Anda di halaman 1dari 15

Ringakasan Materi

Pengantar Kepariwisataan

Oleh:

Nama : Ni Kadek Sukareni


Nim : 22176202002
Prodi : Pariwisata Budaya Keagamaan
Mata Kuliah : Pengantar Pariwisata
Dosen Pengampu : I Nyoman Diana,S.Pd.,M.Pd.

Institut Teknologi Dan Pendidikan Markandeya Bali


2023
Bab 1
Sejarah Pariwisata

Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke 17.
Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “The True Quide For Foreigners Travelling
in France to Appreciate its Benevialities, Learn the language and take exercise.” Dalam buku
ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Petit
Tour). (Maurice, 1972) Menurut sejarah Grand Tour di Inggris mendapat arti yang berbeda 5
yaitu dijadikan unsur pendidikan diplomasi dan politik. Pertengahan abad ke-19 Jumlah
orang yang berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan
kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi sesudah Revolusi Industri Keadaan
itu berbuah, tidak hanya golongan elite saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah
juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad Ke-20 terutama setelah perang
dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan
pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket
(Package tour).

Bab 2
Peraturan perundang-undangan Pariwisata

PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR MENGENAI KEPARIWISATAAN


Undang Undang
1. UU No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
2. UU No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman
3. UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
Peraturan Pemerintah
1. PP No. 52 tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang
Pariwisata
2. PP No. 50 Tahun 2011 Tentang Rencana induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional tahun 2010 – 2025
3. PP No. 2 Tahun 2005 Tentang Hak Kekayaan Intelektual

BAB 3 Dasar Parwisata

Dasar - Dasar Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan bersifat dinamis yang melibatkan banyak manusia baik secara
individu maupun kelompok serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Beberapa istilah
kepariwisataan dijabarkan supaya orang menjadi terbiasa. Tujuan perjalanan juga akan
dikupas sehingga perbedaan wisatawan vakansi dan wisatawan bisnis perlu dijelaskan berikut
dengan ciri-ciri yang membedakannya.Masing-masing wisatawan memiliki tujuan dan
kepentingan yang berbeda sehingga penanganan pelayanan serta fasilitas serta sarana
prasarananyapun perlu pendekatan yang khusus.

Sedangkan Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu
ditetapkan dikarenakan sifatnya yang dinamis. Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam
Cooper et.al (1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa
terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama yaitu :

1. Wisatawan (Tourist)

Wisatawan adalah aktor pelaku dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah
pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di
dalam proses menikmati kehidupan dalam perjalanan mereka.
Wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan baik secara individu maupun
kelompok sejauh minimal 80 km dalam waktu lebih dari 24 jam dengan tujuan untuk mencari
kesenangan/rekreasi di objek/ destinasi wisata.

a. Wisatawan Domestik
b. Wisatawan Asing
c. Domestic Foreign Tourist d. Indigenous Tourist
e. Transit Tourist
f. Business Tourist

2. Elemen geografi

Pergerakan wisatawan yang berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.

a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)


Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika melakukan aktivitias keseharian, seperti
bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu sebagai pendorong untuk
memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang
obyek dan days tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju
daerah tujuan.

b. Daerah Transit (DT)


Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan pasti akan
melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali terjadi, perjalanan
wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal inilah yang membuat negara-
negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni
sebagai Daerah Transit dan Daerah Tujuan Wisata.

c. Daerah Tujuan Wisata


Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) nya pariwisata. Di DTW ini
dampak pariwisata sangat dirasakan sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi
manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu keseluruhan
sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW. DTW juga
merupakan raison d’etre atau alasan utama (DTW) yakni perkembangan pariwisata yang
menawarkan hal-hal yang berbeda dengan rutinitas wisatawan.
3. Industri pariwisata

Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang menyediakan
jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha atau bisnis di
dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi tersebut. Sebagai contoh, biro
perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan baik
di daerah asal wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah
tujuan wisata. Pariwisata merupakan gejala dari pergerakan manusia secara temporer dan
spontan di dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Gejala- gejala tersebut
mendorong dan menumbuhkan kegiatan-kegiatan dalam bidang konsumsi dan produksi
barang dan jasa-jasa yang diperlukan oleh wisatawan.

Pengertian lain Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan.
Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka
waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, dan pemerintah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin tersebut diatas yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
pengusaha.

5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
6. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
g. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan /atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.

Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan pariwisata :

1. Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other
purposes.
Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke
dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan wisata ini
berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut
untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.
2. Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment
for less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work
for pay in the place visited. Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang
melakukan perjalanan ke daerah lain di luar dari lingkungan kesehariannya dalam
jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak
untuk mencari nafkah di daerah tersebut.
3. Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or private
accommodation in the place visited.
Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal di
daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi umum ataupun pribadi.
4. Same day visitor – excursionists, visitor who does not spend the night in a collective
or private accommodation in the place visited; Pengunjung harian adalah
ekskursionis, pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi umum atau pribadi di
daerah tujuan.

Definisi-definisi tersebut diatas menjabarkan unsur-unsur penting

yang harus dikelola dan ada dalam kepariwisataan yaitu sebagai berikut :

1. Jenis aktivitas yang dilakukan dan maksud tujuan dari kunjungan


2. Lokasi kegiatan wisata yang dituju.
3. Aksessibilitas yang bisa ditempuh .
4. Rencana lamanya tinggal di daerah tujuan wisata (Length of stay)
5. Sarana prasarana serta fasilitas amenities dan pelayanan yang dapat

dimanfaatkan yang mampu disediakan oleh usaha pariwisata.

Dengan memahami kelima unsur-unsur tersebut pengelola pariwisata harus mampu


menjabarkan maksud dan tujuannya, sehingga mampu melakukan pendekatan dalam aspek
pelayanan yang lebih berkualitas dan memadahi. Wisatawan yang berbeda-beda memiliki
kepentingan yang berbeda pula, apalagi culture /budaya mereka yang berbeda harus dengan
pendekatan (customer culture approach) yang lebih spesifik dalam pemenuhan kepuasan
mereka. Lokasi yang memenuhi persyaratan aksesibilitas kemudahan untuk dijakau
wisatawan beserta sarana prasarana serta fasilitas amenities yang dibutuhkan selama tinggal
serta pelayanan yang berkualitas sangat mendukung terciptanya kepuasan wisatawan yang
akan menciptakan image / citra positif terhadap kelangsungan pengembangan pariwisata
selanjutnya.

Bab 4 Sifat dan Ciri Pariwisata

Sifat Pariwisata
Perpaduan sifat fana ( intangible ) [ sesuatu yang tidak berbentuk da tidak dapat dibawa untuk
dtunjukan ke orang lain dan hanya bisa dinikmati saja contoh: pemandangan 
Lalu  sifat berwujud (tangible ) [ bisa dirasakan ] contoh : bangku, kursi

b.    Sifat tak terpisahkan ( inseperable ) => interaksi antara wisatawan sebagai pengguna jasa dan
tuan rumah sebagai penyedia jasa.  Antara tamu dan pelayan . antara pengunjung dan
pemandu wisata. 
c.    Keatsirian  ( volatility ) => pelayanan yang diberi oleh penyedia jasa dipengaruh banyak
faktor. Seperti ; pribadi, sos-bud, pengetahuan dan pengalaman. Ada faktor eks/in ternal yang
mempengaruhi.

d.    Keragaman =>  setiap wisatawan memiliki perefensi terhadap apa yang diinginkan dan


dibutuhkan. Ia memiliki pengharapan yang bergam sehigga penyedia jasa perlu memahami
latar belakang kebutuhan dan keinginan wisatawan.
e.     Sifat rapuh ( perishable ) -> jasa, sesuatu yang fana tetapi dapat memberikan pengalaman
menyenangkan dan perasaan yang puas. 

f.    Musiman ( seasonality ) => sifat yang unik dari kegiatan manusia yang dinamis. Kondisi ini
menyebabkan pengusaha pariwisata harus terus menerus melakukan inovasi dan
memunculkan ide kreatif.

g.    Tak bertuan ( no ownership) => wisatawan adalah pembeli. Namun tidak bisa memiliki apa
yang telah ia bayar.  Contoh; ia membeli tiket psawat berhak menduduki kursi tetapi tidak
bisa memiliki.

Ciri-ciri Pariwisata
 
 1.     Sarat dimensi manusia, mausia sebagai peran utama pariwisata. Ada yang bertindak sebagai
pencetus ide perjalana, ada yang membeli, ada yang provokator dalam arti + . ada juga yang
menilai. Ilah uniknya wisata.
2.   Pembedaan antara konsumen dan pelanggan, penyedia jasa mengupayakan beragam program
agar tamu mendatang menjadi tamu setia.
3.  Partisipasi aktif konsumen. Keberadaan konsumen PENTING karena tingginya interaksi
pengguna jasa dan penyedia jasa.

Bab 5 Usaha dan Jasa Pariwisata

Usaha jasa pariwisata adalah suatu bisnis yang kegiatan utamanya menjual jasa-jasa
pariwisata kepada para wisatawan baik domestic maupun mancanegara.

    
 Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa Perjalanan) :
Kegiatan Biro Perjalanan lebih luas lagi dibandingkan dengan Biro Perjalanan.
 Pemanduan Wisata : Usaha ini ada yang telah dimasukkan ke dalam kegiatan
Biro Perjalanan. Namun terdapat pula yang berdiri sendiri. Misalnya, di sebuah
objek wisata terdapat para pemandu yang tidak terkait dengan Biro Perjalanan.
Mereka merupakan pemandu resmi yang tergabung dalam suatu perkumpulan
tertentu.
 Pelayanan Informasi Wisata :Pelayanan informasi wisata dapat dilakukan baik
oleh pemerintah maupun pihak swasta. Kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah
maka hal tersebut bukan merupakan usaha komersial, melainkan kegiatan untuk
memberikan kemudahan pelayanan kepada para wisatawan.
 Pelayanan Pertemuan dan Konferensi :Pelayanan dan pertemuan ini lebih
memfokuskan kegiatannya pada penyediaan fasilitas pertemuan, seminar-seminar,
konferensi dan lain-lain daik dari penyelenggaraannya maupun penyediaan tempat
beserta perlengkapannya. Usaha ini juga kadang menyediakan jasa Master of
Ceremony (MC).
 Usaha Transportasi : Usaha transportasi meliputi transportasi darat, laut dan
udara. Perusahaan transportasi udara meliputi maskapai penerbangan, transportasi
darat meliputi pelayanan bus, kereta, perusahaan taksi dan transportasi laut
meliputi pelayanan umum dan pelayanan wisata.

Bab 6 Organisasi Pariwisata

Organisasi pariwisata dapat memiliki beberapa peran baik sebagai lembaga legislasi, eksekusi
maupun yudikasi industri pariwisata. Berikut ini beberapa nama organisasi tingkat nasional,
regional, dan internasional.
Organisasi Kepariwisataan Nasional Indonesia:

1. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)


2. Association of Indonesian Tour and Travel Agency (ASITA)
3. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)
4. Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI)
5. Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta (Gahawistri)
6. Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia (ASPINDO)
7. Himpunan Penulis Pariwisata (HPP)
8. Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI)
9. Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)
10. Hotel Human Resources Managers Association (HHRMA)

Organisasi Kepariwisataan Regional:

1. Pacific Area Travel Association (PATA)


2. European Travel Commission (ETC)
3. Asean Tourism Association (ASEANTA)
4. ASEAN Permanent Committee on Tourism (ASEAN PCT)
5. ASEAN Hotel and Restaurant Association (AHRA)
6. Indonesia Malaysia and Thailand Growth Triangle (IMT-GT)
7. Brunei Indonesia Malaysia and the Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-
EAGE)

7.Dokumen Perjalanan

Dilihat dari ruang lingkup, perjalanan dibedakan menjadi dua macam, yatu perjalanan dalam
negeri dan perjalanan luar negeri. Perjalanan dalam negeri adalah perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang ataupun sekelompok orang terbatas di dalam negeri sendiri (domestic trip),
sedangkan perjalanan luar negeri merupakan perjalanan individual atau grup keluar dari
wilayah negaranya (international trip).

Perjalanan domestic di Indonesia misalnya, seseorang dapat dengan bebas masuk dan
berkunjung ke semua wilayah/daerah, dengan hanya berbekal Kartu Tanda Penduduk (KTP)
yang masih berlaku. Berbeda dengan perjalanan ke luar negeri (internasional) dokumen atau
formalitas perjalanan yang diperlukan pada saat orang akan dan sedang melakkan perjlanana
internasional antara lain : passport, visa, fiscal, exit permit, health certificate, serta dokumen
lain untuk perjalanan khusus. Berikut adalah uraian dokumen internasional:

1. Pasport
2. Visa
3. Fiskal
4. Exit Permit
Bab 8 Sapta Pesona
Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat
wisatawan berkunjung kesuatu daerah atau wilayah di negara kita. Kita harus menciptakan
suasana indah mempesona dimana saja dan kapan saja. Khususnya ditempat-tempat yang
banyak dikunjungi wisatawan dan pada waktu melayani wisatawan. Dengan kondisi dan
suasanan yang menarik dan nyaman, wisatawan akan betah tinggal lebih lama, merasa puas
atas kunjungannya dan memberikan kenangan yang indah dalam hidupnya. Sapta Pesona
terdiri dari tujuh unsur yaitu :

1. Aman
2. Tertib
3. Bersih
4. Sejuk
5. Indah
6. Ramah tamah
7. Kenangan

Bab 9 Motivasi Perjalanan Pariwisata

Motivasi wisatawan adalah faktor pendorong dari dalam diri yang memotivasi seseorang


untuk melakukan perjalanan wisata, karena adanya keinginan serta adanya daya tarik yang
ditawarkan oleh objek wisata yang akan dikunjungi,beberapa factor yang mempengaruhi
Perjalnan pariwisata yaitu:

1. Faktor internal 
Motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau keinginan manusia itu sendiri, sesuai
dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan tersebut dimulai dari kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise dan kebutuhan akan
aktualisasi diri.

2. faktor eksternal
Motivasi terbentuk karena adanya , pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi kerja yang
terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi
wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin berfungsi untuk melepaskan diri
sejenak dari kegiatan rutinuntuk mengembalikan harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata
dapat dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.

Bab 10 Perkembangan Perhotelan

Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya jika  pada tahun 1960 di Indonesia terdapat sebuah
hotel yang bernama Des Indes. Hotel ini diambil alih oleh pemerintahan Indonesia dan
kemudian mengalami perubahan nama menjadi Hotel Duta Indonesia. Bahkan, pada tahun
1971 hotel ini dibongkar habis dan dijadikan sebagai pertokoan Duta Merlin. Begitu tidak
semua hotel yang di bangun pada masa Belanda tidak dirubah. Nah, menurut sejarah berikut
ini ada beberapa daftar perkembangan industri perhotelan di Indonesia mulai masa kolonial
Belanda:

 Hotel Des Indes, Hotel Rijswink, Hotel Der Nederlanden dan Hotel Royal yang
terdapat di Jakarta.
 Hotel Orange dan Hotel Sarkies yang terdapat di Surabaya.
 Hotel Du Pavilion yang terdapat di Semarang
 Palace Hotel yang terdapat di Malang.
 Grand Hotel di Yogyakarta yang sekarang mengalami perubahan nama menjadi Hotel
Garuda.
 Hotel Preanger, Hotel Savoy Homan dan hotel Pension Van Hanget yang berubah
nama menjadi Panghegar yang berada di Bandung.
 Hotel Salak yang berada di Bogor.
 Hotel Astoria dan Hotel de Boer yang berada di Medan.
 Hotel Orange dan Grand Hotel yang berada di Makassar.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan jika sejarah perkembangan industri perhotelan di


Indonesia cukup pesat seiring berjalannya waktu. Yang mana perkembangan perhotelan ini
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti halnya perkembangan pariwisata yang semakin
berkembang pesat.

Bab 11 Etika Komunikasi di Perhotelan


Etika Komunikasi Perhotelan adalah tatanan atau tingkah laku oleh petugas wisatawan agar
dapat berhubungan dengan tamu dengan secara,sopan,baik dan efektif .
Etika komunikasi perhotelan ialah SERVICE
S = Smile to everyone(berikan senyuman kepada semua orang)
E = Exellent in everything we do ( kerjakan semuanya semaksimal mungkin dan
memuaskan)
R = Reaching out to every guest with hospitality ( jangkau dan dekati tamu dengan ramah)
V = Viewing every guest as special( memandang dengan rasa yang penuh perhatian)
I = Inviting guest to return ( melakukan segala sesuatu terhadap tamu yang akan membuat
mereka datang kembali )
C = Creating a warm asmophere ( selalu menciptakan suasana akrab terhadap tamu)
E = Eye contact that shows we care ( mata sesekali harus kontak dengan dengan pandangan
tamu sehingga tamu dapat memanggil kita bila memerlukan sesuatu)
Bab 12 Dampak Industri Pariwisata

pariwisata merupakan gabungan gejala atau hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,
bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani
wisatawan serta penunjang lainnya

Dampak Positif Pariwisata


1. Dampak ekonomi
Memberikan multiplier effect dan pendapatan bagi suatu negara atau daerah yang
mengembangkan pariwisata sebagai industri.
2. Dampak sosial ekonomi
Meningkatkan interaksi sosial, mobilitas sosial ke tempat yang kegiatan pariwisatanya tinggi,
meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap bidang-bidang lain seperti transportasi,
akomodasi, bahasa, etnik dan gaya hidup.
3. Dampak lingkungan
Dapat menimbulkan rasa peduli terhadap lingkungan pada masyarakat sekitar objek wisata
seperti penataan taman yang terawat, melindungi punahnya tanaman langka sebagai ciri khas
daerah karena dapat dijadikan sebagai objek wisata.

Dampak Negatif Pariwisata

1. Dampak ekonomi
Tidak stabilnya ekonomi suatu negara atau daerah yang menjadikan industri pariwisata
sebagai sektor unggulan dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena sektor ini
mudah dipengaruhi oleh ekonomi dan keamanan global. Selain itu juga terjadinya kebocoran
yang dipengaruhi oleh letak geografis, struktur perekonomian dn ukuran negara.
2. Dampak sosial budaya
Terjadinya kesenjangan sosial antara wisatawan dengan penduduk lokal, attitude dari
wisatawan yang ditiru masyarakat sehingga dapat merubah nilai-nilai sosial yang ada di
masyarakat mengakibatkan hilangnya identitas seni akibat mengikuti permintaan pasar.
3. Dampak lingkungan
Terjadinya pencemaran udara, tanah, air dan kemacetan lalu lintas serta terjadinya alih fungsi
lahan terutama pertanian akibat adanya pembangunan sarana dan prasarana pariwisata yang
tidak pada tempatnya

Anda mungkin juga menyukai