AKUNTANSI HOTEL
BISNIS PARIWISATA
Dosen Pengampu : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.
Oleh :
Kelompok 2
PROGRAM STUDI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2022
2.1 PENGERTIAN PARIWISATA DAN WISATAWAN
2.1.1 Pariwisata
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perncanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau
rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut Gamal (2002),
pariwisata didefiniskan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian sementara dari
seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan apriwisata sebagai suatu
transformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangkapendek ketujuan-
tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-
kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Menurut WTO (1999), yang di maksud dengan pariwisata adalah kegiatan
manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan diluar
lingkungan kesehariannya. Sedangkan menurut Undang – Undang RI nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengemangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
2.1.2 Wisatawan
Menurut Suryadana (2013) seseorang bisa dikatakan wisatawan, jika dia
melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan
berlibur, berbisnis, berolahraga, berobat dan bahkan menuntut ilmu. Berbanding
lurus dengan pernyataan sebelumnya, Yoeti (2006) mendefinisikan wisatawan
sebagai siapapun yang melakukan perjalanan ke destinasi yang bukan merupakan
tempat tinggalnya untuk sementara waktu dengan alasan apapun tanpa memiliki
jabatan atau pekerjaan di tempat yang ia kunjungi.
Syam (2010) mengklasifikasikan jenis-jenis wisatawan dari ruang lingkup
dimana perjalanan wisata dilakukan, sebagai foreign tourist, foreign domestic
tourist, dan domestic tourist. Foreign tourist diartikan sebagai orang asing yang
melakukan perjalanan wisata di negara bukan tempat tinggal maupun asalnya.
Sedangkan foreign domestic tourist didefinisikan sebagai orang asing yang
tinggal di suatu negara yang bukan tempat asalnya, dan melakukan perjalanan
wisata di daerah tempat dia tinggal. Domestic tourist dijelaskan sebagai seseorang
yang melakukan perjalanan wisata hanya dalam batas wilayah negaranya sendiri.
Buku Akuntansi Perhotelan oleh Dodik Ariyanto, M.M Ratna Sari, A.A.G.P Widanaputra
”Pendekatan Sistem Informasi Bebasis USALI”.
Kotler, Phillip., Haider, Donald H and Rein, Irving. 1993. Marketing Place, New York: Free
Press.
Buku Panduan riset Pariwisata oleh I Nyoman Sudiarta, I Wayan Suardana. “Usaha Pemasaran
Pariwisata (Model Destinasi Pariwisata)” Universitas Udayana.
https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-pariwisata/
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/584/jbptunikompp-gdl-herdiansya-29154-8-unikom_h-i.pdf
http://repository.stp-bandung.ac.id/bitstream/handle/123456789/1264/BAB%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
SOAL DAN JAWABAN
9. Berikan contoh konkrit untuk setiap manfaat yang diperoleh, terkait pertanyaan 7.
Jawab : Contoh konkrit terkait pertanyaan nomor 7, yaitu :
a. Kondisi lingkungan. Contohnya : adanya kondisi lingkungan sekitar yang kurang
baik / rusak, lingkungan tempat tinggal yang bising dan kotor, ataupun
pemandangan yang membosankan membuat para wisatawan yang datang dari luar
pulau maupun luar negeri merasa perjalanannya kurang memuaskan dan pastinya
timbul pandangan terhadap nilai dari kegiatan berwisata.
b. Kondisi sosial budaya. Contohnya : kurangnya fasilitas untuk rekreasi, kegiatan
yang rutin dalam masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan
sosial antar anggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk
pergi ke tempat-tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan. Dari
adanya hal-hal seperti itu memunculkan keinginan seseorang untuk mencari
tempat liburan yang membuat pikiran lebih segar / tempat liburan untuk me-
refreshing agar menciptakan suasana dan sensasi baru dan juga menetralisir rasa
bosan tersebut.
c. Kondisi ekonomi. Contoh : dari adanya konsumsi yang tinggi dari masyarakat,
biaya hidup sehari-hari, tingkat daya beli yang tinggi, banyaknya waktu luang
serta relatif rendahnya ongkos angkutan. Beberapa hal-hal tersebut merupakan
salah satu alasan mengapa seseorang melakukan perjalanan wisata dan hal-hal
tersebut menjadi faktor yang harus dipertimbangankan sebelum melakukan
perjalanan wisata.
d. Pengaruh kegiatan pariwisata. Contoh : peningkatan publikasi dan penyebaran
informasi serta timbulnya pandangan tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata
terhadap fungsi sosial masyarakat dapat mendorong kegiatan wisata. Maka para
wisatawan yang datang untuk berwisata sebelumnya pastinya sudah memiliki
ekspetasi terhadap tempat wisata yang menjadi tujuannya.
11. Berikan contoh konkrit berdasarkan kondisi lingkungan yang ada disekitar
saudara untuk dampak negatif yang diperoleh, terkait pertanyaan 10.
Jawab : Pariwisata biasanya dianggap sebagai anugerah bagi perekonomian suatu
daerah. Pariwisata membawa kemakmuran ke wilayah tersebut dan menyediakan
lapangan kerja bagi penduduk setempat di wilayah tersebut. Namun, pengembangan
pariwisata juga tidak terhindar dari efek negatif yang dapat ditimbulkan. Terlebih disaat
pandemi seperti ini. Pengembangan pariwisata dapat memicu kerumunan dan kualitas
lingkungan yang memerlukan penanganan ekstra karena dengan meningkatnya
pengunjung, maka tingkat kebersihan juga akan berkurang jika tidak ditangani dengan
baik. Salah satu contohnya adalah pada Pulau Bali tersendiri, terdapat beberapa destinasi
wisata yang dilakukan pengembangan namun jarang diurus sehingga berakibat
banyaknya kuman dan tempatpun menjadi kurang higenis.
12. Kunjungi web-web yang memasarkan daerah tujuan wisata, pemasaran obyek
wisata dan sarana akomodasi. Menurut anda, bagaimana tingkat kesuksesan dari
promosi yang menggunakan media internet tersebut dibanding dengan
menggunakan sarana manual (brosur,pamlet, dan poster)?
Jawab : Meminimalisir anggaran biaya dalam promosi dapat digapai dengan
memanfaatkan pemasaran pariwisata menggunakan media internet. Dibanding
menggunakan media cetak, tentu travel guide berbasis IT lebih menghemat biaya
produksi. Tidak perlu biaya print atau biaya cetak, pengembangan aplikasi dapat
menekan biaya hingga 70% persen lebih terjangkau. Aplikasi travel berbasis mobile tentu
saja akan selalu diupdate dalam hal informasi dan data terkait wisata yang ditampilkan.
Misalnya dengan adanya penambahan informasi wisata-wisata baru. Terlebih, saat ini
pemasaran pariwisata berbasis IT pun sudah bisa diakses melalui gudget apa saja
termasuk laptop, smartphone, tablet dan bisa diakses melalui website maupun
pengunduhan aplikasi melalui playstore maupun ios. Jadi, sudah terlihat jelas bahwa
promosi melalui media internet di era sekarang jauh lebih efisien dibandingkan
menggunakan sarana manual. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa promosi yang
dilakukan secara offline dan online dengan seimbang akan membuahkan hasil yang lebih
memuaskan.