a. Waktu Luang
Waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan
waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan
secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup yang efektif. Waktu luang dapat
diisi dengan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti
keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah
pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif.
Stockdale (1985) mengidentifikasi tiga cara utama menggunakan konsep waktu luang:
1. Sebagai periode waktu, aktivitas atau keadaan pikiran di mana pilihan adalah fitur
dominan; dalam pengertian ini waktu luang adalah suatu bentuk
2. Pandangan obyektif di mana waktu luang dianggap sebagai kebalikan dari pekerjaan dan
didefinisikan sebagai tidak bekerja atau sisa waktu
3. pandangan subjektif yang menekankan kenyamanan sebagai konsep kualitatif di mana
kegiatan rekreasi mengambil makna hanya dalam konteks persepsi individu dan sistem
kepercayaan dan karenanya dapat terjadi kapan saja di lingkungan apa pun.
Karakteristik waktu luang (Swarbrooke, Beard, Leckie & Pomfret: 2003):
1. Memberikan kesempatan untuk kesenangan, ekspresi diri dan kepuasan, yang
membuatnya memotivasi secara intrinsik
2. Terjadi dalam waktu yang disisihkan dari kewajiban seperti pekerjaan dan perawatan
keluarga
3. Dianggap dipilih secara bebas dan dilakukan oleh peserta.
b. Rekreasi
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali rohani dan
jasmani seseorang. Rekreasi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang selain
pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk melakukan rekreasi adalah pariwisata,
oiahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
Banyak ahli memberikan pandangan bahwa aktvitas rekreasi adalah kegiatan untuk
mengisi waktu senggang. Namun, kegiatan rekreasi dapat pula memenuhi salah satu
pengertian “penggunaan berharga dari waktu luang”.
Dalam pengertian rekreasi ini, kegiatan dipilih oleh seseorang sebagai fungsi
memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga rekreasi tidak berarti hanya
membuang-buang waktu atau membunuh waktu.
c. Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-kali atau
berkeliling-keliling, baik secara terencana maupun tidak terencana yang dapat
menghasilkan pengalaman total bagi pelakunya. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa
kegiatan wisata merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena kegiatan pariwisata
merupakan kegiatan jamak dari kegiatan wisata itu sendiri.
"Kegiatan orang yang bepergian ke dan tinggal di tempat-tempat di luar
lingkungan mereka yang sehari-hari selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut
untuk liburan, bisnis, dan keperluan lainnya" (WTO, 1994; lihat Pigram, 1996: 227)
d. Hubungan antara Waktu Luang, Rekreasi, dan Pariwisata
(Stebbins 1979) Pekerjaan dibedakan dari waktu luang dengan adanya dua bidang utama
yang tumpang tindih:
1. Perjalanan bisnis, yang dipandang sebagai bentuk pariwisata yang berorientasi
pada pekerjaan untuk membedakannya dari perjalanan berbasis waktu luang;
2. Waktu luang yang serius, yang merujuk pada gangguan antara waktu luang dan
pekerjaan dan pengembangan jalur karier dimana waktu luang sehubungan
dengan hobi dan minat mereka
Elemen inti yang membedakan aktivitas pariwisata meliputi (William & Lew; 2015):
1. Pariwisata melibatkan perjalanan dengan relokasi orang untuk sementara waktu;
2. Motivasi untuk pariwisata dapat berasal dari satu atau lebih sumber, termasuk
kesenangan, bisnis, pendidikan, hubungan sosial, kesehatan dan agama; dan
3. Pariwisata memerlukan infrastruktur pendukung yang dapat diakses seperti
transportasi, akomodasi, sistem pemasaran, hiburan dan atraksi yang bersama -
sama membentuk dasar bagi industri pariwisata.
e. Motivasi Turis
Pola spasial pergerakan wisatawan dan konsentrasi wisatawan di tujuan yang
lebih disukai bukanlah proses yang disengaja tetapi dibentuk oleh motivasi individu atau
kolektif dan harapan bahwa dengan melakukan perjalanan ke tempat-tempat tertentu,
motivasi tersebut dapat diwujudkan.
Unsur-unsur lain, seperti penyediaan fasilitas wisata dan pemasaran tempat-
tempat sebagai tujuan wisata, juga terkait erat dengan motivasi, menarik minat wisatawan
sambil juga mempengaruhi ke mana mereka pergi dan apa yang mereka alami
k. Bentuk Pariwisata
Komponen geografis pariwisata, bersekutu dengan gagasan skala dan arus wisata, bergabung untuk
menciptakan berbagai macam bentuk pariwisata yang dapat dikategorikan menurut:
Jenis Destinasi;
Karakteristik Sistem Pariwisata;
Pasar Pariwisata; dan
Jarak yang ditempuh.
l. Jenis Destinasi
Internasional
Mereka yang bepergian di dalam negara mereka sendiri
Domestik
Mereka yang bepergian ke negara lain selain dari tempat mereka biasanya tinggal Negara-negara
yang lebih besar lebih cenderung memiliki berbagai tempat wisata dan resor, dan cukup
sederhana, semakin jauh jarak fisik yang terlibat dalam perjalanan dapat menghalangi pariwisata
internasional.
Turisme pemuda (Youth Tourism), produk yang ditujukan khusus untuk kelompok usia 15 - 25;
atau
Pariwisata 'Abu-abu’ (Grey) atau 'usia ketiga’ (Third Age), produk yang ditujukan khusus untuk
orang tua atau pensiunan
Jenis pengaturan perjalanan yang dibeli, seperti:
Tur inklusif (Inclusive Tour) di mana dua atau lebih komponen perjalanan dibeli bersamaan
dalam satu kali pembayaran;
Pengaturan perjalanan mandiri (Indpendent Travel) di mana wisatawan membeli berbagai elemen
perjalanan secara terpisah; dan
Perjalanan yang dibuat khusus (Tailor-made Travel), yang merupakan kombinasi dari keduanya
dan semakin umum karena penggunaan Internet untuk pembelian perjalanan.