Anda di halaman 1dari 2

Nama: Luh Nyoman Saevany Amerta Sari

NPM : 1933121317
Kls/ Smt: D1/ 2
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
1. Wesel Jangka Panjang
Wesel jangka panjang dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang, maka peminjam
akan mencatat penarikan wesel seperti contoh berikut:
2010 Kas Rp 60.000.000
Des. 31 Utang Wesel Rp 60.000.000
(Untuk mencatat pinjaman promes)
Penentuan besarnya angsuran bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Jumlah angsuran tidak sama besar
Ini dikarenakan setiap angsuran dibayarkan ditambah bunganya, maka pembayaran
berikutnya bunganya berkurang karena hutangnya juga berkurang, maka di jurnal :
2011 Utang Wesel Rp 10.000.000
Des. 31 Beban Bunga Rp 7.200.000
Kas Rp 17. 200.000
(dengan bunga 12% x 60.000.000)

2011 Utang Wesel Rp 10.000.000


Des. 31 Beban Bunga Rp 6.000.000
Kas Rp 16.000.000
(dengan bunga 12% x 50.000.000)
b. Jumlah angsuran sama besar
Kadang cara di atas tidak efektif bagi perusahaan maka diciptakan menggunakan table
faktor diskonto, contoh dengan menggunakan table tersebut angsuran yang harus
dibayar adalah 60.000.000:4.1114= Rp 14.594.000 yang terdiri atas angsuran dan
bunga. Tabel Pengalokasian angsuran:
Tabel Pembagian Bunga Dan Pokok Pinjaman Dalam Tiap Angsuran
(c) Beban (d) Bagian
(a) Saldo (e) Saldo
Akhir (b) Angsuran Bunga Periode pokok
Awal Pokok akhir Pokok
Periode Periodik ini pinjaman
Pinjaman Pinjaman
(a) x 12% (b)-(c)
31/12/2011 60.000.000 14.594.000 7.200.000 7.394.000 52.606.000
31/12/2012 52.606.000 14.594.001 6.313.000 8.281.000 44.325.000
31/12/2013 44.325.000 14.594.002 5.319.000 9.275.000 35.050.00
Begitu terus sampai saldo akhir pokok pinjaman berjumlah 0.
2. Utang Obligasi
Merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan pinjaman. Berbeda dengan
wesel, pengeluaran obligasi biasanya meliputi jumlah obligasi yang besar dan dijual
kepada masyarakat, bukan pada orang per orang. Perbedaanya dengan saham, yakni jika
saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan, berbeda dengan obligasi yang
merupakan surat pinjaman bagi perusahaan. Ada beberapa jenis obligasi, yaitu: (1)
Obligasi Berseri, (2) Obligasi Sinking Fund, (3) Obligasi Atas Nama dan Obligasi Atas
Tunjuk, (4) Obigasi Dengan Jaminan dan Obligasi Tanpa Jaminan.
3. Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi
Penerbitan Obligasi diawali dengan pencetakan dan penandatanganan perjanjian obligasi.
Pada saat itu perusahaan membuat memo yang berbunya: “disetujui untuk menerbitkan
obligasi senilai Rp 8.000.000.000, buanga 9% jangka waktu 30 tahun, tertanggal 1 jan
2012, pembayaran setiap 1 juli dan 1 januari. Maka perusahaan penerbit obligasi akan
membuat jural sebagai berikut:

2012 Kas Rp 8.000.000.000


Jan. 1 Utang Obligasi Rp 8.000.000.000
Apabila perusahaan membayar bunga obligasi maka jurnalnnya:
2012 Beban Bunga Rp 360.000.000
Jan. 1 Kas Rp 360.000.000
Apabila obligasi sudah dilunasi, maka perusahaan akan membuat jurnal, yaitu:
2012 Utang Obligasi Rp 8.000.000.000
Jan. 1 Kas Rp 8.000.000.000
4. Tingkat Bunga Obligasi
Tingkat bunga obligasi atau tarif bunga kontrak dinyatakan secara pasti dan tercantum
dalam perjanjian obligasi maupun dalam sertifikat obligasi.
5. Penjualan Obligasi Dengan Diskonto
Diskonto atau utang obligasi terjadi apabila perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi
yang tingkat bunga kontraknya lebih rendah dari pada tingkat bunga pasar.
6. Amoritasi Diskonto
Proses pengalokasian diskonto selama jangka waktu obligasi disebut amoritasi
a. Metode Garis Lurus, dalam metode ini diskonto akan dialokasikan dalam jumlah yang
sama untuk setiap periode, contoh jurnal:
2010 Beban Bunga Rp 325.000.000
Jul. 1 Diskonto Obligasi Rp 325.000.000
b. Metode Tarif Bunga Efektif, dalam metode ini jumlah beban bunga pada setiap
periode akan berubah-ubah, jurnalnya yaitu:
2010 Beban Bunga Rp 4.207.000.000
Jul. 1 Diskonto Obligasi Rp 207.000.000
Kas Rp 4.000.000.000
7. Penjualan Obligasi Dengan Premi
Perusahaan menawarkan penjualan obligasi dengan tingkat bunga kontrak yang lebih
tinggi dari tingkat bunga pasar pada tingkat resiko tertentu, maka obligasi tersebut akan
dijual dengan premi. Dengan jurnal sebagai berikut:
2010 Kas Rp 4.207.000.000
Mei. 1 Utang Obligasi Rp 207.000.000
Premi Obligasi Rp 4.000.000.000
8. Utang Bunga
Periode bunga sering tidak bertepatan dengan periode akuntansi perusahaan. Maka
diperlukannya penyesuaian, contoh jurnalnya:
2010 Beban Bunga Rp 1.767.000.000
Des. 31 Premi Obligasi Rp 66.000.000
Utang Bunga Rp 1.833.000.000
9. Pelunasan Sebelum Tanggal Jatuh Tempo
2010 Utang Obligasi Rp 100.000.000
Apr. 1 Premi Obligasi Rp 1.200.000
Laba Penghentian Obligasi Rp 2.700.000
Kas Rp 98.500.000
10. Obligasi Sinking Fund
Perusahaan disyaratkan untuk menyisihkan sejumlah kekayaannya yang di investasi
sedemikian rupa sehingga pada saat jatuh obligasi, perusahaan memiliki kas yang cukup
untuk melunasi obligasi tersebut.
11. Perubahan Obligasi Menjadi Saham
Agar obligasi menarik, pemegang obligasi biasanya di beri hak untuk mengubah obligasi
menjadi saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai