Rp xx
Mencatat pertukaran obligasi Penanaman modal dalam saham Rp 120.000,00
Dengan saham Penanaman modal dalam saham Rp 102.400,00
Laba pertukaran obligasi RP 17.600,00
Mencatat penerimaan bunga Kas RP 1.000,00
Berjalan untuk 1 bulan : pendapatan bunga obligasi Rp 1.000,00
1/12 x 12% x Rp 100.000,00
DANA PELUNASAN OBLIGASI
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi , seringkali harus mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar
dapat memenuhi perjanjian pada waktu menjual obligasi. Dana yang terkumpul digunakan untuk
melunasi obligasi pada tanggal jatuh tempo.
Dana biasanya dibentuk dengan simpanan tiap-tiap periode, simpanan ini bisa dalam jumlah yang sama,
dapat juga dengan jumlah yang tidak sama. Dana yang dibentuk dapat diurus sendiri oleh perusahaan,
dapat pula diserahkan pada pihak lain ( WALI ). Dana yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mencari
tambahan penghasilan, biasanya dibelikan surat-surat berharga jangka pendek. Apabila dana diurus
sendiri maka semua transaksi yang berhubungan dengan dana ini langsung dicatat dalam buku-buku
perusahaan. Apabila dana-dana diserahkan pada wali, setiap periode wali mengirimkan laporan
mengenai kegiatan dana. Pencatatan dalam buku – buku perusahaan dilakukan berdasarkan laporan
yang diterima dari wali .

Berikut ini diberikan contoh trnsaksi-tansaksi dana pelunasan obligasi dan cara pencatatnnya bila (1)
diurus sendiri dan (2) diurus oleh wali .
1) Dana diurus sendiri
Transaksi Jurnal
2005
1 Juli 2005 DPO – Kas Rp 120.000,00
PT ABC memisahkan Rp Kas Rp 120.000,00
120.000,00 sebagai simpanan
pertama setiap setengah stahun
untuk dana pelunasan obligasi.
Simpanan akan dilakukan
sebanyak 20 kali
dengan jumlah yang sama.
8 Juli 2005
Dana digunakan untuk membeli DPO – surat berharga Rp 106.800,00
surat – surat berharga DPO – Pendapatan bunga 375,00
Rp.106.800,00, Bunga berjalan DPO – Kas Rp 107.175,00
dibayar sebesar Rp 375,00
20 November 2005
Menerima bunga dari surat- DPO – Kas Rp 2.250,00
surat berharga sejumlah DPO – Pendapatan bunga Rp 2.250,00
Rp 2.250.000,00
Biaya penyimpanan dana DPO – Biaya Rp 600,00
sebesar Rp 600,00 dibayar DPO – Kas Rp 600,00
Simpanan kedua sebesar DPO – Kas Rp 120.000,00
Rp 120.000,00 dimasukan ke Kas Rp 120.000,00
DPO
Mencatat piutang bunga dari Piutang bunga DPO surat berharga Rp 480,00
surat-surat berharga sebesar DPO – Pendapatan bunga Rp 480,00
Rp 480,00
Mencatat amortisasi premium DPO – Pendapatan Rp 300,00
dari surat-surat berharga DPO - Surat berharga Rp 300,00
sebesar Rp 300,00
Menutup biaya dan pendapatan DPO - Pendapatan bunga Rp 2.055,00
DPO DPO – Biaya Rp 600,00
Laba rugi 1.455,00

2014
31 Desember 2014
Menjual surat-surat berharga DPO-Kas Rp 3.300.00,00
dengan harga Rp 3.300.000,00 DPO- Suat berharga Rp 3.180.000,00
(termasuk bunga bejalan Rp DPO-Pendapatan bunga 24.000,00
24.000,00). Nilai buku surat Laba penjualan suratberharga DPO 96.000,00
berharga sesudah perhitungan
amortisasi premium sebesar Rp
3.180.00,00. Saldo DPO – Kas
pada tanggal ini sebesar Rp
45.000,00 dan uang yang
diterima dan penjualan surat
berharga ditambahkan pada
saldo DPO-Kas.
Pelunasan obligasi dari DPO-Kas Utang obligasi Rp 3.000.000,00
sebesar Rp 3.000.000,00 DPO-Kas Rp 3.000.000,00
Mengembalikan saldo DPO-Kas Kas Rp 345.000,00
rekening kas DPO-Kas Rp 345.000,00
Menutup rekening nominal DPO pendapatan bunga Rp 24.000,00
yang berhubungan dengan DPO Laba penjualan surat berharga 96.000,00
Laba rugi Rp 120.000,00

2) Dana diurus oleh wali


Transaksi Jurnal Dalam Buku Perusahaan Jural Dalam Buku Perusahaan
2005
1 Juli 2005
PT ABC memisahkan Rp DPO – Wali Rp 120.000,00 Kas Rp 120.000,00
120.000,00 sebagai Kas Rp 120.000,00 PT ABC Rp 120.000,00
simpanan pertama setiap
setangah tahun untuk
pelunasan obligasi
simpanan akan dilakukan
sebanyak 20 kali dengan
jumlah yang sama

8 Juli 2005
Dana digunakan untuk Penanaman modal dalam surat
membeli surat-surat berharga Rp 106.800,00
berharga seharga Rp Pendapatan bunga 375,00
106.800,00. Bunga Kas Rp 107.175.000
berjalan dibayar sebesar
Rp 375,00

30 November 2005
Diterima bunga dari surat Kas Rp 2.250,00
– surat berharga Pendapatan bun Rp 2.250,00
sejumlah Rp 2.250,00
30 Desember 2005
Biaya penyimpangan Biaya Rp 600,00
dana sebesar Rp 600,00 Kas Rp 600,00
dibayar
Simpanan kedua sebesar DPO Wali Rp 120.000,00 Kas Rp 120.000,00
Rp 120.00,00 dimasukan Kas Rp.120.000,00 PT ABC Rp 120.000,00
ke DPO
Mencatat piutang bunga Piutang bunga Rp 480,00
dari surat – surat Pendapatan bunga Rp 480,00
berharga sebesar Rp
480,00
Mencatat amortisasi aigo Pendapatan bunga Rp 300,00
dari surat-surat berharga Penanam modal dalam
sebesar Rp 300,00 surat berharga Rp 300,00
Mengakui biaya dan DPO Wali Rp 455,00 Pendapatan bunga Rp 2.055,00
pndapatan dari DPO DPO Biaya 600,00 Biaya Rp 600,00
DPO pendapatan bunga PT ABC 1.455,00
RP 2.055,00
Menutup biaya dan DPO pendapatan bunga
pendapatan DPO Rp 2.055,00
DPO Biaya Rp 600,00
Laba rugi 1.455,00
31 Desember 2014
Menjual surat-surat Kas Rp 3.300.000,00
berharga dengan harga Penanaman modal dalam
Rp 3.300.000,00 surat berharga Rp 3.180.000,00
(termasuk harga berjalan pendapatan bunga 24.000,00
Rp 24.000,00) nilai buku laba pendapatan surat berharga
surat berharga setelah 96.000,00
perhitungan amortisasi
aigo sebesar Rp
3.180.000,00 , saldo DPO-
Kas pada tanggal ini
sebesar Rp 45.000,00
dan uang yang diterima
dari penjualan surat
berharga ditambahkan
pada saldo DPO –Kas
Pelunasan obligasi dari Utang obligasi Rp 3.000.000,00 PT ABC Rp 3.000.000,00
DPO-Kas sebesar Rp DPO Wali Rp 3.000.000,00 Kas Rp 3.000.000,00
3.000.000,00
Mengembalikan salo DPO Kas Rp 345.000,00 PT ABC Rp 345.000,00
– Kas kerekening kas DPO wali Rp 345.000,00 Kas Rp 345.000,00
Mengakui biaya dan DPO Wali Rp 120.000,00
pendapatan dari DPO DPO Pendapatan bunga
Rp 24.000,00
Laba penjualan surat berharga
96.000,00
Menutup rekening DPO pendapatan bunga Pendapatan bunga
normal yang Rp 24.000,00 Rp 24.000,00
berhubungan dengan Laba pendapatan surat Laba penjualan surat berharga DPO
DPO Berharga 96.000,00 96.000,00
Laba rugi Rp 120.000,00 PTABC Rp 120.000,00

DANA DAN PEMBATASAN LABA TIDAK DIBAGI


Laba tidak dibagi agar para pemegang saham tidak dapat meminta pembagian seluruh saldo laba tidak
dibagi sebagai Dividen, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya usaha peusahaan . Laba
tidak dibagi dapat juga dibatasi penggunaanya untuk memelihara jalannnya perusahaan pada waktu
perusahaan membentuk dana misalnya dana pelunasan obligasi .
Pembentukan dana dimaksudkan untuk menyediakan dana untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu.
Kedua kegiatan diatas bisa dilakukan untuk tujuan memelihara kontinuitas usaha, tetapi sifatnya
berbeda. Misalnya PT Risa Fadila membentuk dana pelunasan obligasi sebesar Rp 10.000,00. Jurnalnya
sebagai berikut :

Dana pelunasan obligasi – kas Rp 10.000.000,00


Kas Rp 10.000.000,00
Sehubungan dengan pembentukan dana ini diadakan pembatasan laba tidak dibagi dan dicatat dengan
jurnal sebagai berikut :
Laba tidak dibagi Rp 10.000.000,00
Laba tidak dibagi untuk DPO Rp 10.000.000,00

Sesudah dilakukan pembatasan dengan jurnal seperti diatas maka laba tidak dibagi yang masih bebas
dan dapat dibagi sebagai Dividen berkurang sebesar Rp 10.000.000,00. Apabila utang , obligasi sudah
dilunasi dengan menggunakan dana pelunasan obligasi maka tidak diperlukan lagi untuk membatasi
laba tidak dibagi. Untuk menghapuskan pembatasan yang sudah dilakukan maka laba tidak dibagi yang
dibatasi dikembalikan ke rekening laba tidak dibagi.

Latihan
Perusahaan AB pada tanggal 1 Pebruari 2006 membeli obligasi PT XYZ nominal Rp 80.000.000,- ,5%,
dengan harga kurs 98 ditambah bunga berjalan. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 1 Juni 2018, bunga
dibayarkan tiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember. Pada tanggal 1 September 2006 dibeli obligasi PT ABC
nominal RP 10.000.000,-, 6%, dengan kurs 103 ditambah bunga berjalan. Obligasi ini tertanggal 1 Pebruari
2006 dan umurnya 20 tahun, bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Pebruari dan 1 Agustus.
Tanggal 1 Juli 2007, dijual obligasi PT XYZ (nominal Rp 60.000.000,-) dengan kurs 101 ditambah bunga
berjalan.
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat Investasi obligasi di atas (termasuk jurnal adjustment).

Anda mungkin juga menyukai