Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari dua suku kata Bahasa Sansekerta,

yaitu “Pari” yang berarti banyak atau berkali-kali dan “wisata”

yang berarti perjalanan atau berpegian. Jadi, pariwisata diartikan

sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali. (Yoeti dalam

Suwena, 12:2010).

E. Guyer Freuler merumuskan pengertian pariwisata

dengan memberikan batasan sebagai berikut : Pariwisata dalam arti

modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang

didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,

penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan

alam dan pula khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan

berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari

perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta

penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan (Yoeti, 1987:15).

Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh

Hunzieker dan Krapt pada tahun 1942 memberikan batasan sebagai

berikut : Tourism in the relationship and phenomena arsing from

the travel and stay of strangers (ortsfremde). Provide the stay does

not imply the establismentof a permanent resident. Atau

1
Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan

oleh perjalanan orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal

sementara asalkan pendiaman ini tidak tinggal sementara tidak

tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas

yang bersifat sementara itu. Dari beberapa batasan yang disebutkan

di atas tampak bahwa pada prinsipnya kepariwisataan dapat

mencakup semua perjalanan asal saja perjalanan tersebut dengan

maksud rekreasi. Satu hal yang menonjol dari batasan-batasan

yang dikemukakan diatas adalah bahwa pada pokoknya ciri dari

perjalanan wisata adalah sama atau dapat disamakan walau cara

mengemukakan berbeda, yaitu dalam pengertian kepariwisataan

terdapat beberapa faktor penting antara lain :

a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

b. Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ketempat lainnya.

c. Perjalanan itu walau apapun bentuknya, harus selalu

dikaitkan dengan rekreasi.

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut, tidak mencari

nafkah ditempat yang dikunjunginya, dan semata-mata

hanya sebagai konsumen di tempat tersebut.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas maka dapat di

ambil kesimpulan bahwa definisi pariwisata adalah sebagai berikut :

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu

yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

2
maksud untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjunginya tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan

tersebut guna rekreasi atau untuk memenuhi yang keinginan yang

beraneka ragam. Sesuai dengan pengertian pariwisata diatas, maka

munculah apa yang di namakan wisatawan. Ada beberapa pengertian

wisatawan. Menurut WTO (World Tourist Organization) dalam

rumusan hasil sidang umum IX WTO di Buenos Aires Argentina,

wisatawan (tourist) adalah seorang pengunjung untuk sekurangnya

satu malam tapi tidak lebih dari satu tahun dan yang dimaksud utama

kunjungannya adalah tidak lain dari melaksanakan suatu kegiatan

yang mendapatkan penghasilan dari Negara yang dikunjungi.

(Karyono, 1997 : 21).

2.1.2 Bentuk dan Jenis Pariwisata

Dijaman yang serba modern segala sesuatu berkembang

dengan sangat cepat dan pesat. Perkembangan itu terjadi di semua

sektor kehidupan, mulai sektor ekonomi, politik dan sosial budaya.

Hal itu ditandai dengan semakin pesatnya arus informasi,

perkembangan teknologi, komunikasi, ilmu pengetahuan, seni dan

sistem transportasi. Dengan kemajuan tersebut menyebabkan

seseorang bergerak untuk melakukan perjalanan wisata keluar batas

wilayah Negara sesuai keinginan. Selain karena adanya kemajuan

tersebut alasan lain yang mendasar seseorang untuk melakukan

perjalanan wisata adalah kebutuhan untuk berkomunikasi dengan

3
orang lain. Mengetahui informasi secara global dari suatu Negara

tujuan wisata, disamping untuk berekreasi mereka mempunyai

motivasi yang beragam seperti untuk olahraga, pendidikan dan

kebudayaan. Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa jenis

dan bentuk perjalanan yang dilakukan wisatawan berbeda-beda

motif dan tujuannya. Ada yang hanya sekedar rekreasi namun ada

pula perjalanan wisata yang dilakukan dengan tujuan lain. Adapun

bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi sebagai berikut (Pendit,

1990 : 31).

1. Menurut asal wisatawan

Menurut asal wisatawan ada yang disebut pariwisata

domestik dan ada pariwisata internasional. Disebut

pariwisata domestik apabila wisatawan itu berasal dari

dalam negeri untuk mengunjungi yang ada di dalam

negaranya sendiri. Sedangkan yang dimaksud pariwisata

internasional apabila wisatawan itu datang dari dan luar

negeri.

2. Menurut jangka waktu

Ada pariwisata jangka pendek, apabila wisatawan yang

berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata hanya beberapa

hari saja. Selain itu ada pariwisata jangka panjang, apabila

wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata

waktunya sampai berbulan-bulan.

4
3. Menurut alat angkut yang digunakan

Menurut alat angkut yang dipergunakan ada pariwisata

udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata

mobil.

4. Menurut jumlah wisatawan

Menurut jumlah wisatawan yang ada disebut pariwisata

tunggal, apabila wisatawan yang bepergian hanya

seseorang atau satu keluarga. Tetapi apabila wisatawan

yang bepergian satu kelompok atau rombongan maka

disebut pariwisata rombongan.

2.2 Destinasi Pariwisata

2.2.1 Pengertian Destinasi Pariwisata

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Destinasi

Pariwisata merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu

atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya

tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan. Pengertian destinasi pariwisata menurut para ahli

yaitu:

a. Menurut (Kusudianto, 1996 : 49)

Destinasi pariwisata dapat digolongkan/dikelompokkan

berdasarkan ciri-ciri destinasi tersebut, yaitu sebagai

berikut : 1) Destinasi Sumber Daya Alam, seperti iklim,

5
pantai, hutan. 2) Destinasi Sumber Daya Budaya, seperti

tempat bersejarah, museum, teater, dan masyarakat lokal. 3)

Fasilitas Rekreasi, seperti taman hiburan. 4) Event seperti

Kesenian Bali, Pesta Danau Toba, pasar malam. 5)

Aktivitas Spesifik, seperti Kasino di Genting Highland

Malaysia, Wisata Belanja di Hong Kong. 6) Daya Tarik

Psikologis, seperti petualangan, perjalanan romantis,

keterpencilan.

b. Ricardson dan Fluker (2004 : 48)

“a significant place visited on a trip, with some form of

actual or perceived boundary. The basic geographic unit

for the production of tourism statistic”.

c. Pitana & Diarta (2009)

Suatu tempat yang dikunjungi dengan periode waktu yang

cukup signifikan selama masa perjalanan seseorang jika

dibandingkan dengan tempat lainnya yang dilalui selama

perjalanan.

2.3 Daya Tarik Wisata

2.3.1 Pengertian Daya Tarik Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10

tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu

yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

6
yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Ada beberapa

pengertian Daya Tarik Wisata menurut para ahli yaitu :

a. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” (1985)

Menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist

attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu

segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk

mengunjungi suatu daerah tertentu.

b. Pendit dalam bukunya “Ilmu Pariwisata” (1994)

Mendefinisikan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu

yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Daya tarik wisata adalah segala sesuatu

yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi,

yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah

tertentu.

2.3.2 Jenis-jenis daya tarik wisata

1. Daya Tarik Wisata Alam

Pariwisata alam merupakan segala sesuatu kegiatan wisata

yang berhubungan dengan wisata alam, berupa alam yang

terbentuk karena hasil cipta Tuhan, seperti gunung, pantai,

air. Tata lingkungan yang alami, seperti danau, dan tata

lingkungan hasil tata lingkungan hasil manusia, seperti

perkebunan, dan peternakan. Yang ditawarkan: iklim,

7
pemandangan alam, flora dan fauna, dan gejala alam,

(stalakmit, stalaktit, air terjun, air panas)

2. Daya Tarik Wisata Budaya

Merupakan jenis wisata yang berdasar pada mozaik tempat,

tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan pengalaman

memotret suatu bangsa atau suku bangsa dengan

masyarakat yang mereflesikan keanekaragaman dan

identitas dari masyarakat atau bangsa yang bersangkutan.

3. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Adalah pariwisata yang menawarkan kegiatan yang tidak

biasa dilakukan oleh wisatawan pada umumnya atau wisata

dengan keahlian khusus atau ketertarikan khusus.

2.4 Konsep Strategi Pengembangan

2.5.2 Pengertian Strategi

Kata “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa

Yunani, strategos. Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan

kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara efektif

yang terbaik, menurut Mulyana (2007 : 21).

2.5.3 Pengertian Pengembangan

Menurut Lanya (1995), definisi mengenai pengembangan

yaitu, “pengembangan adalah memajukan dan memperbaiki atau

meningkatkan sesuatu yang telah ada”. Suwantoro (1997),

8
menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan

produk yang pelayanan berkualitas, seimbang dan bertahan.

2.5.4 Strategi Pengembangan Pariwisata

Menurut Swarbrooke (1996;99), pengembangan pariwisata

merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkam keterpaduan

dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata

mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang

berkaitan secara langsung maupun tidak lansgsung akan

kelangsungan pengembangan pariwisata. Menurut Joyosuharto

(1995:46), pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi, yaitu:

1. menggalakkan ekonomi,

2. memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan

mutu lingkungan hidup,

3. memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa.

Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut maka diperlukan

pengembangan objek wisata dan daya tarik wisata, meningkatkan

dan mengembangankan promosi dan pemasaran, serta

meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan

2.5 Desa Wisata

2.6.1 Pengertian Desa Wisata

Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi,

akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu

struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan

9
tradisi yang berlaku (Nuryati, 1993). Desa Wisata (rural tourism)

merupakan pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman

pendesaan, atraksi alam, tradisi, unsur-unsur yang unik yang secara

keseluruhan dapat menarik wisatawan (Joshi, 2012).

Desa wisata dilihat sebagai bentuk industri pariwisata yang berupa

kegiatan mengaktualisasikan perjalanan wisata identik meliputi

sejumlah kegiatan yang bersifat menghimbau, merayu, mendorong

wisatawan sebagai konsumen agar menggunakan produk dari desa

wisata tersebut atau mengadakan perjalanan wisata ke desa wisata

tersebut atau disebut pemasaran desa wisata.

Komponen produk pariwisata itu sendiri terdiri atas

angkutan wisata, atraksi wisata, dan akomodasi pariwisata

(Soekadijo, 2000). Kehidupan desa sebagai tujuan wisata adalah

desa sebagai obyek sekaligus juga sebagai subyek dari

kepariwisataan. Sebagai suatu obyek maksudnya adalah bahwa

kehidupam perdesaan merupakan tujuan bagi kegiatan wisata,

sedangkan sebagai subyek adalah bahwa desa dengan segala

aktivitas sosial budayanya merupakan penyelenggara sendiri dari

berbagai aktifitas kepariwisataan, dan apa yang dihasilkan oleh

kegiatan tersebut akan dinikmati oleh masyarakatnya secara

langsung. Peran aktif dari masyarakat sangat menentukan dalam

kelangsungan kegiatan pariwisata perdesaan (Soebagyo, 1991

dalam Hadiwijoyo 2012).

10
2.6.2 Kriteria Desa Wisata

Suatu desa akan menjadi desa wisata, diperlukan kriteria

tertentu, yaitu :

1. Atraksi wisata, yaitu semua yang mencakup alam, budaya

dan hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang

paling menarik dan atraktif di desa.

2. Jarak tempuh, yaitu jarak tempuh dari kawasan wisata

terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh

dari ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.

3. Besaran Desa, menyangkut masalah-masalah jumlah

rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah

desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung

kepariwisataan pada suatu desa.

4. Sistem kepercayaan dan kemasyarakatan, merupakan aspek

penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada

komunitas sebuah desa. Perlu dipertimbangkan adalah

agama yang menjadi mayoritas dan sistem kemasyarakatan

yang ada.

5. Ketersediaan Infrastruktur, meliputi fasilitas dan pelayanan

transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, jaringan

telepon dan sebagainya.

11
Masing-masing kriteria digunakan untuk melihat

karakteristik utama suatu desa untuk kemudian menentukan apakah

suatu desa akan menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe

one day trip atau tipe tinggal inap.

2.7.1 Analisis SWOT

2.7.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-

upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang menentukan kinerja perusahaan (Richard L. Daft

2010 :253).

Rangkuti (2004:18) menjelaskan bahwa Analisis SWOT

adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan

peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal

kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

Unsur-unsur SWOT

12
Kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),

ancaman (threats).

Faktor eksternal dan internal. Menurut (Fahmi, 2013:260) untuk

menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat

faktor eksternal dan intetrnal sebagai bagian penting dalam analisis

SWOT, yaitu:

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya

opportunities and threaths (O dan T). Dimana faktor ini

menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar

perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan

keputusan perusahan. Faktor ini mencakup lingkungan

industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik,

hukum, teknologi, kependudukan , dan sosial budaya.

2. Faktor internal

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenght

and weakness (S dan W). Dimana faktor ini

menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan,

yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya

pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor

internal meliputi semua macam manajemen fungsional:

pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia,

13
penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen

dan budaya perusahan (corporate culture)

2.7.1 Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi

organisasi atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas

peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi/perusahaan

sehingga dapat sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

organisasi/perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat

kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O,

strategi S-T dan strategi W-T. Seperti pada tabel 2.1

14
Tabel 2.1

Matriks SWOT

IFAS Strengths (S) Weakness (W)

EFAS

Opportunities (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Strategi yang Strategi yang

menggunakan keuatan meminimalkan

untuk memanfaatkan kelemahan untuk

peluang memanfaatkan peluang

Threats (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Strategi yang Strategi yang

menggunakan kekuatan meminimalkan

untuk mengatasi kelemahan dan

ancaman menghindari ancaman

Sumber : Freddy Rangkuti dalam Fahmi 2013

Berikut adalah keterangan dari matrik SWOT diatas :

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahan, yaitu

dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

15
3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

16

Anda mungkin juga menyukai