Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN PARIWISATA

KONSUMEN PARIWISATA DAN MOTIVASI BERWISATA

Kelompok 1

1.
2.
3.
4.
5.

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pariwisata adalah salah satu industri yang saat ini sedang berkembang
didunia, ini dirasakan juga di Indonesia. Pariwisata memberikan dampak positif bagi
peningkatan devisa negara. Pengembangan pariwisata Indonesia juga dipengaruhi
oleh keadaan alamnya, dilihat dari letak geografisnya merupakan negara kepulauan
yang kaya akan sumber daya alam dan budaya. Seiring berkembangnya jaman banyak
wisatawan lbih memilih destinasi wisata benuansa alam, dan ini memberikan
kesempatan bagi Indonesia untuk mengembangkan potensi alam yang ada. Kekayaan
alam dan beragam budaya ini merupakan modal untuk mengembangkan industri
pariwisata.
Perilaku konsumen hal yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu
kawasan wisata. Pengelola harus mengetahui hal apa yang benar benar dibutuhkan
dan diinginkan konsumen. Motivasi itu merupakan ilmu yang mempelajari mengenai
wisatawan dan pariwisata. Dengan mengetahui motivasi seseorang untuk berwisata
kita dapat mengetahui tujuan orang berwisata dan ketertarikan yang membuat
wisatawan itu pergi sehingga dapat meciptakan sesuatu yang berbeda dan berdaya
saing, maka dari itu motivasi dikatakan sebagai dorongan bagi wisatawan untuk
melakukan perjalanan wisata.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konsumen pariwisata?
2. Apa saja determinan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata?
3. Bagaimana aspek penawaran pariwisata?
4. Bagaimana aspek permintaan parwisata?
5. Apa saja motivasi yang dilakukan dalam melakukan perjalanan wisata?
6. Apa saja determinan yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk tidak
melakukan perjalanan wisata?
7. Apa saja yang termasuk teori motivasi perjalanan wisata?
8. Apa saja faktor penarik dan pendorong yang memotivasi seseorang melakukan
pariwisata?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi pengertian konsumen pariwisata
2. Mengidentifikasi destiminasi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata
3. Mengidentifikasi aspek penawaran pariwisata
4. Mengidentifikasi aspek permintaan pariwisata
5. Mengidentifikasi motivasi yang dilakukan saat melakukan perjalanan wisata
6. Mengidentifikasi yang disebabkan seseorang tidak melakukan perjalanan wisata
7. Mengidentifikasi teori motivasi perjalanan wisata
8. Mengidentifikasi faktor penarik dan pendorong yang memotivasi seseorang
melakukan pariwisata
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Konsumen Pariwisata
Yang termasuk konsumen pariwisata adalah wisatawan. Pengertian wisatawan
secara etimologi, kita meninjau kata “wisatawan” berasal dari kata “wisata”
sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata
berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti perjalanan atau dapat disamakan
dengan travel dalam bahasa Inggris maka wisatawan sama artinya dengan kata
traveler. Kata wisatawan selalu diasosiasikan dengan kata “tourist”. Namun kata
“tourist” sebenarnya berasal dari kata “tour” (berarti perjalanan yang dilakukan dari
suatu tempat ke tempat lain) dan orang yang melakukan perjalanan “tour” ini dalam
bahasa Inggris disebut dengan istilah “tourist”.

2. DeterminanWisatawan Dalam Melakukan Perjalanan Wisata


Untuk melakukan perjalanan wisata banyak faktor yang bisa memengaruhi orang.
Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut :
2.1 Gaya Hidup (Lifestyle)
Merupakan sesuatu nilai yang mahal dalam memenuhi kebutuhan
seseorang. Semua ini bisa dilihat dari
1) Pendapatan dan Pekerjaan
Melakukan perjalanan wisata termasuk sesuatu yang sangat mahal.
Ini terlihat dari semakin tingginya pekerjaan dan pendapatan seseorang
sangat mempengaruhi untuk melakukan perjalanan wisata. Begitu pun
sebaliknya bisa juga terjadi karena pekerjaan dan pendapatan tidak
memadai maka minat untuk melakukan perjalanan wisata pun menjadi
tidak ada.
2) Hak Cuti Kerja
Lamanya cuti tergantung kesepakatan antara pengusaha atau
instansi tempat bekerjanya. Cuti kerja secara tidak langsung
berpengaruh terhadap kecendrungan seseorang untuk berwisata.
Begitupun sebaliknya jika seseorang terus bekerja, memiliki banyak
uang, tidak ada waktu luang untuk berwisata, maka kejenuhan dan
kebosanan pun akan muncul sehingga menyebabkan stres.
3) Pendidikan dan Mobilitas
Pendidikan dapat membuat seseorang terbuka wawasannya dan
akhirnya memutuskan keinginan untuk berwisata. Keberadaan
mobilitas juga berpengaruh terhadap orang berwisata, khususnya
kegiatan pariwisata domestik. Kepemilikan sarana transportasi
misalnya bisa membuat berwisata menjadi nyaman, lancar, mudah dan
menyenangkan karena dapat memilih kemana arah tujuan berwisata.
4) Ras dan Jenis Kelamin
Survey membuktikan bahwa selama ini ras berkulit putih berjenis
kelamin laki laki paling banyak melakukan perjalanan wisata. Tetapi
ada kecenderungan saat ini, orang Asia pun banyak melakukan
perjalanan wisata.
2.2 Siklus Umur (Lifecycle)
Umur juga sangat berpengaruh terhadap orang yang akan
berwisata. Tentang siklus umur orang berwisata dapat diiuraikan sebagai
berikut :
1. Childhood, keputusan ini biasanya diambil oleh orang tuanya. Ini lebih
berpengaruh pada biaya dan tanggung jawab orang tua kepada anak.
Tetapi umur ini kegiatan berwisata lebih dominan dilakukan oleh anak
anak, khususnya wisata domestik seperti kunjungan wisata ke Bali oleh
anak SMP dari Jawa atau sebaliknya anak anak SMP dari Bali
kunjungan ke Jawa.
2. Adolscense (Young Adult), tahap ini dimana masa seseorang ingin
bebas dari orang tua dan keluarganya. Dan juga tahap remaja mulai
bersosialisasi dan menemukan identitas. Mereka biasanya memilih
daerah pariwisata yang murah. Disini daerah tujuan wisata tidak begitu
penting dan yang utama adalah kebebasan.
3. Marriade, dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Menikah tanpa anak, biasanya individu dalam hal pendapatan
sudah termasuk mapan dan waktu luang pun lebih banyak.
- Menikah dan memiliki anak, biasanya akan memilih tempat
wisata domestik yang tidak begitu jauh, ini karena pengeluaran
banyak dan sudah ada tanggungjawab.
4. Empty Nest Stage, biasanya tahap ini para orang tua mulai
ditinggalkan oleh anak anaknya yang sudah meranjak dewasa.
Tanggungan terhdapa anak sudah mulai berkurang. Kegiatan untuk
berwisata menjadi lebih banyak karena tidak ada tanggungan lagi.
Kesempatan ini biasaya diambil oleh orang tua untuk berwisata jauh
dari tempatnya dan mengambil lebih banyak waktu.
5. Old Age, tahapan ini biasanya mulai berkurang karena disebabkan oleh
keuangan atau gaji pensiunan yang tidak begitu banyak, kesehatan
yang tidak mendukung dan melakukan wisata hanya di tempat tempat
menginap.
3. Aspek Penawaran Pariwisata
Menurut Medlik, 1980 ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam penawaran
pariwisata. Aspek aspek tersebut sebagai berikut :
a. Attraction (daya tarik), daerah tujuan wisata untuk menarik wisatawan, dapat
berupa daya tarik yang berasal dari alam, masyarakat maupun berasal dari
budayanya tersebut.
b. Accesable (transportasi), transportasi digunakan agar wisatawan dapat dengan
mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.
c. Amenities (fasilitas), menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat kerasa tinggal lebih lama di DTW.
d. Ancillary (kelembagaan), adanya lembaga pariwisata, wisatawan akan
semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut
dapat merasakan keamanan, dan terlindungi.

Aspek penawaran ini harus dapat menjelaskan apa saja yang harus ditawarkan
seperti atraksi, fasilitas, transportasi, dan siapa yang dapat dihubungi sebagai
perantara pembelian tiket wisata yang akan dibeli.

4. Aspek Permintaan Pariwisata


Menurut Medlik, 1980 faktor faktor utama yang memengaruhi permintaan
pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Harga, jika harga tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan
timbal balik pada wisatawan yang akan berpergian sehingga menyebabkan
permintaan wisata pun berkurang, begitu pun sebaliknya.
b. Pendapatan, jika pendapatan suatu negara tinggi, maka daerah tujuan wisata
akan semakin tinggi dan calon wisatawan bisa membuat usaha pada DTW jika
dianggap menguntungkan.
c. Sosial Budaya, dengan adanya sosial budaya yang unik maka permintaan
terhadap wisatawan semakin tinggi ini membuat sebuah keingintahuan pada
sebagai khasanah kekayaan pola pikiir budaya wisatawan.
d. Sosial Politik, dampak sospol belum terlihat apabila keadaan DTW dalam
situasi aman dan tentram. Jika ini dianggap berseberangan dengan kenyataan
maka sospol akan sangat terasa berdampak dalam terjadinya permintaan.
e. Intensitas keluarga, keluarga juga berperan dalam permintaan wisata. Ini dapat
diratifikasi misalnya jika jumlah keluarga banyak maka keinginan untuk
berlibur dari salah satu keluarga akan semakin besar.
f. Harga barang substitusi, dimana barang pengganti dianggap sebagai pengganti
DTW yang dijadikan cadangan dalam berwissta seperti Bali sebagai tujuan
utama di Indonesia, jika Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam
memenuhi syarat syarat DTW sehingga secara tidak langsung wisatawan akan
mengubah tujuannya ke daerah terdekat.
g. Harga barang komplementer, sebuah barang yang bersifat membantu apabila
dikaitkan dengan pariwisata, barang komplementer didefinisikan sebagai
sebuah objek wisata melengkapi dengan objek wisata lainnya.

Aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari jumlah penduduk asal


wisatawan, pendapatan per kapita, lamanya waktu senggang, kemajuan teknologi
informasi dan transportasi, sistem pemasaran dan berkembang, keamanan dunia,
sosial dan politik, dan aspek lain yang berhubungan dengan fisik atau nonfisik
wisatawan.
5. Motivasi Yang Dilakukan Dalam Melakukan Perjalanan Wisata
Dalam hubungannya dengan pariwisata, wisatawan melakukan perjalanan
dipengaruhi oleh beberapa motivasi, yaitu:
1) Alasan pendidikan dan kebudayaan yang terdiri dari :
(a) Ingin melihat bagaimana rakyat negara lain bekerja dan bagaimana
cara hidupnya ;
(b) Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh negara lain;
(c) ingin menyaksikan tempat –tempat bersejarah, peninggalan-
peninggalan kuno, monument-monumen, kesenian rakyat, industry
kerajinan, festival/event, keindahan alam dan yang lainnya
(d) Untuk mendapatkan saling pengertian dan ide-ide baru ataupun
penemuan- penemuan baru;
(e) untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan, kesenian, dan
lain-lain.
2) Alasan santai, kesenangan, dan petualangan yang terdiri dari:
(a) Menghindari diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin;
(b) Bentuk melihat daerah baru, masyarakat asing dan untuk mendapatkan
pengalaman;
(c) Untuk menggunakan kesempatan yang ada atau untuk mendapatkan
kegembiraan;
(d) Untuk mendaatkan suasana romantis yang berkesan, terutama bagi
pasangan-pasangan yang sedang melakukan bulan madu.
3) Alasan kesehatan, olahraga, dan rekreasi yang terdiri dari:
(a) Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah bekerja keras
dan menghilangkan ketegangan pikiran;
(b) Untuk melatih diri dan ikut dalam pertandingan olahraga tertentu
seperti olimpiade;
(c) Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu;
(d) Melakukan rekreasi dalam menghabiskan masa libur.
4) Alasan keluarga, negeri asal dan tempat tinggal yang terdiri dari :
(a) Untuk mengunjungi tempat di mana mereka berasal atau dilahirkan;
(b) Untuk mengunjungi tempat di mana mereka pernah tinggal atau
berdiam pada masa lalu;
(c) Untuk mengunjungi keluarga atau teman;
(d) Untuk pertemuan dengan keluarga atau teman-teman dalam rangka
suatu reuni.
5) Alasan bisnis, sosial politik dan konferensi yang terdiri dari:
(a) Untuk menyaksikan suatu pameran, kamar dagang, dan karya wisata;
(b) Menghadiri kompetisi, seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah
lainya;
(c) Mengikuti perjanjian kerja sama, pertemuan politik, dan undangan
negara lain yang berhubungan dengan kenegaraan;
(d) Untuk ikut dalam suatu kegiatan sosial.
6) Alasan persaingan dan hadiah, terdiri dari :
(a) Untuk memperlihatkan kepada orang lain, bahwa yang bersangkutan
juga mampu melakukan perjalanan wisata;
(b) Untuk memenuhi keinginan agar dapat bercerita tentang negeri lain
pada kesempatan-kesempatan tertentu;
(c) Agar tidak dikatakan sebagai orang yang ketinggalan zaman;
(d) Merealisasikan hadiah yang diberikan seseorang.

Namun pada dasarnya, motivasi seseorang melakukan perjalanan dapat


dikelompokkan menjadi lima kelompok besar yakni sebagai berikut:
a. Physical or physiolohical motivation ,yaitu motivasi yang bersifat fisik
atau fisiologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan,
berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan sebagainya.
b. Cultural motivation, yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat,
tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan
berbagai objek tinggalan budaya.
c. Social or interpersonal motivation, yaitu motivasi yang bersifat sosial,
seperti mengunjungi teman atau keluarga, menemui mitra kerja,
melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi (prestige),
melakukan melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan,
dan seterusnya.
d. Fantasy motivation, yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang
akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukkan dan yang
memberikan keputusan psikologis.

6. Determinan Yang Menyebabkan Seseorang Memutuskan Untuk Tidak


Melakukan Perjalanan Wisata
Ada beberapa alasan bagi orang-orang tertentu yang tidak dapat melakukan
perjalanan secara intensif atau sama sekali tidak dapat melakukan perjalanan, yaitu:
a. Alasan biaya untuk melakukan perjalanan
Untuk melakukan perjalanan wisata(berpergian) ini memerlukan uang banyak.
Selain itu, ada pertimbangan lain atau sesuatu yang lebih penting dan
mendesak yang harus diutamakan daripada melakukan perjalanan wisata.
b. Alasan ketiadaan waktu
Faktor waktu juga sangat penting diperhitungkan jika akan melakukan
perjalanan wisata. Tidak adanya ketersediaan waktu yang cukup untuk
berwisata menjadikan perjalanan wisata terganggu.
c. Alasan kondisi kesehatan
Gangguan kesehatan atau kelemahan fisik seseorang sering menjadi hambatan
atau halangan untuk melakukan perjalanan. Keberadaan fisik wisatawan
(seperti : lumpuh, kesehatan memburuk) adalah salah satu faktor mengapa
orang tidak berwisata.
d. Alasan keluarga
Keluarga yang mempunyai anak-anak yang masih kecil dan banyak, sering
menjadi hambatan bagi seseorang yang melakukan perjalanan wisata karena
disesabkan oleh adanya beban dan kewajiban mengurus anak-anaknya.
e. Alasan tidak ada minat
Yang menimbulkan ketiadaan minat seseorang untuk melakukan perjalanan,
antara lain karena kurangnya pengetahuan atau informasi tentang daerah-
daerah tujuan wisata yang menarik.
f. Alasan kebijakan pemerintah
Adanya keputusan pemerintah tentang visa dan ijin berkunjung dari suatu
negara juga bisa sebagai penghalang utama berwisata.

7. Teori Motivasi Dalam Perjalanan Wisata


Ada beberapa teori yang sangat mendukung muncul adanya suatu motivasi
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan kepariwisataan, yaitu:
a. Teori Motivasi oleh McIntoch, Goeldner, dan Ritchie (1995)
1) Motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisik, yaitu berhubungan
dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga,
dan bersenang-senang dengan tujuan mengurangi segala ketegangan.
2) Motivasi untuk mengenal budaya, diidentifikasikan dengan
keinginan untuk melihat dan mengetahui lebih banyak tentang
budaya negara lain.
3) Motivasi untuk berhubungan dengan orang lain, identik dengan
keinginan untuk bertemu dengan orang-orang baru, mengunjungi
teman dan keluarga jauh, dan mencari pengalaman baru yang
berbeda.
4) Motivasi untuk memperoleh status dan prestise, dikaitkan dengan
keinginan seseorang agar mereka dihargai, dihormati, dan dikagumi
dalam rangka untuk memenuhi ambisi pribadi.
b. Teori Motivasi oleh Plog (1974). Ada tiga hal yang disebutkan, yaitu:
1) Psychocentric
Diambil dari kata psyche yang artinya self-centered, dimana persepsi
individu terpusat pada diri sendiri. Individu ini sangat jarang
berkeinginan untuk mengambil resiko, cenderung konservatif dalam
melakukan perjalanan wisata,dan hanya memilih daerah wisata yang
aman dan pada umumnya daerah wisata tersebut mereka kunjungi
berkali-kali.
2) Allocentric
Individu ini biasanya berpetualang dan termotivasi untuk
menemukan daerah wisata yang baru, dan mereka sangat jarang
kembali ke tempat yang sama sampai dua kali.
3) Midcentric
Yaitu gabungan antara psychocentric dengan allocentric. Individu
akan mengunjungi tempat-tempat yang telah dipopulerkan oleh yang
mengalokasikan, namun tempat tersebut bukan tempat berpetualang.

8. Faktor Penarik dan Pendorong Yang Memotivasi Seseorang Melakukan


Pariwisata
Ada faktor penting yang memotivasi seseorang untuk melakukan kegiatan
berwisata, yaitu :
8.1 Faktor Pendorong (push factors)
Faktor pendorong seseorang melakukan pariwisata, yaitu:
a) Escape: Ingin menyendiri
b) Rest and relaxation: keinginan untuk penyegaran diri ( istirahat dan
rileksasi)
c) Motivations (psychological) : yaitu motivasi psikologis
d) Play: ingin menikmati kegembiraan
e) Prestige: martabat atau gengsi
f) Social interaction: interaksi sosial
g) Strenghthening family bonds : mempererat hubungan kekerabatan
h) Romance: memberi suasana romantis atau memenuhi kebutuhan
seksual
i) Education opportunity: keinginan melihat dan mempelajari sesuatu
yang baru
j) Self fulfillment : keinginan untuk menemukan diri sendiri/ jati diri
k) Wish-fulfillment : keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang
telah lama dicita-citakan.

8.2 Faktor Penarik ( pull factors)


Faktor penarik seseorang melakukan pariwisata, yaitu:
a) Location climate: iklim dan keadaan lokasi
b) National promotion: promosi nasional
c) Retail adversiting: iklan retail
d) Wholesale marketing : pemasaran grosir
e) Special events: acara khusus
f) Incentive schemes: skema intensif
g) Visiting friends: mengunjungi teman
h) Visiting relatives: mengunjungi kerabat/kolega
i) Tourist attractions: tempat wisata
j) Culture : budaya
k) Natural environment and man made environment: lingkungan alam dan
lingkungan buatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai