Surat obligasi merupakan pengakuan utang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor).surat obligasi
menunjukan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayaran dan perjanjian-perjanjian lain, sehingga dapat dikatakan obligasi
merupakan seuatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan juga
bunga setiap tanggal tertentu.
Pembeli surat obligasi dapat menjualkembali obligasi yang di milikinya sewaktu- waktu, mungkin dalam waktu yang relatif
pendek atau cukup lama, sehinga obligasi yang di beli dapat di catat sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang.
Investasi dan obligasi akan memberikan pendapatan bunga yang tetap setiap periodenya.
MACAM-MACAM OBLIGASI
Pengelompokan obligasi dapat di lakukan dengan berbagai macam cara yaitu :
a. Di tinjau dari waktu jatuh temponya, ada dua macam obligasi yaitu obligasi biasa (term bonds) dan obligasi berseri (serial
bonds). Obligasi biasa adalah obligasi yang jatuh tempo pada saat yang ssama, sedangkan obligasi bersseri adalah obligasi yang
jatuh temponya berurutan dalam periode –periode tertentu.
b. Di tinjau dari jaminannya, ada dua maccam obligasi yaitu obligasi yang di jamin dan obligasi yang tidak dijamin. Jaminan ini
berbentuk aktiva tetap yang dimilik perusahaan ( hipotik). Obligasi yang di jamin berarti memberijaminan pada investor bila
perusahaan tidak dapat membayar utangnya, investor dapat mengklaim jaminan itu. Jaminan yang di berikan dapat beberapa
tingkatan ,jaminan tingkat kedua berarti klaimnya terhadap jaminan adalah sesudah obligasi dengan jaminan pertama. Kadang-
kadang dapat di berikan dalam bentuk surat-surat berharga ( saham dan obligasi ) perusahaan lain yang di miliki.
c. Obligasi yang di jamin oleh pihak lain di sebut obligasi bergaransi, misalnya perusahaan induk jaminan obligasi anak
perusahaan.
d. Obligasi yang dapat di tukarkan dengan dengan saham di sebut obligasi yang dapat ditukarkan, pertukaran ini bergantung pada
keinginan pemegang obligasi. Apabila obligasi dapat di tukarkan dengan saham maka investor dapat mengubah pemiliknya
menjadi pemegang saham, oleh karena itu obligasi ini banyak menarik perhatian investor.
e. Di tinjau dari bentuknya obligasi dapat di bedakan menjadi 2 macam yaituobligasi atas nama dan obligasi kupon. Obligasi atas
namahanya dapat diambil bunganya oleh orang yang terdaftar, sehingga kalau dijual harus di laporkan ke perusahaan yang
mengeluarkan obligasi itu. Obligasi kupon merukan obligasi yang bebas, tidak atas nama. Setiap lembar obligasin di sertai
dengan kupon - kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga, kupon-kupon itu di gunakan untuk mengambil bunga. Karena tidak
atas nama maka penjualan obligasi ini tidak perlu di beritahukan pada perusahaan yang mengeluarkanya.
B. Table akumulasi disagio dengan metode BUNGA EFEKTIF, Tarif efektifnya diharapkan
8% maka tampak sebagai berikut :
Tahun Bunga Jumlah Akumulasi Nilai Buku
Obligasi Pendapatan Bunga Disagio Obligasi
1-1-2005 Rp. 9.600.697
31-12-05 Rp. 700.000 (1) Rp. 768.056 (2) Rp. 68.056 (3) 9.668.753 (4)
31-12-06 Rp. 700.000 73.500 73.500 9.742.253
31-12-07 Rp. 700.000 79.380 79.380 9.821.633
31-12-08 Rp. 700.000 85.730 85.730 9.907.363
31-12-09 Rp. 700.000 92.590 92.590 10.000.000
(5)
(1) Rp. 10.000.000 X 7% = Rp. 700.000
(2) Rp. 9.600.697 X 8% = Rp. 768.056 (dibulatkan)
(3) Rp. 768.056 – Rp. 700.000 = Rp. 68.056
(4) Rp. 9.600.697 + Rp. 68.056 = Rp. 9.688.056
(5) Dibulatkan.
Rp. 1.025.000
Bunga berjalan ( maret-mei)
2/12 X 12% X 1.000.000 Rp. 20.000
Disagio obligasi (Rp. 1.000.000 – Rp. 966.000 = Rp. 34.000) akan diakumulasikan selama umur obligasi yaitu 34 bulan
( 1Maret 1991 s.d. 31 December 1993).
Akumulasi disagio setiap bulan sebesar Rp. 34.000 : 34 = Rp. 1.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi – transaksi diatas sebagai berikut :
Transaksi Jurnal
1 – 3 – 1991 Penerimaan modal dalam obligasi Rp. 966.000
Pembelian obligasi Pendapatan bunga obligasi Rp. 20.000
Kas Rp. 986.000
1 – 7 – 1991
Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 = Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
Rp. 60.000
31 -12 -1991
Penyesuaian Piutang bunga Rp. 60.000
a) Mencatat bunga 6 bulan Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
b) Akumulasi disagio Penanaman modal dalam obligasi Rp. 10.000
10 bulan X Rp. 1.000 = Rp. 10.000 Pendapatan bunga obligasi Rp. 10.000
1 – 1- 1992
a) Peneyesuaian kembali Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
b) Penerimaan bunga Piutang bunga Rp. 60.000
Kas Rp. 60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
1 – 7 – 1992
Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 = Pendapatan bungga obligasi Rp. 60.000
Rp. 60.000
31 – 12 – 1992
Penyesuaian Piutang bunga Rp. 60.000
a) Mencatat pendapatan bunga Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
b) Akumulasi disagio Penanaman modal dalam obligasi Rp. 12.000
12 bulan X Rp. 1.000 Pendapatan bunga obligasi Rp. 12.000
Dalam tahun 1993 dibuat jurnal seperti dalam tahun 1992. Pada tanggal 31 December 1993 ketika obligasi dilunasi dibuat
jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 1.000.000
Penanaman modal obligasi Rp. 1.000.000
Penjualan obligasi pada tanggal 1 April 2007 di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Obligasi yang dapat dilunasi kembali sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dilaukan dengan memberi agio kepada pemegang
obigasi pada waktu pelunasan itu terjadi. Akuntansi disagio atau amortisasi agio dalam buku investor tidak lagi dengan cara garis
lurus tetapi menggunakan cara amortisasi yang di percepat.
Misalnya: obligasi dikeluarkan pada tanggal 1 januari 1992 dan jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2010. Daftar tanggal
pelunasan dengan jumlah pelunasan sebagai berikut:
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 1995 sampai31 Desember 1999=105
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2004=103
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2009=101
Apabila obligasi ini dibeli oleh investor di atas nilai nominal maka perhitungan amortisasi agionya harus dibuat sedemikian rupa
agar nilai buku obligasi tidak melebihi nilai jatuh tempo tiap-tiap jangka waktu.
Misalnya obligasi nominal Rp 1.000.000,00 dibeli dengan hargaRp 1.100.000,00, amortisasi yang dipercepat dihitung sebagai
berikut:
Rp 1.100.000,00 – Rp 1.050.000,00 : 3 tahun (1992-1994) = Rp 16.667,00 per tahun.
Rp 1.050.000,00 – Rp 1.030.000,00 : 5 tahun (1995-1999) = Rp 4.000,00 per tahun.
Rp 1.030.000,00 – Rp 1.010.000,00 : 5 tahun (2000-2004) = Rp 4.000,00 per tahun.
Rp 1.010.000,00 – Rp 1.000.000,00 : 5 tahun (2005-2009) = Rp 2.000,00 per tahun.
Dengan amortisasi yang dipercepat, nilai buku investas iobligasi sama dengan jumlah pelunasan pada akhir suatu jangka
waktu. Obligasi yang agio atau disagionya tidak lebih besar dari nilai jatuh tempo setiapperiode, tidak menimbulkan masalah.
Pelunasan obligasi seperti ini dicatat dalambuku investor dengan debit kas, kredit penanaman modal dalam obligasi, sedang laba
ruginya merupakan selisihnya. Penerimaan bunga obligasi tetap dikreditkan ke rekening pendapatan bunga obligasi.
PERTUKARAN OBLIGASI
Apabila obligasi yang dimiliki ditukarkan dengan surat berharga lain, maka, rekening investasi obligasi ditutup dan dibuka
rekening penanaman modal yang baru. Surat berharga yang diterima sebesar harganya di bursa, selisihnya dengan nilai buku
obligasi dicatat sebagai laba atau rugi.
Misalnya obligasi yang dimiliki nominal Rp 100.000,00, bunga 12%, dibayarkan setiap tanggal 1 Maretdan 1 September.Pada
tanggal 1 April 2005 nilaibukunyasebesarRp 102.400,00, dan ditukarkan dengan 10 lembar saham biasa, nominal Rp 10.000,00
per lembar. Pada tanggal tersebut harga pasar saham biasa tercatat sebesar Rp 12.000,00 per lembar.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi di atas sebagai berikut:
Mencatat penerimaan
bunga Kas RP 1.000,00
Berjalan untuk 1 bulan: pendapatanbungaobligasi Rp 1.000,00
1/12 x 12% x Rp 100.000,00
31 Desember 2014
Menjual surat-surat berharga dengan harga DPO-Kas Rp.3.300.00,00
Rp.3.300.000,00 (termasuk bunga bejalan DPO- Suat
Rp.24.000,00 ). Nilai buku surat berharga berharga Rp.3.180.000,00
sesudah perhitungan amortisasi premium DPO-Pendapatan
sebesar Rp.3.180.00,00. Saldo DPO – Kas bunga 24.000,00
pada tanggal ini sebesar Rp.45.00,00 dan uang Laba penjualan suratberharga
yang diterima dan penjualan surat berharga DPO 96.000,00
ditambahkan pada saldo DPO-Kas.
Laba tidak dibagi agar para pemegang saham tidak dapat meminta pembagian seluruh saldo laba tidak dibagi sebagai
Dividen, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya usaha peusahaan . Laba tidak dibagi dapat juga dibatasi
penggunaanya untuk memelihara jalannnya perusahaan pada waktu perusahaan membentuk dana misalnya dana pelunasan
obligasi .
Pembentukan dana dimaksudkan untuk menyediakan dana untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu . Kedua kegiatan diatas
bisa dilakukan untuk tujuan memelihara kontinuitas usaha , tetapi sifatnya berbeda . Misalnya PT Risa Fadila membentuk dana
pelunasan obligasi sebesar Rp.10.000,00 . Jurnalnya sebagai berikut :
Dana pelunasan obligasi – kas Rp.10.000.000,00
Kas Rp.10.000.000,00
Sehubungan dengan pembentukan dana ini diadakan pembatasan laba tidak dibagi dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Laba tidak dibagi Rp.10.000.000,00
Laba tidak dibagi untuk DPO Rp.10.000.000,00
Sesudah dilakukan pembatasan dengan jurnal seperti diatas maka laba tidak dibagi yang masih bebas dan dapat dibagi sebagai
Dividen berkurang sebesar Rp.10.000.000,00 . Apabila utang , obligasi sudah dilunasi dengan menggunakan dana pelunasan
obligasi maka tidak diperlukan lagi untuk membatasi laba tidak dibagi . Untuk menghapuskan pembataasn yang sudah
dilakukan maka laba tidak dibagi yang dibatasi dikembalikan kerekening laba tidak dibagi.
http://albettomkert.blogspot.com/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Penerapan Akuntansi Untuk Investasi
Obligasi [+Contoh]
25 Juli 2019 Oleh Wadiyo, SE
Daftar isi [Buka]
Pengertian obligasi adalah bentuk surat yang menghasilkan bunga digunakan
oleh perusahaan untuk meminjam uang dalam jangka panjang.
Pengertian itu bila dilihat dari sisi perusahaan penerbit obligasi (debitur). Padahal
transaksi tersebut juga memengaruhi investor.
Dan kali ini, blog manajemen keuangan akan membahas tentang penerapan
akuntansi untuk obligasi dari sudut pandang investor.
Bagaimana penerapannya?
Jadi ada 2 bagian pembahasan akuntansi untuk investasi obligasi ini, yaitu:
Sama seperti aset lainnya, biaya investas obligasi mencakup seluruh biaya yang
terkait dengan pembeliannya.
Sebagai contoh, untuk obligasi yang dibeli melalui bursa jumlah yang dibayarkan
sebagai komisi pialang harus dimasukkan sebagai bagian dari biaya investasi.
Sebagai contoh:
Misalnya seorang investor beli obligasi senilai Rp 1.000.000 pada 102 ditambah
imbalan jasa pialang sebesar Rp 5.300 dan bunga terutang sebesar Rp 10.200.
Pengertian Investasi obligasi pada harga diskon adalah obligasi yang dibeli pada
harga diskon ketika suku bunga pasar lebih tinggi daripada suku bunga kontrak.
Premium atau diskon atas investasi obligasi dicatat dalam akun investasi selama
sisa periode obligasi,
Biaya obligasi dicatat dalam satu akun investasi. Nilai nominal obligasi dan
premium (atau diskon) tidak dicatat dalam akun yang terpisah.
Hal ini berbeda dari akuntansi untuk UTANG obligasi. Akun premium dan diskon
yang terpisah biasanya tidak digunakan oleh investor karena mereka tidak
menyimpan investasi obligasi hingga jatuh tempo.
Saat obligasi yang disimpan sebagai investasi jangka panjang dibeli pada harga
selain nilai nominal, maka premium atau diskon harus diamortisasi selama sisa
periode obligasi.
Amortisasi premium dan diskon memengaruhi akun investasi dan bunga seperti
ditunjukkan berikut ini:
Amortisasi Premium:
= Rp 50.000.000 X 8% X (3/12)
= Rp 1.000.000
Yang terutang dari tanggal 01 April 2019 yang merupakan tanggal pembayaran
bunga semesteran yang terakhir.
Ayat jurnal dalam akun PT Manajemen Keuangan Development pada saat
pembelian dan untuk sisa periode fiskal yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
Total:
= Rp 41.706.000 + Rp 1.000.000 = Rp 42.706.000
Pencatatan jurnalnya:
Perhitungannya:
Perhitungan:
= Rp 50.000.000 x 8% x 3/12 = Rp 1.000.0000
Perhitungan:
Amortisasi bulanan:
= Rp 8.294.000/105 bulan = Rp 79.000 (dibulatkan)
Banyak investasi obligasi jangka panjang dijual sebelum tanggal jatu temponya.
Saat terjadi penjualan obligasi sebelum jatuh tempo, penjual menerima harga
penjualan (dikurangi komisi dan biaya penjualan lainnya). Ditambah bunga yang
terutang sejak tanggal pembayaran bunga terakhir.
Laba atau rugi atas penjualan kemudian dicatat ketika mencatat hasil yang
diterima. Laba dan rugi semacam itu dilaporkan pada bagian Pendapatan dan
Beban lain-lain di Laporan Laba Rugi.
Perhatikan contoh pencatatan jurnal penjualan obligasi berikut ini:
Ayat jurnal untuk mencatat amortisasi diskon untuk tahun berjalan dan penjualan
obligasi adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
= Rp 79.000 x 6 tahun
Menerima bunga dan hasil dari penjualan obligasi, bunga untuk periode 1
April sampai 30 Juni:
= Rp 50.000.000 x 8% x 3/12
= Rp 1.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat pembelian obligasi, ditambah bunga yang terutang
adalah sebagai berikut:
01 Desember 2019:
01 Desember 2019:
Penjualan obligasi pada tanggal 1 April 2007 di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas Rp 1.025.000,00
Rugi penjualan obligsi Rp. 3.000,00
Mencatat penjualan bunga Penanaman modal dalam obligasi Rp 1.018.000,00
Dan penerimaan bunga Pendapatan bunga obligasi Rp 10.000,00