Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI OBLIGASI

A. PENGERTIAN
Obligasi biasa diartikan sebagai surat pengakuan utang atau surat utang. Obligasi
diterbitkan oleh pihak berhutang kepada pihak yang berpiutang. Penerbitan obligasi
disertai perjanjian untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya
pada waktu yang ditentukan. Penerbit obligasi bisa disebut debitur dan pembeli
obligasi adalah kreditur atau investor. Pembayaran yang harus dilunasi tersebut yakni
utang pokok ditambah dengan bunga atau yang biasa disebut kupon. Singkatnya,
obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli dan pembeli akan mendapat keuntungan
berupa bunga.

Obligasi adalah instrumen investasi yang bisa dipilih investor di pasar modal selain
efek saham yang diperdagangkan. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang
diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh
tempo tertentu. Obligasi juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.

Contoh Obligasi
Berikut adalah contoh obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar modal:
1. Obligasi korporasi
Ini adalah obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan swasta
nasional termasuk BUMN dan BUMD.
2. Surat Utang Negara (SUN)
Surat Utang Negara (SUN) atau surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah
sesuai dengan UU No.24/2002.
3. Sukuk Korporasi
Ini merupakan instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah sesuai ketentuan Bapepam & LK Np. IX.A.13 tentang Efek Syariah.
4. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Ini merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan
syariah Islam sesuai dengan Undang-Undang No.19/2008 Tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN).
5. Efek Beragun Aset (EBA)
Efek Beragun Aset (EBA) adalah efek bersifat utang yang diterbitkan dengan
Underlying Asset sebagai dasar penerbitan.

B. PENERBITAN OBLIGASI
Obligasi pada umumnya termasuk utang jangka panjang. Biasanya penerbitan obligasi
oleh perusahaan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dana yang terbatas,
sementara bagi perusahaan yang membeli obligasi, obligasi tersebut merupakan
investasi. Investasi dalam surat berharga ini dilakukan dengan maksud akan
memperoleh pendapatan yang tetap dalam jangka panjang.

Penerbitan obligasi oleh suatu perusahaan akan menimbulkan dua konsekuensi


sebagai berikut :
1. Menjual sesuai dengan nilai nominal
Nilai nominal adalah nilai obligasi sebagaimana tertera dalam obligasi
2. Menjual diatas atau dibawah nilai nominal (agio atau disagio obligasi)
Agio obligasi adalah nilai jual obligasi diatas nilai nominal, sedangkan dis agio
obligasi adalah nilai jual obligasi dibawah nilai nominal obligasi
Ada dua jenis tingkat bunga yang menentukan harga obligasi :
1. Tingkat bunga nominal / tingkat bunga tertulis
Yaitu tingkat bunga yang menentukan jumlah bunga tunai yang dibayar peminjam
dan diterima kembali oleh investor.
2. Tingkat bunga pasar / tingkat bunga efektif
Merupakan tingkat bunga yang diminta oleh para investor untuk peminjam uang
mereka ( sesuai perkembangan pasar ).

Catatan akuntansi yang dibuat pada saat menerbitkan obligasi adalah dengan
mendebet rekening kas/bank dan mengkredit utang obligasi. Bila dalam penerbitan
obligasi menimbulkan selisih lebih atau kurang dari nilai nominal akan menimbulkan
agio dan disagio obligasi.

Misalkan pada 1 Januari 2021 suatu perusahaan mengeluarkan obligasi nominal Rp


50.000.000 dengan tingkat bunga 8% pertahun. Obligasi akan jatuh tempo dalam 10
tahun kedepan. Atas penerbitan tersebut perusahaan menerima kas sebesar Rp
48.000.000.

Jan 1 Kas 48.000.000


Disagio obligasi 2.000.000
Hutang obligasi 50.000.000

Pada saat jatuh tempo obligasi :


Hutang obligasi 50.000.000
Kas 50.000.000

Penerbitan obligasi antara waktu pembayaran bunga.


Perusahaan sering mengeluarkan obligasi diantara waktu pembayaran bunga.
Akibatnya seseorang investor yang akan membeli obligasi setelah tanggal
pembayaran bunga, harus membayar nilai pasar ditambah jumlah bunga terhutang.
Perseroan akan membayar bunga setengah tahunan ke investor pada tanggal
pembyaran bunga yang telah di tentukan.

Asumsikan : 2 Pebruari 2021 suatu perusahaan mengeluarkan obligasi nominal Rp


50.000.000, dengan bunga 8% waktu 10 tahun. Pembayaran bunga terjadi setiap
tanggal 1 Januari dan 1 Juli, maka jurnal yang di buat :

Pada saat pengeluaran obligasi 2021 :


Pebruari 2 Kas 50.333.333
Pinjaman obligasi 50.000.000
Hutang bunga (1/12 X 0,08 X 50 333.333
juta

Juli 1 (saat jatuh tempo pembayaran bunga)


Beban bunga (5/12 X 0.08 X 50 juta) 1.666.667
Hutang bunga 333.333
Kas 2.000.000

B. AMORTISASI AGIO / DISAGIO.


Disamping terhadap bunga berjalan, ayat jurnal atau pencatatan terhadap perbedaan
nilai nominal terhadap harga jual obligasi perlu dibuat. Agio/disagio harus diamortisasi
sedemikian rupa sehingga pada waktu pelunasan kembali, perkiraan utang obligasi
yang dikelurkan sama dengan nilai nominalnya. Terdapat dua pendekatan dalam
amortisasi agio/disagio obligasi yakni melalui pendekatan garis lurus dan pendekatan
bunga efektif.
a. Amortisasi Agio/Disagio dengan metode garis lurus.
Kita dapat mengamortisasikan agio/disagio obligasi dengan cara membagi dengan
jumlah yang sama untuk setiap periode bunga. Metode ini disebut amortisasi
garis lurus. Dalam agio kita memperlakukannya sebagai penghematan beban
bunga. Agio mengurangi biaya peminjaman uang. Perhitungan agio sama seperti
menangani perhitungan disagio. Amortisasi agio merupakan suatu pengurangan
beban bunga selama obligasi beredar. Sedangkan amortisasi disagio merupakan
beban bunga tambahan bagi perseroan yang mengelurkan obligasi.

Misalkan:
Pada 1 Januari 2021 PT.A mengeluarkan 100 lembar obligasi 8% dengan nominal
Rp 1.000 per lembar dengan jangka waktu 10 tahun. Pada saat pengeluaran kurs
yang berlaku dipasar adalah 98%. Suku bunga 8.%. Pembayaran bunga adalah
setiap 1 Januari – 1 Juli.

Perbedaan kurs yang berlaku dipasar akan mengakibatkan disagio obligasi


sebesar Rp 2.000 dari nilai nominal. PT.A meminjam kas sebesar Rp 98.000 (100
X 1.000 X 0,98). Tetapi harus melunasi / membayar Rp 100.000 bila obligasi jatuh
tempo 10 tahun. Apa yang terjadi dengan nilai sisa disagio Rp 2.000 selama
beredarnya obligasi. Disagio ini sebenarnya merupakan beban bunga tambahan
bagi perseroan yang mengelurkan obligasi. Jumlah tersebut merupakan beban
(diatas tingkat bunga nominal).

Dalam contoh diatas, disagio Rp 2.000 dan terdapat 20 kali periode bunga
setengah tahunan. Karena itu 1/20 x 2000 = 100 diamortisasikan untuk setiap
periode bunga. Jurnal bunga 1 Juli 2010 adalah :

Jan 1 Kas 98.000


Disagio obligasi 2.000
Hutang Obligasi 100.000
Juli 1 Beban bunga 4.100
Disagio obligasi 100 (2.000/20)
Kas 4.000 (6/12 X 0,08 X 100.000)

b. Amortisasi Agio/Disagio dengan bunga efektif.


Misalkan :
1. PT. X mengeluarkan obligasi senilai Rp 100.000 dengan bunga 9% pada saat
tingkat bunga di pasar 10%. Jangka waktu obligasi adalah 5 tahun. Obligasi ini
laku terjual Rp 96.149 periode pembayaran bunga 1 Jan dan 1 Juli
2.
3. Nilai jto obligasi Rp 100.000, tingkat bunga nominal 9%, tingkat bunga pasar
saat pengeluaran obligasi 8% per tahun, harga pengeluaran Rp 104.100.

Diminta :
Buat perhitungan/tabel amortisasi disagio dan agio dengan metode bunga efektif,
bila pembayaran bunga persetengah tahun.
Jawab : Dik : Nilai jatuh tempo = Rp 100.000
Tingkat bunga nominal = 9% pertahun
Pembayaran bunga = 4,5% persetengah tahun = 4.500 (100.000 x 0,045)
Tingkat bunga pasar 10% pertahun = 5% persetengah tahun
Harga jual = 96.149.

Tabel Amortisasi Disagio


Periode Nilai sisa Nilai buku
Pembayaran Beban bunga Amortisasi
bunga disagio obligasi
bunga 5% x NB. disagio
setengah obligasi (100.000-
4,5% x jto obligasi (kol 3- kol 2)
tahun (kol 5- kol 4) kol 5)
1 2 3 4 5 6
3.851 96.149
1 4.500 4.807 307 3.544 96.456
2 4.500 4.823 323 3.221 96.779
3 4.500 4.839 339 2.882 97.118
4 4.500 4.856 356 2.526 97.474
5 4.500 4.874 374 2.152 97.848
6 4.500 4.892 392 1.760 98.240
7 4.500 4.912 412 1.348 98.652
8 4.500 4.933 433 915 99.085
9 4.500 4.954 454 461 99.539
10 4.500 4.961* 461* - 100.000
Cat : *beban bunga ini merupakan selisih antara nilai jto dan nilai buku obligasi periode ke 9

Jadi, jurnal pada setiap pelunasan bunga adalah:


Beban bunga Rp. 4.807 (3)
Disagio obligasi Rp. 307 (4)
Kas Rp.4.500 (2)

Misalkan obligasi tersebut di atas nilai jatuh tempo Rp 100.000, tingkat bunga nominal 9%,
tingkat bunga pasar saat pengeluaran obligasi 8% per tahun, harga pengeluaran Rp
104.100. Tentukan amortisasi agio dengan metode bunga efektif !

Tabel Amortisasi Agio

Periode Beban Amortisasi Nilai buku


Pembayaran Nilai sisa agio
bunga bunga agio obligasi obligasi
bunga obligasi
setengah 4% x NB (kol 2- kol 3) (100.000 +
4,5% x nilai jto (kol 5 – kol 4)
tahun obligasi kol 5)
1 2 3 4 5 6
4.100 104.100
1 4.500 4.164 336 3.764 103.764
2 4.500 4.151 349 3.415 103.415
3 4.500 4.137 363 3.052 103.052
4 4.500 4.122 378 2.674 102.674
5 4.500 4.107 393 2.281 102.281
6 4.500 4.091 409 1.872 101.872
7 4.500 4.075 425 1.447 101.447
8 4.500 4.058 442 1.005 101.005
9 4.500 4.040 460 545 100.545
10 4.500 3.955* 545* - 100.000
Cat : *beban bunga ini merupakan selisih antara nilai jto obligasi dengan nilai buku obligasi periode
ke 9
Jurnal yang perlu dibuat adalah :
1. Pada saat pengeluaran obligasi.
Kas Rp 104.000
Agio obligasi Rp 4.100
Pinjaman obligasi Rp 100.000

2. Pada saat pembayaran bunga tahap pertama:


Beban bunga Rp 4.164
Agio obligasi Rp. 336
Kas Rp 4.500

Asumsikan pada saat soal diatas, merupakan bunga pertama terjadi pada 31 Oktober
2021. Sehingga pada akhir periode ( 31 Desember 2021 ) perlu penyesuaian selama 2
tahun atas bunga berjalan. (bunga setengah tahun)
Jurnal yang dibuat adalah :

31 Desember 2021
Beban bunga Rp 1.384 (2/6 x 4151)
Agio obligasi Rp 116 (3/6 x 349)
Hutang bunga Rp 1.500

Pada 31 April pelunasan bunga :


Beban bunga Rp 2.767 (4/6 X 4.151)
Hutang bunga Rp 1.500
Agio obligasi Rp 233 (4/6 X 349)
Kas Rp.4.500.

***

Anda mungkin juga menyukai